RADITYA ANDIKA MEGANTARA
ANANDITA PUTRI ANASTASYA
ALVIAN GILANG MAHARDIKA
ARKAN IMANUEL ATHALA
DEA MEYLINDA
----
"DITA MANA SIH GAIS KOK NGGAK, DATENG DATENG!" tanya Dara pada teman temannya, ia heran, kenapa Dita jam segini belum datang. Yah, walaupun emang Dita sering hampir telat datangnya, tapi ia tak pernah setelat ini. Dan itu membuat Dara dan kawan kawan gelisah. "Bisa nggak sih lo kalau ngomong itu nggak usah teriak" Desva menatap jengah Dara. Selalu saja sahabatnya itu kalau ngomong volumenya udah kaya toa masjid. Kenceng banget sampe desa sebelah kedengeran.
"Ohh ya, apa jangan jangan Dita kesasar ke hutan ya, atau di diculik sama monster yang ada di film ultraman itu lo?" Dea menjawab pertanyaan Dara dengan pikiran yang ada di otaknya. Desva yang mendengar jawaban sahabatnya yang nglantur itu langsung menoyor kepala Dea. Heran dia kenapa ia punya sahabat yang aneh. Satu suaranya kayak toa satunya kalau ngomong gak pernah bener.
"Lo... kalau ngomong bisa nggak kalau nggak absurd. jawaban lo itu NGGAK MUTU BANGET TAU" Desva mengatakan itu sambil menghadap tepat di depan wajah Dea. Dengan suara naik beberapa oktaf.
Dea yang mendapat jawaban tersebut hanya bisa mengerucutkan bibirnya. "kalau gitu Dita di mana ?"
----
"WHAT THE HELL. INI UDAH JAM TUJUH. SUMPAH, DEMI APAPUN GUE TELAT PAKEK BANGET" mata Dita membelalak ketika sadar bahwa dia bangun kesiangan.
Apa gue bilang temen temen ya suruh ijinin. Eh.. tapikan hari ini gue ulangan. Dita bimbang mau berangkat sekolah atau bolos. Namun, ia langsung tersadar bahwa hari ini ia harus ulangan matematika. dan kalian tau readers Dita paling benci yang namanya matematika. Tapi, kalau dia nggak ikut ulangan bareng temen temen nya, dia nggak akan dapat contekan. Mati sajalah dia kalau kayak gini.
Yahh, mau nggak mau Dita harus berangkat walaupun telat. Ia bergegas mencuci muka tanpa mandi. Dita berpikir nggak papa nggak mandi nanti tinggal di semprot parfum yang banyak. Lagi pula dia tetap cantik walaupun tidak mandi. Setelah selesai berpakaian ia bergegas mengendarai mobilnya. Membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi.
TINNN TINNN TINNN
Dita memencet klakson mobilnya berharap pak satpam membukakan pintu untuknya.
Tok tok tok
Pak satpam mengetuk jendela mobil Dita, bermaksud menyuruh Dita turun dari mobil. Dita yang mengerti maksud Pak satpam langsung turun dari mobil "Apa pak?" tanya Dita pada pak satpam yang memiliki kumis tebal itu.
"Gini neng, eneng kan kan telat, jadi neng harus lapor ke guru piket. Baru bisa masuk" terang pak satpam.
"Iya pak, kalau itu saya tau pak. Masalahnya gimana saya mau masuk kelas kalau gerbangnya aja di tutup " Dita menaikan sebelah alisnya.
"Kalau neng emang mau masuk, bentar lagi, tunggu guru piket bukain pintu "
Tiba tiba Dita mendengar namanya di panggil seseorang "DITA KAMU KESINI" pak Zidan berteriak memanggil Dita. Dita mendengus, menghampiri pak Zidan yang sudah bersedekap di depan gerbang sekolah.
" Kamu!!!! sini ikut saya ke ruang guru " dengan malas Dita mengikuti pak Zidan. guru killer sekolahnya.
"Kamu!!!" kata pak zidan sambil menunjuk wajah Dita "Kenapa telat? "
Dengan cengo dita menjawab "saya pak? "
" Ya iya kamulah, emang siapa lagi? Yang ada di sinikan cuma kamu"
"Oooo saya, kirain penunggu ruangan bapak "
"Kamu, bisa nggak sih, nggak usah jawab kalau di bilangin. Ya udah sekarang kamu saya hukum hormat menghadap tiang bendera sampai istirahat''
"Yahhh..... pak masak hormat di lapangan sihh pak, saya kan malu kalau banyak yang liat,"
"Kamu pilih hormat atau ngepel semua koridor sekolahan ini"
"Ya udah bapak menang, saya pilih yang hormat aja pak"
Dita berjalan menuju lapangan sekolah yang terletak di tengah tengah bangunan milik sekolahannnya. Ia mulai menghadap sang merah putih. Dan mulai menjalankan hukumannya.
---
Kepala Dita pusing, ia sudah tidak kuat untuk melanjutkan hukumannya. Pasalnya tadi pagi Dita tidak sempat sarapan. Tiba tiba semuanya menjadi gelap.
Dari kejauhan, Dika melihat calon istrinya sedang di hukum berdiri di lapangan. Ia berpikir mengapa Dita bisa di hukum. Lamat lamat, dika melihat tubuh Dita tidak seimbang, ia bergegas menghapirinya.
"DITA..." Arkan berteriak memanggil nama Dita, ia berlari menghapirinya. Dika yang melihat Arkan mendekat memilih untuk berhenti mendekati Dita. Dika melihat Arkhan mengangkat Dita ala bridal styele menuju uks. Ada perasaan tak terima dihatinya.
---
jangan lupa like vote sama komen ya gaiss :')
jangan jadi silent rieders :')
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Sari Annissa
ga kreatif asal bgt nama temen dita dari D semua,jadi bingung,trus cowok nya dika..hadeuhh....yg bner aje
2022-03-29
0
Vivo Vivo
jangan2 arkhan itu suka ama dita si🤔🤔
2021-03-20
0
Binik Taehyung❤️
cocok thorrr
2020-05-18
0