Memang tidak ada acara resepsi besar-besaran di rumah orang tua Oliva. Seperti rencana sebelumnya, jika pernikahan putri bungsu mereka hanya diadakan dengan sederhana. Sebagaimana keinginan Olivia.
Awalnya, Amri – ayah Olivia keberatan dengan usul tersebut. Bagaimana bisa, ini terakhir kalinya ia akan mengadakan acara nikahan di rumahnya setelah kedua saudara Olivia lebih dahulu mengadakan pesta besar-besaran. Namun, si bungsu malah meminta ijab kabul saja.
Akan tetapi, bukan Amri namanya jika tidak menuruti kehendak sang putri kesayangan. Setelah bermusyawarah dengan Aminah – istrinya dan turut serta pula kedua putri beserta menantunya, akhirnya disetujuilah permintaan Olivia. Menikah sederhana di rumahnya, tetapi tetap mengundang sanak saudara beserta para tetangganya.
Siapa yang menyangka, jika tamu yang datang akan sebanyak ini. Pasalnya, tetangga yang diundang mengajak keluarganya datang dan turut mengundang tetangga yang lain. Lihatlah sepasang pengantin itu, mereka tampak sangat kelelahan. Bukan hanya raja dan ratu sehari saja yang lelah, tetapi juga Amri dan Aminah pun sangat lelah.
Apalagi mendapatkan pertanyaan dari tamu-tamu undangan yang datang mengenai keluarga Vino yang tidak datang. Amri hanya menghela napas panjang dan mengatakan jika ayahnya Vino sedang sakit keras.
Sebagian yang datang bisa menerima alasan tersebut, tetapi sebagaian yang lain hanya menanggapi dengan cibiran serta ejekan saja.
Aminah sempat ingin marah pada situasi ini. Namun, melihat raut bahagia putrinya tentu saja berhasil mengurungkan niatnya untuk mengamuk kepada menantu barunya tersebut.
Jam telah menunjuk ke angka sepuluh. Untunglah, para tamu undangan telah sepi. Hanya bersisa satu dua orang saja beserta kerabat yang memang menginap di rumah pemilik acara. Sebagian yang lain sibuk bersih-bersih di dapur, agar esok hari pekerjaan mereka bisa sedikit berkurang dan sebagian yang lain memilih berkumpul menceritakan apa saja. Terutama para lelaki dewasa, mereka sibuk bermain kartu disertai senda gurau untuk meningkatkan keakraban di antara mereka.
Berbeda dengan aktivitas para kerabat, maka berbeda pula dengan apa yang dilakukan sepasang pengantin itu. Setelah perasaan letih memuncak dan meminta hak untuk istirahat, keduanya pun masuk ke kamar pengantin.
Kamar Olivia tentu saja telah berubah menjadi kamar pengantin yang indah. Berhiaskan bunga-bunga dan kelopak mawar merah bertebaran di atas ranjang yang kasurnya tertutup seprai putih.
Indah. Begitulah decak kagum yang keluar pertama kali dari lisan Olivia. Bukannya tidak tahu dengan dekorasi kamarnya tersebut. Hanya saja, ia merasa bahwa saat masuk bersama Vino seketika bertambah pula keindahan itu.
Tanpa aba-aba, Vino langsung membuka tuxedo yang melekat di badannya. Mengabaikan pekikan kecil yang terlontar dari mulut Olivia seraya menutup mata dengan kedua tangan. Walaupun jemarinya tidaklah rapat, Olivia masih bebas mengintip dari sela-sela jarinya.
“Aku pakai kaus, Olivia,” dengkus Vino. “Begini saja sedih menjerit, bagaimana jika dibuka semuanya,”cibirnya kemudian.
“Ish. Ini, ‘kan, baru pertama kalinya. Jadi wajar, dong, kalau aku kaget,” sahut Olivia. Bibirnya mengerucut tidak suka mendengar cibiran Vino kepadanya.
“Iya-iya. Nanti juga terbiasa.” Lantas, Vino pun membuang asal pakaiannya ke ranjang dan segera mengambil handuk di dalam tasnya. Ia sudah tidak sabar untuk segera mandi. Badannya terasa sangat lengket dan tidak nyaman.
Sesampainya di kamar mandi, Vino menoleh melihat Olivia yang mulai melepaskan baju pengantinnya.
“Tolong siapkan pakaian gantiku ya.” Setelah mengatakan itu, Vino pun melesat masuk ke kamar mandi dan menutup pintunya secara kasar.
“Dia ini, marah apa gimana, sih?” gerutu Olivia. Namun, tetap melaksanakan perintah Vino yang diberikan kepadanya.
Beberapa menit kemudian, Vino keluar dengan wajah yang lebih segar. Wangi sabun bercampur sampo menguar menusuk indera penciuman Olivia. Sejanak, wanita itu terpesona oleh pemandangan sosok lelaki di hadapan. Namun, buru-buru berlari masuk ke kamar mandi karena tidak ingin terpergok oleh Vino.
Usai mandi dan berganti pakaian di kamar mandi, Olivia pun keluar dengan langkah ragu. Pelan ia berjalan menuju ranjang dengan handuk bertengger di kepala guna mengeringkan rambutnya yang basah.
Vino yang semula menghadap ke layar ponsel pun mendongak setelah mendengar derap langkah pelan yang mendekat kepadanya.
“Cantik,” pujinya pelan.
Ragu-ragu, Olivia naik ke ranjang dan duduk di samping Vino bersandar kepala ranjang.
Vino meletakkan ponsel di nakas, tetapi begitu menoleh Olivia telah berbaring miring memunggunginya dengan selimut yang menutup tubuh. Hanya kepala saja yang masih menyembul keluar.
“Oliv,” panggil Vino pelan. Namun, ia harus pasrah ketika panggilan berulang kali yang disertai goncangan pelan di pundak Olivia tidak berhasil membangunkan wanita itu.
“Dia tidur, apa pura-pura tidur?” kesal Vino.
Orang bilang, akan lebih susah membangunkan orang yang pura-pura tidur daripada yang benar-benar tidur. Namun, saat mengingat betapa sibuknya hari ini mengurungkan kekesalan Vino.
“Mungkin dia sangat lelah,” ujar Vino lirih.
Vino pun turut berbaring dengan posisi memunggungi. Gagal sudah rencana yang telah ditunggu-tunggunya seharia ini. Vino menghela napas panjang dan memejamkan mata. Ia berharap bisa memimpikan Olivia malam ini.
Vino juga merasa jika dirinya tidak mungkin memaksakan kehendak kepada istrinya itu. khawatir membuat Olivia tidak nyaman atau malam menyakiti wanitanya. Untuk itu, ia harus bersabar sampai pada batas waktu yang tidak ditentukan. Namun, lelaki itu juga berharap jika malam ini cepatlah berakhir dan segera berganti dengan waktu pagi, akar penyiksaan batinnya cepat berakhir.
Bisa jadi, di esok hari Olivia telah siap menjadi istri seutuhnya untuk Vino. Atau malam ini saja? Hah. Vino membuang napas kasar, rupanya menahan diri memang sangat menyiksa. Sanggupkah ia bertahan sampai esok hari?
Di sebelahnya, Olivia sudah tampak terlelap. Sedangkan kedua mata Vino masih terjaga. Ia memaksa untuk memejamkan kedua kelopak mata yang enggan tertutup itu. Vino menutupnya dengan paksa, menimpakan tangan di atasnya. Malam menyiksa, cepatlah berakhir.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Lina aja
lucu
2023-09-20
0
naning
hadir thor..semangat💪
2021-12-18
1