05. Permintaan Divya

Divya berdiri di pintu gerbang menunggu seseorang. Ditangan kanannya terdapat coklat yang bungkus dengan pita.

Ia terus melihat orang-orang  masuk ke sekolah. Jangan sampai ia lengah.

Beberapa menit kemudian, seseorang itu pun datang. Nampak seorang gadis cantik dengan tas dipundak kanan memasuki gerbang.

Divya dengan cepat menghampirinya.

"Kamelia tunggu!" seru Divya. Kamelia pun menghentikan langkahnya berbalik  menghadap Divya.

"Apa?" tanyanya to the point.

"Ini buat kamu," ucapnya sambil memberikan coklat itu pada Kamelia.

"Coklat? Untuk?" ujar Kamelia bingung.

"Ehm, ucapan terima kasih aku karena kamu udah nolong aku kemarin, diterima ya!"

Kamelia pun menerima coklat yang diberikan Divya kepadanya, "Thanks."

"Ehm, aku punya satu permintaan sama kamu?" ucap Divya.

Kamelia menatap tajam Divya membuat dia merasa gugup.

"Ehm, aku mau beru--bah. Kamu mau ng--gak ban--tu aku," ucapnya gugup.

Divya bingung melihat Kamelia yang tidak merespon dan hanya menatap dirinya.

"Aku mau jadi gadis yang berani kayak kamu. Aku juga mau jadi gadis kuat yang nggak mudah ditindas sama orang. Aku mohon sama kamu buat bantu aku," mohon Divya dengan menundukkan kepalanya.

"Nggak, gue nggak bisa," jawab Kamelia. Lalu ia pergi menuju kelasnya.

Divya yang mendengar jawaban Kamelia langsung mengangkat kepalanya. Di lihatnya Kamelia yang mulai menjauh menuju kelasnya berada.

"Huft, kamu nggak boleh nyerah, Vya"katanya menyemangati diri sendiri.

"Istirahat nanti aku harus bisa bujuk dia."

"Semangat Divya!" Kemudian, ia melangkah ke kelasnya, yakni XI IPA 1.

🍂🍂🍂

Kini, Kamelia dan trio kampret sedang menikmati makan siang di kantin. Ketika mereka tengah asyik menikmati makanannya.

Tiba-tiba seorang gadis berkacamata datang menghampiri meja mereka. Gadis itu adalah Divya Hameeza.

Dia berdiri disamping Kamelia yang tengah makan baksonya.

"Kamelia, aku mohon kamu terima permintaan aku, ya" ucapnya ketika sampai di meja mereka berempat.

"Kalo kamu terima aku bakalan nurutin permintaan kamu, gimana?"

"Please, mau ya?"

Namun, Kamelia tidak menanggapinya sama sekali. Dia terus menikmati makanan dihadapannya.

Sedangkan, trio kampret memandang heran gadis berkacamata itu. Nih orang ngapain coba? Pikir mereka bertiga.

"Eh, cupu! Lo ngapain  disini? Ngomong nggak jelas lagi, permintaan apa coba? Nggak ngerti kita," ucap Bima.

Tetapi Divya tidak mendengarkannya dan fokus membujuk Kamelia.

"Lah, gue dikacangin" kata Bima sewot.

"Hahaha, rasain lo! Emang enak dikacangin," ledek Dika.

"Please, kamu terima permintaan aku!"

"Aku janji bakal nurut sama kamu."

Tak lama bel berbunyi, tanda jam istirahat berakhir. Kamelia beranjak dari kursinya diikuti Ray beserta dua curut.

Dia melangkah meninggalkan kantin tanpa peduli dengan Divya yang terus membujuknya.

Divya tidak menyerah. Dia mengikuti Kamelia yang pergi untuk kembali ke kelasnya.

Sepanjang perjalanan menuju kelas Divya terus membujuk dan memohon kepada Kamelia agar menerima permintaanya.

Sesampainya di kelas, Divya masih berjuang membujuk Kamelia. Sedangkan Ray yang disamping Kamelia sedikit risih karena suara Divya yang tak henti-hentinya berbicara.

Terlebih kamelia yang sangat jengah dengan  permintaan Divya yang terus-menerus memohon untuk membantunya.

"Udah yang ke berapa ini?" tanya Bima.

"Mungkin hampir 50 kata permohonan," balas Dika.

