Bab 4 : Keputusan Terakhir

Syafa menarik tangan Azril , menyuruhnya duduk kembali .

" Aku lagi tidak lapar , aku ingin bicara serius padamu ! " lirihnya memberanikan diri menatap Azril yang tersenyum senang

" bicaralah,aku akan mendengarkannya" ucap santainya menatap Syafa dengan selidik , Syafa merasa malu , kemudian kembali menundukkan wajahnya .

Azril mengangkat dagu Syafa yang menunduk , berharap Syafa bisa bicara menatap ke arahnya .

" Apa benar kau mencintaiku ? , berjanji tak meninggalkan ku ! " ucapnya berani menatap sang suami kemudian memalingkan wajahnya ke arah yang lain .

" Kakak emang bukan pria yang sholeh seperti Ustadz idamanmu , kakak hanya berusaha untuk menjadi suami yang tanggung jawab sesuai amanah Pak Imron , kala itu kakak sebenarnya mau menolak tapi bapakmu bersihkeras ingin menikahkan secepat mungkin , kau tahu kakak tak punya mahar untuk mu hanya uang sepuluh ribu . Semuanya mendadak tidak ada persiapan " ucapnya singkat tapi menggetarkan jiwa yang bercerita .

" Lalu apa alasan bapak menyuruh kakak menikahkan aku ?? "

" Sebenarnya kakak lah yang menyebab kematian bapakmu , kakak siap jika kau ingin membawa ke kantor Polisi " ujarnya dengan air mata penyesalan

" Jadi kakaklah yang menabrak bapak ku?" tanya Syafa , air mata mulai memenuhi bola matanya .

" Iyya Syafa , kakak waktu itu tidak sengaja , kakak benar-benar menyesal "

" Pergi kakak dari sini ! , bagaimana aku bisa hidup satu rumah dengan pembunuh , kau munafik kak , " teriak Syafa , Azril melongo tak percaya . Ucapan Syafa mengusir dirinya benar- benar membuat hatinya terluka .

" Syaaaafa , aku mohon !! , jangan hukum kakak seperti ini "

" Kakak tak pantas jadi suamiku , pembunuh seharusnya di penjara ! bukan hidup bahagia bernama anak pria yang kau bunuh " tegas Syafa penuh kekecewaan , kemarahan mencuci hatinya hingga setiap kata yang ia ucapkan benar-benar menusuk hati Azril .

Saat kemarahannya mulai memuncak , bunyi ketukan pintu

tok tok tok

" Assalam mu'alaykum " ucap perempuan yang tak asing bagi Syafa

Syafa berdiri bergegas membuka pintunya , terlihat Ustadzhah Dahlia berdiri di depannya .

Syafa langsung memeluknya , tangisan sedihnya menyusuri pendengaran Dahlia . Dahlia melepas pelukan dan menatap sejengkal demi sejengkal wajah santri nya .

" Ada apa denganmu ? " tanyanya , tak sengaja melihat raut Azril sudah penuh kesedihan dan rasa kecewa atas perlakuan Syafa padanya .

Azril mengusap wajahnya , ia menuju pintu untuk keluar .

" Ustadzhah kog bisa ke sini ? , siapa yang memberitahunya ? " tanyanya ,berjalan menggandeng Dahlia untuk masuk dan duduk berbincang dengannya di sofa .

" Azril yang menyuruhku ke sini , dia meminta bantuan untuk menyelesaikan masalahmu . Dia tak sanggup lagi menyelesaikan sendiri " ucap Dahlia mengagetkan Syafa .

" Kak Azrill ? " ujarnya tak percaya

" i_ ya Azril , kenapa ??? "

" Kog Ustadzhah kenal banget dengan dia ? , apa ada yang kalian sembunyikan dari Syafa ? "

" waktu Azril mengantarmu , ketua yayasan menyuruh Ustadzhah untuk bertanya siapa Azril , pria yang mengantarmu dua tahun yang lalu . Setahu kami Syafa tak punya saudara terlebih Bapakmu baru saja meninggal , kami melakukan takut terjadi fitnah , apalagi mendengar desas desus para murid lainnya "

" Lalu ?? , "

" Azril menjelaskan bahwa ia adalah suamimu , sejak itulah hubungan Azril dengan Pak Rahman semakin dekat . Bahkan Azril menjadi salah satu donatur untuk pembangunan di pesantren kita , selain itu ia jugalah yang membiayai pendidikanmu hingga selesai . Mungkin Azril bukan pria yang seperti yang Syafa inginkan , memiliki ilmu agama yang tinggi , tapi dengan kekurangannya ia memiliki adab yang baik dan mau berjihad dengan hartanya . Ingat ! Allah memberi jodoh bukan yang kita impikan melainkan yang kita butuhkan . Tidak di situ saja , kau ingat masjid kita yang terbengkalai karna kurang dana sekarang sudah hampir selesai itu juga karna bantuan darinya , bahkan ia mewakafkan untuk Bapakmu , Imron . Ustadzhah harap kau paham , mengapa Bapakmu menjodohkan dirimu dengannya ?, kalau gitu Ustadzhah pamit yahh ! " ucap penjelesan Dahlia , berharap Syafa menerima

Syafa mengantar gurunya sampai ke Parkiran , terlihat Azril sedang mengobrol dengan Pak Rahman , Abinya sang guru sekalian ketua yayasan tempat Syafa menimba ilmu .

