Jam istirahat pun akhirnya berbunyi, para siswa pun mulai keluar dari kelasnya seperti narapidana yang baru saja keluar dari tahanannya.
Begitu bahagianya mereka ada yang sambil teriak-teriak, ada yang langsung berlari ke wc, ada yang pergi ke perpustakaan, dan lain-lain. Tapi yang paling terpenting dari semua itu dan banyak kunjungannya adalah pergi kantin.
Terlihat di kelas XI IPA 3, yang tak lain adalah kelas Kamelia. Di sana hanya tinggal beberapa siswa dan siswi, dan juga Kamelia, Ray, Dika, dan Bima.
Setelah memasukkan buku ke dalam tas, Kamelia pun beranjak dari tempat duduknya dan mulai berjalan menuju ke kantin. Ray yang melihat itu langsung memberikan kode kepada Dika dan Bima.
"Kamelia!" Seru Bima.
Kamelia yang mendengar namanya di panggil langsung menoleh ke sumber suara, "Apa?"
"Lo sekarang adalah murid baru disini, dan setiap murid baru yang masuk di kelas ini harus bermain kartu sama gue. Kalau lo kalah, lo harus menuruti satu permintaan gue dan sebaliknya kalau gue kalah, lo bakal diterima di kelas ini dan gue bakal menuruti satu permintaan lo. Gimana?"
"Gue nggak mau, kekanakan banget." ucapnya lalu mulai melangkah menuju pintu kelas.
Bima melongo mendengar jawaban Kamelia sedangkan Ray dan Dika tertawa melihat Bima yang telah panjang lebar menjelaskan tetapi mendapatkan balasan singkat dari kamelia.
"Oke, berarti lo takut dengan gue. Tapi btw cewek lain aja berani masa Lo nggak hahaha," ejek Bima.
Kamelia yang mendengar itu langsung stop tanpa menoleh ke Bima sambil mengepalkan tangannya.
"Eh biawak, sejak kapan lo nantang cewek lain main kartu? Gue nggak pernah liat tuh," bisik Dika ke Bima.
"Sst... udah lo diam aja!" balas Bima.
"Gimana? Kalau lo takut, its Okay Bima bakal lepasin lo," timpal Rayhan yang ikut-ikutan memanasi Kamelia.
"Cih! Kata siapa gue takut," balas Kamelia dengan senyuman dinginnya.
Kamelia melangkah mendekati mereka bertiga. Lalu duduk di bangku yang berhadapan dengan meja Bima, dengan menyilangkan kakinya dan melipat tangannya di dada. Rayhan melihatnya itu sedikit takjub melihat Kamelia yang pemberani.
"Waw! gue akui lo emang berani," ucap Bima.
"Kita bakal bermain kartu apa?" tanya Kamelia to the point.
"Sabar dong. karena lo cewek, gue bakal biarin lo pilih mau bermain game kartu apa. Terserah mau itu Poker, QQ, atau black Jack?."
"Terserah lo."
"Oke, kita bakal main black Jack."
"Siapa takut!"
"Gue bakal jadi dealernya," ucap Dika.
"Peraturannya sangat mudah. Tapi bakal gue ubah dikit, gue nggak bakal ikut main. Namun gue hanya membagikan kartunya ke kalian berdua. Dengan hit maksimal 2 kali. Untuk seterusnya peraturan permainannya sesuai dengan peraturan permainan blackjack," lanjut Dika menjelaskan peraturan permainan.
Permainan dimulai, Dika mulai mengocok kartunya dan membagikan mereka berdua masing-masing dua kartu.
Bima tersenyum setelah melihat kartu miliknya sedangkan Kamelia tidak menunjukkan eskpresi apapun.
"Hit atau stand?" tanya Dika kepada mereka berdua.
Bima pun meminta hit ke Dika dan begitu juga Kamelia, sampai dimana kartu ke 4. Bima terdiam melihat kartunya yang terakhir, Ia sangat terkejut.
Bima menoleh ke arah Kamelia yang masih tidak mengeluarkan ekspresi apapun. Ia mengira kalau Kamelia juga mendapatkan kartu yang salah. Bima pun sedikit merasa senang.
"Gimana udah siap?" tanya Dika kepada Kamelia dan Bima. Dan mereka berdua pun mengangguk.
"Oke, karena lo cewek silakan duluan," kata Bima.
