Terpaksa Kawin Muda
Namaku Khumaira, aku anak sulung dari dua bersaudara. Umurku tujuh belas tahun dan sekarang aku duduk di kelas dua SMA .
Aku bersekolah di Salah satu SMA favorit di kotaku karena beasiswa.
Ayahku Syarifuddin, bekerja sebagai buruh serabutan yang penghasilannya pas pasan untuk biaya hidup kami sekeluarga.
Sementara ibuku bernama Aisyah, meninggal saat melahirkan adikku, Zhafran. Aku sangat menyayangi adikku.
Aku rela ikut banting tulang, untuk membantu ayahku mencukupi biaya kebutuhan hidup kami sekeluarga.
Dengan sedikit kemampuanku membuat berbagai kue tradisional dan juga cake, sejak dua tahun lalu aku mencoba menitipkan kue buatanku di warung warung serta di toko toko terdekat.
Aku bukan hanya seorang kakak bagi adikku tapi juga seorang ibu, yang setiap hari mengurus dan merawatnya serta memberikan kasih sayang layaknya seorang ibu.
Seperti hari ini, aku bangun jam dua dini hari untuk membuat kue-kue yang akan aku titipkan di warung dan toko terdekat , setelah selesai membuat kue, memasak sarapan pagi untuk ayah dan juga adikku.
" Maira, ayah harus berangkat pagi-pagi sekali, tolong kamu antar adikmu ke sekolah, dan jangan lupa bawakan bekal makanan untuk ayah,"
Maira menyiapkan bekal makanan untuk ayahnya dan juga Maira sendiri dan juga adiknya.
" Ayah, ini bekalnya, apa ayah kerjanya sedikit jauh hari ini?" Maira bertanya pada ayahnya sembari menyerahkan bekal makanan yang sudah ia siapkan.
" Ngak juga, hari ini ayah mau ke pasar jadi kuli panggul, kerja bangunannya sudah selesai kemarin nak, "
" Kalau begitu ayah hati hati, nanti jangan kecapean,"
Setelah ayahnya berangkat kerja, Maira menata kue kue tradisional yang dibuatnya, di satu wadah dan akan dia bawa nanti sekalian berangkat ke sekolahnya.
" Dek, ayo buruan sudah siang, nanti kakak terlambat, sekolahnya Kak maira kan lumayan jauh,"
" Iya kak, Zhafran sudah siap kok,'
Maira dan sang adik berangkat sekolah tanpa sarapan dulu, karena hari sudah agak siang, dan sekolah mereka cukup jauh dari rumah mereka, karena harus jalan kaki.
Mereka pun sampai di sekolah Zhafran, dan Maira mengingatkan adiknya, agar memakan bekal makanan yang sudah dibawanya.
" Belajar yang bener, kakak berangkat dulu,"
Maira pun mendatangi toko dan warung yang biasa Maira menitipkan kue kuenya, sebelum pergi ke sekolahnya.
" Mbak Maira, tadi ada pesanan kue dari Bu Maya untuk acara tasyakuran besok hari Minggu pagi, empat macam kue jumlahnya seratus bungkus,"
" Jam berapa acara Bu, dan diantar atau mau diambil Bu,"
" Katanya diantar saja, dan ini alamatnya,"
" Makasih banyak ya Bu, nanti ada bonus buat ibu, karena sudah membantu saya mencarikan pelanggan, saya permisi dulu mau berangkat sekolah,"
Sepanjang jalan menuju ke sekolahnya Maira bersenandung riang, karena dapat pesanan kue yang lumayan banyak sehingga nanti uangnya bisa buat bayar LKS adiknya.
Karena saking senangnya, maira sampai tidak sengaja menabrak seseorang di pintu gerbang sekolahnya.
" Bruk"
" Hei, kalau jalan pakai mata, jadi kotor kan baju aku,"
" Maaf kak saya ngak sengaja, sekali lagi saya minta maaf saya benar benar nggak sengaja,"
Maira tidak berhenti memohon pada kakak kelasnya yang ia tabrak.
" Oke aku maafin kamu, dengan syarat kamu kerjakan PR ku selama satu minggu,"
" Baiklah kak, asal kakak memaafkan saya,"
" Bukannya kamu anak kelas dua yang katanya pintar itu, siapa nama kamu dan kasih aku nomer Hp mu,"
" Nama saya Maira, dan saya nggak punya Hp kak, kalau sudah saya mau ke kelas saya dulu,"
" Hei, jangan lupa nanti sebelum pulang tunggu aku di gerbang sekolah, untuk mengambil buku tugasku," Kevin berteriak pada Maira.
Kevin, siswa tampan yang di tabrak Maira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Siti Dewi Mutmainah
kenapa kebanyakan namanya Kevin ya
2022-09-05
0
Ummu Sakha Khalifatul Ulum
💪💪💪
2021-11-18
1