Farah sedang mengerjakan tugas bersama temannya bernama Olif,mereka bekerja sama.
"Nah yang ini gini."Farah memberi tahu Olif.
Mereka mengerjakan bersama-sama,saat sudah selesai dan mereka berbicara teman sebelah Olif memanggil mereka.
"Woy,jawaban no 2 apa?"tanya Ilham ingin menyontek.
Farah dan Olif memberi tahu dengan suara pelan tapi ternyata Ilham tak terlalu mendengarnya dan terus meminta Farah dan Olif untuk berbicara lebih keras.
Karena Olif sudah mulai emosi dia tak sengaja berbicara dengan keras dan ibu Isna mendengarnya.
"Olif!Farah!Ilham!ibu lihat dari tadi kalian ribut ya,kalian ke depan sekarang!"Ibu Isnaniah menatap tajam mereka.
"Kamu sih..."Olif menyalakan Ilham,Ilham menyalakan Farah dan Olif dan Farah menyalakan Ilham juga.
Farah menunduk,seram sekali rasanya melihat wajah ibu Isna yang marah.
"Kalian berisik dan mengganggu,sekarang juga kalian berdua berdiri di depan kelas selama 1 jam pelajaran ibu!"Ibu Isna memberikan mereka berdua hukuman.
Mereka bertiga pasrah dan pergi ke luar berdiri di bawah terik matahari.
"Kamu sih Ilham!"Farah kesal pada Ilham.
"Ntah Ilham tu!"Olif sangat kesal,niat baik untuk memberikan jawaban malah di hukum.
10 menit kemudian...
"Ya Allah lelah incess..."Farah merasa kepanasan dan lelah.
Kebetulan kelas 8D sekarang sedang jam olah raga dan mereka baru selesai melakukan praktek dan pergi ke kantin untuk istirahat.
Gibran memperhatikan Farah,"dia di hukum?hmm..."Gibran terpikirkan sesuatu.
Gibran membeli dua botol air mineral satu untuknya dan satu untuk Farah.
"Farah!ini buat kamu."Gibran memberikannya pada Farah.
Farah enggan menerimanya dan ragu,tapi Gibran memaksa.
"Kamu capekkan di hukum?ini buat kamu."Gibran memberikannya pada Farah.
"Eak Farah...."Olif dan Ilham meledek Farah dan Gibran,Gibran menggaruk tangannya yang tidak gatal.
Farah merasa malu,tapi karena Gibran terus memaksa akhirnya Farah menerima nya.
Ibu Isnaniah tak sengaja melihat itu langsung menegur Gibran.
"Gibran!apa yang kamu lakukan?kamu membantu dia?sekarang kamu juga ibu hukum,berdiri bersama mereka!"Ibu Isnaniah tegas.
Gibran setuju begitu saja,dirinya berdiri di samping Farah,Farah merasa bersalah dan tak enak hati pada Gibran.
"Seharusnya kamu gak usah bantu aku tadi."Farah merasa tak enak hati.
"Kamu kelihatan lelah,makanya aku membelikan kamu minuman."Gibran santai,nampak dirinya tak masalah di hukum.
"Tapi kamu sekarang di hukum,gimana sih..."Farah tak mengerti dengan jalan pikiran Gibran.
"Gak papa kan sama kamu di hukumnya."Gibran malah cengegesan.
Selesai hukuman.
Gibran dan Farah pergi ke Kantin bersama dan berbicara,Gibran yang banyak bicara sedangkan Farah diam dan sesekali menjawab.
"Kamu lebih pendiam dari yang ku kira,kenapa ya?kayaknya kalau sama yang lain ceria deh..."Gibran merasa aneh.
"Hmm...."Farah tak bisa menjawab,ntah kenapa dirinya gugup.
"Kamu jangan begitu,aku sama seperti teman kamu yang lain,aku ingin kamu lebih terbuka sama aku."pinta Gibran dan Farah mengangguk.
"BAGUS."Gibran menepuk-nepuk kepala Farah pelan.
"Heh nih anak ngapain sih!"dalam hati Farah menjerit karena merasa malu.
___
Tugas sekolah.
Farah mendapatkan tugas kelompok,dan sore hari berjanji untuk mengerjakan di rumah temannya.
Sudah sore hari,kelompoknya terdiri dari dua orang,dia dan temannya Nadya.
