"Sudah lama kita tidak bertemu. Kenapa tiba-tiba kau mengajak ku bertemu?" tanya Liliana teman semasa kuliah dulu.
"Aku hanya ingin menawarkan mu pekerjaan di perusahaan. Bagaimana?" tanya Evan balik.
Lili tersenyum lalu menyeruput minumannya, "Ku pikir kau akan menerima cinta yang pernah aku nyatakan dulu sewaktu kuliah!"
Evan memutar bola matanya jengah, hal seperti ini lah yang paling tidak di sukai Evan.
"Tidak, apa kau mau jadi Sekretaris ku?" tawar Evan membuat Lili langsung berpikir.
"Boleh ku coba!" seru Lili yang berharap ini adalah langkah awal untuk memikat hati Evan.
"Kenapa kau belum menikah, padahal umur kita sudah hampir kepala tiga?" tanya Evan pribadi.
"Aku menunggu mu!" jawab Lili dengan santainya ingin membuat Evan muntah.
"Aku belum tertarik untuk menikah," ujat Evan.
"Kenapa?" tanya Lili penasaran.
"Tidak ada alasan!" seru Evan yang sebenarnya membuat Lili kesal.
Duduk satu jam bersama Lili membuat pantat Evan mulai gatal tidak betah. Pada akhirnya laki-laki ini memutuskan untuk pulang. Geli rasanya bagi Evan ketika melihat pandangan Lili yang terus tertuju padanya.
Malam berganti pagi, secara tidak sengaja Evan dan Lili bertemu di loby. Evan sebenarnya tidak suka, namun demi membuktikan pada sang papah jika dia laki-laki normal menyukai perempuan jadi, Evan menggunakan Sekretaris. Biasanya laki-laki ini tidak akan mau di beri Sekretaris oleh sang papah.
"Selamat pagi calon anak," sapa Via mengejutkan Evan dan Lili, "Eh, siapa? pacar ya?" tanya Via membuat Lili malu-malu.
"Diam kau! dia Sekretaris ku sekarang!" ujar Evan langsung membuat senyum Lili menghilang.
"Papah mu harus tahu ini. Ini kabar yang sangat mengejutkan dan harus di rayakan," kata Via alhasil membuat Evan kesal.
Evan memejamkan matanya, ingin sekali Evan menyobek mulut Via, "Dasar ember busuk!" umpat Evan namun Via tidak peduli. Perempuan itu malah berlalu begitu saja.
"Siapa dia, sepertinya kau sangat tidak menyukai dia?" tanya Lili penasaran.
"Calon istri papah ku!" jawab Evan geram.
"Hah, apa kau tidak salah?" Lili terkejut.
"Sudah, jangan di bahas. Ayo masuk!"
Otak Lili masih mencerna ucapan Evan yang mengatakan jika Via adalah calon istrinya pak Theo.
"Tidak masuk di akal. Dia lebih muda dari ku tapi kenapa seleranya kakek-kakek?" Lili bicara sendiri di mejanya.
"Papah ku belum setua itu. Jadi, tarik kembali ucapan mu!" tegur Evan langsung membuat Lili gugup tidak enak hati.
Jam makan siang telah tiba, seperti biasa Evan dan papahnya akan bertemu di lift. Melihat pemandangan yang membuat mata Evan sakit.
"Mari pergi makan siang bersama!" ajak Theo pada anaknya mau tidak mau Evan menurut. Sementara itu Lili mengekor di belakang Evan.
Mereka pergi ke restoran yang berada tak jauh dari kantor. Lili masih sibuk memandang Via tidak percaya pada wanita itu yang akan menjadi ibu tiri Evan.
"Masa iya dia akan menjadi ibu mertua ku?" batin Lili tidak percaya.
"Tumben kau mau menggunakan Sekretaris, ada apa dengan mu Van?" tanya Theo.
"Untuk meringankan pekerjaan ku, apa salahnya?" tanya Evan balik.
Theo hanya melirik Lili tidak suka, membuat Lili merasa canggung.
"Makan yang banyak om!" ucap Lili.
"Saya atasan kamu. Yang sopan!" tegur Theo membuat wajah Lili seakan tertampar di hari pertama dia bekerja. Evan juga tidak berniat untuk membela Lili.
"Maaf pak!" ucap Lili sambil menahan malu.
"Makan yang banyak calon anak ku," ucap Via pada Evan.
"Via benar, kau harus makan yang banyak!" timpal Theo.
"Menjijikan!" umpat Evan yang suaranya nyaris tak terdengar.
Makan siang yang terlihat biasa saja bagi Via namun tidak untuk Lili. Sejak memasuki restoran ini Theo sama sekali tidak menyapa atau pun mengajaknya bicara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Sofie Ilyas Ilyas
Makan yg banyak calon anakku🤣🤣🤣
2022-07-25
0
Dengpa 78
mampir thor, tp aku curiga nih, kyknya via mau di jodohin sm Evan 😁
2021-11-24
0
Pengghosting novel T_T
Ngarep gitu jadi istrinya Evan hahaha yang ada hanya dalam mimpi😆😆
2021-11-22
0