" Ustadzhah pamit yahh , assalam mu'alaykum "

" wa'alaykumussalam , , , "

Setelah Pak Rahman berpamitan dengan Azril dan pergi meninggalkan keduanya yang masih saling mendiam .

Syafa berjalan menuju kamar serta di ikuti Azril dari belakang.Keduanya masih saling diam tanpa berbicara.

Syafa menuju ke kamar mandi , rasa gerah tubuhnya membuat ia ingin berendam air hangat . Ia pun mengambil baju di dalam tasnya dan beranjak menuju ke kamar mandi .

Sementara Azril duduk membungkuk memikirkan masalahnya yang belum tuntas . Perasaan resah mengusik batiñnya .

Syafa yang baru keluar dari kamar mandi , merasa lebih segar dan bersemangat . Bau shampo dan sabun yang ia kenakan mengusik penciuman Azril yang lagi gelisah .

" Bau wangi ini , sepertinya memanggilku untuk menemui pemilik wangi ini " ucapnya dalam hati

Terlihat Syafa yang sedang duduk menatap wajahnya yang pucat .

Azril berjalan ke arah Syafa dengan sedikit senyum menggoda , " aku suka wangi ini, "

Syafa yang melihat Azril sudah di belakang , ia memutar tubuhnya untuk berdiri , namun kedua pundaknya di tahan Azril .

" Duduklah,bisakah kita bicara sebentar?"

Syafa merasa takut , tatapan Azril seperti menginginkan sesuatu darinya .

" Kau tak perlu takut , aku masih menjaga batasnya , seperti yang kau ucapkan kemarin . Aku tidak akan melakukannya jika belum mendapat persetujuan darimu . Bisakah aku memegang tanganmu ? " pinta Azril meminta izin ,

Syafa tak mampu berkata , ia hanya mengangguk .

" Baiklah , jika pernikahan ini membuatmu tidak bahagia , dan kau menginginkan menikah dengan sang Ustadz idamanmu , maka aku akan mele...."

Syafa yang mengerti maksud Azril segera menutup bibir Azril dengan jari telunjuk,"jangan pernah mengatakan itu" ucap tulusnya , Syafa mengenggam tangan Azril yang sedari tadi Azril memegangnya.

Azril menatap dalam Syifa " bearti kau sudah menerima pernikahan ini yahh ? " tanya Azril yang tersenyum bahagia ,

Syafa mengangguk , Azril memeluk dan mencium kening sang istri .

" Alhamdulillah , kalo gitu kau tunggu di sini aku mau mandi dulu , "

Azril keluar kamar mandi dengan bertelanjang dada membuat Syafa yang lagi duduk di kasur menutup mukanya.

" Kak , apa yang kau lakukan?,cepat pakai pakaianmu " titahnya , memutar tubuh menghadap dinding .

" Aku ini sekarang suamimu,jadi tak perlu malu" ucap Azril sambil memakai pakaiannya .

" Sudah atau belum?"tanya Syafa kalang kabut

" Sudah sayang " , Azril memutar tubuh Syafa menghadap dirinya.

" Jangan ulangi lagi,aku tidak biasa melihat pemandangan seperti itu"ujarnya membuat Azril tersenyum .

" Harus di biasain dong ! kan udah jadi istri kak Azril " pinta Azril , kemudian menarik tangan Syafa untuk keluar .

" Kita mau ke mana?,ini sudah sore "

" Mau cari makan,kak dari pagi belum makan karna memikirkan masalah kita " jujur Azril ,

" baiklah "

Merekapun memilih tempat makan berkelas,berbagai masakan sudah tersaji di meja besarnya.

" Kak,ini lauk kenapa banyak banget?,apa kak Azril mampu menghabiskan semua ini?"tanya Syafa yang tak biasa makan dengan beragam makanan.

Kehidupan yang serba susah mengajarkan dia untuk tidak mubazhir dan belajar hidup sederhana.Jadi,wajar kalo sosok Syafa lebih memilih hidup apa adanya.

