Siang-siang minum es buah pakai selasih
Biar tubuh makin sehat dan gesit
Wahai reader yang terkasih
Masukkan novel Pria Idaman Lain jadi favorit
Reader yang memberikan dukungan, semoga rejekinya melimpah. aamiin
Jangan lupa bahagia
.........
Flashback on
Kebencian Tara pada Anand sudah tumbuh sejak kelas 2 SMA, semua itu karena Alma teman dekat Tara.
Alma berpacaran dengan teman kuliah Anand, Davin namanya. Selama ini Tara tidak tahu kalau Alma dan Davin sudah kebablasan, bahkan Alma sering memanfaatkan uang Davin. Selama 6 bulan pacaran Alma sudah sering meminta Davin membelikannya baju, tas, sepatu, pulsa dan setiap minggu kencan di berbagai tempat liburan. Di bulan ke-tujuh pacaran, Alma menemukan pria yang lebih kaya dari Davin dan akhirnya Alma selingkuh di belakang Davin. Selingkuhan Alma yang bernama Juan ternyata juga kuliah di tempat yang sama dengan Anand dan Davin, namun mereka berbeda fakultas.
Siang itu jam pulang sekolah di tepi jalan yang tak jauh dari sekolah, ada hati yang terluka karena diputus cinta. Matahari begitu panas di hari itu, semakin terasa panas dengan pertengkaran antara Alma dan Davin.
"Apa maksud kamu, Alma? Kenapa tiba-tiba Kamu minta putus?" Teriak Davin emosi.
"Aku sudah menggunakan semua uang jajan dan tabunganku untuk selalu nurutin kamu. Aku kurang apa, Alma?" Davin meminta penjelasan.
"Jadi kamu perhitungan sama aku? " Teriak Alma tak kalah keras.
"Bukan begitu maksudku! Aku hanya mau tahu salahku dimana. Selama ini kita baik-baik saja. Kenapa kamu minta putus?" Bantah Davin.
"Aku sudah nggak sayang sama kamu lagi." Alma berlari ingin meninggalkan Davin.
Davin mengejar Alma dan menarik tangannya. "Kita 'kan sudah sejauh itu, kita sud–"
"Stop!" Alma memotong kata-kata Davin dan meronta melepaskan tangannya dari genggaman Davin.
"Kamu mau semua orang dengar kesalahan apa yang sudah kita lakuin?" Alma pura-pura menangis dan berlari pergi meninggalkan Davin.
Davin frustasi dan mencoba menahan Alma agar tidak meminta putus karena Davin terlanjur sayang dengan Alma. Namun usahanya tidaklah berhasil, Alma sudah bertekad untuk putus karena dia menemukan pria yang lebih kaya dari Davin. Juan jauh lebih kaya dan lebih royal sehingga membuat Alma lebih memilihnya.
Davin yang kacau datang menemui Anand dan mencurahkan isi hatinya pada Anand. Davin menceritakan semuanya, dari mulai uang jajan dan uang tabungannya yang habis untuk menuruti keinginan Alma, sampai perbuatan terlarang yang sudah mereka lakukan.
"Bodoh! Mau-maunya diperas sama cewek matre." Anand marah.
“Aku sayang sama dia, Anand.” Bantah Davin.
"Sayang...? Boleh sayang, tapi jangan jadi bego juga! Sekarang ditinggalin pas lagi sayang-sayange plus sudah kere alias nggak punya duit.” Tiba-tiba Anand bernyanyi meledek temannya itu.
"Tanpo welas kowe lunga biyen kae. Ra ono mesakke aku sitik wae. Ngaboti tresna anyarmu lalu kau tinggalkan aku. Tersakiti sendiri di malam itu. Kowe lunga pas aku sayang-sayange. Tanpa pamit kowe ngadoh ngono wae. Aku ra ngerti salahku dan kau campakkan diriku. Bersanding dengan kekasih barumu. Abot tak trimo kanti ikhlas legawa. Sing tak arep kowe ra disio-sio. Ben cukup mung aku korban janji manismu. Udan bledek kang dadi saksiku." Anand menyanyikan lagu galau untuk Davin.
