Bab 2 : Perpisahan

Syafa yang berat ikut Azril ke kotanya , memikirkan alasan untuk menghindari permintaan sang bapak .

Dia pun memilih untuk bernegosiasi dengan alasan ingin melanjutkan sekolahnya di sini .

" Tapiii , aku belum siap untuk ikut dengan mu , kau kan tahu , aku tidak mungkin mengikuti pria yang baru ku kenal , yahhh , meskipun ini wasiat bapak ku " lirihnya memelas agar Azril menuruti permintaannya .

" Jika aku di izinkan untuk mengungkapkannya , maka sudah ku ungkapkannya , tanpa harus berbelit belit begini " lirihnya dalam hati

" Tidak bisa Syafa , sekarang ini akulah yang bertanggung jawab atasmu , aku tidak bisa tenang kalo kau tak ikut dengan kakak ! " pinta Azril sedikit tersenyum mengungkap itu .

" Kakak ??? "

" hehm , apa kau keberatan memanggilku kakak ? , aku masih muda , nih lihatlah KTP ku ! " Azril menyerahkan KTP , sontak Syafa melongo menatapnya .

" Dua lima " ucap Syafa ragu , Azril hanya tersenyum melihat tingkah Syafa .

" Baiklah kakak , tapi ingat jaga batasmu ! " pesan Syafa berusaha agak menjauh saat berbicara dengan Azril .

" Jika kau mengizinkan , aku ingin menyelesaikan pendidikanku dulu ? "

" Baiklah , tapi setiap liburan kau harus pulang ke rumah ku , " tegas Azril , berjalan ke arah mobil hitam pengeluaran baru miliknya .

" okeee , tapi mengapa harus rumah kakak ? "

" karna rumahmu di sini sudah ku jual " ucap Azril mengagetkan dirinya .

" maafkan aku terpaksa berbohong " lirih Azril dalam hati

Syafa menghela nafas berat , " apa lagi yang kau tunggu , bocil ? , cepetan naik , kakak akan mengantarkanmu ke pesantren " pintanya , menarik tangan Syafa dengan segera ia mengingatkannya .

" Ingat kak ! jaga batas " tegas Syafa , lagi- lagi membuat Azril menghela nafas .

" Gini - gini amat , jadi suamimu Syafa , berat rasanya . Harus serba salah dan banyak besabar untuk menahannya , seperti api dan air yang sulit menyatu " ucap batin Azril

Sepanjang perjalanan mereka tampak diam , dan Syafa hanya menikmati pemandangan dari jendela mobilnya .

" Oh yah kak , ngomong- ngomong kakak tahu alamat pesantren ku ? "

" yah tahulah , apa kau tak lihat ! kakak hanya mengikuti peta di ponsel kakak "

Syafa menatap ponsel yang menempel di kemudi mobil Azril , " Masya allah , Syafa baru tahu ponsel zaman sekarang sangat keren ! " puji Syafa menyentuh hati Azril karna merasa Syafa baru pertama melihatnya .

" Kamu mau ??? " tawar Azril menoleh Syafa yang masih malu .

" Tidaklah kak , Syafa gak punya uang ! , syukur-syukur Syafa masuk pesantren karna beasiswa untuk fakir miskin " ujar polos Syafa menggetarkan perasaannya .

Semua santriwati menatap mobil yang masuk di perkarangan Pesantren yang begitu luas .

Terlihatlah Syafa yang keluar bersama seorang Pria nan gagah , membuat yang menatapnya jadi pangli .

" Kalau gitu Syafa duluan , terima kasih udah mengantar sampai ke sini " ujarnya yang terus berjalan menuju mes nya yang tak jauh dari area itu .

" Syafa tunggu ! "

" Nah , ambil lah ponsel ini untukmu " Azril menyerahkan ponsel miliknya , namun Syafa menolak karna peraturan sekolah .

" Baaaik lah , kakak pamit yah ! " ucap Azril melambaikan tangan sembari masuk dan menyetir mobilnya .

Syafa yang tak peduli kepergian Azril terus saja berjalan , terlihat dua temannya Riska dan Ayu sedang menunggu di pintu dengan senyum yang penuh arti .

" Siapa tu cowok ? guanteng bangeett " puji Riska mencubit lengan Ayu , menatap Syafa yang terus berjalan tanpa menjawab pertanyaan kedua sahabatnya itu .

Syafa duduk di pinggir kasur , matanya teduh menatap foto sang bapak yang baru saja meninggalkannya untuk selamanya .

" kamu sihh Riska , Syafa tuh lagi sedih malah di lontarkan pertanyaan tak penting " ujar Ayu , mengusap punggung Syafa

" maafin aku yahh , " sahut Riska penuh penyesalan

" gag apa-apa , aku hanya lagi sedih saja ! " ucap Syafa memeluk kedua sahabatnya .

