Dari arah kejauhan tampak Nora mengendap-endap menuju kearah kamar Bi Desi.
Setelah tiba di depan kamar tersebut, Nora memandang ke kiri dan ke kanan untuk jaga-jaga jangan sampai ada yang melihatnya.
Karena merasa cukup aman, Nora kemudian memutar knop pintu lalu masuk kedalam dan tak lupa menutup kembali pintu seperti semula.
Nora melangkah kearah pembaringan kecil dimana si kecil Kania sedang menikmati susu dalam dot kecilnya.
"Akhirnya, pembalasanku pada Desi tiba juga hari ini. Desi pasti akan merasa panik saat bayi aneh ini mual-mual dan sakit perut ha ha ha..," Nora tertawa devil menatap bayi Kania yang saat itu masih asyik menyedot susu dalam dot sembari menendang-nendangkan kaki kecilnya.
Bayi kania sepertinya merasa terhibur dengan kehadiran Nora disana.
"Dasar bayi aneh, mau di celakai malah berbahagia. Kamu akan merasakan nanti setelah dot susumu Aku ganti," Nora mengeluarkan dot susu dari saku celananya lalu menunduk kearah bayi Kania.
Belum juga Nora menyentuh dot susu Kania, sesuatu dalam kolom tempat tidur Kania bergerak dan menggesek-gesek di kaki Nora.
Lantaran kagetnya, Nora kembali menegakkan tubuhnya dan memandang kearah bawah.
Mata Nora melotot, rahangnya terbuka denyut jantungnya begitu kencang setelah melihat kearah kakinya.
Seekor ular raksasa bersisik emas sedang melata diatas ujung kakinya.
"Ular.......," teriak Nora berlari membawa dot susu menuju kearah pintu.
Nora berlari sambil berteriak sehingga membuat seisi rumah menghentikan aktifitas mereka dan berlari mendekat kearah Nora yang mirip orang yang lagi kesurupan.
"Nora, apa yang terjadi?," tanya Gina yang saat itu berdiri menghadang Nora.
"U....u........," Nora terbata-bata dengan keringat sudah membasahi sekujur tubuhnya.
"U..u....apa cepat katakan!," bentak Gina sambil merampas dot susu yang masih di pegang oleh Nora.
Semua pelayan dan tukan kebun yang sudah tiba disana hanya bisa saling memandang melihat ulah Nora yang sudah mirip orang gila.
"U....ular raksasa Nyonya," Nora dengan tubuh gemetar.
"Hah.....ular raksasa!," ucap serentak orang-orang yang ada disana.
"Nora, kamu sudah gila ya, masa ada ular raksasa dalam rumah sebersih ini. Kamu jangan mengada-ada Nora," bentak pak Agus sang penjaga kebun.
"Dengar kata pak Agus, kamu jangan menakuti-nakuti kami dengan ucapan konyolmu itu, cepat katakan apa yang terjadi hingga membuat kamu teriak histeris seperti itu," bentak Gina sekali lagi.
"Saya serius Nyonya, di dalam kamar Bi Desi ada seekor ular raksasa bersisik emas. Kalau Nyonya tidak percaya coba Nyonya kesana dan buktikan sendiri dengan mata kepala Nyonya,".
"Nora kamu jangan mengarang-garang cerita. Mana mungkin ada ular di dalam kamarku," Bi Desi yang kalah itu baru saja tiba disana.
"Kenyataanya seperti itu, kalau kalian semua tidak percaya mari kita buktikan,"
"Baik, kalau sampai kamu membohongi kami maka, semua pekerjaan membersihkan seisi rumah ini adalah tugasmu," ujar Bi desi.
"Aku setuju, ayo kita kesana melihat dan membuktikan sendiri," timpal Nora dan melangkah ke arah kamar Bi Desi.
Semuanya pun mengikuti Nora dari arah belakang.
Setibanya disana, Nora tidak langsung masuk karena takut.
"Kenapa hanya diam disitu, atau jangan-jangan kamu memang hanya mengarang-ngarang cerita!," ujar Bi Desi.
"Kamu saja sendiri yang masuk, kalau Aku mah ogah, Siapa juga coba yang mau mati konyol di mangsa oleh ular raksasa itu," balas Nora.
"Baik, Aku akan masuk, menyingkirlah dari situ,".
Nora sedikit bergeser kesamping untuk memberi jalan pada Bi Desi.