Farah baru pertama kali pergi ke rumah Nadya,saat masuk ke komplek rumah dan mencari alamat rumah Nadya Farah malah tak sengaja bertemu dengan Gibran yang sedang naik sepeda.
"Farah!"Gibran mendekati Farah,sebuah kebetulan dirinya bisa bertemu dengan Farah di sini.
"Gibran?rumah kamu di daerah sini juga?"Farah tak pernah mengira dirinya akan bertemu Gibran di sini.
"Iya,kamu mau ke rumah Nadya ya?Nadya tetangga aku,yok aku antar."Gibran turun dari seperangkat dan menuntun sepedanya.
Farah mengikuti Gibran dari belakang,rumah Nadya ternyata tidak terlalu jauh dari tempat tadi.
"Farah!kamu sama Gibran ya?untung gak nyasar."Nadya was-was takut Farah salah rumah.
"Aku cabut!"Gibran menaiki sepedanya dan pergi kembali ke arah tadi.
"Ehem...silahkan masuk Farah."Nadya mempersilahkan Farah masuk.
Farah masuk,di dalam rumah Nadya sangat rapi dan bersih,Farah jadi betah betah di rumah Nadya.
Pulang.
Farah menunggu di depan gerbang komplek menunggu Ibu nya datang menjemputnya.
Gibran yang diam-diam mengawasi mendekati Farah.
"Hai Farah kita ketemu lagi."Gibran duduk di sebelah Farah.
"Gibran?kamu ngapain?"tanya Farah.
"Udah sore dan kamu belum di jemput,jadi aku nungguin kamu di sini."jawab Gibran.
"Nanti kalau dilihat mamak aku gimana?"batin Farah takut Ibunya marah.
"Kamu kepikiran tentang Ibu kamu?kita hanya teman,kamu jangan berpikir macam-macam ya..."Gibran seperti bisa membaca pikiran Farah.
Tak butuh waktu lama ibu Farah datang menjemput,baru berhenti sudah salah fokus pada Gibran.
"Siapa Far?"tanya Ibu Farah menatap Gibran lekat.
"Saya teman Farah tante,tadi nggak sengaja lewat jadi bicara sebentar sama Farah."Gibran beralasan.
"Perasaan sama aku tadi gak ngomong gitu."batin Farah,matanya menatap tajam Gibran,dan Gibran hanya tersenyum tanpa merasa bersalah.
Farah pamit pada Gibran,dan pulang,Gibran nampak senang karena bertemu dengan Farah di luar sekolah.
"Lain kali semoga ya Allah."batin Gibran dan kembali pulang.
Malam harinya.
Farah baru selesai belajar dan hendak tidur tapi tiba-tiba ada telfon masuk dari Gibran.
Farah kaget dan melemparkan ponselnya,untung saja ponselnya aman dan tak terjatuh ke tanah.
"Kurang asem..."Farah kesal.
Farah mematikan telfonnya,tapi Gibran menelfon lagi.Dengan terpaksa Farah mengangkat telfon dari Gibran.
"Naon sih?"Farah terdengar kesal.
"Ganggu ya?maaf hehe aku gabut jadi telfon kamu."suara Gibran dari telfon.
"Kan bisa telfon teman kamu yang lain,kenapa harus aku?"
"Karena aku maunya kamu."ucap Gibran,nadanya terdengar sangat lembut.
Farah tertegun merasa ada yang aneh dengan dirinya mendengar suara Gibran dari telfon.
"Kamu ingin bicara apa?"tanya Farah to the point.
"Hmm,aku hanya ingin mengatakan kalau besok kita ke kantin bareng ya."ajak Gibran.
"Oke."Farah dengan cepat menyetujuinya dan mematikan ponselnya.
"Oke,masalah sudah selesai,saatnya tidur!"Farah langsung merebahkan tubuhnya nyaman.
Gibran agak kesal karena Farah mematikan telfonnya padahal dirinya belum selesai bicara.
"Nih anak nyebelin."batin Gibran.
__
Pagi hari.
Farah baru datang sudah ada Gibran yang menyambutnya di depan tangga kelasnya.
"Gibran?"
"Kan katanya mau ke kantin bareng ayuk."Gibran menarik tangan Farah.
"Eh!"Farah kaget tapi dirinya tak bisa kabur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments