4. Lembur Dadakkan

Hari libur telah usai, saatnya kembali lagi beraktivitas di tempat yang bagaikan penjara. Yah ... yang namanya liburan sehari juga sudah cukup kan? Daripada tidak libur sama sekali.

 

FASHION NOVA, nama tersebut terpampang jelas saat aku hendak memasuki gedung tempatku bekerja. Aku memang bekerja di perusahaan yang produk utamanya berupa pakaian jadi. Tapi jangan salah ya, Perusahaan tempatku bekerja ini merupakan Perusahaan fashion terbaik di negara ini. Bukan hanya itu FASHION NOVA juga masuk ke dalam jajaran Perusahaan terbaik nomor tiga se-Asia. Dan dengan bangganya aku bisa bekerja di sini sebagai staff di divisi promosi.

 

Tentu saja divisiku ini termasuk pekerjaan yang bisa di bilang mudah tidak mudah. Yang jelas sekali kita harus di tuntut memiliki ide kreatif supaya bisa menarik minat konsumen. Selain itu kita juga di haruskan pandai dalam mengolah kata, supaya produk yang kita jual bisa laku di pasaran. Ya kurang lebih seperti itulah pekerjaanku.

 

Aku sedang duduk di kubikel saat tiba-tiba Rizal datang dan menghampiriku.

 

“Seger banget yang habis liburan sama gue,” Godanya yang membuatku langsung mendengus.

 

“Lo pikir gue sayuran? Seger-seger gundulmu.” Tukasku sembari mencubit pinggang Rizal, hingga membuat Mas Angga tertawa dari balik kubikelnya.

 

“Eh, udah pada gosip nggak ngajak-ngajak gue ya?” Mbak Sari yang baru saja datang langsung menaruh tasnya ke atas meja.

 

“Nggak ngajak juga palingan lo udah yang terdepan, Sar. Ratu gosip kok di lawan.” Celetuk Mas Angga yang berhasil membuatku dan Rizal tertawa.

 

“Iklan motor kali ah semakin di depan.” Sahut Rizal yang berhasil membuat kami semakin tertawa.

 

“Morning, guys!” Sapa Tiwi riang.

 

Aku langsung berdecak . “Ck! Sarapan pakai telur ceplok aja lagaknya pakai morning segala.”

 

“Morning too, dek Tiwi yang baik hati.” Rizal membalas ramah. Pria gesrek yang selalu mengaku ganteng itu mendekati Tiwi dan merebut kresek putih yang sejak tadi ada di tangan Tiwi.

 

“Dasar lo, Mas! Baik kalau ada maunya doang.” Tiwi memukul lengan Rizal. Sedangkan aku dan yang lainnya hanya bisa tertawa saja.

 

Selang beberapa menit Bos kami alias Pak Sam muncul dari balik pintu lift. Seperti biasa pria itu berjalan dengan wajah datar bin dingin melewati anak buahnya.

 

“Adelia ke ruangan saya sekarang.” Perintahnya sembari berjalan masuk ke dalam ruangan.

 

Buseeet, itu Bos baru datang sudah main perintah saja. Mana tidak sopan lagi. Paling tidak ya noleh kek, atau lihat ke arahku kek. Bukanya ngomong sambil jalan begitu. Ck! Berasa seperti anak buah yang tidak di anggap.

 

Tapi sayangnya aku juga tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa mengangguk sambil tersenyum tipis. Meski orang yang aku ajak tersenyum sudah menghilang di balik pintu.

 

“Memang seta—astaghfirullahal’adzim,” ujarku sembari mengurut dada.

 

“Sabar.” Sahut Mas Angga.

 

“Semangat ya, Adel.” Kata Rizal sambil tersenyum genit padaku.

 

Aku hanya mengernyit dan melotot ke arahnya.

 

“Kamu ngapain, Zal?” Baik aku dan yang lainnya langsung terkejut saat pintu ruangan Pak Sam tiba-tiba terbuka dan Bos kami tersebut berdiri di sana. “Cepat persiapkan diri kamu, lalu turun ke lapangan sana. Saya butuh laporan kamu hari ini!” Perintah Pak Sam.

 

Aku mencoba menahan tawa supaya tidak di lihat oleh Pak Sam. Setelah itu aku langsung mengikutinya masuk ke dalam ruangannya. Dia duduk dengan tampan di kursi kerjanya, menyalakan Imac lalu menatap ke arahku.

 

“Gimana laporannya? Sudah selesai?”

 

“Sudah, Pak. Nanti saya tinggal edit sedikit power pointnya agar terlihat lebih menarik,” jawabku dengan tenang.

 

“Ok, kalau begitu besok kita bisa siap launching.”

 

Aku mengangguk dan langsung keluar ruangan dari ruangan Pak Sam.

 

Beberapa menit saat aku sudah kembali duduk. Tiba-tiba Pak Sam kembali keluar dari ruangannya dengan wajah marah. Mungkin manusia itu kalau sehari saja tidak marah bisa sakit atau kejang kali ya? Heran aku.

 

“Angga! Sari! Kalian ini bagaimana sih?! Kenapa laporan kalian masih banyak yang salah seperti ini?! Saya harus bilang berapa kali kalau kerja itu yang teliti. Saya nggak mau tahu, sekarang juga saya minta kalian buat laporan yang baru!” Pak Sam melempar laporan Mas Angga dan mbak Sari ke tempat sampah. “Besok kita sudah harus launching. Kalian tau, kan? Masa kerja kalian masih saja seperti ini.”

 

“Maaf, Pak. Soalnya kami keteter jadi agak kurang fokus,” Ujar Mas Angga mencoba memberi penjelasan.

 

“Iya, Pak. Apalagi tugas kami yang baru belum tersentuh sama sekali jadi kami—“

 

“Kalian pikir saya peduli!” Ketus Pak Sam. “Saya di sini bukan untuk mendengar alasan kalian. Dimana skill multitasking kalian? Katanya divisi ini senior semua? Lalu kenapa membuat laporan saja masih banyak yang salah,” imbuhnya dengan nada ketus.

 

Tuh kan, Pak Sam memang sialan. Dia selalu menjadikan kata senior sebagai alasan untuk menyalahkan kami. Dia kira senior tidak boleh salah apa? Gini-gini kami juga manusia. Memang dia yang kayak setan.

 

“Iya, Pak. Kami akan memperbaikinya lagi.” Kata Mas Angga dengan nada pasrah.

 

“Adelia, karena tugas kamu sudah selesai, kamu bisa membantu laporan Sari dan Angga supaya bisa cepat selesai juga.”

 

“T-tapi, Pak—“

 

“Tapi apa?”

 

Aku yang tadinya berniat protes mendadak bungkam begitu saja. Terlebih saat Pak Sam menatapku dengan tatapan yang begitu tajam, tangannya berkacak pinggang. Tentu saja membuat nyali kacungku menciut seketika. Benar-benar aura yang sangat kejam.

 

Aku hanya bisa memanyunkan bibir dan melaksanakan perintahnya dengan terpaksa. Aku melirik Pak Sam yang masih berdiri di hadapan kami, lalu beberapa detik kemudian pria jelmaan setan itu langsung kembali masuk ke dalam ruangannya.

 

“Gue hari ini rencananya mau nongkrong lho, ya. Biar bisa dapet pacar.” Celetukku dengan nada menyindir.  Ya, syukur-syukur ada yang merasa tersindir.

 

“Nongkrongnya lo pending dulu aja ya, Del. Besok gue temenin deh. Sumpah!” Mas Angga mencoba membujukku.

 

“Iya bener kata Angga, gue juga mau kok nemenin lo. Gue cariin cowok yang cocok juga deh buat lo.” Aku langsung mengernyit ke arah Mbak Sari. Di kira aku tidak bisa cari sendiri apa ya. “Lagian si Sam emang parah banget, kita udah bikin susah payah masih kurang perfect aja di mata dia.”

 

“Gue kan udah bilang, dia itu emang bos kampret. Lo sih Mbak makan gantengnya dia mulu.” Cetusku sebal.

 

Biar tahu rasa tuh Mbak Sari, sudah emak-emak masih saja ngurusin wajah Pak Sam. Sekarang dia sudah tahu kan, sifat Bos gantengnya itu seperti apa?

 

“Nggak usah di sangkut pautin sama itu deh, Del. Gue yakin, dalam hati lo pasti juga doyan kan sama Sam.”

 

Aku langsung melotot ke arah Mbak Sari. Enteng banget mulutnya, di kira Pak Sam makanan kali ya sampai aku kelihatan doyan banget gitu?

 

Sabarkan hamba ya Tuhan.

 

***

 

Akhirnya, dengan terpaksa hari ini aku harus lembur lagi sampai larut malam. Namun, aku cukup bangga dengan hasilnya yang sesuai dengan ekspektasi, sebab Pak Sam langsung menerima laporan tersebut tanpa marah-marah seperti siang tadi.

 

Aku, Mas Angga dan Mbak Sari berjalan ke arah lift karena memang yang lembur hanyalah kami bertiga.

 

“Thanks ya, Del. Berkat bantuan lo, kerjaan kita jadi beres,” Ucap Mas Angga sembaei menekan tombol lift.

 

“Eh, tapi aneh nggak sih, Ngga.” Aku mencium bau-bau pergosipan akan di mulai. “Sam kok bisa langsung setuju gitu ya sama laporan yang kita buat sama Adel?”

 

Benarkan, ratu gosip mulai bicara. Aku hanya bisa memutar bola mata sambil melangkah masuk ke dalam pintu lift yang sudah terbuka.

 

“Bener juga, padahal kita ngulang sampai dua kali nggak di terima. Anjir sih.” Mas Angga mulai termakan oleh omongan Mbak Sari. Aku semakin menatap heran ke arah mereka berdua.

 

“Kayaknya sih, Ngga. Sam ada sesuatu sama Adela.” Mbak Sari mulai melirik ke arahku.

 

“Ya Allah, itu mulut. Mbak, itu tandanya gue lebih berkompeten dari kalian berdua. Lagian, kalian kerja udah sampai bangkotan juga buat laporan promosi aja masih salah,” ujarku dengan meniru cara pemikiran Pak Sam. Aku melirik ke Mas Angga dan Mbak Sari yang kompak mengulum senyum. “Harusnya kalian terima kasih sama gue,” imbuhku seraya menepuk dada.

 

“Halah-halah iya, nggak usah ngambek. Toh, kalau omongan gue jadi kenyataan lo juga jadi enak, kan?” Mbak Sari tertawa nyaring di ikuti Mas Angga.

 

Kami berpisah saat sudah sampai di parkiran kantor. Berhubung tadi aku kelupaan memesan ojek online. Jadi, sekarang aku harus menunggu si abang ojol sendirian. Kalau biasanya sih begitu keluar gedung juga si abang ojol sudah stand by duluan. Ah, gara-gara Mbak Sari nih aku jadi kelupaan.

 

Saat aku sedang menunggu ojek online-ku, tiba-tiba ada sebuah mobil sport Ferrari berwarna merah yang berhenti tepat di hadapanku. Aku mengernyit saat kaca mobil tersebut turun secara perlahan, dan terkejut saat ternyata yang ada di dalam mobil itu adalah Bos yang selama ini berhasil membuatku selalu ingin mengumpat.

 

“Adelia, belum pulang?” Aku semakin kaget saat mendengar pertanyaan tersebut.

 

Bagaimana tidak? Aku kira Bos kampret itu akan mengeluarkan perkataan yang menjengkelkan tetapi di luar perkiraanku, dia malah bertanya dengan nada sopan seperti itu.

 

“B-belum, Pak. Lagi nungguin ojek online.” Jawabku cepat. Aku menatap sekeliling untuk memastikan bahwa tidak ada anggota lambe turah di sekitarku.

 

“Bareng saya saja gimana?”

 

 Aduh gusti, ini beneran tidak ada paparazi kan ya, mulai deg-degan nih.

 

Pasalnya selama ini aku aman dari gosip-gosip nyeleneh di perusahaan. Kalau saat ini sampai ada manusia kampret yang diam-diam ngintilin aku. Fix! Mulai besok kehidupanku di perusahaan ini tidak akan bisa tenang. Lagian ini Bos tumben banget sih bicaranya alus begitu? Nanti kalau aku baper gimana?

 

“Nggak usah, Pak. Ini udah perjalanan kesini kok ojeknya.” Sorry ya bos bukanya jual mahal tapi aku terpaksa harus menolak mentah-mentah demi keselamatan hidupku di kantor ini

 

Pak Sam mengangguk-angguk. “Ok, good night and see you tomorrow.”

 

Aku hanya bisa melongo saat menatap mobil Pak Sam yang mulai bergerak menjauh. Tadi itu beneran Pak Sam kan, ya?

.

.

.

.

###

Note :

Di baca dan di pahami ya! Kalau bisa di maklumi juga.

Kalau ada yang tanya,

Kenapa Mas Angga dan Mbak Sari panggil atasannya dengan sebutan nama saja? Kenapa nggak panggil Pak atau Bos?

jawabannya : Karena Pak Sam sendiri yang mengkhususkan mereka berdua untuk panggil Pak Sam dengan sebutan nama. Sebenarnya bukan hanya mereka berdua saja, tapi semua anak buah Pak Sam.

Terus kalau ada yang tanya lagi,

Nggak sopan dong masa atasan cuma di panggil nama? Yang namanya bawahan kan harusnya menghormati atasan?

jawabannya : Itu semua memang kemauan Pak Sam. No debat No kecot oke!

Di sini ceritanya Pak Sam itu bukan keturunan asli Indonesia guys, jadi anggap saja dia tidak terbiasa di panggil dengan sebutan 'Pak'. Jadi hargai ya keputusan Pak Sam.

Pokoknya itu aja, lebih jelasnya kalian bisa baca ceritaku yang

"Crazy in Love" di sana bercerita tentang POV nya Pak Sam. (Untuk saat ini ceritanya nggak aku lanjut, jadi jangan marah hahahaha)

follow IG ku ya

@nan_dria

Terpopuler

Comments

Nani Susanti

Nani Susanti

ngak sopan bos di pangil nama....
bapak kek.bos kek

2021-07-09

0

My_ChA

My_ChA

lanjut 😍😍😍

2021-06-10

0

Nur hikmah

Nur hikmah

siiiiplh

2021-03-24

0

lihat semua
Episodes
1 1. Perkenalan & Bos baru
2 2. Kena Semprot !
3 3. Secuil Kebebasan
4 4. Lembur Dadakkan
5 5. Launching Day
6 6. Kena Omel Lagi
7 7. Gajian Dan Bonus
8 8. Lembur
9 9. Nggak Ada Hujan, Nggak Ada Ojek!
10 10. Adek Ngeselin
11 11. Pelet Lele
12 12. Perasaan Aneh
13 13. Kopi Hitam Gula Sedikit
14 14. Sepenggal Kisah
15 15. Perubahan Atmosfer
16 16. Gara-gara Vino
17 17. Gebetan Rizal
18 18. Rumpi!
19 19. Emak
20 20. Kencan
21 21. Terong-Terongan
22 22. Goyang Monyet
23 23. Nasib Jomblo
24 24. Nasehat Pak Bos
25 25. Butuh Konfirmasi
26 26. Lamaran Dewi
27 27. Kemampuan Lain Pak Bos
28 28. Kemampuan Lain Pak Bos (2)
29 29. Tugas Dadakan
30 30. Lembur Hari Minggu
31 31. Khawatir
32 32. Gosip
33 33. Makan Bersama
34 34. Makan Bersama (2)
35 35. Sangat Mendadak
36 36. Tidak Romantis
37 37. Di Luar Ekspektasi
38 38. Back Street
39 39. Modus berlanjut
40 40. Teman macam apa kita?
41 41. Mencuri Kesempatan
42 42. Siapa ya?
43 43. Anak Baru
44 44. Bendera perang
45 45. Pria Punya Selera
46 46. Ternyata Licik
47 47. Serangan Emosi
48 48. Batas Kesabaran
49 49. Pembalasan
50 50. Maaf...
51 51. Hampir Keceplosan
52 52. Hujan
53 53. Meminta Izin.
54 54. Keluarga Sam
55 55. Keluarga Sam (2)
56 56. Keluarga Sam (3)
57 57. Ponsel Yang tersita.
58 58. Manusia Apa Bukan
59 59. Shampoo Dan Sabun
60 60. Semoga
61 61. Salah Paham
62 62. Api Dan Air
63 63. Kondangan
64 64. Hal Gila Apa lagi?
65 65. Tidak Ada Kapoknya
66 66. Dan Lagi
67 67. Fakir Asmara Tapi Bukan Pengemis Cinta
68 68. Mampir Ke Rumah
69 69. Pesta Bunda Eliza
70 70. Pesta Kedua
71 71. Pertengkaran
72 72. Penjelasan Natalie
73 73. Penjelasan Sam
74 74. Happiness
75 75. Curhatan Kakek Robert
76 76. Baru Tahu
77 77. Si Ganjen Dan Tukang Cemburu
78 78. Daun Kering
79 79. Di Luar Rencana
80 80. Ini Bukan Sebuah Mimpi
81 81. Astaga Papa!
82 82. Teori Sam
83 83. Hari Yang Di Nanti
84 84. One Step Closer
85 85. Cincin Yang menghebohkan
86 86. Tidak Mungkin Cemburu
87 87. Masih Gara-gara Cincin
88 88. Dilema
89 89. Tante Indah
90 90. Perut Karet
91 91. Hot News
92 92. Drama Pingsan
93 93. Gara-gara Resign
94 94. Latihan Katanya?
95 95. Sisi Lain Sam
96 96. Sudah Tiba Saatnya
97 97. Perubahan Suasana
98 98. Perubahan Suasana (2)
99 99. I Belong To You
100 100. Titik Rapuh
101 101. Perpisahan
102 102. Akad
103 103. Wedding Party
104 104. Pesta Belum Berakhir
105 105. Beautiful Night
106 106. Tante Rempong Mulai Lagi
107 107. Tukang Ngambek
108 108. Posesif
109 109. Kehidupan Baru
110 110. Kosong
111 111. Tak Bisa Di Mengerti
112 112. Pertengakaran
113 113. Pertengkaran (2)
114 114. Titik Temu
115 115. Berkunjung Ke Kantor
116 116. Mendadak Doyan Makan
117 117. Gampang Kesal
118 118. Hasil Dari Sebuah Do'a
119 119. Siomay Bandung
120 120. Bikin Darah Tinggi
121 121. Manja
122 122. Duo Mak Lampir
123 123. Hal Yang Membosankan
124 124. Nama Bayi
125 125. Tujuh Bulanan
126 126. Kontraksi
127 127. Persalinan
128 128. Mengurus Bayi
129 129. Syukuran
130 130. Selalu Bahagia
131 TERIMA KASIH
132 INFOOOO!!!
133 PROLOG
134 Part. 1 - SAMUEL
135 Part. 2 - SAMUEL
136 Part. 3 - SAMUEL
137 Part. 4 -Samuel
138 PENGUMUMAN!!
Episodes