Ray, Dika, dan Bima sontak terkejut di saat Kamelia membuka kartunya. Mereka tak percaya kalau Kamelia mendapatkan kartu yang tepat dan nilainya pas, dengan kartu Jack, enam keriting, empat skupe, dan AS, dengan total nilai pas 21.
"Sekarang giliran lo buka kartunya," ucap Kamelia ke Bima.
Bima sangat tegang, baru pertama kali ia kalah dalam permainan kartu ini dan terlebih lagi kalah dengan seorang cewek. Ray yang melihat ekspresi Bima langsung mengerti.
"Bim, jangan bilang lo kalah?" Tanya Ray.
"Candaan Lo nggak lucu Ray, Nggak mungkin lah Bima...KALAH!" teriak Dika saat Bima membuka kartunya.
Terlihat kartu dimiliki Bima kartu king, empat hati , dua skupe, dan Jack, dengan total nilai 24 yang artinya bust.
"Cih! Sekarang siapa yang lemah?" tanya kamelia.
Dika dan Ray terdiam, terlebih lagi Bima yang diam sambil menundukan kepala. Tidak berapa lama, Bima mendongakan kepalanya sambil tersenyum dan bertepuk tangan. Lalu di iringi juga dengan Dika dan Ray yang ikut bertepuk tangan.
Kamelia terlihat bingung melihat ekspresi mereka bertiga.
"Selamat Kamelia! Gue nggak nyangka lo bisa ngalahin gue!" ucap Bima.
"Waw bener-bener Lo, keren banget!" timpal Dika.
"Ternyata lo hebat juga ya!" Puji Ray.
"Ma—makasih." balas Kamelia sedikit gugup tapi masih memasang wajah dinginnya.
Kamelia sebenarnya sedikit terkejut dengan reaksi mereka bertiga bukannya sedih karena kalah tapi malah senang.
Berbeda dengan waktu dirinya memenangkan kejuaraan lomba waktu SMP, dia malah di benci oleh teman-temannya karena dirinya mereka kalah.
"Hm, jadi gimana taruhannya tadi?" tanya Kamelia. Sontak membuat mereka bertiga gelabakan.
Bima dan Dika melotot ke arah Ray, menyuruh Ray menjelaskan semuanya, karena semua ini adalah rencana Rayhan untuk menjahili Kamelia.
Lalu, Ray pun menarik napas panjang, "I-itu maaf kamelia, sebenarnya—"
"Gue tau, Lo nggak perlu jelasin semuanya. Gue juga nggak butuh semua taruhan itu. Tapi, kalian nggak boleh membuat peraturan itu lagi. Semua orang berhak untuk mendapatkan kebebasannya masing-masing. Kalau nggak ada apa-apa lagi gue mau cabut ke kantin." ucap Kamelia lalu beranjak dari duduknya.
Bima, Dika, dan Ray terdiam mendengar perkataan Kamelia. Di antara perkataannya terdapat arti yang sulit di artikan.
"Ternyata Kamelia orangnya baik juga ya." ucap Bima.
"Iya biawak, gue mau dia masuk geng kita," balas Dika.
Ray bernapas panjang dan setelah itu tersenyum. Ia lalu berjalan menuju pintu keluar kelas.
"Eh po mau kemana?" tanya bima.
"Katanya mau ngajak dia masuk geng kita? Ya ayo!" Jawab Ray.
Dika dan Bima tersenyum dengan wajah terharu yang sedikit di lebih-lebihkan menatap Ray.
"Ternyata anak kita udah besar ya bun," lirih Bima sambil menggunakan dasinya menghapus air mata bohongannya.
"Hmm iya, saya bangga sebagai orang tuanya. Dari kecil saya suruh dia makan biawak goreng dan dia sekarang menjadi seperti itu," balas Dika terharu lalu memeluk Bima.
Ray yang melihat kebodohan kedua temannya hanya bisa menggelengkan kepalanya.
"Oke, gue pergi." ucap Ray dan mulai meninggalkan kedua temannya.
"Eh Ray tunggu! Gue ikut! Ini biawak ngapain sih main peluk-peluk aja." Risih Bima sambil mendorong badan Dika.
"Heheh enak empuk soalny. Lah, kemana sih anak kadal pergi?" tanya Dika menatap sekeliling kelas.
"Dia udah pergi nyusul kamelia. minggir! gue mau ikut juga!" ucap Bima dan langsung berlari keluar.
"Kok gue di tinggal?! Dasar teman nggak ada akhlak gini nih. Woy tungguin gue!" Teriak Dika lalu berlari menyusul Bima.
Semenjak itu mereka bertiga mulai terus mendekati Kamelia dan mengajaknya untuk jadi anggota geng mereka. Mereka terus mengikuti Kamelia kemana pun kamelia pergi dan membuat Kamelia risih dibuatnya.
Walaupun Kamelia risih melihat tingkah mereka. Tapi dari pertemuan mereka ini lah yang membuat mereka bakal terus bersama kedepannya nanti.
🍂🍂🍂
Beberapa jam pun berlalu. Sekarang jam menunjukkan pukul lima sore. Tidak berapa lama, bel pulang pun berbunyi. Semua siswa maupun guru-guru pun mulai keluar kelas dan pulang.
Kamelia berjalan menyusuri koridor sekolah sendirian. Kerena ia baru saja dari ruang guru untuk mengantarkan buku-buku teman-teman di kelasnya.
Kamelia sendiri yang merekomendasikan dirinya ke Pak Jaka guru matematika untuk mengantarkan buku-buku ini, agar ia bisa terlepas dari trio aneh itu.
Semenjak kejadian dimana ia menang bermain kartu dengan mereka. Kamelia sangat risih dengan kelakuan Ray, Dika, dan Bima. Mereka seharian terus menempel dengan dirinya di sekolah.
Terlihat sekolah mulai sepi, semua orang sudah pulang kecuali beberapa guru di ruang guru yang letaknya begitu jauh dari gerbang sekolah dan kelasnya Kamelia.
Aaargghh!
Tiba-tiba, Kamelia mendengar teriakan seseorang. Kamelia pun mencari sumber suara tersebut dan suaranya bersumber dari belakang sekolah tempat pembuangan sampah.
Sesampai Kamelia di belakang sekolah, ia tidak menemukan siapapun. Disini sangat sepi, ia melihat kobaran api di tempat pembakaran sampah yang terlihat baru saja dibakar.
"Sepertinya seseorang baru saja kemari." ucap Kamelia dalam hatinya.
Prang!
Terdengar suara gelas yang pecah berasal dari sisi gedung di depannya. Kamelia pun mulai melangkah dan mengintip apa yang terjadi.
Betapa terkejutnya Kamelia melihat seseorang berhoodie hitam sedang menusuk perut seorang siswi menggunakan botol kaca yang telah pecah. Lalu menggores-goresnya ke lengan dan kaki siswi tersebut.
"Sepertinya siswi itu mati. Tapi kenapa orang itu masih menyiksa nya?" tanya Kamelia dalam hatinya.
Tiba-tiba, ada seekor tikus melewati kaki Kamelia dan sontak membuat Kamelia terkejut dan tidak sengaja menyenggol tong sampah yang ada di sebelahnya, lalu tong sampah tersebut jatuh ke tanah.
Seseorang berhoodie hitam itu pun sontak langsung menoleh ke belakang. Ia berpikir ada seseorang yang melihatnya, ia lalu mengeceknya dengan berlari ke sumber suara tersebut dengan cepatnya.
Kamelia yang menyadari dirinya ketahuan, ia langsung berlari dan saat ia menoleh ke belakang ia melihat sosok berhoodie hitam itu sedang mengejarnya.
Hari sudah mulai hampir menjelang magrib, tidak ada orang satu pun orang yang lewat di sana. Kamelia yang tidak sanggup berlari lagi langsung bersembunyi di sebuah lorong kecil di jalan.
Ia berharap sosok berhoodie hitam itu pergi. Ia tidak kuat untuk berlari lagi. Kamelia pun memberanikan diri untuk mengintip dan ternyata orang tersebut tidak mengejarnya lagi.
Kamelia lega dan keluar dari persembunyiannya. Ia pun berjalan pulang ke rumahnya. Tanpa ia sadari, di kejauhan ada sosok di belakangnya sedang memperhatikan dirinya dengan tajam.
Sosok itu melihat seragam yang di pakai Kamelia. Ia sangat begitu mengenal seragam sekolah mana itu. Ia lalu tersenyum jahat menatap kamelia.
"Mungkin hari ini lo bebas. Tapi nggak hari lainnya , tunggu saja kapan permainannya dimulai!"
Senyum smirk muncul dibibirnya sembari menatap gadis itu yang semakin jauh.
🍂🍂🍂
...Gimana next, nggak?...
...Menurut kalian ceritanya gimana?...
...Seru nggak? Penasaran nggak?...
...Vote and comment ya, guys!...
...Thank you for all...
...💙Love us💙...
...PUSRI...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments