Perjanjian

✈️

✈️

✈️

✈️

✈️

Setelah menghabiskan makanannya, Darra pun mengajak Amel untuk mengantarkannya pulang. Tidak membutuhkan waktu lama, mereka pun sampai di rumah.

"Mel, kamu bawa saja mobil aku besok pagi-pagi jemput."

"Oke, kalau begitu aku pulang dulu ya."

Darra langsung melangkahkan kakinya menuju lantai dua, tempat dimana kamarnya berada. Hari ini sungguh menguras emosinya, pertama ada berita mengejutkan kalau bulan depan dia akan menikah, kedua ketemu sang mantan yang dengan susah payah ingin dilupakan.

Tok..tok..tok..

"Dek, boleh Mbak masuk!!" seru Anggi.

"Masuk saja Mbak."

Anggi pun perlahan membuka pintu kamarnya dan masuk.

"Kamu lagi ngapain, Dek?"

"Ga lagi ngapa-ngapain Mbak."

"Bagaimana, apa kamu sudah ketemu lagi dengan Rizar?"

"Enggak tuh Mbak."

"Sudah siap menikah?"

"Sebenarnya Darra sama sekali belum siap Mbak, usia Darra saja masih dua puluh satu tahun. Darra masih ingin bebas dan mengejar cita-cita Darra."

"Rizar itu pria yang baik dan sholeh, kamu pasti bakalan beruntung mempunyai suami kaya Rizar."

"Beruntung apanya, yang ada Darra bakalan susah Mbak," ketus Darra.

"Karena Rizar seorang sopir?"

Darra menganggukkan kepalanya..

"Dek, belum tentu seorang sopir itu tidak bisa membahagiakan pasangannya, kali aja Rizar sudah menyiapkan kejutan buat kamu."

"Kejutan apa? kejutan tinggal di rumah sederhana, yang sempit," ketus Darra.

Anggi hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Kamu tahu, apa alasan Rizar ingin cepat-cepat menikahimu?" tanya Anggi.

Darra menggelengkan kepalanya..

"Selain Rizar ingin cepat-cepat menjadikanmu istri, bulan depan Rizar harus berangkat kerja selama dua minggu keluar kota jadi dia ingin sebelum dia berangkat, dia sudah memiliki kamu. Rizar itu selama ini memantau gerak-gerik kamu loh dan dia ga mau kamu digangguin sama pria lain terutama mantan kamu."

"Apa!! kok Mas Rizar tahu mengenai mantan Darra?" tanya Darra kaget.

"Makannya kamu jangan macam-macam, dia bakalan tahu, Dek."

"Idih, belum apa-apa sudah ngekang kaya gitu apalagi kalau sudah nikah."

"Ya sudah, Mbak mau mandiin Luna dulu."

Anggi pun keluar meninggalkan kamar Darra, sedangkan Darra tampak berpikir...

"Sepertinya aku harus ketemu sama Mas Rizar," gumam Darra.

***

Keesokkan harinya...

Darra dan Amel sudah sampai di lokasi shooting, hari ini ada jadwal shooting. Saat ini Darra sedang di make-up oleh Amel dan berganti pakaian.

"Bagaimana kelanjutan hubungan kamu sama Mas Rizar?" tanya Amel.

"Aku harus ketemu sama Mas Rizar, Mel. Aku ga mau nikah secepat itu, apalagi alasan dia menikahiku karena dia bakalan ada kerjaan ke luar kota," ketus Darra.

"Memangnya Mas Rizar itu sopir apa sih?"

"Mana aku tahu, mungkin ga sih kalau Mas Rizar itu sopir truk antar kota gitu?" seru Darra.

"Bisa jadi."

"Ya ampun, aku ga bisa ngebayangin kalau nanti menikah dengan Mas Rizar, bisa jatuh harga diriku, masa seorang artis terkenal dan multitalent kaya aku harus menikah dengan seorang sopir sih."

"Sabar..sabar Ra."

Tidak lama kemudian proses shootinh pun berjalan, hari ini tidak banyak scene Darra bisa pulang ke rumah nanti sore.

Darra meminta nomor telepon Mas Rizar kepada Kakaknya dan dengan cepat Kak Jiyyad memberikan nomor Rizar.

Darra dengan cepat mengetikkan pesan kepada Rizar.

📩"Mas, nanti sore bisa kita ketemuan?"

Tidak lama kemudian ponsel Darra pun bergetar.

📩"Boleh, mau ketemu dimana?"

📩"Di Caffe Pelangi."

📩"Oke."

Darra pun menyimpan ponselnya, dia tidak berniat untuk membalasnya lagi. Proses shooting pun sudah selesai, Darra pamitan untuk pulang.

"Mel, aku pulang duluan ya kamu naik taxi saja ini buat ongkosnya."

"Oke, makasih Dar. Kamu hati-hati."

"Iya, bye."

Darra pun segera melajukan mobilnya menuju Caffe Pelangi, Rizar sudah menunggu Darra dan saat ini Rizar sedang bermain game di ponselnya sembari menunggu Darra datang.

"Maaf lama menunggu, tadi jalanan agak sedikit macet," seru Darra dengan membuka topi dan kacamata hitamnya kemudian duduk di depan Rizar.

Rizar hanya melongo melihat Darra yang terlihat sangat **** dengan mini dressnya.

"Mas, Mas Rizar kenapa?" tanya Darra dengan melambai-lambaikan tangannya dihadapan Rizar.

"Ah iya, tidak apa-apa. Kita pesan makanan dulu ya, baru nanti kita bicara," seru Rizar.

Darra pun menganggukkan kepalanya, Rizar mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan.

"Mas mau pesan apa?" tanya pelayan itu.

"Saya mau steak saja sama minumnya fruit punch saja, kamu mau makan apa?" tanya Rizar.

"Samain aja sama Mas Rizar."

"Oke kalau begitu steak dua sama fruit punch dua."

"Baik Mas, maaf Mbak Jihan Adarra Ar-rasyid kan? Artis yang lagi naik daun itu?" tanya sang pelayan.

"Bukan, Mbak salah lihat kali aku cuma mirip," sahut Darra pura-pura.

"Tidak, Mbak beneran Darra. Ya ampun ternyata aslinya cantik banget, boleh minta fotonya ya Mbak."

Belum juga Darra menjawabnya, pelayan itu sudah mengarahkan ponselnya kearah Darra, meskipun dia tidak mau tapi Darra berusaha untuk tersenyum.

"Terima kasih ya Mbak Darra, kalau begitu tunggu sebentar saya ambilkan pesanan Mbak Darra sama Masnya."

Pelayan itu langsung berlari untuk mengambil pesanan Darra dan Rizar, terlihat pelayan itu dengan senangnya memamerkan fotonya dengan Darra membuat teman-temannya merasa iri.

"Kamu terkenal juga ya," seru Rizar.

"Iyalah, aku kan artis terkenal," ketus Darra.

Rizar hanya tersenyum, "Kalau nanti kamu sudah menjadi istriku, tidak akan aku biarkan kamu memakai pakaian sesexi itu," batin Rizar.

Tidak lama kemudian pesanan mereka pun datang. Tanpa menunggu lagi, Darra dan Rizar langsung melahapnya. Tidak ada pembicaraan diantara mereka, hanya dentingan sendok yang terdengar.

Darra sedikit curi-curi pandang ke arah Rizar, dilihatnya ponsel Rizar yang tergeletak di atas meja.

"Ponselnya sama kaya aku, itu ponsel mahal banget memang seorang sopir gajinya berapa sih kok sampai bisa beli ponsel semahal itu. Penampilannya pun sangat keren, kalau yang tidak tahu pasti ga bakalan percaya kalau Mas Rizar seorang sopir," batin Darra.

Tidak lama kemudian, mereka pun selesai makan.

"Apa yang ingin kamu bicarakan denganku, Darra?" tanya Rizar.

"Maaf Mas sebelumnya, aku cuma mau bilang sama Mas, aku kan sama sekali belum kenal dengan Mas Rizar dan ketemu pun baru dua kali sama sekarang jadi jangankan rasa cinta, untuk menjadi sepasang suami istri pun begitu sangat sulit untukku," seru Darra.

"Terus kenapa kamu menerima lamaranku kemarin?" tanya Rizar.

Darra menundukkan kepalanya, dia bingung antara harus jujur apa tidak. Darra takut Rizar merasa tersinggung dan sakit hati, tapi disini Darra harus jujur karena memang kenyataannya Darra memang tidak menginginkan pernikahan ini.

"Maaf Mas, aku terpaksa menerima lamaran Mas karena aku sudah terlanjur ngomong kepada mantan aku kalau aku mau menikah. Aku punya mantan namanya Dion, dia itu mengkhianati dan selingkuh di belakang aku jadi aku hanya ingin menunjukkan kepada dia kalau aku sudah move on dari Dion dan dia meminta buktinya. Aku bingung harus membuktikannya pakai apa, sedangkan saat ini calon pacar pun aku tidak punya jadi aku ingat kepada tawaran Kak Jiyyad yang ingin menjodohkan aku dengan Mas Rizar, jadi aku menerima lamaran Mas Rizar," jelas Darra dengan menundukkan kepalanya.