Bi Desi segera melangkah masuk dan mengperhatikan seisi ruangan kamarnya.
"Mana ular raksasa yang kamu maksud itu,".
"Dia ada dibawah tempat tidur bayi itu," tunjuk Nora kearah pembaringan Kania.
Bi Desi segera menuju kearah pembaringan Kania kemudian menunduk.
Bi Desi beraba kebawah dan mendapati sebuah bantal guling yang biasa dia gunakan.
"Apa yang kamu maksud ular itu adalah ini?," Bi Desi memperlihatkan sebuah bantal guling dengan sarung guling bermotif bunga-bunga.
Semua mata menatap kearah Nora dengan sangat tajam.
"Sungguh, Aku tidak berbohong. Tadi itu Aku benar-benar melihat ular raksasa ada di bawah kolom tempat tidur bayi itu," dalih Nora yang masih mempertahankan apa yang tadi Dia lihat.
"Terus kalau memang ucapanmu itu benar coba kamu masuk dan buktikan sendiri," ujar salah seorang pelayan.
"Betul, cepat masuk jangan hanya berdiam diri di sini," ucap yang lain.
Karena sudah terpojok, Nora pun segera masuk. Nora memandang ke segala penjuru kamar tapi tetap saja hasilnya nihil, Dia tidak menemukan apa yang Dia cari.
"Nora, mana ular raksasa yang kamu maksud itu," gertak Gina yang sedari tadi berdiri di luar kamar milik Bi Desi.
"Tadi Saya melihatnya tepat di bawah sini Nyonya,".
"Terus kalau begitu mana Dia sekarang?,"
Nora sudah tidak bisa berkata-kata lagi, Dia hanya mengedikkan bahu dengan wajah memerah sakin malunya dengan yang lain.
"Hu... dasar pelayan aneh, Ayo kita bekerja kembali dari pada mengurusi orang yang tingkat alusinasinya sudah melebihi orang tidak normal,".
Para pelayan itu pun bubar dan kembali bergelut dengan rutinitas mereka masing-masing.
Kini tinggal Gina, Bi Desi, Nora dan Any yang baru saja datang dari kamar Gina.
"Nora, tadi kamu kesini tujuanmu apa sebenarnya?," tanya Bi Desi.
"A...Aku....,". kembali Nora menjawab terbata-bata.
"Aku yang menyuruhnya. Nora, cepat ikut Aku karena banyak pekerjaan yang harus kamu selesaikan di kamarku," . tarik Gina pada pergelangan tangan Nora.
"Baik Nyonya," balas Nora mengikuti Gina dengan rasa legah karena terbebas dari pertanyaan Bi Desi.
Setelah kepergian Gina dan Nora, Bi Desi dan Any pun menuju ke pembaringan Kania. Kania tidur dengan masih mengisap dot yang sudah tidak berisi lagi.
Wajah imut dan mengemaskan Kania terlihat begitu damai. Kania seolah-olah tidak terganggu dengan keributan tadi.
"Any, kenapa sampai Nora ada di kamar ini?, dan tadi kamu kemana saja?,". tanya Bi Desi yang sudah duduk di kursi samping pembaringan Kania
"Maafkan Saya Bi, tadi Nyonya besar menyuruh Saya menggantikan popok Nona Rakhel di kamarnya. Dan Saya tidak tahu-menahu kalau Nora masuk ke kamar ini setelah kepergian Saya,".
"Astaga, pasti ada sesuatu yang ingin Nora perbuat disini, mulai sekarang kamu tidak boleh meninggalkan Kania tanpa seizinku. Jika pun itu mendadak maka panggil Aku sebelum kamu pergi,".
"Baik Bi, Saya benar-benar minta maaf, Saya berjanji Saya tidak akan mengulanginya lagi," ucap Any menyesal.
"Tidak apa-apa Any, kalau bigitu Aku mau keluar sebentar untuk memantau pekerja dalam rumah ini," Bi Desi menepuk pundak Any dan bergegas pergi dari sana.
👉 Terus dukung cerita ini dengan cara beri like, coment dan vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Kinan Rosa
wah ternyata Kania bukan bayi sembarangan ya
semoga Kania dan bi Desi selalu di lindungi oleh ular raksasa itu
2023-06-10
0
Berdo'a saja
ternyata benar benar bayi ular 🐍🐍
2022-10-18
0
Berdo'a saja
ternyata benar benar bayi ular
2022-10-18
0