Sementara Azril pulang dengan raut yang berbeda , pertemuan pertama dengan Syafa memberi warna baru dalam kehidupannya setelah bertahun menyimpan luka yang dalam karna kandasnya hubungan dengan sang model bernama Diana .

Setiap hari ia hanya bisa menatap foto sang istri lewat ponsel miliknya . Ia mengambilnya saat Syafa berada di mobilnya kemarin .

" kau tu bocil ! tapi mengapa membuat ku jatuh cinta padamu secepat ini " tanya Azril menatap foto Syafa .

Besok paginya , ia bergegas menuju ke kantor .

Tak bekerja beberapa hari membuatnya harus lembur , berkas menunggu di meja sudah menggunung .

Dia bersandar di kursi sambil membuka map yang tersusun untuk di pelajari serta di tandatangani .

Kelelahan membuatnya tertidur , rasa ngantuk membawa dirinya bermimpi sang istri .

Air matanya menitik , rasa takut mengelabui perasaannya .

Ia melirik jam tangan , ternyata masih jam 12.00 siang . Azril mengambil ponsel dan menelpon Syafa lewat telp milik Pesantren .

Syafa yang lagi istirahat berlari , panggilan sirine menyuruhnya ke majelis guru .

" Syafa , kemari Nak ? "

" ada apa Ustadzhah ? , sepertinya penting sekali "

" Ini ada telpon dari kakakmu , katanya ada yang ingin ia bicarakan ? " ucap Ustadzhah Dahlia menyerahkan telp genggam .

" Hallo , assalam mu'alaykum "

" wa'alaykumussalam bocil , gemana kabarmu ? oh yah kapan liburan semester " tanya Azril menjengkelkan Syafa .

" besok kak , tadi baru saja pembagian Raport ! , emangnya ke...?

" pembagian Raport ??? , kog gak bilang sama kakak ? kan kakak langsung ke sana .

" maaf kak , tapi Syafa gak punya nomor ponsel kakak ! " lirih Syafa , mengerutkan dahinya melihat Azril perhatian dengannya .

" yaampuun kakak lupa ! "

" baiklah kak , kalo gitu udah yahh telponannya , karna ada anak santri lain mau memakai telp ini , assalam mua'laykum "

tut tut tut

" Ini Bocil , aku belum siap nelp , malah di putusin " gerutu Azril meletak kasar ponsel di meja .

Begitulah yang mereka lakukan hingga Syafa mendapat gelar hafidzhah .

Enam tahun Syafa menimba ilmu , akhirnya menghasilkan yang luar biasa untuknya .

Mendapat predikat santriwati penghafal tercepat tidak membuatnya bangga , ia selalu merendah saat orang - orang memujinya .

Hari ini pihak sekolah mengadakan perpisahan , Syafa merayakan tanpa di dampingi walinya . Ia sengaja tidak memberi tahu Azril karna tak ingin merepotkan sang kakak . Azril seorang pengusaha tentu kesibukannya banyak .

" Syafa , Lu napa ? bengong saja ! " tanya kedua sahabatnya

" tidak apa- apa kog " jawab Syafa beranjak pergi menuju gedung yang di gunakan untuk acara perpisahan para santri lainnya .

Namun saat ia ingin melangkah terdengar teriakan seseorang memanggil namanya .

" Syafa aaaa ! " teriaknya , Sontak Syafa menoleh .

Syafa bukan senang , ia malah berjalan cepat tanpa menatap Azril yang sudah menunggu menyambut kedatangan dirinya .

Azril pun bergegas berjalan mengejarnya " Syafa ! " panggil Azril dengan raut kecewa

" Siapa yang menyuruh kakak ke sini ? " tanya Syafa menahan kesal pada Azril .

" Guru mu yang menelpon ku , makanya aku ke sini ! " ujar Azril yang tidak mendapati keramahan Syafa menyambutnya .

" sudahlah Syafa mau masuk ! "

" Syafa , tunggu ! , aku belum selesai bicara " tegas Azril yang sudah sedikit emosi melihat perlangkuan Syafa padanya .

