Penantian Panjang Sang Pewaris

Penantian Panjang Sang Pewaris

Bab 1 : Pertemuan Pertama

Pria dingin , memiliki rupawan yang eksotik ini mengemudi terburu - buru karna harus menghadiri pertemuan rapat di hotel berbintang lima .

Reunian bersama sahabatnya di restorant tadi malam membuat ia bangun kesiangan , di tambah lagi asistennya , Alena , tidak bisa hadir karna sakit .

Pria ini bernama Azril Malik Anggara , sang pewaris muda dari keluarga Anggara , meski begitu ia sangat mandiri , dan tanggung jawab dengan pekerjaan . Jadi wajar Perusahaan yang bergerak di bidang Advertising ini melejit hingga go international .

Azril yang mengemudi kecepatan tinggi tak sengaja menabrak seorang pria paruh baya yang sedang melintas .

" aaaaaaagghhhhh " teriak pria paruh baya

Brugghhhhhhhhhh

Azril bergegas keluar , terlihat pria itu sudah menggelepar namun masih bisa bernafas .

Dengan sigap , Azril membawanya ke rumah sakit dan membatalkan pertemuannya karna kemalangan .

Ia mengantarnya sampai ke UGD , terlihat pria itu memandangnya dengan hati yang teduh .

Beberapa menit kemudian Dokter keluar , wajah datar sang Dokter menciut nyalinya yang sudah ketakutan .

" Bagaimana dia ? apa dia baik- baik saja ? " tanyanya , mengusap kasar wajah yang sudah menetes keringat dingin karna takut .

" Akibat kecelakaan itu kakinya patah , dan mengalami kebocoran di jantung , harapan untuk hidup sangat tipis , kita cuma bisa berdoa semoga ada mukhjizat , tadi bapak itu menyuruh anda masuk ke dalam ? " ucap sang Dokter , menepuk bahunya dan berlalu pergi .

Azril melangkah cepat masuk ke dalam , terlihat pria itu terbaring lemah , namun masih bisa bicara . Suara masih terbata-bata melambai tangan menyuruh Azril duduk di sampingnya .

" Saya mintak maaf Pak ! saya benar- benar tidak sengaja ! " ucap Azril mencium tangan sang Bapak yang sudah tak berdaya .

" Sudah Nak , saya tidak akan menyalahkanmu ! mungkin ini sudah takdir saya , cuma satu yang menganjal di hati saya " lirihnya , mulai memikirkan putri kesayangannya bernama Syafa ,bederai air mata jatuh mengalir di wajah pucatnya .

" Apa itu Pak ?, katakan saja ! , insyallah saya akan melakukannya " ujar Azril menatap sang bapak .

" Mau kah kau menikah dengan Putriku ? saat ini dia sedang mondok di salah satu pesantren yang terdekat di kota ini , jika pun saya pergi , saya tidak khawatir karna ada yang menjaganya " tutur sang bapak bernama Imron .

" Menikah ??? " gumamnya dalam hati , memaling muka dengan gelisah . Namun Pak Imron mengenggam kedua tangannya " aku mohon !!! , putriku seorang yatim dan dia juga sholeha " desah Imron membuat Azril tak bisa memilih , apalagi ini darurat .

" Baiklah Pak , saya akan melakukannya " ucap ragunya yang mulai ingin berdiri .

" Kau mau ke mana ? "

" aku mau cari penghulu untuk menikahiku " tegas Azril mulai melangkah , namun tanggannya di tarik

" tidak ada waktu lagi Nak , akulah yang menikahimu ? " titahnya menyuruh Azril duduk , kemudian meminta perawat dan dokter yang bertugas kala itu menjadi saksi .

Azril melongo seakan tak percaya , secepat ini statusnya akan menjadi suami . Menikah perkara yang selama ini ia elakkan tapi menghampiri tanpa memberi waktu untuk memilih .

Perasaan takut , gugup , gemetar menyelimutinya saat ini , apalagi ini pertama kali ia berani melakukannya sendiri tanpa di dampingi oleh keluarga sendiri .

Namun saat ingin ijab kabul Pak imron melupakan syarat Sah pernikahan , salah satunya adanya Mahar .

Azril bingung , semua terjadi secara mendadak tanpa persiapan . Saat itu yang ada di dompetnya hanya ada uang senilai sepuluh ribu rupiah , kartu kredit ada namun tak bisa di gunakan karna ketinggalan di mobil waktu membawa Pak Imron ke rumah sakit .

Saksi , serta mahar sudah ada , ijab kabulpun di mulai .

Selesai Pak Imron mengucapkan ikrar suci pernikahan untuk putrinya dan kata SAH terucap dari para Saksi , Azril menghela nafas berat .

Pak Imron sedari tadi menahan sakit memberi nomor telpon untuk menghubungi putrinya .

