✈️
✈️
✈️
✈️
✈️
Selama proses shooting, Darra dan Jeslin tidak pernah akur selalu saja ada bahan untuk bertengkar membuat para crew dibuat pusing dengan kelakuan mereka.
"Kamu bisa akting tidak sih, katanya artis papan atas tapi setiap dapat giliran scene selalu saja diulang-ulang ga pernah sekali jadi," sindir Jeslin.
"Ini semua gara-gara kamu, mood aku jadi jelek dan aku harus ngulang terus mana aku dapat semprotan dari sutradara lagi, kalau tahu lawan mainku kamu ga sudi aku nerima tawaran ini," ketus Darra.
"Idih, siapa juga yang mau kerjasama sama artis gadungan kaya kamu."
"Apa!! artis gadungan? kurang ajar."
Darra menghampiri Jeslin dan Darra langsung menyiram Jeslin dengan air mineral yang dia bawa.
"Sialan, kamu ngajak ribut sama aku!!" teriak Jeslin.
Jeslin menjambak rambut Darra, Darra tidak mau kalah dia pun membalas jambakan Jeslin keduanya saling jambak satu sama lain.
"Darra sudah, jangan bertengkar," seru Amel.
Darra dan Jeslin tidak ada yang mau mengalah, bahkan penampilan keduanya sudah acak-acakkan.
"Stoooooooopppp....." teriak Pak Topan yang merupakan seorang sutradara.
Akhirnya Darra dan Jeslin pun menghentikan aksinya.
"Kalian berdua ikut saya."
"Ini semua gara-gara kamu," kesal Jeslin.
"Kamu yang duluan mulai."
Pak Topan pun membawa Darra dan Jeslin kesebuah ruangan.
"Kalian itu apa-apaan sih? kenapa jadi bertengkar seperti ini, untung disini tidak ada wartawan kalau sampai ada, habis karir kalian sampai disini."
"Dia yang mulai Pak," sahut Darra.
"Apaan, dia yang tadi duluan nyiram saya pakai air mineral," seru Jeslin.
"Diaaaaaammm....."
Darra dan Jeslin langsung menundukkan kepalanya..
"Saya tidak tahu dan tidak mau tahu apa masalah kalian, tapi yang saya mau tolong bersikaplah profesional apalagi kamu Darra, saat ini kamu itu sedang menjadi sorotan dimana-mana kamu mau reputasi kamu hancur gara-gara ada berita kamu berkelahi dengan Jeslin?"
Darra dengan cepat menggelengkan kepalanya..
"Nah, kalau begitu sekarang kalian bersalaman saling meminta maaf dan saya minta tidak akan ada lagi hal-hal yang seperti barusan."
"Iya Pak," sahut Darra dan Jeslin bersamaan.
Keduanya pun akhirnya meninggalkan ruangan itu tanpa bersalaman seperti yang diminta oleh Pak sutradara.
Waktu pun berjalan dengan cepat, satu minggu sudah Darra menjalani shooting dan malam ini Darra memutuskan untuk pulang langsung ke Jakarta.
"Ra, kamu yakin kita pulang sekarang?" tanya Amel.
"Iya, aku sudah tidak betah lama-lama disini apalagi melihat wajah menyebalkan itu membuat mood aku jelek."
"Ya sudah kalau gitu."
Darra dan Amel pun pamit kepada semuanya dan langsung meninggalkan lokasi shooting, karena sudah malam kondisi jalanan pun terlihat lengang membuat Amel dengan leluasa melajukan mobil Darra tanpa kendala apapun.
Saat sampai di Jakarta, waktu sudah menunjukkan pukul satu dini hari dan Amel memutuskan untuk menginap di rumah Darra.
***
Keesokkan harinya...
"Mbok, Darra sudah pulang ya?" tanya Mama Wina.
"Iya Nyonya tadi malam."
"Jam berapa dia sampai rumah?"
"Kira-kira jam satu subuh Nyonya, Non Amel pun menginap disini."
"Oh...ya sudah, Mbok bisa kembali bekerja."
"Baik Nyonya."
Tidak lama kemudian, semua anggota keluarga pun berkumpul untuk sarapan. Bahkan anak dan istri Jiyyad pun sudah ada.
"Darra sudah pulang, Ma?" tanya Jiyyad.
"Sudah, kata Mbok Iyam Darra sampai jam satu subuh."
"Luna ingin ketemu Onty cantik, Oma!"
"Iya, ketemunya nanti saja ya soalnya Onty cantiknya masih tidur," sahut Anggi.
"Oke Mama."
Jiyyad selama ini tinggal di Malaysia, dia mendapat tawaran kerja di perusahaan asing yang ada di Malaysia tentu saja Jiyyad tidak membuang kesempatan itu apalagi gaji disana sangatlah besar.
"Ma, jangan lupa nanti malam Rizar mau kesini untuk bertemu dengan Darra," seru Jiyyad.
"Iya Kak."
"Apa kita tidak keterlaluan Kak, menjodohkan Darra dengan pria yang belum dia kenal?" seru Papa Rahman.
"Tidak Pa, Rizar anak yang baik dan sholeh, Jiyyad yakin kalau Rizar bakalan bisa mengubah kelakuan Darra yang manja itu. Pokoknya Mama dan Papa tenang saja, Jiyyad yang akan tanggung jawab kalau sampai terjadi kenapa-napa sama Darra," sahut Jiyyad.
***
Waktu menunjukkan pukul sepuluh pagi, Darra mulai merentangkan kedua tangannya sedangkan Amel terlihat masih terlelap tidur.
Darra turun dari ranjang dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Darra keluar dari kamar mandi dan melihat Amel sudah terduduk diatas tempat tidur sembari mengotak-ngatik ponselnya.
"Mandi dulu sana biar seger," seru Darra.
Amel pun langsung masuk ke dalam kamar mandi, setelah selesai Darra dan Amel pun turun ke bawah untuk sarapan.
"Mbok, orang rumah kemana? kok sepi?" tanya Darra.
"Den Jiyyad dan Tuan pergi ke kantor, Nyonya dan Non Anggi sedang belanja sepertinya sebentar lagi pulang."
"Jadi Mbak Anggi ada disini, Mbok!!"
"Iya, sudah hari."
Darra dan Amel pun sarapan bersama, setelah sarapan Amel pun pamit pulang sedangkan Darra kembali lagi ke kamarnya.
"Onty cantiiiikkk!!"
Suara cempreng itu membangunkan Darra seketika.
"Ya ampun Luna."
Luna langsung berlari naik ke atas tempat tidur dan memeluk Onty cantiknya itu.
"Onty cantik, Luna kangen sama Onty."
"Onty juga kangen sama Luna."
"Kenapa Onty ga pernah nengokkin Luna lagi?"
"Ontynya sibuk sayang."
"Luna sering lihat Onty di tivi, Onty cantik banget."
"Masa?"
Luna dengan cepat menganggukkan kepalanya, Darra dengan gemas menciumi pipi temben keponakannya itu.
"Sayang, kok gangguin Onty cantik sih?" seru Anggi.
"Mbak Anggi, apakabar?"
"Baik Alhamdulillah."
"Sayang nanti malam kamu siap-siap ya, soalnya Kakak kamu akan mengajak Rizar makan malam di rumah kita."
"Apa Ma!! Darra tidak salah dengar? Cepat banget sih Ma?" tanya Darra tak percaya.
"Tidak Nak, soalnya Nak Rizar ingin cepat-cepat melangsungkan pernikahan kalian."
"Dan Mama sudah menyetujuinya?" tanya Darra.
"Tentu saja, bahkan Papa juga sangat menyukai Rizar."
"Sebenarnya ada apa dengan kalian? Kenapa kalian jadi suka kepada orang yang baru kalian kenal?" seru Darra dengan menyilangkan kedua tangannya dan melipatnya di atas dada.
"Baru pertama kali? Kita sudah kenal dengan Nak Rizar sudah lama, bahkan saat Kak Jiyyad menikah pun dia datang," sahut Mama Wina.
"Hah, kok Darra ga tahu."
"Mau tahu bagaimana, kamu itu selalu sibuk bahkan jarang di rumah apalagi kalau sudah shooting untuk film layar lebar kamu bisa tidak pulang berhari-hari," sahut Mama Wina.
Darra menghela nafasnya..
"Ya sudah Darra juga ingin melihat seperti apa wajah yang namanya Rizar itu," seru Darra.
"Pokoknya kamu bakalan terpesona melihat Nak Rizar, dia tampan loh Ra," goda Mama Wina.
"Masa?"
"Pokoknya tampannya maksimal, Ra!!" seru Anggi.
"Hmm...Dara jadi penasaran," sahut Darra.
***
Malam pun tiba..
Darra saat ini sudah mengunakan dress warna putih bunga-bunga dengan panjang selutut, rambutnya dia biarkan digerai indah.
Tiba-tiba terdengar suara mobil masuk ke halaman rumahnya, Darra segera menuju jendela untuk melihat siapa yang datang. Sebuah mobil Brio putih berhenti di depan rumahnya, seorang pria tinggi, putih, dan gagah keluar dari mobil itu.
Pria itu memakai kemeja navy dan celana panjang warna hitam, namun sayang wajahnya tidak terlihat karena pria itu keburu masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba jantung Darra berdetak tak karuan.
"Kok jantungku berdebar-debar sih," gumam Darra sembari memegang dadanya.
Sementara itu di bawah, semuanya menyambut kedatangan Rizar dengan senang hati.
"Nak Rizar, mari silakan dudduk," seru Papa Rahman.
"Terima kasih Om."
"Sebentar ya, tante panggilkan Darra dulu."
Mama Wina pun segera naik ke atas untuk memanggil Darra.
Tok..tok..tok..
"Sayang, ayo cepat keluar Nak Rizar sudah datang," seru Mama Wina.
"Iya Ma, tunggu sebentar."
Tidak lama kemudian, Darra pun keluar...
"Masyaalloh, puteri Mama cantik sekali pasti Nak Rizar akan terpesona dengan kecantikan puteri Mama."
"Ah Mama bisa saja."
"Ya sudah, yuk kita turun tidak baik membuat orang menunggu."
Darra pun mengikuti langkah Mamanya dari belakang, selama turun dari kamarnya Darra terlihat menundukkan kepalanya, dia tidak berani menatap pria yang akan dijodohkan kepadanya.
Sesampainya di bawah, Rizar sangat kagum dengan kecantikan Darra, walaupun Rizar sering melihat Darra di layar televisi tapi setelah melihat secara langsung ternyata lebih cantik aslinya.
"Dek, kenalkan ini Rizar sahabat Kakak," seru Jiyyad.
Perlahan Darra mendongakkan kepalanya dan betapa terkejutnya Darra saat melihat Rizar.
"OMG...tampan sekali," batin Darra.
"Hallo, aku Rizar sahabatnya Jiyyad," seru Rizar dengan mengulurkan tangannya.
"Da--darra."
"Bagaimana kalau kita makan malam dulu, nanti setelah itu baru kita berbincang-bincang," seru Anggi.
"Ide bagus Ma, yuk Zar kita makan malam dulu," ajak Jiyyad.
"Silakan Nak Rizar, makan yang banyak ya jangan sungkan-sungkan," seru Papa Rahman.
"Iya Om, terima kasih."
"Nak Rizar mau makan sama apa biar tante ambilkan untuk Nak Rizar."
"Terserah tante saja, semuanya Rizar suka kok," sahut Rizar sembari menoleh ke arah Darra.
Darra yang merasa di perhatikan oleh Rizar langsung menundukkan kepalanya.
"Ini Nak Rizar, makan yang banyak ya."
"Astaga tante, ini terlalu banyak."
"Tidak apa-apa, kamu harus makan yang banyak karena menghadapi puteri tante membutuhkan tenaga," ledek Mama Wina.
"Mama, apaan sih," ketus Darra tidak terima.
"Sudah-sudah, sekarang kita makan dulu," potong Papa Rahman.
Disela-sela menyantap makanannya, Darra terlihat curi-curi pandang kepada Rizar.
"Tampan sih, tapi sayang hanya seorang sopir," batin Darra.
Tidak lama kemudian semuanya pun sudah selesai makan malam, Jiyyad mengajak semuanya untuk berkumpul di ruangan keluarga.