Episodes
1 Bab 1 : Pertemuan Pertama
2 Bab 2 : Perpisahan
3 Bab 3 : Rahasia Azril
4 Bab 4 : Keputusan Terakhir
5 Bab 5 : Mubazhir
6 Bab 6 : Siapa Bocil?
7 Bab 7 : Kesedihan Masa Lalu
8 Bab 8 : Shubuh Pertama
9 Bab 9 :Kampus dan Masalah baru
10 Bab 10 : Rusuh
11 Bab 11 : Kecewa
12 Bab 12 : Istikhoroh
13 Bab 13 : Cek kandungan
14 Bab 14 :Kabar Buruk
15 Bab 15 : Kehidupan Awal Syafa
16 Bab 16 : Kehidupan Baru
17 Bab 17 : Sang Buah Hati
18 Bab 18 :Pertemuan ke dua
19 Bab 19 : Malaria Tropika
20 Bab 20 : Asal Usul Syahril
21 Bab 21 : Rahasia Terungkap
22 Bab 22 : Di Lamar Bian
23 Bab 23 : Surat Sang Mamah
24 Bab 24 : Adik Kandung
25 Bab 25 : Kenyataan Pahit
26 Bab 26 : Pengakuan Syafa dan Bian
27 Bab 27 : Masuk Rumah Sakit
28 Bab 28 : Rahasia terbesar Bian
29 Bab 29 : Misi Rahasia
30 Bab 30 : CLBK
31 Bab 31 : Yatim Piatu
32 Bab 32 : Depresi
33 Bab 33 : Menyesal
34 Bab 34 : Masa lalu Arzil
35 Bab 35 : Musuh Baru
36 Bab 36 : Desny
37 Bab 37 : Bertemu Abi
38 Bab 38 : Mulai Membaik
39 Bab 39 : Pertemuan tak terduga
40 Bab 40 : Sakit
41 Bab 41 : Amanah Atikah
42 Bab 42 : Cemburu
43 Bab 43 : Pertengkaran Kecil
44 Bab 44 : Rencana Athur
45 Bab 45 : Hilangnya Arzil
46 Bab 46 : Pertemuan Berto dan Syahril
47 Bab 47 : Amel dan Syahril
48 Bab 48 : Jakarta punya cerita
49 Bab 49 : Pertemuan tak terduga
50 Bab 50 : Bertemu Arzil
51 Bab 51 :Masa lalu Berto dan Amel
52 Bab 52: Tak mau Pisah
53 Bab 53 : Berkumpul kembali
54 Bab 53 : COKER
55 Bab 55 : Ujian Indry
56 Bab 56 : Pilih Amel atau Indry
57 Bab 57 : Keputusan terbaik
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 : Pertemuan Pertama
2
Bab 2 : Perpisahan
3
Bab 3 : Rahasia Azril
4
Bab 4 : Keputusan Terakhir
5
Bab 5 : Mubazhir
6
Bab 6 : Siapa Bocil?
7
Bab 7 : Kesedihan Masa Lalu
8
Bab 8 : Shubuh Pertama
9
Bab 9 :Kampus dan Masalah baru
10
Bab 10 : Rusuh
11
Bab 11 : Kecewa
12
Bab 12 : Istikhoroh
13
Bab 13 : Cek kandungan
14
Bab 14 :Kabar Buruk
15
Bab 15 : Kehidupan Awal Syafa
16
Bab 16 : Kehidupan Baru
17
Bab 17 : Sang Buah Hati
18
Bab 18 :Pertemuan ke dua
19
Bab 19 : Malaria Tropika
20
Bab 20 : Asal Usul Syahril
21
Bab 21 : Rahasia Terungkap
22
Bab 22 : Di Lamar Bian
23
Bab 23 : Surat Sang Mamah
24
Bab 24 : Adik Kandung
25
Bab 25 : Kenyataan Pahit
26
Bab 26 : Pengakuan Syafa dan Bian
27
Bab 27 : Masuk Rumah Sakit
28
Bab 28 : Rahasia terbesar Bian
29
Bab 29 : Misi Rahasia
30
Bab 30 : CLBK
31
Bab 31 : Yatim Piatu
32
Bab 32 : Depresi
33
Bab 33 : Menyesal
34
Bab 34 : Masa lalu Arzil
35
Bab 35 : Musuh Baru
36
Bab 36 : Desny
37
Bab 37 : Bertemu Abi
38
Bab 38 : Mulai Membaik
39
Bab 39 : Pertemuan tak terduga
40
Bab 40 : Sakit
41
Bab 41 : Amanah Atikah
42
Bab 42 : Cemburu
43
Bab 43 : Pertengkaran Kecil
44
Bab 44 : Rencana Athur
45
Bab 45 : Hilangnya Arzil
46
Bab 46 : Pertemuan Berto dan Syahril
47
Bab 47 : Amel dan Syahril
48
Bab 48 : Jakarta punya cerita
49
Bab 49 : Pertemuan tak terduga
50
Bab 50 : Bertemu Arzil
51
Bab 51 :Masa lalu Berto dan Amel
52
Bab 52: Tak mau Pisah
53
Bab 53 : Berkumpul kembali
54
Bab 53 : COKER
55
Bab 55 : Ujian Indry
56
Bab 56 : Pilih Amel atau Indry
57
Bab 57 : Keputusan terbaik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!