Azril menghubungi dan menyuruh gurunya untuk menyampaikan ke Syafa karna ia harus menemani Pak Imron yang sudah sakaratul maut , nafasnya sesak dan kata tauhid yang terakhir dari mulutnya , memberi kesan wajah berseri dan senyum .

Selang tiga puluh menit , sang gadis bernama Syafa berlari . Dengan penampilan syar'i menuju Pria yang terbaring di selimuti kain putih hingga menutup kepalanya .

Langkahnya melambat dan berat seakan ada yang menghalangi untuk sampai ke pria berselimut tanpa bersuara .

" Baaaapakkkk " ucap ragu Syafa

Satu-satu putih , bening , menjulur mengalir di putih pipinya . Ia memeluk , bibir mengatup mengigit menahan kesedihan yang begitu dalam . Di buka kain penutup wajah , air mata pun deras mengalir .

Di kecupnya kening sang bapak yang ia cintai , mencium tangan yang begitu dingin .

Azril yang baru dari parkiran sontak tak sengaja melepas ponselnya , " apa dia istri ku ? " ucap pelannya dengan segera mengambil ponselnya terjatuh .

Syafa yang terdengar bunyi benturan menoleh ke arah Azril yang masih membungkuk mengambil serpihan ponselnya terjatuh .

" Maaf ini kartu card mu , tadi terlempar di kaki ku ! " lirih Syafa dengan mata yang masih memerah .

Azril merasa gugup , saat ia mengangkat kepalanya terlihatlah wajah , putih , berseri itu mengugah hatinya hingga ia tak mampu berkejib .

Syafa bergegas berdiri dan kembali menatap bapaknya kembali .

" Di_dia benar-benar cantik , meski umurnya masih 15 tahun namun sifat kelembutan terlihat di aura wajahnya " gumamnya dalam hati

" Kaamuu Syafa yahh ? , putri Pak Imron " tanya Azril .

Syafa hanya menunduk " iyyya , kamu tahu dari mana ? "

" Akulah yang membawa bapakmu ke sini , dan aku ingin memberikan ini untuk mu "

Azril memberi surat wasiat dari Pak imron menyuruh Syafa ikut bersama Azril .

Syafa membacanya , air matanya mengalir , dan memberanikan diri menatap Azril yang berdiri menyandar dinding .

" Sekarang jawab aku ! , hubunganmu dengan bapak apa ? , sampai bapak menyuruhku ikut bersamamu ? " tanya Syafa serius , matanya tak sengaja menatap Azril yang lagi bingung menjawab pertanyaan yang sulit di utarakan , apalagi amanah Pak Imron tunggu ia berusia 20 tahun .

" Aku dan bapakmu sudah kenal lama , bahkan sudah ku anggap seperti bapak ku sendiri , jadi kau tak usah bertanya lagi " tegas Azril berlalu pergi , berlama di situ membuatnya semakin pusing .

Usai Pemakaman di lakukan , Syafa hanya menatap dalam pemakaman sang bapak yang begitu memberi kesan dalam saat ini .

Kepergian sang bapak , membuatnya sedih yang kian mendalam . Sosok Imron di mata Syafa sangat istimewa , memiliki sifat kelembutan , penyayang , dan tanggung jawab dunia akhirat terhadap putri semata wayangnya .

Syafa yang mulai beranjak , terlihat seorang pria yang tak asing yaitu Azril menunggu di pintu gerbang pemakaman .

" Syafaaa , segera siapkan dirimu ! , sebentar lagi aku akan kembali ke kota ku " tegasnya , membuyar pikiran Syafa

" secepat ini ?? , apa tidak bisa nanti atau sebulan lagi ? " tawarnya , meminta pengertian agar Azril memahami perasaannya saat ini .

" Tidak bisa Syafa , pekerjaan di kantorku sudah menumpuk , aku tak punya banyak waktu ! " pinta Azril , berharap ada pengertian dari sang istri .

Terpopuler

Comments

Navizaa

Navizaa

hadir kak

2021-11-18

0

🧭 Wong Deso

🧭 Wong Deso

tau nggak kak apa kurangnya karya kaka ini? meskipun alur ceritanya bagus?

