Pertemuan

Fayra bergegas mandi dan bersiap-siap untuk pergi. Tak lupa ia memoleskan make-up pada wajah cantiknya. Kemudian, dia buru-buru keluar dari kamarnya.

Setelah merasa situasi cukup aman. Ia pun berniat melangkahkan kakinya dengan berjinjit. Agar suara langkah-langkah kakinya tak berbunyi. Tak lupa pula ia menjinjing sepatu heels yang akan ia pakai nanti setibanya ia di mobilnya.

Benar saja!

Suasana rumah memang mendadak sepi. Sehingga hal itu memudahkan ia untuk segera kabur dari rumah.

"Asyik ...! Pak Presiden sedang tak ada di sini. Ini hari keberuntunganku, akan lebih bagus lagi kalau aku dapat segera keluar sekarang juga!" ucap Fayra berbisik-bisik lirih.

...*****...

Setibanya gadis itu di luar rumah, ia segera tancap gas menuju mobilnya berada. Dan detik itu juga ia langsung mengambil alih setir mobil dengan sigapnya.

Mobil Fayra pun melaju kencang membelah jalanan aspal hitam itu, dengan kecepatan maksimum.

"Wuhuuu ... akhirnya ...! Aku bebas juga, yey ...!" ucapnya merasa bahagia tak terkira.

Lalu, di ambilnya ponsel yang ada di dalam tas sandangnya dan kemudian mulai mencari kontak seseorang di sana. Matanya tertuju pada satu kontak, yang tadi mengirimkannya sebuah pesan singkat yang mengundang bahagia.

"Halo ... apa kamu masih di sana, hum? Aku udah OTW (On the way), nih! Kamu jangan kemana-mana sebelum aku datang, ya!" perintahnya pada seseorang yang ada di balik telpon itu.

"Iya, cepatlah datang! Aku akan menunggu kamu dengan setia di sini. Love you ...!"

"Love you too." jawab Fayra dan ia pun mematikan ponselnya.

Senyum semakin merekah di bibir Fayra. Tampaknya, ia amat sangat bahagia saat ini.

...*****...

Dorongan hasrat untuk segera bertemu dengan seseorang. Membuat Fayra tak bisa mengemudikan mobilnya dengan pelan. Sehingga, tanpa ia sadari dirinya ternyata menabrak seseorang.

Chiiittt ...

Suara rem mobil Fayra terdengar amat sangat kencang. Lalu, di lihatnya seseorang yang sudah terbaring tak berdaya di depan mobilnya berada.

"Duh, pakai nabrak segala, lagi! Wah, kacau ini urusannya! Nggak, bisa! Aku nggak akan buang-buang waktu untuk berdebat di sini. Kasihan, 'kan dia pasti udah nunggu aku lama di sana." keluh Fayra yang sama sekali tak peduli pada kondisi seseorang yang tergeletak di depan mobilnya.

"Sebaiknya aku kasih uang ganti rugi terus pergi." ucapnya berujar sesuka hati.

Fayra pun turun dari mobil dan membuka tas sandangnya. Lalu, ia mulai menghitung uang kertas berwarna merah muda itu. Dan dengan cepat ia mengambil setumpuk uang dalam dompetnya. Lalu, mengulurkan uang itu pada orang yang sudah di tabrak nya barusan.

"Mas ... Mas ...! Ini, uang untuk ganti rugi kerusakan motor si Masnya, ya! Saya nggak ada waktu untuk anterin Masnya ke rumah sakit. Jadi, Mas pergi ke rumah sakitnya sendiri aja, ya!" ucap Fayra tanpa kenal rasa manusiawi sama sekali.

"Auh ... sakit!" keluh pria itu dengan mata yang masih terpejam menahan sakit.

Terik matahari membuat silau pandangan matanya. Sehingga, ia tak begitu jelas melihat wajah Fayra. Apalagi, gadis itu menggunakan kaca mata pula.

Pria itu berusaha untuk berdiri dari posisi tidurnya. Dan mencoba membicarakan peristiwa tabrakan itu, pada si gadis yang berdiri tepat di hadapannya saat ini.

"Maaf, Mbak! Tapi, ... saya tidak butuh uang Mbak ini! Saya lebih butuh rasa tanggung jawab Mbaknya pada saya. Jika memang tidak bisa mengantarkan saya ke rumah sakit. Paling tidak ... Mbak bisa, 'kan, meminta maaf dengan tulus pada saya?!" ucap pria itu dengan masih menyunggingkan senyuman manisnya.

Bukannya meminta maaf, Fayra justru semakin menaikkan nada bicaranya.

"Aduh ... Mas ... Mas ...! Jangan, drama, deh! Udah, ya! Saya nggak ada waktu untuk ladenin Masnya. Saya ada janji temu yang jauh lebih penting dari pada ini! Jadi, jangan berharap saya akan meminta maaf, oke?! Ini uangnya, silakan pergi sekarang juga! Bye ...!" ucap Fayra ketus seketus ketusnya!

Lalu, gadis itu langsung pergi tanpa menghiraukan keadaan orang yang di tabrak olehnya itu.

"Auh ... sakit! Tapi, sikap Mbak itu jauh lebih menyakiti hatiku. Luka ini tidaklah seberapa. Namun, luka di dalam sini jauh lebih sakit rasanya!" ucapnya, sembari memegangi letak jantungnya berada yang terasa perih tak terhingga.

"Kok, ada ya manusia sekejam itu?! Dan lagi ... dia perempuan pula! Hahhh ... benar-benar sial aku hari ini. Semua pigura ku hancur, badan sakit dan hatiku juga ikutan sakit." keluh Arfan Alhusayn yang tengah meratapi nasib malangnya saat ini.

"Kalau nanti aku bertemu dengannya lagi, aku akan kembalikan uang ini padanya. Aku tidak sudi menerima uang dari orang yang tidak tulus seperti gadis itu." tekad Arfan kuat.

"Syukur tadi aku masih sempat melihat plat nomor mobilnya. Kalau otakku ini tidak cerdas, mungkin saja aku sudah lupa berapa nomor plat mobil gadis itu tadi." imbuh Arfan lagi yang masih kesal sendiri, sejak di tinggal pergi oleh gadis cantik tapi, menyebalkan tidak terhingga.

Tak ada pilihan lain, Arfan harus mampir ke klinik terdekat. Sebab, ia harus segera mengobati lukanya sekarang juga.

Dengan langkah lemah, ia berjalan dengan sisa-sisa tenaga yang ia punya. Akhirnya, ia sampai jua pada tempat tujuannya. Syukurlah, klinik itu membutuhkan semua yang di perlukan oleh Arfan.

"Alhamdulillah ... akhirnya selesai juga." Arfan lalu memutuskan untuk pulang ke rumah.

...*****...

Di perjalanan pulang, Arfan sudah terbayang akan wajah sang ibu yang akan sangat khawatir bila melihat kondisinya saat ini.

"Semoga, saja. Bu'e tidak akan sedih melihat kondisiku saat ini. Aamiin ...!" pintanya dalam hati.

Untuk sementara waktu, terpaksa sepeda motornya ia titipkan di bengkel. Sebab, motornya mengalami sedikit kerusakan saat di tabrak tadi. Ia harus rela meninggalkan sepeda motornya dan pulang dengan menggunakan kendaraan umum.

...*****...

Setelah cukup lama mengendarai mobilnya, Fayra akhirnya tiba di tempat tujuan. Ia segera keluar dari mobil tepat setelah ia memarkirkan mobilnya di parkiran.

Dengan anggun ia melangkah menuju kafe tempat ia berjanji untuk bertemu seseorang yang telah lama ia rindukan.

"Hah ... akhirnya! Hari ini pun tiba, aku semakin tak sabar ingin melihat wajah tampannya lagi." ucap Fayra lirih berbisik dalam di relung hatinya.

Langkah demi langkah, Fayra pun tiba di depan pria yang amat ia rindukan selama ini. Tampak sepasang bola mata indah milik sang tambatan hati saat ini.

Pandangan mata Fayra tak bisa beralih menatap wajah tampan yang terpampang di hadapan. Senyum terukir indah di bibir gadis cantik itu, seakan tak ada lagi yang dapat menghentikan dirinya, untuk memadu kasih yang telah lama tak bersua. Selama ini, mereka hanya melakukan komunikasi melalui via telepon genggam saja.

"Hai ... Fay! Kamu ... apa kabar?" kalimat tanya langsung terucap kala Fayra hadir di hadapannya.

Bukannya menjawab, Fayra langsung berhamburan ke dalam pelukan prianya. Dengan sikap kikuk, pria itu membalas pelukan dari Fayra.

"Aku sangat ... sangat merindukan kamu! Kamu kenapa baru pulang sekarang, hum?!" ujar Fayra sembari menepuk-nepuk pelan punggung si prianya.

"Maaf! Di sana, aku sibuk. Jadi, tidak bisa cepat-cepat pulang ke sini. Ku harap, kamu bisa mengerti, ya?!" ucapnya meminta belas kasih pada gadis yang tengah memeluk erat tubuhnya saat ini.

Fayra segera melepaskan pelukannya, setelah ia mengingat sesuatu.

"Oh, iya. Apa kamu tidak jadi membelikan ku oleh-oleh, hum?!" tanyanya dengan tatapan penuh harap.

"Jadi, dong! Sini, aku pakaikan langsung, ya!" ucapnya dan membalikkan badan gadisnya.

Fayra pun pasrah, ia mengikuti instruksi dari sang prianya. Saat pria itu memasang kalung di lehernya, Fayra merasa sangat bahagia sekali.

"Ini ... ini untukku, Sayang?!" ucapnya girang.

"Em, ini kalung yang khusus aku desain untuk kamu, Sayang. Apa kamu suka?" tanyanya.

"Suka! Aku suka banget, Sayang! Makasih, ya Vin! Kamu memang yang terbaik!" ucap Fayra yang kembali memeluk prianya itu dengan penuh kasih dan sayang.

"Kalau begitu, pakailah untuk selamanya, ya!" pinta sekaligus perintah keluar dari bibir Ervin.

Pria itu seakan tak puas-puasnya, menatap lekat wajah cantik nan imut bagaikan sang Dewi dari surga. Ya, seperti itulah perumpamaan Fayra di mata Ervin saat ini.

Ervin Adicandra adalah anak konglomerat yang cukup tersohor di kota ini. Sama halnya dengan keluarga ningrat Fayra. Tapi, kabar buruknya ialah kedua orang tua mereka merupakan rival.

Mungkinkah Adiwangsa Maheswara akan menerima jalinan kasih sang putri manjanya itu?

Tampaknya, hal itu akan sangat sulit untuk di wujudkan oleh Fayra dan Ervin saat ini! Mengingat, ayah mereka saling bermusuhan sejak lama. Tentunya, hal itu sangat mempengaruhi hubungan di antara mereka berdua.

Lalu, apa yang akan terjadi jika Adiwangsa Maheswara tahu, tentang jalinan kasih antara si anak manjanya dengan anak dari musuhnya?

Entahlah!

Bisa saja bencana akan segera melanda tanah Jawa. Oh, semoga saja hal itu tak akan terjadi!

...*****...

Terpopuler

Comments

𝐬𝐚𝐟𝐫𝐢𝐚𝐭𝐢

𝐬𝐚𝐟𝐫𝐢𝐚𝐭𝐢

Nyesel neh cwek entar atas ketidak bertanggung jawabannya terhadap sang Pria

2022-09-11

1

Bayangan Ilusi

Bayangan Ilusi

kesian kan mas arfan.. udah sakit, pada rusak lagi dagangannya

2022-07-17

1

{Annailla ♡♡}

{Annailla ♡♡}

kalau masih ngetik semangat
sister

2022-04-14

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Pertemuan
3 Kemarahan Adiwangsa Maheswara
4 Hukuman
5 Bagaimana Kabarmu Ibu?
6 Apapun Untukmu
7 Musibah atau Berkah?
8 Terjerat Pesona Pemuda Biasa
9 Perhatian Arfan Untuk Fayra
10 Savina Cemburu Buta
11 Fayra Mendadak Patuh
12 Arfan Apes Melulu
13 Kabar Buruk Sekaligus Baik
14 Kembali Sadar
15 Menggoda Ibu
16 Kelakuan Ervin Buat Gerah
17 Apakah Dia Cemburu?
18 Curhat
19 Meminta Maaf
20 Raynar Berulah Adiwangsa Murka
21 Kepolosan Arfan Buat Fayra Tertawa
22 Garis Takdir
23 Mulai Ragu-ragu
24 Terpesona Karena Dia Terlihat Berbeda
25 Sesi Pemotretan
26 Kekecewaan
27 Keikhlasan
28 Gara-gara Drama Romansa
29 Istiqomah Dalam Kebajikan
30 Istikharah Cinta Antara 2 Wanita
31 Permintaan Maaf Secara Langsung
32 Kedatangan Arfan Kembali
33 Ungkapan Hati Seorang Arfan
34 Di Bawah Guyuran Hujan
35 Lamaran Dadakan
36 Penantian Berakhir
37 Resepsi Pernikahan Arfan dan Fayra
38 Rasa Malu Kian Meninggi
39 Tahajjud Pemersatu Raga
40 Babak Baru Dalam Hidup Arfan
41 Kehidupan Raynar Ravindra Maheswara
42 Kabar Hangat dan Akurat Membuat Hati Tersayat!
43 Perubahan Sikap Adiwangsa Maheswara
44 Rapat Dadakan Pemindahan Kekuasaan
45 Keputusan Raynar
46 Resmi
47 Menyikapi Situasi
48 Pertemuan dan Pelepasan Rindu
49 Sedih Membingkai Hati
50 Perjalanan ke Kanada
51 Hari Yang Berat
52 Pertemuan, Penyampaian dan Penyelesaian
53 Mengapa Harus Dia?
54 Annoying Cooperation!!! {Kerjasama Menyebalkan}
55 Morgan Tan Sang Misteri
56 Semakin Terkuak
57 Surat Yang Membawa Berkah Terindah
58 Bukan Sekedar Rekayasa
59 Kabar Yang Menggemparkan
60 Menuju Halal Maira dan Jodi Prakash
61 Resepsi Pernikahan {MN & JP}
62 Perjalanan Panjang Berujung Pilu
63 Tumpuan Masalah Kian Mendera
64 Manja Di Waktu Yang Salah
65 Panik
66 Cemas
67 Peralihan Kekuasaan Sementara?
68 Keputusan Yang Ambigu
69 Titik Kelemahan dan Ketegaran
70 Menyingkap Tabir
71 Kesempatan Sebelum Kesepakatan
72 Takdir Yang Tak Terduga
73 Curahan Hati Saudariku
74 Isi Kontrak Kerjasama
75 Efek Patah Hati
76 Penyambutan Kepulangan Fayra
77 Perjalanan Menuju Kanada {Wisuda Savina}
78 Hari Bahagia Bagi Semuanya
79 Towards Happiness
80 Epilog
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Prolog
2
Pertemuan
3
Kemarahan Adiwangsa Maheswara
4
Hukuman
5
Bagaimana Kabarmu Ibu?
6
Apapun Untukmu
7
Musibah atau Berkah?
8
Terjerat Pesona Pemuda Biasa
9
Perhatian Arfan Untuk Fayra
10
Savina Cemburu Buta
11
Fayra Mendadak Patuh
12
Arfan Apes Melulu
13
Kabar Buruk Sekaligus Baik
14
Kembali Sadar
15
Menggoda Ibu
16
Kelakuan Ervin Buat Gerah
17
Apakah Dia Cemburu?
18
Curhat
19
Meminta Maaf
20
Raynar Berulah Adiwangsa Murka
21
Kepolosan Arfan Buat Fayra Tertawa
22
Garis Takdir
23
Mulai Ragu-ragu
24
Terpesona Karena Dia Terlihat Berbeda
25
Sesi Pemotretan
26
Kekecewaan
27
Keikhlasan
28
Gara-gara Drama Romansa
29
Istiqomah Dalam Kebajikan
30
Istikharah Cinta Antara 2 Wanita
31
Permintaan Maaf Secara Langsung
32
Kedatangan Arfan Kembali
33
Ungkapan Hati Seorang Arfan
34
Di Bawah Guyuran Hujan
35
Lamaran Dadakan
36
Penantian Berakhir
37
Resepsi Pernikahan Arfan dan Fayra
38
Rasa Malu Kian Meninggi
39
Tahajjud Pemersatu Raga
40
Babak Baru Dalam Hidup Arfan
41
Kehidupan Raynar Ravindra Maheswara
42
Kabar Hangat dan Akurat Membuat Hati Tersayat!
43
Perubahan Sikap Adiwangsa Maheswara
44
Rapat Dadakan Pemindahan Kekuasaan
45
Keputusan Raynar
46
Resmi
47
Menyikapi Situasi
48
Pertemuan dan Pelepasan Rindu
49
Sedih Membingkai Hati
50
Perjalanan ke Kanada
51
Hari Yang Berat
52
Pertemuan, Penyampaian dan Penyelesaian
53
Mengapa Harus Dia?
54
Annoying Cooperation!!! {Kerjasama Menyebalkan}
55
Morgan Tan Sang Misteri
56
Semakin Terkuak
57
Surat Yang Membawa Berkah Terindah
58
Bukan Sekedar Rekayasa
59
Kabar Yang Menggemparkan
60
Menuju Halal Maira dan Jodi Prakash
61
Resepsi Pernikahan {MN & JP}
62
Perjalanan Panjang Berujung Pilu
63
Tumpuan Masalah Kian Mendera
64
Manja Di Waktu Yang Salah
65
Panik
66
Cemas
67
Peralihan Kekuasaan Sementara?
68
Keputusan Yang Ambigu
69
Titik Kelemahan dan Ketegaran
70
Menyingkap Tabir
71
Kesempatan Sebelum Kesepakatan
72
Takdir Yang Tak Terduga
73
Curahan Hati Saudariku
74
Isi Kontrak Kerjasama
75
Efek Patah Hati
76
Penyambutan Kepulangan Fayra
77
Perjalanan Menuju Kanada {Wisuda Savina}
78
Hari Bahagia Bagi Semuanya
79
Towards Happiness
80
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!