Terdengar moderator menyampaikan perolehan nilai tertinggi dalam perlombaan ESC dan dinyatakan sebagai pemenang.
"And the best score is 978, who get by Greenarisha Febriono from Merpati's Senior High School. Come to the stage please... (dan skor tertinggi 978 diraih oleh Greenarisha Febriono dari SMA Merpati. Silahkan naik ke panggung)." kata moderator menyebutkan skor dan pemenang lomba ESC.
Terdengar tepuk tangan yang meriah dari semua orang di dalam aula itu.
"Sha, kamu menang. Cepetan maju naik ke panggung Sha." kata Andri menyadarkan lamunan Risha yang masih tidak percaya ia menjadi pemenang pertama lomba ESC.
Risha maju naik ke atas panggung dengan senyum yang terus melengkung di bibirnya.
"Manis banget senyumnya. Masyaallah." batin Arga dengan bibirnya yang ikut tersenyum.
"Ni Arga ngapain lagi pakai senyum-senyum sendiri gitu. Momen langka dia kayak gini. Eh tunggu, pandangannya nggak lepas dari anak itu. Apa jangan-jangan... wah rekor ini ada anak SMA bisa buat bos Arga senyum-senyum sendiri." batin Arlan yang juga ikut tersenyum melihat tingkah Arga.
"The second winner is Andriana Zerrin from Merpati's school. Please come to the stage...(pemenang kedua adalah Andriana Zerrin dari SMA Merpati, silahkan naik ke atas panggung)." kata moderator melanjutkan.
Andri langsung naik ke atas panggung dan berdiri di samping Risha.
"And the last winner is Rendi Dinata from Cahaya's school. Please come to the stage...(dan pemenang terakhir adalah Rendi Dinata dari SMA Cahaya, silahkan naik ke atas panggung)." kata moderator menyampaikan pemenang ketiga.
"Dimohon kepada ketua panitia untuk naik ke panggung menyerahkan hadiah ke pemenang ketiga." lanjut moderator.
"Kepada Bapak Rektor Universitas G dimohon naik ke panggung untuk menyerahkan hadiah ke pemenang kedua." sambung moderator.
"Dan yang terakhir, kepada Bapak Arga selaku donatur acara ini dimohon naik ke atas panggung untuk memberikan hadiah kepada pemenang pertama." ucap moderator.
Acara serah terima hadiah pemenang ketiga dan kedua telah selesai.
Giliran Arga yang menyerahkan piala kepada Risha. Arga berjalan menuju ke arah Risha lalu berhenti tepat di depan Risha. Arga justru diam terpaku kagum melihat senyum Risha.
"Ehm... Mohon maaf pak Arga dimohon untuk menyerahkan hadiah kepada Greenarisha." kata moderator yang langsung menyadarkan lamunan Arga.
Malu. Ya, kata yang Arga rasakan saat ini. Namun dengan sekejab, ekspresi Arga berubah datar seolah tidak terjadi apa-apa.
Setelah menyerahkan hadiah dan menjabat tangan Risha, Arga lagi-lagi terpaku.
"Aduh... Ini kenapa jantungku kaya mau lepas gini. Senyum pak Arga manis. Eh, Risha fokus." batin Risha.
"Kayaknya ada yang nggak beres deh sama jantungku, rasanya berdetak berkali-kali lipat lebih cepat dari biasanya. Sehabis ini harus medical check up." batin Arga.
Arga melanjutkan memberi selamat kepada kedua pemenang lainnya yang kemudian dilanjutkan sesi foto bersama pemenang.
Sementara itu, Clara yang melihat adegan pandang-pandangan Arga dan Risha merasa iri dan tidak terima.
"Awas aja kamu, Arga hanya pantas dengan Clara Firantika. Lihat aja kamu nanti." batin Clara dengan emosi yang menggebu-gebu.
Acara ESC pun selesai, Risha, Andri dan Yoga berjalan menuju mobil sekolah mereka yang ada di parkiran.
Namun di tengah perjalanan, mereka dihadang oleh anak-anak berseragam SMA Nusa Bangsa yang tak lain adalah Clara dan kawan-kawan.
"Hei kamu, jangan sok kecantikan deh di depan Argaku. Awas aja kalo kamu berani macem-macem sama Argaku." kata Clara sambil menunjukkan kepalan tangannya di depan muka Risha.
"Eh, kamu siapa kok ngancem-ngancem sahabatku." kata Andri yang ikut emosi melihat sahabatnya diancam.
Risha hanya memegang lengan Andri seolah melarang Andri untuk meladeni Clara dan kawan-kawan.
"Kamu jangan ikut campur tomboi, penampilan cupu tomboi aneh, nggak jauh dari sahabatnya. Ups... keceplosan aku." kata Clara sambil seolah menutup mulutnya.
Risha yang melihat Andri makin emosi langsung mengambil sikap.
