Kesedihan

Ara melihat ke arah adiknya Darren,Darren sedang menonton film Upin Ipin di laptop Ara,Ara menatap sendu Darren.

Ara mendekati Darren,memeluk Darren,Ara tak bisa menahan air matanya.

"Hiks..."Ara menangis dalam diam.

Darren berbalik,melihat kakaknya Ara menangis.

"Cacak angan angis..."Darren menghapus air mata yang keluar dari mata Ara.

"Kakak nggak nangis Darren."Ara tersenyum pada Darren,Darren terlihat senang.

Di sisi lain.

Leon sedang merebahkan dirinya,merasa lelah dengan pekerjaannya apalagi dia juga harus membagi waktu dengan kuliahnya.

"Hufhh...."Leon melihat ke arah lain,melihat sebuah photo,photo kecil dirinya dan mamanya.

Leon bangun,mengambil kunci motornya pergi ke luar.

Leon pergi ke rumah temannya,Felix.

"Leon?ngapain?"Felix kaget karena tengah malam Leon mendatangi rumahnya.

"Numpang."Leon duduk langsung di sofa.

"Kek nggak punya rumah aja lo..."

"Emang."

Felix langsung terbungkam,Felix tahu bagaimana keadaan keluarga Leon.

"Yaudah lo boleh tinggal di sini,tapi besok pergi loh,besok bokap gw balik..."

"Hmm..."Leon memejamkan matanya,masih mengistirahatkan pikirannya yang lelah.

Di tempat lain,kedua teman Leon,Alex dan Cakra sedang hendak pergi ke rumah orang tua Alex.

Namun,gerombolan geng Harimau menghentikan mereka.

"Walah sial,anak SMA ini kayaknya suka cari masalah ma kita."Cakra kesal.

Mereka turun dari motornya,menghentikan Cakra dan Alex.

"Woy kalian!"panggil Rizal.

"Lo?cari masalah mulu...."Cakra kesal.

"Kalian takut?apa geng Elang penakut?cih..."Rizal dan teman temannya meremehkan Alex dan Cakra.

"Kalian masih muda,mending diam aja dah,sekolah yang bener,jangan cari masalah mulu..."Ucap Alex.

"Kami hanya menuruti perintah ketua kami Daffa."

"Daffa?sebenarnya ada masalah apa dah,padahal kita kayaknya nggak pernah ganggu lo..."Cakra hanya bisa heran.

"Kami ada urusan sama ketua kalian,Leon."Ucap Rizal.

"Kalian ingin apa?"tanya Cakra.

"Kami ingin,Leon datang ke markas kami hari minggu besok,kita akan mengadakan balapan."

"OKE."Alex dan Cakra menyetujui.

Keesokannya.

Alex dan Cakra langsung memanggil teman-temannya.

"Leon,lo di suruh ke markas mereka minggu...."Alex menceritakan kejadian semalam.

Leon diam,hanya memperhatikan."Oke."jawab Leon.

"Ini ada masalah apa sebenarnya?"tanya Kevin,Kevin baru kembali dari luar negeri.

"Ya biasa lah..."

Kevin akhirnya mengerti.

Di sekolah.

Ara melihat Daffa,"Daf!"panggil Ara.

Daffa langsung mematikan telfonnya,karena Ara tiba-tiba datang.

"Eh Ara..."Daffa gugup.

Ara tahu Daffa adalah anak baik-baik,bukan anak nakal yang suka balapan jadi Daffa selalu menutupi hal ini.

"Ngapain?"tanya Ara heran.

"Nggak,yaudah ayok ke kantin."Daffa merangkul Ara.

Sepulang sekolah.

Ntah kebetulan atau apa saat Ara menunggu bus,Leon juga kebetulan lewat.

"Woy,mau numpang lagi?"tanya Leon.

"Keknya lo ada di mana mana,jangan jangan lo ngikutin gw ya..."Ara curiga.

"Astagfirullah,curigaan amat,gw cuma nggak sengaja lewat..."

"Lo mau nganterin gw lagi?"tanya Ara.

Leon mengangguk,"Yaudah yok!"Ara langsung naik.

Leon mengantarkan Ara sampai rumah dengan selamat,"Makasih,btw nama lo siapa?"tanya Ara.

"Leon,panggil gw Leon."

"Lo umur berapa?"

"22 tahun."

"Oke thanks kak,gw harap gw nggak ketemu lo lagi,ngerasa nggak enak gw..."Ara merasa tidak enak karena Leon selalu mengantarkannya.

Leon tersenyum sekilas,ntah apa yang terjadi,Leon masih merasa harus menjaga Ara.

"Lo gosah khawatir,gw ikhlas."

"Yaudah deh thanks."Ara masuk.

Di depan pintu,sudah ada Mama Ara yang menunggu.

"Siapa itu nak?"tanya Mama Ara melihat ke arah luar,Leon sudah pergi.

"Temen."

Mama Ara menarik Ara duduk di sofa,"dia baik?keluarganya gimana?kamu udah temenan berapa lama?"

"Shut...aku mana tahu,aku kenal dia baru 1 minggu."

"Kamu sudah mau di antar sama dia padahal baru kenal 1 minggu?"Mama Ara merasa khawatir dengan Ara.

"Mama ku sayang,Mama nggak usah khawatir,Ara bakal jaga diri baik baik."Ara menenangkan mamanya.

"Mama hanya takut,kejadian dulu terulang lagi..."mama Ara menangis.

"Mama,Ara bukan Ara yang dulu lagi,Ara sudah bisa menjaga diri dengan baik,Mama percaya sama Ara kan?"Ara menenangkan mamanya.

Mama Ara mengangguk.

Leon tak langsung pulang,dia beralih pergi ke sebuah Cafe menemui Liam.

"Jadi gimana bang?"tanya Leon.

"Lancar."

"Alhamdulillah..."Leon langsung tenang.

"Lo pasti lelah,lo harus bagi waktu lo."

"Ini udah tanggung jawab gw."

"Lalu kapan punya bini?"

Leon menjitak kepala Liam,"sial,ngak usah bahas."

"Lah ngapa?lo juga bakal nikah kan..."

"Iya,makanya gw cari duit dulu biar hidup enak..."Ntah kenapa Leon tiba2 terpikirkan soal pernikahan padahal usianya masih muda.

"Beneran mau nikah?ada calonnya..."

"Kagak lah."Leon menggeleng,"udah gosah di bahas lagi,malas gw."

Setelah membahas masalah pekerjaan Leon pulang,namun baru membuka pintu utama rumah,pemandangan yang tidak mengenakkan dia lihat.

Mama tirinya dan papa nya berada di rumah.

Leon masuk,tak menyapa takut menggubris.

"Leon,kmu udah pulang?"mama tiri Leon berusaha akrab dengan Leon.

"Hmm."Leon hanya berdehem.

"Makan dulu yuk."ajak mama tiri Leon.

"Nggak usah makasih."Leon menolak.

"Leon kamu kenapa?papa Leon kesal karena Leon tak menghargai ibu tirinya.

"Aku udah makan."Leon beranjak pergi.

"Setidaknya kamu ikut nimbrung,lihat ibu mu ini sedih."

Leon berbalik,menatap datar ibu tirinya.

"Sekali lagi aku tegaskan,dia bukan ibu ku,ibu ku hanya mama,mama Sarah,nggak ada yang lain."

"Leon!"teriak papa Leon,Warman.

"Sudah cukup,jika papa hanya ingin makan makan saja,anak juga anak papa itu."Leon pergi ke kamarnya.

"Dasar anak kurang ajar!"papa Leon menghardik Leon.

Leon pura pura tak mendengar.

Mama tiri Leon dengan keberanian mendekat pada Leon,Leon berhenti dan masih membelekangi mama tirinya.

"Berhenti,apa kau senang diriku di bentak oleh papa ku sendiri?"

"Bukan begitu Leon,mama hanya..."ucapan mama tiri Leon terhenti.

"Jangan memberikan kasih sayang pada ku urus anak mu saja."

"Maafkan aku,aku hanya ingin menyayangi mu sebagai anak juga."

"Jangan lakukan,aku tak mau,aku sudah memaafkan mu,tapi masalah soal mama ku bunuh diri karena papa selingkuh dengan dirimu masih belum bisa aku lupakan,aku bisa menerima mu,tapi aku tidak bisa menganggap mu sebagai mama ku,mama ku hanya satu mama Sarah,dan 1 yang perlu di ingat,jangan mendekati ku,hati ku terluka oleh diri mu dan papa ku,luka yang selalu berbekas walau aku sudah memaafkan mu,aku mohon jangan pernah kesini lagi,tinggal saja di rumah dan jangan menggangguku,kalian bahagia saja bertiga,aku sendiri saja tidak masalah."Leon pergi setelah mengatakan itu.

Mama tiri Leon merasa sedih dengan ucapan Leon.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!