Dengan wajah kesalnya, Davin pergi meninggalkan Anand begitu saja. Alih-alih mendapat hiburan dan solusi, justru dimarahi dan diledek dengan lagu. Namun Davin juga menyadari bahwa dia yang tidak bisa tegas terhadap Alma. Davin masih penasaran apakah kabar yang pernah dia dengar itu benar, Alma terlihat sedang bermesraan dengan Juan, mahasiswa dari fakultas kedokteran. Jika dibandingkan dengan Juan, Davin merasa dirinya kalah karena memang Juan jauh lebih kaya daripada dia.
.........
Siang itu hari Minggu waktu libur sekolah dan kuliah. Alma, Tara dan Gala berencana ke kampus U untuk koordinasi dengan BEM mengenai acara lomba yang akan mereka adakan bersama. Mereka bertiga pergi sebagai perwakilan OSIS dari sekolah. Sejak pagi Alma sudah merasa resah karena takut jika bertemu dengan Davin atau Juan secara bersamaan. Sebenarnya Alma ingin izin untuk tidak ikut rapat koordinasi, tapi Tara dan Gala tidak mengizinkannya.
Sesampainya di parkiran kampus U, terjadilah hal yang Alma takutkan. Baru saja mereka bertiga keluar dari mobil, Alma terkejut akan keberadaan Davin dan Anand yang sedang nongkrong di sana dengan teman-temannya. Davin yang terkejut dengan kedatangan Alma langsung mendatangi Alma.
"Alma! Kamu ada disini. Apa kamu menemui aku?" Tanya Davin sambil memegang pundak Alma.
"Kamu mencari aku buat balikan 'kan?" Tanya Davin penuh semangat.
Anand sudah pernah bertemu dengan Alma sebelumnya dan masih ingat betul dengan wajahnya. Rasa tidak terima temannya telah dipermainkan membuat Anand mendatangi Alma dan memarahinya.
"Lo! Cewek matre yang sudah morotin temen gue kan?" sarkas Anand pada Alma.
"Mas Aryan kan?" Panggil Tara pada Anand.
"Mas Aryan ada perlu apa disini?" Imbuh Tara.
"Jangan sok kenal! Gue bukan Aryan!" Anand menjawab dengan sombongnya.
"Bilangin sama temen, lo. Kalau jadi cewek jangan matre sampai jual badan."
Tara tidak terima temannya dihina di depan umum. "Apa maksud, lo, ngatain temen gue matre dan jual badan?"Tara menunjuk-nunjuk muka Anand.
"Tanya itu sama temen, lo!" Anand semakin geram.
"Dia morotin Davin sampai uangnya habis, terus Davin ditinggalin gitu aja."
"Stop! Anand, ayo kita pergi aja. Ini kan masalah gue, jangan bikin ribut disini!" Davin mencoba membawa Anand pergi dari situ. Dia tidak mau emosi Anand semakin meledak-ledak dan semakin membuat suasana memanas, namun sayangnya Anand tidak mau pergi.
Tara pun tersulut emosi. "Lo, punya mulut dijaga ya jangan asal nuduh orang!"
"Apa lo bilang?" Anand berkacak pinggang, "Nuduh? Gue nggak nuduh kali! Itu memang kenyataan." Anand menegaskan.
Alma hanya bisa terdiam karena ketakutan. Tara marah karena tidak tahu bahwa yang dikatakan Anand adalah benar adanya.
"Lo, jangan asal nuduh ya! Gue tahu Alma cewek baik-baik!" Sanggah Tara.
"Cewek baik-baik, lo, bilang!" Anand maju mendekati Tara.
"Lo, belain dia?" Menunjuk tepat di depan wajah Tara.
"Jangan-jangan kalian berdua sama aja. Cuma cewek matre yang rela lakuin apapun termasuk jual badan buat dapetin apa yang, lo, mau."
Gala yang emosi langsung maju dan memukul wajah Anand. "Jaga mulut Lo! Siapa kamu sampai berhak ngomong kaya gitu ke Tara?"
"Lo, nggak perlu tahu gue siapa!" Tangan Gala masih mencengkram kemeja Anand.
"Lo, cuma mesti tahu satu. Segera tinggalin cewek-cewek matre ini!" Anand terus saja bicara.
"Lo, tadi menyebut Aryan. Jangan-jangan, lo, juga sudah nargetin dia jadi korban, iya 'kan!" Anand membentak Tara.
"Mending lo jauh-jauh deh! Gue Anand akan hancurkan lo! Kalau lo berani deketin kembaran gue!" Anand memberi Tara peringatan. Andai saja Anand tahu kalau cewek yang dia marahi adalah Tara Maheswari, mungkin dia tidak akan berkata kasar lagi dan justru minta maaf.
Gala semakin emosi karena Anand tidak berhenti menghina Tara. Perkelahian sengit antara mereka sudah tak dapat dihindari dan semakin banyak mahasiswa-mahasiswi yang menonton kejadian itu. Tara dan Davin mencoba melerai perkelahian mereka, tanpa sengaja pukulan Anand mengenai punggung Tara dan membuatnya jatuh terjerembab di lantai parkiran. Gala langsung berteriak memanggil Tara dan segera menolongnya.
"Lo, sudah gila ya! Berani-beraninya mukul cewek, lihat aja nanti gue akan buat perhitungan sama, lo!" Gala berteriak memperingatkan Anand.
Davin dan teman-temannya membawa Anand menjauh agar tidak terjadi keributan lagi. Seorang Anand tidak akan segan membuat keributan jika dia menganggap dirinya benar, apalagi dia anak dari direktur di kampus itu. Namun satu kesalahan Anand yang tidak dia ketahui, emosinya saat ini akan merubah masa depan kisah percintaan dan rumah tangganya.
Keributan telah berlalu, Gala bergegas menggendong Tara ke mobil untuk segera ke rumah sakit. Tangis Alma pecah di dalam mobil, dengan suara yang lirih Alma meminta maaf dan mengatakan bahwa dialah yang bersalah. Tara terdiam membisu karena dia memang tidak pernah bisa marah pada sahabatnya itu. Gala yang melihat kekecewaan di mata Tara, hanya bisa diam dan melajukan mobilnya secepat mungkin. Sesekali Tara meringis menahan sakit di punggungnya yang telah dipukul oleh Anand. Tangan dan kaki Tara memar-memar karena membentur lantai paving parkiran, beruntung wajahnya tidak tergores atau memar sedikitpun. Gala bingung apa yang harus dia jelaskan pada tuan dan nyonya Maheswari nanti. Guratan kesedihan terpancar dari wajahnya, kecewa karena dia tidak bisa melindungi wanita yang diam-diam dia cintai.
Hasil rontgen memperlihatkan bahwa tulang punggung Tara tidak mengalami retak. Kaki dan tangannya yang memar telah diobati. Selesai berobat Tara berpisah dengan Alma karena ingin menenangkan diri. Hatinya terluka karena kenyataan yang baru saja dia ketahui, ternyata selama ini dia tidak mengenal dengan baik siapa teman terdekatnya. Tara masih memikirkan bahwa ternyata Aryan punya saudara kembar yang sangat jauh berbeda sifat. Gala memberanikan diri menggenggam tangan Tara, berharap dia mampu menenangkan hati Tara yang bergejolak penuh tanya dan rasa kecewa.
Tara yang menahan rasa sakit hati karena kata-kata yang telah Anand lontarkan, akhirnya menangis juga. Tara memeluk Gala dan bersandar pada dadanya yang bidang, tidak menyadari betapa kencangnya degup jantung Gala karenanya. Di sela isak tangisnya Tara meminta Gala untuk merahasiakan kejadian tadi, dia tak mau memperpanjang masalah hingga kedua orang tuanya tahu akan masalah ini. Tara bisa memberikan alasan bahwa dia terjatuh karena kecerobohannya.
.................
Yuk ditunggu jempolnya, komentarnya dan dukungannya. Terima kasih, matur suwun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Umi Abi
hmm sungguh rumit
2022-05-22
0
[gak tau]
udah mampir nih author
2022-01-22
1
Ari Nugraha
lanjuuut
2021-11-02
2