Updated 138 Episodes

1
1. Perkenalan & Bos baru
2
2. Kena Semprot !
3
3. Secuil Kebebasan
4
4. Lembur Dadakkan
5
5. Launching Day
6
6. Kena Omel Lagi
7
7. Gajian Dan Bonus
8
8. Lembur
9
9. Nggak Ada Hujan, Nggak Ada Ojek!
10
10. Adek Ngeselin
11
11. Pelet Lele
12
12. Perasaan Aneh
13
13. Kopi Hitam Gula Sedikit
14
14. Sepenggal Kisah
15
15. Perubahan Atmosfer
16
16. Gara-gara Vino
17
17. Gebetan Rizal
18
18. Rumpi!
19
19. Emak
20
20. Kencan
21
21. Terong-Terongan
22
22. Goyang Monyet
23
23. Nasib Jomblo
24
24. Nasehat Pak Bos
25
25. Butuh Konfirmasi
26
26. Lamaran Dewi
27
27. Kemampuan Lain Pak Bos
28
28. Kemampuan Lain Pak Bos (2)
29
29. Tugas Dadakan
30
30. Lembur Hari Minggu
31
31. Khawatir
32
32. Gosip
33
33. Makan Bersama
34
34. Makan Bersama (2)
35
35. Sangat Mendadak
36
36. Tidak Romantis
37
37. Di Luar Ekspektasi
38
38. Back Street
39
39. Modus berlanjut
40
40. Teman macam apa kita?
41
41. Mencuri Kesempatan
42
42. Siapa ya?
43
43. Anak Baru
44
44. Bendera perang
45
45. Pria Punya Selera
46
46. Ternyata Licik
47
47. Serangan Emosi
48
48. Batas Kesabaran
49
49. Pembalasan
50
50. Maaf...
51
51. Hampir Keceplosan
52
52. Hujan
53
53. Meminta Izin.
54
54. Keluarga Sam
55
55. Keluarga Sam (2)
56
56. Keluarga Sam (3)
57
57. Ponsel Yang tersita.
58
58. Manusia Apa Bukan
59
59. Shampoo Dan Sabun
60
60. Semoga
61
61. Salah Paham
62
62. Api Dan Air
63
63. Kondangan
64
64. Hal Gila Apa lagi?
65
65. Tidak Ada Kapoknya
66
66. Dan Lagi
67
67. Fakir Asmara Tapi Bukan Pengemis Cinta
68
68. Mampir Ke Rumah
69
69. Pesta Bunda Eliza
70
70. Pesta Kedua
71
71. Pertengkaran
72
72. Penjelasan Natalie
73
73. Penjelasan Sam
74
74. Happiness
75
75. Curhatan Kakek Robert
76
76. Baru Tahu
77
77. Si Ganjen Dan Tukang Cemburu
78
78. Daun Kering
79
79. Di Luar Rencana
80
80. Ini Bukan Sebuah Mimpi
81
81. Astaga Papa!
82
82. Teori Sam
83
83. Hari Yang Di Nanti
84
84. One Step Closer
85
85. Cincin Yang menghebohkan
86
86. Tidak Mungkin Cemburu
87
87. Masih Gara-gara Cincin
88
88. Dilema
89
89. Tante Indah
90
90. Perut Karet
91
91. Hot News
92
92. Drama Pingsan
93
93. Gara-gara Resign
94
94. Latihan Katanya?
95
95. Sisi Lain Sam
96
96. Sudah Tiba Saatnya
97
97. Perubahan Suasana
98
98. Perubahan Suasana (2)
99
99. I Belong To You
100
100. Titik Rapuh
101
101. Perpisahan
102
102. Akad
103
103. Wedding Party
104
104. Pesta Belum Berakhir
105
105. Beautiful Night
106
106. Tante Rempong Mulai Lagi
107
107. Tukang Ngambek
108
108. Posesif
109
109. Kehidupan Baru
110
110. Kosong
111
111. Tak Bisa Di Mengerti
112
112. Pertengakaran
113
113. Pertengkaran (2)
114
114. Titik Temu
115
115. Berkunjung Ke Kantor
116
116. Mendadak Doyan Makan
117
117. Gampang Kesal
118
118. Hasil Dari Sebuah Do'a
119
119. Siomay Bandung
120
120. Bikin Darah Tinggi
121
121. Manja
122
122. Duo Mak Lampir
123
123. Hal Yang Membosankan
124
124. Nama Bayi
125
125. Tujuh Bulanan
126
126. Kontraksi
127
127. Persalinan
128
128. Mengurus Bayi
129
129. Syukuran
130
130. Selalu Bahagia
131
TERIMA KASIH
132
INFOOOO!!!
133
PROLOG
134
Part. 1 - SAMUEL
135
Part. 2 - SAMUEL
136
Part. 3 - SAMUEL
137
Part. 4 -Samuel
138
PENGUMUMAN!!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!