"Bagaimana Dek, kesan pertamanya setelah melihat Rizar?" tanya Jiyyad.
"Lumayan tampan," sahut Darra dengan santainya.
"Terus mengenai penawaran Kak Jiyyad kemarin bagaimana? Apa kamu akan menerima perjodohan ini? Rizar pria baik dan sholeh, insyaalloh dia akan membimbing dan mendidik kamu," seru Kak Jiyyad.
"Maaf sebelumnya, apa aku boleh menjelaskan tentang aku kepada kalian semua, khususnya untuk Darra supaya dia tidak menyesal nantinya kalau menikah denganku yang apa adanya ini."
"Silakan Rizar dengan senang hati," sahut Papa Rahman.
"Darra, maaf sebelumnya karena aku sudah lancang ingin menikahimu, jujur pertama kali aku melihat kamu disaat acara pernikahan Jiyyad dan Anggi. Aku sama sekali tidak tahu kalau artis terkenal yang saat ini sedang naik daun adalah adik dari sahabatku, aku sudah jatuh cinta kepadamu sejak pada pandangan pertama dan dari saat itu aku mulai mencari tahu tentang kamu. Aku hanya anak yatim piatu dan pekerjaan aku juga hanya sebagai sopir, tapi jika kamu menerima lamaranku, aku akan senang sekali tapi kalau kamu menolak, aku juga akan menerima dengan lapang dada," seru Rizar.
"Sayang sekali, wajah setampan dan penampilan sekeren itu hanya seorang sopir," batin Darra.
"Dek, itu ditanya sama Rizar apa jawabanmu?" sentak Jiyyad membuyarkan lamunan Darra.
"Apa yang bisa aku jawab, bukannya kalian menginginkan perjodohan ini, menolak pun sepertinya tidak mungkin karena kalian tidak akan membiarkan aku menolaknya, maka dengan sangat terpaksa aku harus menerimanya," sahut Darra.
Semuanya terbelalak dengan jawaban Darra, mereka saling pandang satu sama lain.
"Maaf, tapi aku tidak mau memaksa seseorang kalau memang kamu tidak mau, aku tidak apa-apa," seru Rizar.
Darra menatap satu persatu wajah dihadapannya itu, dilihat dari raut wajah keluarganya terlihat kalau mereka sangat mengharapkan Darra menerima Rizar menjadi suaminya.
Darra pun menghembuskan napasnya secara kasar..
"Ya sudah, Darra menerima Mas Rizar," sahut Darra dengan lemas.
"Kamu serius sayang?" tanya Papa Rahman.
"Kamu tidak bercanda kan, Dek?" sambung Jiyyad.
"Ih kalian itu kenapa sih? Bukannya kalian yang menjodohkan Darra dan menginginkan Darra menikah dengan Mas Rizar, tapi disaat Darra menerimanya, kalian malah tidak percaya," kesal Darra.
"Alhamdulillah," sahut semuanya bersamaan.
"Aku janji, walaupun pekerjaan aku hanya sebagai sopir tapi aku akan membahagiakanmu," seru Rizar.
"Aku pegang janji Mas."
Setelah berbincang-bincang akhirnya Rizar pamit pulang dan Darra pun langsung naik ke atas menuju kamarnya. Darra merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, pandangannya menerawang jauh.
"Apa aku tidak keterlaluan ya, menerima lamaran Mas Rizar hanya buat pelampiasanku saja?" gumam Darra.
Tanpa dia sadar, akhirnya Darra pun terlelap dengan masih menggunakan dressnya.
✈️
✈️
✈️
✈️
✈️
Jangan lupa
like
gift
vote n
komen
TERIMA KASIH
LOVE YOU
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments
ㅤ
ganteng kam, 11 12 sama aku🤣🤣🤣
2021-11-30
1
¢ᖱ'D⃤ ̐𝙽❗𝙽 𝙶
kalo dara nggak mau bang rizar buat aku aja yah🤣🤣🤣
2021-11-26
0
🦚⃝⃟ˢᴴ𝐀⃝🥀ѕαηтι
sekarang aja buat pelampiasan tapi nanti lama" juga cinta
2021-11-09
1