Ray mendengar teman-temannya yang dengan kurang kerjaannya menghitung berapa kali Divya memohon kepada kamelia hanya memutar bola matanya malas.

"Kamelia, gue mohon ya. Gue janji bakal serius dan nggak main-main. Hanya lo yang bisa bantu gue," ucapnya lirih.

Kamelia lalu menatap Divya, ia melihat keyakinan dan keseriusan dalam diri Divya untuk berubah.

Akhirnya, dengan berat hati Kamelia menerima permintaan Divya, "hah... oke gue bakal bantu."

Divya membulatkan matanya, "serius?"

"Iya."

Divya yang mendengarnya bersorak gembira, ia begitu senang. Sampai-sampai Dika dan Bima dibuatnya terkejut lantaran suara Divya yang keras.

"Terima kasih Kamelia! Terima kasih banyak!" ucapnya dengan senyuman manisnya.

Kamelia tertegun melihat senyum manis Divya. lalu ia pun membalasnya dengan senyum tipis, "iya."

🍂🍂🍂

Sepulang sekolah, sesuai dengan perintah Kamelia. Mereka berdua akan pergi ke apartemen Kamelia. Kamelia akan melatih Divya untuk menjadi gadis pemberani sesuai permintaan Divya.

Saat mereka ingin melangkah pergi meninggalkan sekolah. Tiba-tiba terdengar seseorang berteriak memanggil kamelia. Dan ternyata itu adalah trio kampret, yang tak lain Ray, Dika, dan Bima.

"Woy Kamelia si ratu es!" seru Ray.

"Cih! mereka lagi!" batin Kamelia.

"Hm, apa?" sahut Kamelia.

"Kita ikut juga dong ke apartemen lo,"

"Nggak,"  tolak Kamelia.

"Apa?! Emang kenapa? Wah, jangan-jangan lo nyimpen babi ngepet ya di apartemen lo? Ayo, ngaku lo!" ucap Ray asal.

"Serius lo?! Wih, gue nggak nyangka lo berbuat gitu," timpal Bima.

"Astaghfirullah Lia, gue sebagai teman sehati lo kecewa banget. Lo lebih pilih orang lain jadi babi dibandingkan Bima," celetuk Dika.

Dika mendapatkan jitakan kepala dari Bima. Sedangkan Divya hanya tertawa melihat tingkah kocak mereka.

"Intinya, kalau gue bilang nggak, ya nggak!" tegas Kamelia.

Braakk!

"Aduh!" ringis Kamelia merasakan sakit dibokongnya

Kamelia tidak sengaja menabrak orang karena ia sedang berdebat dengan trio kampret sehingga dia tidak tahu bahwa ada orang di depannya. Mengakibatkan dirinya terjatuh.

"Ck, lo sih," decak Bima menyenggol lengan Dika.

"Lah, kok gue?!" protes Dika.

"Kalian bisa diem nggak?!" keluh Ray.

"Gara-gara lo berdua, Kamelia jadi nabrak orang kan!" kesal Ray.

"Kok kita sih bos?" ucap mereka serentak.

"Kamelia! Kamu nggak papa?" ucap Divya khawatir melihat Kamelia yang jatuh karena tidak sengaja menabrak seseorang.

"Nggak papa," jawabnya. Kemudian, ia bangkit dibantu Divya.

Setelah itu, ia menatap orang yang ditabraknya dan meminta maaf,"sorry, gue nggak sengaja."

Namun, orang yang ada dihadapannya hanya menatap datar dirinya. Lalu melangkah pergi tanpa menjawab permintaan maafnya.

Kamelia menatap kepergian laki-laki dan kedua temannya dengan pandangan yang sulit diartikan. Dia sepertinya pernah melihat cowok itu tapi dimana ya, pikirnya.

Setelah itu, Kamelia menarik tangan Divya dan melangkah pergi meninggalkan Ray, Dika, dan Bima yang masih adu mulut.

"Hey Lia, tunggu kita!" seru Ray.

Kamelia sungguh geram dengan kelakuan mereka yang selalu mengusik ketenangannya. Meski ditolak Kamelia, mereka tetap mengikutinya dan Kamelia hanya bisa menghela nafas lelah.

🍂🍂🍂

...Gimana next, nggak?...

...Menurut kalian ceritanya gimana?...

...Seru nggak? Penasaran nggak?...

...Vote and comment ya, guys!...

...Thank you for all...

...💙Love us💙...

...PUSRI...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!