Darra takut kalau Rizar marah tapi Darra sudah menyiapkan mental untuk semuanya, Darra harus menerima konsekuensinya. Terdengar kekehan Rizar, membuat Darra mendongakkan kepalanya memandang Rizar.

"Kenapa Mas Rizar tertawa? Apa Mas Rizar tidak marah dengan alasanku menerima lamaran Mas Rizar?" tanya Darra bingung.

"Kenapa mesti marah, aku sudah mengetahuinya. Wanita mana yang mau menerima lamaran dari seorang pria yang sama sekali belum dikenalnya, aku tidak akan marah sama kamu Darra, justru aku akan berusaha keras untuk bisa mendapatkan hati kamu," sahut Rizar.

"Astaga, ini orang terbuat dari apa sih hatinya? Tidak ada rasa marah ataupun sakit hati dengan ucapanku," batin Darra.

"Hanya itu yang mau kamu bicarakan denganku, apa ada lagi?" tanya Rizar dengan santainya.

"Begini Mas, aku kan sama sekali tidak punya perasaan sama Mas jadi aku minta, setelah kita menikah nanti tidak ada acara malam pertama dan kontak fisik diantara kita, dan aku juga ingin Mas tidak melarang aku untuk melanjutkan karir aku karena seperti yang Mas tahu, menjadi artis adalah cita-citaku sejak kecil," jelas Darra.

"Oke, aku akan turuti semua keinginan kamu tapi aku juga punya permintaan sama kamu," seru Rizar.

"Permintaan apa?" tanya Darra.

"Aku ingin setelah menikah nanti, kamu tinggal di rumahku walaupun rumahku sederhana tapi aku tidak mau kita masih satu rumah dengan orang tua kamu, dan satu lagi aku ingin kamu jaga sikap jangan terlalu dekat dengan pria manapun, terakhir aku ingin setiap aku pulang kerja kamu sudah ada di rumah, bagaimana apa kamu sanggup?" tanya Rizar.

Cukup lama Darra berpikir, hingga akhirnya Darra mengulurkan tangannya kepada Rizar.

"Oke, deal."

Rizar pun membalas uluran tangan Darra dengan senyumannya.

"Ya ampun, tampan sekali kalau tersenyum seperti itu," batin Darra.

Darra pun melepaskan tangannya dan langsung mengambil minumannya, entah kenapa jantung Darra tiba-tiba saja berdetak kencang.

"Apa kamu sudah selesai?" seru Rizar.

"Ah iya."

Darra pun kembali menggunakan topi dan kacamata hitamnya. Disaat Darra bangkit dari duduknya, tiba-tiba kakinya tersandung kaki meja membuat tubuh Darra oleng.

Rizar dengan sigap menarik pinggang Darra dan Darra pun reflek memegang lengan Rizar. Kedua mata itu bertemu dan untuk beberapa saat saling mengunci satu sama lain.

"Kamu tidak apa-apa?" tanya Rizar membuyarkan lamunan Darra.

"Ah iya, aku tidak apa-apa."

Darra langsung membenarkan posisinya...

"Kalau begitu aku duluan, Mas."

"Kamu hati-hati."

Darra pun meninggalkan Caffe itu dengan terburu-buru. Darra langsung masuk ke dalam mobilnya dan Darra memegang dadanya yang saat ini detak jantungnya sangat tidak normal.

"Astaga, kenapa dengan jantungku? memalukan sekali," gumam Darra dengan memukul kepalanya pelan.

Setelah dirasa tenang, Darra pun melajukan mobilnya meninggalkan Caffe itu. Sedangkan di dalam Caffe, Rizar tampak tersenyum. Darra tidak tahu kalau Caffe itu milik Rizar, Rizar sengaja memerintahkan karyawannya untuk bersikap seolah tidak mengenal Rizar.

✈️

✈️

✈️

✈️

✈️

Jangan lupa

like

gift

vote n

komen

TERIMA KASIH

LOVE YOU

Terpopuler

Comments

ㅤ

tanda nya lu jatuh cinta

2021-11-30

1

¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶

¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶

Daebak dah akang rizar😘😘😘👍

2021-11-26

0

🦚⃝⃟ˢᴴ𝐀⃝🥀ѕαηтι

🦚⃝⃟ˢᴴ𝐀⃝🥀ѕαηтι

mungkin dara juga punya rasa sama rizar tapi belum menyadarinya karena setiap bertemu jantungnya berdebar debar

2021-11-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!