Syafa menarik tangan Azril , menyuruhnya duduk kembali .
" Aku lagi tidak lapar , aku ingin bicara serius padamu ! " lirihnya memberanikan diri menatap Azril yang tersenyum senang
" bicaralah,aku akan mendengarkannya" ucap santainya menatap Syafa dengan selidik , Syafa merasa malu , kemudian kembali menundukkan wajahnya .
Azril mengangkat dagu Syafa yang menunduk , berharap Syafa bisa bicara menatap ke arahnya .
" Apa benar kau mencintaiku ? , berjanji tak meninggalkan ku ! " ucapnya berani menatap sang suami kemudian memalingkan wajahnya ke arah yang lain .
" Kakak emang bukan pria yang sholeh seperti Ustadz idamanmu , kakak hanya berusaha untuk menjadi suami yang tanggung jawab sesuai amanah Pak Imron , kala itu kakak sebenarnya mau menolak tapi bapakmu bersihkeras ingin menikahkan secepat mungkin , kau tahu kakak tak punya mahar untuk mu hanya uang sepuluh ribu . Semuanya mendadak tidak ada persiapan " ucapnya singkat tapi menggetarkan jiwa yang bercerita .
" Lalu apa alasan bapak menyuruh kakak menikahkan aku ?? "
" Sebenarnya kakak lah yang menyebab kematian bapakmu , kakak siap jika kau ingin membawa ke kantor Polisi " ujarnya dengan air mata penyesalan
" Jadi kakaklah yang menabrak bapak ku?" tanya Syafa , air mata mulai memenuhi bola matanya .
" Iyya Syafa , kakak waktu itu tidak sengaja , kakak benar-benar menyesal "
" Pergi kakak dari sini ! , bagaimana aku bisa hidup satu rumah dengan pembunuh , kau munafik kak , " teriak Syafa , Azril melongo tak percaya . Ucapan Syafa mengusir dirinya benar- benar membuat hatinya terluka .
" Syaaaafa , aku mohon !! , jangan hukum kakak seperti ini "
" Kakak tak pantas jadi suamiku , pembunuh seharusnya di penjara ! bukan hidup bahagia bernama anak pria yang kau bunuh " tegas Syafa penuh kekecewaan , kemarahan mencuci hatinya hingga setiap kata yang ia ucapkan benar-benar menusuk hati Azril .
Saat kemarahannya mulai memuncak , bunyi ketukan pintu
tok tok tok
" Assalam mu'alaykum " ucap perempuan yang tak asing bagi Syafa
Syafa berdiri bergegas membuka pintunya , terlihat Ustadzhah Dahlia berdiri di depannya .
Syafa langsung memeluknya , tangisan sedihnya menyusuri pendengaran Dahlia . Dahlia melepas pelukan dan menatap sejengkal demi sejengkal wajah santri nya .
" Ada apa denganmu ? " tanyanya , tak sengaja melihat raut Azril sudah penuh kesedihan dan rasa kecewa atas perlakuan Syafa padanya .
Azril mengusap wajahnya , ia menuju pintu untuk keluar .
" Ustadzhah kog bisa ke sini ? , siapa yang memberitahunya ? " tanyanya ,berjalan menggandeng Dahlia untuk masuk dan duduk berbincang dengannya di sofa .
" Azril yang menyuruhku ke sini , dia meminta bantuan untuk menyelesaikan masalahmu . Dia tak sanggup lagi menyelesaikan sendiri " ucap Dahlia mengagetkan Syafa .
" Kak Azrill ? " ujarnya tak percaya
" i_ ya Azril , kenapa ??? "
" Kog Ustadzhah kenal banget dengan dia ? , apa ada yang kalian sembunyikan dari Syafa ? "
" waktu Azril mengantarmu , ketua yayasan menyuruh Ustadzhah untuk bertanya siapa Azril , pria yang mengantarmu dua tahun yang lalu . Setahu kami Syafa tak punya saudara terlebih Bapakmu baru saja meninggal , kami melakukan takut terjadi fitnah , apalagi mendengar desas desus para murid lainnya "
" Lalu ?? , "
" Azril menjelaskan bahwa ia adalah suamimu , sejak itulah hubungan Azril dengan Pak Rahman semakin dekat . Bahkan Azril menjadi salah satu donatur untuk pembangunan di pesantren kita , selain itu ia jugalah yang membiayai pendidikanmu hingga selesai . Mungkin Azril bukan pria yang seperti yang Syafa inginkan , memiliki ilmu agama yang tinggi , tapi dengan kekurangannya ia memiliki adab yang baik dan mau berjihad dengan hartanya . Ingat ! Allah memberi jodoh bukan yang kita impikan melainkan yang kita butuhkan . Tidak di situ saja , kau ingat masjid kita yang terbengkalai karna kurang dana sekarang sudah hampir selesai itu juga karna bantuan darinya , bahkan ia mewakafkan untuk Bapakmu , Imron . Ustadzhah harap kau paham , mengapa Bapakmu menjodohkan dirimu dengannya ?, kalau gitu Ustadzhah pamit yahh ! " ucap penjelesan Dahlia , berharap Syafa menerima
Syafa mengantar gurunya sampai ke Parkiran , terlihat Azril sedang mengobrol dengan Pak Rahman , Abinya sang guru sekalian ketua yayasan tempat Syafa menimba ilmu .
" Ustadzhah pamit yahh , assalam mu'alaykum "
" wa'alaykumussalam , , , "
Setelah Pak Rahman berpamitan dengan Azril dan pergi meninggalkan keduanya yang masih saling mendiam .
Syafa berjalan menuju kamar serta di ikuti Azril dari belakang.Keduanya masih saling diam tanpa berbicara.
Syafa menuju ke kamar mandi , rasa gerah tubuhnya membuat ia ingin berendam air hangat . Ia pun mengambil baju di dalam tasnya dan beranjak menuju ke kamar mandi .
Sementara Azril duduk membungkuk memikirkan masalahnya yang belum tuntas . Perasaan resah mengusik batiñnya .
Syafa yang baru keluar dari kamar mandi , merasa lebih segar dan bersemangat . Bau shampo dan sabun yang ia kenakan mengusik penciuman Azril yang lagi gelisah .
" Bau wangi ini , sepertinya memanggilku untuk menemui pemilik wangi ini " ucapnya dalam hati
Terlihat Syafa yang sedang duduk menatap wajahnya yang pucat .
Azril berjalan ke arah Syafa dengan sedikit senyum menggoda , " aku suka wangi ini, "
Syafa yang melihat Azril sudah di belakang , ia memutar tubuhnya untuk berdiri , namun kedua pundaknya di tahan Azril .
" Duduklah,bisakah kita bicara sebentar?"
Syafa merasa takut , tatapan Azril seperti menginginkan sesuatu darinya .
" Kau tak perlu takut , aku masih menjaga batasnya , seperti yang kau ucapkan kemarin . Aku tidak akan melakukannya jika belum mendapat persetujuan darimu . Bisakah aku memegang tanganmu ? " pinta Azril meminta izin ,
Syafa tak mampu berkata , ia hanya mengangguk .
" Baiklah , jika pernikahan ini membuatmu tidak bahagia , dan kau menginginkan menikah dengan sang Ustadz idamanmu , maka aku akan mele...."
Syafa yang mengerti maksud Azril segera menutup bibir Azril dengan jari telunjuk,"jangan pernah mengatakan itu" ucap tulusnya , Syafa mengenggam tangan Azril yang sedari tadi Azril memegangnya.
Azril menatap dalam Syifa " bearti kau sudah menerima pernikahan ini yahh ? " tanya Azril yang tersenyum bahagia ,
Syafa mengangguk , Azril memeluk dan mencium kening sang istri .
" Alhamdulillah , kalo gitu kau tunggu di sini aku mau mandi dulu , "
Azril keluar kamar mandi dengan bertelanjang dada membuat Syafa yang lagi duduk di kasur menutup mukanya.
" Kak , apa yang kau lakukan?,cepat pakai pakaianmu " titahnya , memutar tubuh menghadap dinding .
" Aku ini sekarang suamimu,jadi tak perlu malu" ucap Azril sambil memakai pakaiannya .
" Sudah atau belum?"tanya Syafa kalang kabut
" Sudah sayang " , Azril memutar tubuh Syafa menghadap dirinya.
" Jangan ulangi lagi,aku tidak biasa melihat pemandangan seperti itu"ujarnya membuat Azril tersenyum .
" Harus di biasain dong ! kan udah jadi istri kak Azril " pinta Azril , kemudian menarik tangan Syafa untuk keluar .
" Kita mau ke mana?,ini sudah sore "
" Mau cari makan,kak dari pagi belum makan karna memikirkan masalah kita " jujur Azril ,
" baiklah "
Merekapun memilih tempat makan berkelas,berbagai masakan sudah tersaji di meja besarnya.
" Kak,ini lauk kenapa banyak banget?,apa kak Azril mampu menghabiskan semua ini?"tanya Syafa yang tak biasa makan dengan beragam makanan.
Kehidupan yang serba susah mengajarkan dia untuk tidak mubazhir dan belajar hidup sederhana.Jadi,wajar kalo sosok Syafa lebih memilih hidup apa adanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments