Piring mangkok gelas sudah dicuci bersih
Waktunya buka Manga Toon yang terfavorit
Wahai reader Manga Toon yang terkasih
Masukkan novel Pria Idaman Lain jadi favorit
Reader yang memberikan dukungan, semoga rejekinya melimpah. aamiin
Jangan lupa bahagia
.........
"Selamat malam, om, tante." Anand menyapa tuan dan nyonya Maheswari, kemudian berjabat tangan dengan mereka.
"Oh iya, selamat malam, ini Anand atau Aryan? Sudah lama tak bertemu, sekarang tambah ganteng ya..." Jawab Tuan Yoga.
"Tentu dong, anak siapa dulu... Nurun dari papanya, makanya bisa ganteng gini." Tuan Indra menyahut dengan bangga.
Tara dalam hati berkata, apa mungkin sifat arogannya juga dari papanya, tapi mas Aryan yang ku lihat dulu tidak arogan seperti mas Anand. Tara sungguh penasaran apakah Aryan juga akan datang.
"Mas Aryan nggak ikut, om?" Celetuk Tara.
"Ikut dong, sebentar lagi dia datang." Jawab Tuan Indra tanpa curiga.
"Aryan memang sibuk banget, jarang di rumah juga, dia lebih suka di kampus, katanya biar cepat selesai kuliahnya." Nyonya Gita menimpali.
Anand hanya diam karena merasa khawatir, apakah Tara akan menceritakan pertemuan mereka tadi siang. Kalau Tara sampai menceritakan semuanya, dia akan sangat malu di depan keluarga Maheswari dan papanya pasti akan memberikan dia hukuman.
Ting-tong, ting-tong, suara bel berbunyi lagi.
"Mama, Tara aja yang buka pintunya ya, itu pasti mas Aryan." Tara tersenyum penuh semangat.
"Iya, sepertinya itu Aryan, kamu semangat banget Tara?" Tanya Nyonya Gita.
"Nggak tan, biasa aja kok, sekalian mau panggil Gala."
Tara pergi meninggalkan ruang keluarga dan sesegera mungkin membuka pintu.
"Selamat datang." Sapa Tara penuh semangat.
"Tara! Ini beneran Tara 'kan?" Aryan seperti tak percaya.
"Iya mas Aryan, ini Tara, sudah lama ya, akhirnya ketemu lagi." Senyum Tara masih terus mengembang.
"Asli, kaget loh! Kamu tinggal disini?"
"Iya mas, ayo masuk."
"Sudah ditungguin loh! Sepertinya cuma kurang mas Aryan aja." Ajak Tara.
"Oh iya, ini ada sedikit oleh-oleh. Kamu bawa masuk ya!" Aryan memberikan oleh-oleh.
"Wah... Mas Aryan datang tidak dengan tangan kosong ya, nggak bawa bunga sekalian, mas?" Celetuk Tara.
"Kalau tahu ternyata kamu tinggal disini, pasti mas bawain bunga. Nanti kalau ada kesempatan kesini lagi, mas bawain bunga." Janji Aryan pada Tara.
"Ha... ha... ha... Padahal aku cuma bercanda loh, mas." Tawa Tara menutupi rasa canggung.
"Ayo buruan masuk mas! Aku mau menaruh oleh-oleh ini sekalian mau memanggil Gala dulu."
"Gala? Siapa Gala? Apa dia pria yang sering bersamamu itu?" Aryan menyelidik.
"Mas tahu dari mana kalau aku selalu bersama Gala?"
"Mak-maksudku, bukankah kamu mau memanggil Gala, berarti kamu dekat dengan dia kan?" Jawab Aryan ngeles.
"Tentu dekat karena dia memang istimewa, sejak SD kami sudah berteman." Jawab Tara santai.
Setelah menunjukkan ruang keluarga ke Aryan, Tara pergi menaruh oleh-oleh dan memanggil Gala untuk segera berkumpul ke acara makan malam kali ini.
"Selamat malam, om, tante." Aryan menyapa dan langung salim dengan Tuan dan Nyonya Maheswari.
"Selamat malam, ini pasti Aryan 'kan?"
Tuan Yoga menyambut Aryan dengan senyum bahagia dan mengusap kepalanya. Orang tua mana sih yang tidak suka dengan anak yang sopan seperti Aryan ini.
"Iya pa, itu mas Aryan, tadi bawain oleh-oleh juga." Tara yang baru datang langsung menyahut.
"Wah... Kayaknya ada yang lagi seneng, iya 'kan ma?"
"Jelas seneng dong! Kan dibawain oleh-oleh." Tara memberikan alasan.
"Aryan baru tahu, om, ternyata Tara itu anaknya, om. Kalau tahu dari awal pasti saya bawain yang lebih banyak sekalian bawain bunga." Aryan tersenyum sambil melihat ke arah Tara.
"Cie... Ada yang sedang jatuh cinta ini, sepertinya kita beneran akan besanan, jeng." Nyonya Gita menggoda.
"Bentar, tadi Aryan bilang baru tahu kalau Tara anak om, berarti kalian sebelumnya sudah bertemu dan saling kenal dong?" Tuan Yoga menyelidik.
Aryan tersenyum. "Lebih tepatnya pernah bertemu, om. Sepertinya baru 3 kali bertemu, iya 'kan Tara?"
"Iya pa, memang kita pernah bertemu, tapi itu waktu Tara masih SMP dan mas Aryan SMA." Tara menjelaskan.
"Tara juga pernah ketemu mas Anand, baru tadi siang malahan." Tara sengaja menyindir Anand.
"Wah... Sepertinya kalian berjodoh, belum juga dikenalin, ternyata kalian sudah saling kenal." Tuan Indra ikut berbicara.
