"Papah mau kemana?" tanya Evan ketika melihat papah dan Via baru keluar dari lift.
"Kau menggunakan jam tangan, seharusnya kau tahu ini waktunya untuk apa!" jawab Theo dengan nada mengejek.
"Apa calon anak ku ini ingin ikut makan siang bersama kami?" tawar Via langsung mendapatkan tatapan tajam dari Evan.
"Siapa yang mau jadi anak mu hah?" tanya Evan kesal, "Dasar centil!" umpat Evan.
"Nanti jatuh cinta loh!" seru Via membuat Theo tertawa.
"Pah, bagaimana bisa papah ingin menikahi perempuan centil seperti ini?" Evan benar-benar tidak habis habis pikir dengan papahnya.
"Via masih muda. Papah tidak melarangnya untuk dekat dengan laki-laki lain," ucap Theo membuat mata Evan semakin melotot lebar.
"Apa kau dengar itu?" tanya Via, "Papah mu adalah laki-laki pengertian. Tidak seperti anaknya yang dingin dan aneh ini,"
"Siapa yang aneh?" tanya Evan tidak suka.
"Ya kau itu aneh, sampai sekarang betah sekali menjomblo dan tidak menikah. Umur sudah mendekati kepala tiga, apa kau ingin menjadi perjaka tua?" Via mengejek Evan.
Evan mengepalkan ke dua tangannya, tidak terima dengan perkataan Via.
"Heh, jangan marah. Yang di katakan Via itu ada benar. Jika kau tidak ingin di katai, carilah perempuan lalu menikah!" ujar Theo yang malah membela Via.
Theo dan Via kemudian pergi, meninggalkan Evan yang masih berdiri di depan lift sambil menahan emosinya.
"Selama siang pak," sapa karyawan yang lewat.
Bukannya membalas sapaan tersebut Evan malah melirik dengan tajam hingga membuat laju langkah karyawannya.
"Benar-benar ingin bermain dengan ku!" ucap Evan geram.
Evan kemudian pergi, janjian bersama Arlan bertemu di cafe biasanya. Arlan tertawa terbahak-bahak ketika mendengar cerita dari Evan. Bukannya apa-apa, baru sekarang ada seorang perempuan yang datang tiba-tiba suka mengejek Evan yang terkenal tidak ingin dekat dengan perempuan mana pun.
"Kenapa kau tidak mencoba untuk menghubungi Miranda?"
"Miranda siapa?" tanya Evan tidak ingat.
"Miranda, teman kampus kita yang dulu selalu mengejar mu. Dia kan cantik, aku yakin dia bisa melawan Via,"
"Tidak, aku tidak mau. Miranda sangat centil sama seperti Via. Yang lain...!"
"Siapa ya?" Alran berpikir sebentar, mengabsen nama-nama perempuan yang pernah mengejar Evan sejak kuliah dulu.
"Karin saja, bagaimana?"
"Karin yang mana lagi?"
"Ya itu, yang pernah melamar pekerjaan di perusahaan mu tapi kau tolak!"
Evan membuang nafas kasar, belum juga menjawab mata Evan tertuju pada dua orang yang baru saja masuk ke dalam cafe.
"Pah, ngapain di sini?" tanya Evan bingung.
"Oh, Via ngajakin papah buat nongkrong sebentar. Biar seperti pasangan lainnya gitu!" jawab Theo dengan santainya.
Arlan dan Evan menelan ludah mereka dengan kasar. Malu juga rasanya Evan melihat tingkah papahnya yang sekarang.
"Pah, apa papah gak malu?" tanya Evan.
"Cukup tidak mengenali papah maka kamu tidak akan malu!" jawab Theo membuat Arlan syok.
"Dasar anak durhaka!" seru Via.
"Diam kau!" bentak Evan, "Kau sudah meracuni otak papah ku!"
"Diam kau!" Theo membentak Evan, "Jangan ganggu kami," ucapnya kemudian Theo dan Via duduk di meja yang kosong.
Evan benar-benar kesal di buatnya, laki-laki ini langsung meneguk kopi yang masih sedikit panas miliknya.
"Astaga, papah mu sangat pintar mencari calon istri. Kenapa kau sangat bodoh?" ujar Arlan semakin membuat Evan kesal dan marah.
"Diam kau!" bentak Evan, "Cantik kalau murahan untuk apa juga?"
"Tidak, dia tidak murahan. Cinta itu lumrah, datang kepada siapa saja tidak mengenal waktu dan usia. Kau saja yang kurang berpengalaman!" ujar Arlan semakin membuat Evan geram, panas dan ingin mencabik mulut sahabatnya ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
choky_chiko_r
jd ktwa terus dr awal baca..kerennn..SEMANGAT kak👍👍👍
2022-09-28
0
pratiwy leny
wakwakwak,,,baru baca aja q udah ngakak thooooor,,seru kaya'a nih cerita
2022-05-31
0
Wifii
komplak🤣🤣🤣
2022-03-29
0