2021-11-08

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Pertemuan Pertama
2 Bab 2 : Perpisahan
3 Bab 3 : Rahasia Azril
4 Bab 4 : Keputusan Terakhir
5 Bab 5 : Mubazhir
6 Bab 6 : Siapa Bocil?
7 Bab 7 : Kesedihan Masa Lalu
8 Bab 8 : Shubuh Pertama
9 Bab 9 :Kampus dan Masalah baru
10 Bab 10 : Rusuh
11 Bab 11 : Kecewa
12 Bab 12 : Istikhoroh
13 Bab 13 : Cek kandungan
14 Bab 14 :Kabar Buruk
15 Bab 15 : Kehidupan Awal Syafa
16 Bab 16 : Kehidupan Baru
17 Bab 17 : Sang Buah Hati
18 Bab 18 :Pertemuan ke dua
19 Bab 19 : Malaria Tropika
20 Bab 20 : Asal Usul Syahril
21 Bab 21 : Rahasia Terungkap
22 Bab 22 : Di Lamar Bian
23 Bab 23 : Surat Sang Mamah
24 Bab 24 : Adik Kandung
25 Bab 25 : Kenyataan Pahit
26 Bab 26 : Pengakuan Syafa dan Bian
27 Bab 27 : Masuk Rumah Sakit
28 Bab 28 : Rahasia terbesar Bian
29 Bab 29 : Misi Rahasia
30 Bab 30 : CLBK
31 Bab 31 : Yatim Piatu
32 Bab 32 : Depresi
33 Bab 33 : Menyesal
34 Bab 34 : Masa lalu Arzil
35 Bab 35 : Musuh Baru
36 Bab 36 : Desny
37 Bab 37 : Bertemu Abi
38 Bab 38 : Mulai Membaik
39 Bab 39 : Pertemuan tak terduga
40 Bab 40 : Sakit
41 Bab 41 : Amanah Atikah
42 Bab 42 : Cemburu
43 Bab 43 : Pertengkaran Kecil
44 Bab 44 : Rencana Athur
45 Bab 45 : Hilangnya Arzil
46 Bab 46 : Pertemuan Berto dan Syahril
47 Bab 47 : Amel dan Syahril
48 Bab 48 : Jakarta punya cerita
49 Bab 49 : Pertemuan tak terduga
50 Bab 50 : Bertemu Arzil
51 Bab 51 :Masa lalu Berto dan Amel
52 Bab 52: Tak mau Pisah
53 Bab 53 : Berkumpul kembali
54 Bab 53 : COKER
55 Bab 55 : Ujian Indry
56 Bab 56 : Pilih Amel atau Indry
57 Bab 57 : Keputusan terbaik
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 : Pertemuan Pertama
2
Bab 2 : Perpisahan
3
Bab 3 : Rahasia Azril
4
Bab 4 : Keputusan Terakhir
5
Bab 5 : Mubazhir
6
Bab 6 : Siapa Bocil?
7
Bab 7 : Kesedihan Masa Lalu
8
Bab 8 : Shubuh Pertama
9
Bab 9 :Kampus dan Masalah baru
10
Bab 10 : Rusuh
11
Bab 11 : Kecewa
12
Bab 12 : Istikhoroh
13
Bab 13 : Cek kandungan
14
Bab 14 :Kabar Buruk
15
Bab 15 : Kehidupan Awal Syafa
16
Bab 16 : Kehidupan Baru
17
Bab 17 : Sang Buah Hati
18
Bab 18 :Pertemuan ke dua
19
Bab 19 : Malaria Tropika
20
Bab 20 : Asal Usul Syahril
21
Bab 21 : Rahasia Terungkap
22
Bab 22 : Di Lamar Bian
23
Bab 23 : Surat Sang Mamah
24
Bab 24 : Adik Kandung
25
Bab 25 : Kenyataan Pahit
26
Bab 26 : Pengakuan Syafa dan Bian
27
Bab 27 : Masuk Rumah Sakit
28
Bab 28 : Rahasia terbesar Bian
29
Bab 29 : Misi Rahasia
30
Bab 30 : CLBK
31
Bab 31 : Yatim Piatu
32
Bab 32 : Depresi
33
Bab 33 : Menyesal
34
Bab 34 : Masa lalu Arzil
35
Bab 35 : Musuh Baru
36
Bab 36 : Desny
37
Bab 37 : Bertemu Abi
38
Bab 38 : Mulai Membaik
39
Bab 39 : Pertemuan tak terduga
40
Bab 40 : Sakit
41
Bab 41 : Amanah Atikah
42
Bab 42 : Cemburu
43
Bab 43 : Pertengkaran Kecil
44
Bab 44 : Rencana Athur
45
Bab 45 : Hilangnya Arzil
46
Bab 46 : Pertemuan Berto dan Syahril
47
Bab 47 : Amel dan Syahril
48
Bab 48 : Jakarta punya cerita
49
Bab 49 : Pertemuan tak terduga
50
Bab 50 : Bertemu Arzil
51
Bab 51 :Masa lalu Berto dan Amel
52
Bab 52: Tak mau Pisah
53
Bab 53 : Berkumpul kembali
54
Bab 53 : COKER
55
Bab 55 : Ujian Indry
56
Bab 56 : Pilih Amel atau Indry
57
Bab 57 : Keputusan terbaik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!