Episodes
1 Bab 1 : Pertemuan Pertama
2 Bab 2 : Perpisahan
3 Bab 3 : Rahasia Azril
4 Bab 4 : Keputusan Terakhir
5 Bab 5 : Mubazhir
6 Bab 6 : Siapa Bocil?
7 Bab 7 : Kesedihan Masa Lalu
8 Bab 8 : Shubuh Pertama
9 Bab 9 :Kampus dan Masalah baru
10 Bab 10 : Rusuh
11 Bab 11 : Kecewa
12 Bab 12 : Istikhoroh
13 Bab 13 : Cek kandungan
14 Bab 14 :Kabar Buruk
15 Bab 15 : Kehidupan Awal Syafa
16 Bab 16 : Kehidupan Baru
17 Bab 17 : Sang Buah Hati
18 Bab 18 :Pertemuan ke dua
19 Bab 19 : Malaria Tropika
20 Bab 20 : Asal Usul Syahril
21 Bab 21 : Rahasia Terungkap
22 Bab 22 : Di Lamar Bian
23 Bab 23 : Surat Sang Mamah
24 Bab 24 : Adik Kandung
25 Bab 25 : Kenyataan Pahit
26 Bab 26 : Pengakuan Syafa dan Bian
27 Bab 27 : Masuk Rumah Sakit
28 Bab 28 : Rahasia terbesar Bian
29 Bab 29 : Misi Rahasia
30 Bab 30 : CLBK
31 Bab 31 : Yatim Piatu
32 Bab 32 : Depresi
33 Bab 33 : Menyesal
34 Bab 34 : Masa lalu Arzil
35 Bab 35 : Musuh Baru
36 Bab 36 : Desny
37 Bab 37 : Bertemu Abi
38 Bab 38 : Mulai Membaik
39 Bab 39 : Pertemuan tak terduga
40 Bab 40 : Sakit
41 Bab 41 : Amanah Atikah
42 Bab 42 : Cemburu
43 Bab 43 : Pertengkaran Kecil
44 Bab 44 : Rencana Athur
45 Bab 45 : Hilangnya Arzil
46 Bab 46 : Pertemuan Berto dan Syahril
47 Bab 47 : Amel dan Syahril
48 Bab 48 : Jakarta punya cerita
49 Bab 49 : Pertemuan tak terduga
50 Bab 50 : Bertemu Arzil
51 Bab 51 :Masa lalu Berto dan Amel
52 Bab 52: Tak mau Pisah
53 Bab 53 : Berkumpul kembali
54 Bab 53 : COKER
55 Bab 55 : Ujian Indry
56 Bab 56 : Pilih Amel atau Indry
57 Bab 57 : Keputusan terbaik
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Bab 1 : Pertemuan Pertama
2
Bab 2 : Perpisahan
3
Bab 3 : Rahasia Azril
4
Bab 4 : Keputusan Terakhir
5
Bab 5 : Mubazhir
6
Bab 6 : Siapa Bocil?
7
Bab 7 : Kesedihan Masa Lalu
8
Bab 8 : Shubuh Pertama
9
Bab 9 :Kampus dan Masalah baru
10
Bab 10 : Rusuh
11
Bab 11 : Kecewa
12
Bab 12 : Istikhoroh
13
Bab 13 : Cek kandungan
14
Bab 14 :Kabar Buruk
15
Bab 15 : Kehidupan Awal Syafa
16
Bab 16 : Kehidupan Baru
17
Bab 17 : Sang Buah Hati
18
Bab 18 :Pertemuan ke dua
19
Bab 19 : Malaria Tropika
20
Bab 20 : Asal Usul Syahril
21
Bab 21 : Rahasia Terungkap
22
Bab 22 : Di Lamar Bian
23
Bab 23 : Surat Sang Mamah
24
Bab 24 : Adik Kandung
25
Bab 25 : Kenyataan Pahit
26
Bab 26 : Pengakuan Syafa dan Bian
27
Bab 27 : Masuk Rumah Sakit
28
Bab 28 : Rahasia terbesar Bian
29
Bab 29 : Misi Rahasia
30
Bab 30 : CLBK
31
Bab 31 : Yatim Piatu
32
Bab 32 : Depresi
33
Bab 33 : Menyesal
34
Bab 34 : Masa lalu Arzil
35
Bab 35 : Musuh Baru
36
Bab 36 : Desny
37
Bab 37 : Bertemu Abi
38
Bab 38 : Mulai Membaik
39
Bab 39 : Pertemuan tak terduga
40
Bab 40 : Sakit
41
Bab 41 : Amanah Atikah
42
Bab 42 : Cemburu
43
Bab 43 : Pertengkaran Kecil
44
Bab 44 : Rencana Athur
45
Bab 45 : Hilangnya Arzil
46
Bab 46 : Pertemuan Berto dan Syahril
47
Bab 47 : Amel dan Syahril
48
Bab 48 : Jakarta punya cerita
49
Bab 49 : Pertemuan tak terduga
50
Bab 50 : Bertemu Arzil
51
Bab 51 :Masa lalu Berto dan Amel
52
Bab 52: Tak mau Pisah
53
Bab 53 : Berkumpul kembali
54
Bab 53 : COKER
55
Bab 55 : Ujian Indry
56
Bab 56 : Pilih Amel atau Indry
57
Bab 57 : Keputusan terbaik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!