"Tadi siang Tara sempat bingung, om. Saya kira mas Anand tuh mas Aryan." Tara memancing Anand.
Tara ingin tahu, apa Anand akan merendahkan dirinya lagi seperti tadi siang, bahkan barusan waktu bukain pintu, mulutnya tak berhenti menghina Tara. Tidak terima, itu yang Tara rasakan. Siapa yang terima jika difitnah dan dihujat terus menerus, padahal Tara tidak pernah melakukan hal seperti yang Anand tuduhkan padanya.
"Tadi Anand memang bertemu Tara di kampus." Anand menjawab singkat.
Pikiran Anand masih menerawang, dia belum siap jika papa mamanya tahu akan kelakuannya tadi siang.
"Maaf, om, tante. Aryan ijin menyela." Aryan minta ijin.
"Tara, dari tadi aku perhatikan sepertinya tangan kamu terluka ya?" Aryan khawatir.
"Oh, ini tadi cuma jatuh diparkiran kok mas. Ini nggak apa-apa, paling besok juga sudah sembuh." Jawab Tara dengan cepat.
"Kok bisa jatuh, sayang? Sudah diobati belum?" Tuan Yoga khawatir.
"Bukankah tadi siang kamu pergi dengan Alma dan Gala?"
"Gala, kamu tidak menjaga Tara dengan baik! kenapa Tara bisa jatuh?" Tanya Tuan Yoga penuh selidik.
"Itu semua kare-" Gala ingin menjawab.
"Papa, jangan menyalahkan Gala dong! Tara yang nggak hati-hati, Tara yang ceroboh." Tara membela Gala.
"Papa, jangan menyalahkan Gala ya, please, serius ini bukan salah Gala." Tara memberikan kode pada Gala agar dia diam saja.
Bi Tarti datang dan memberi tahu bahwa makan malamnya sudah siap. Tara senang karena dia terselamatkan dari pertanyaan-pertanyaan papanya. Andai saja Bi Tarti tidak segera datang, sudah barang tentu Tara akan disudutkan sampai dia mengakui apa yang sebenarnya terjadi. Untuk sementara waktu Anand masih bisa bernafas lega, dia akan segera mencari cara untuk minta maaf pada Tara.
Kedua keluarga pun memulai acara makan malam. Semuanya terlihat tenang dan menikmati hidangan yang disajikan, hanya Anand yang sedikit kurang tenang karena masih khawatir.
Aryan dan Tara menikmati makan malam dengan bahagia, sesekali meraka saling curi pandang. Dalam hati pun mereka bernyanyi.
"Dua bhi lage na mujhe. Dawa bhi lage na mujhe. Jabse dil ko mere tu laga hai. Neend raaton ki meri. Chahat baaton ki meri. Chain ko bhi mere tune yoon thaga hai. Jab saansein bharun main. Band aankhen karun main. Nazar tu yaar aaya."
Terjemahan lagu. "Doa tak lagi berguna untukku. Obat-obatan tak lagi berguna untukku. Sejak saat hatiku jatuh cinta padamu. Aku tidur malam. Hanya cinta dalam setiap percakapan. Kau telah mampu meyakinkan mereka semua. Setiap kali aku menarik napas dalam-dalam. Setiap kali aku menutup mata. Aku hanya melihatmu kekasihku."
"Dil ko karaar aaya. Tujhpe hai pyar aaya. Pehli pehli baar aaya o yaara. Dil ko karaar aaya. Tujhpe hai pyar aaya. Pehli pehli baar aaya o yaara."
Terjemahan lagu. "Hatiku damai. Aku telah jatuh cinta padamu. Wahai kekasih, ini baru pertama kali terjadi padaku. Hatiku damai. Aku telah jatuh cinta padamu. Wahai kekasih, ini baru pertama kali terjadi padaku."
"Har roz pooche yeh hawayein hum toh bata ke haare. Kyun zikar tera karte hai humse taare. Har roz pooche yeh hawayein hum toh bata ke haare. Kyun zikar tera karte hai humse taare. Ab kisse hai tere in hothon pe mere izhaar aaya yaara."
Terjemahan lagu. "Jangan dengarkan segala gunjingan tentang kita. Biarkan bintang-bintang berbicara tentang kita. Jangan dengarkan segala gunjingan tentang kita. Biarkan bintang-bintang berbicara tentang kita. Ceritamu ada di bibirku, dan aku berikan cintaku hanya untukmu."
Tara tidak pernah tahu bahwa selama ini Aryan memperhatikannya dari jauh. Aryan masih belum memiliki keberanian untuk mendekatinya. Aryan hanya pura-pura belum tahu kalau Tata anak dari keluarga Maheswari. Aryan hanya ingin mempersiapkan diri agar lebih pantas bersanding dengan Tara Maheswari.
................
Author masih amatir, jadi maaf ya kalau ada beberapa kekurangan dalam novel ini. Tapi kalau soal alur, sudah persiapan judul per bab, tinggal pengembangan saja. FYI, author seneng denger lagu dan nyanyi lagu-lagu India, campursari/dangdut kadang lagu Korea atau Inggris, jadi jangan kaget dan harap jangan bosan kalau ada beberapa bab selalu ada penggalan lirik lagu.
................
Yuk ditunggu jempolnya, komentarnya dan dukungannya. Terima kasih, matur suwun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Umi Abi
lagu kesukaan ku thor yang itu,banget
2022-05-22
1
Mystera11
wkwkwk.... kayakny author pengagum lagu india ..sm dong dgn eke🤣🤣 mana lagunya lg booming😍😍😍
2021-12-30
1
Reader Novel
Author Billy Mania nih
2021-11-22
0