"Maaf ya mbak, saya nggak kenal anda. Mau anda itu pacar pak Arga atau apanya itu nggak ada urusannya sama saya ya. Kami permisi." kata Risha sambil menarik lengan Andri meninggalkan Clara.
Saat sudah di dalam mobil, Risha mencoba menenangkan Andri.
"Udahlah Ndri, nggak usah dipikirin. Kita aja nggak kenal mereka kok. Ngapain ngurusin mereka, buang-buang energi kita." kata Risha sambil mengusap punggung Andri mencoba menenangkan Andri.
"Aku kesel aja Sha. Sahabatku diintimidasi kayak tadi. Kalo masalah dia ngehina aku sih nggak masalah, aku mah masa bodoh. Eh tunggu dulu, kamu kenal Pak Arga?" tanya Andri.
"Kenal apanya? Ketemu juga baru tadi kok." kata Risha.
Mobil melaju menuju sekolah mereka. Sampai di sekolah keadaan sudah sepi mengingat hari sudah sore. Akhirnya mereka langsung pulang ke rumah masing-masing.
*Di kantor Arga*
Arga dan Arlan terlihat sibuk dengan dokumen masing-masing. Sesekali Arlan curi pandang ke Arga. Ia mengingat kejadian di aula tadi saat Arga senyum-senyum sendiri.
Terlebih momen memalukan saat Arga yang seharusnya membagikan hadiah justru terpaku menatap gadis SMA itu.
Arga yang merasa aneh dengan sikap Arlan menghentikan aktivitasnya.
"Lan, kamu kalo mau curi-curi pandang kagum jangan ke aku ya. Aku masih normal." ucap Arga.
"Sembarangan. Aku juga normal tulen Ga. Aku ngerasa aneh aja sama kamu." kata Arlan sambil mendekat ke meja Arga.
"Aku??? Aneh kenapa?" tanya Arga sambil nunjuk dirinya sendiri.
"Kamu masih inget kan kejadian tadi di aula?" tanya Arlan.
"Yang mana?" tanya Arga.
"Pake pura-pura lupa lagi. Jelas-jelas tadi dia udah buat malu dirinya sendiri. Sampai kantor pun masih senyum-senyum nggak jelas." batin Arlan sambil menatap Arga.
"Woy... Lan. Jangan menatap aku kayak gitu. Risih. Lama-lama ku pindah mejamu dari ruangan ku. Aku takut kamu belok ke aku." kata Arga menyadarkan lamunan Arlan.
"Astaga bos Arga yang ganteng. Aku masih normal, apa perlu kita cek fisik sama psikologis?" kata Arlan.
"Eh, Ga kamu naksir sama gadis yang menang tadi kan? Jujur deh." tanya Arlan lagi.
"Mana ada. Enggaklah! Sembarangan." kata Arga.
"Eh Lan, sakit jantung tu kayak apa sih gejalanya?" tanya Arga.
Arlan lalu membuka gadgetnya mencari informasi gejala sakit jantung.
"Kalau menurut artikel ini, gejalanya antara lain tubuh bergetar atau gemetar tiba-tiba, sakit di dada, detak jantung lebih cepat dari biasanya diikuti sesak napas. Pada penderita hipertensi akan menunjukkan gejala lebih intens." jelas Arlan.
"Eh siapa yang sakit jantung Ga?" tanya Arlan penasaran.
"Jadi gini, tadi pas penyerahan hadiah pemenang, tiba-tiba jantungku berdetak jauh lebih cepat dari biasanya, tubuhku juga gemetar sedikit sesak napas. Aku takut...." kata Arga terpotong oleh ucapan Arlan.
"Astaga, Arga. Yang bener kamu ngerasain kaya itu. Jangan-jangan kamu kena serangan jantung atau gejala gagal jantung? Ga, kamu masih muda lo." kata Arlan sambil refleks berdiri terkejut akan ucapan Arga tentang keluhannya Arga.
"Kamu jangan nakut-nakuti dong. Aku mau medical check up segera. Biar tau ada apa dengan jantungku. Buatkan janji sama dokter Aldo untuk check up rutin keluarga nanti malam." kata Arga.
"Bukannya jadwal medical check up keluarga masih seminggu lagi?" tanya Arlan.
"Lebih cepat lebih baik Lan, aku nggak mau ambil resiko." kata Arga.
Arlan lalu menghubungi dokter Aldo selaku dokter pribadi kelurga Nugroho untuk membuat janji medical check up.
Arga memutuskan untuk pulang lebih awal dan beristirahat sebelum medical check up.
Arga memutuskan pulang ke apartemennya untuk menenangkan diri. Ia menyiapkan mental untuk menerima keputusan terbaik dan terburuk akan kesehatannya sebelum pemeriksaan nanti malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Muh Yamin
asyik. dpt hadiah
2022-01-20
0
Alya lii
😂😂 lucu si Arga
2022-01-12
0
Taurus Garangan
ya seperti itulah cinta
2022-01-02
1