"Ini cuma perasaan gue aja tau gimana gitu yah.. lu sama Rafael cocok banget taaauuu, " sahut Diana.
"Nah iya benerr, gue kira gue doang yang nganggap kalian cocok, " sahut Naila.
"Cieee... kek nya ada yang bakal nikah niihhh, " sahut Naila semakin menggoda Nadia.
"Uhuyy seruu nihh, " sahut Diana
"Dajjal kalian semuaa, dahlah males gue, " sahut Nadia cemberut dan berbalik menghadap depan.
"Eeehh, santai lah bro.. " sahut Syaila.
"Ngambekan andaaa, " sahut Naila.
Tak lama kemudian, ada dua lelaki yang memasuki kelas Nadia dkk. "GUYS, KALIAN LIAT CINDY KAGAK?" tanya salah satu lelaki itu.
"Eh botol kecapp... tadi Cindy cariin kalian bambang, " sahut Nadia.
"Masaa, "
"Iya ege, udah sana lu ahh balek ke habitat lo, " sahut Syaila mengusir mereka berdua.
Dua lelaki itu hanya cemberut dan masuk ke kelas bersama. "Zan, sekarang ada pelajaran Fisika?" tanya Naila.
"Kagak ada, malahan sekarang ada pel biologi, " jawab Fauzan.
"Alamakk, gue salah ngambil buku cok astagfirullah, " sahut Fauzi menepuk jidatnya.
"Awokawok, kasiann.. sama kayak Naila nj*rt, " sahut Diana.
"lah iya cok gue salah bawa buku pula, " sahut Naila.
Fauzan Ferdiansyah dan Fauzi Ferdiansyah
"NAAHH HAYOO, KETEMUU KALIAN!! BAYAR UTANG!!!" teriak seorang gadis yang baru datang dan langsung menjewer kedua lelaki kembar itu.
"Aaahhh... emakkk, " teriak Fauzi kesakitan.
"Aaauuu aaauuu!! gue berasa kena hukuman mommy, " sahut Fauzan berusaha melepaskan tangan adik nya itu, Cindy.
"Bayar utang duluuu... gue sekarang lagi butuh banget duit nj*ng, " sahut Cindy masih menjewer kedua anak gila itu.
"Gila, nyeremin yah cok, " gumam Nadia ngeri.
"Iya iya, nanti gue bayar tapi gak sekarang, " sahut Fauzan.
"Kapan?!"
"Minggu depan janji gue, " sahut Fauzan sambil menunjukkan kelingking nya.
"Awas lu kalau gak bayar, gue bilangin mommy sama Deddy lho, " sahut Cindy melepaskan mereka berdua.
"Iya iya gue janji, " sahut Fauzan.
"Terus lu kapan?" tanya Cindy kepada Fauzi yang sedang mengucap telinga nya.
"Gue besok, " jawab Fauzi.
"Nahh, oke oke, lo memang adek gue yang paling the beast dehh.. gak kayak kakak stress yang udah ngutang kurang lebih sepuluh juta, " sahut Cindy melirik singkat ke kakanya Fauzan.
"Duduk duduk duduk... " sahut Naila.
Mereka bertiga segera duduk di meja mereka. Oh iya mereka semua sekelas ya 12 IPA 1.
.
.
.
.
.
Bel masuk sudah berbunyi. Anak-anak di seluruh sekolah SMA Margasatwa masuk ke dalam kelas masing-masing. Eh, kalian belum tau yah, kalau kelas 10 kelasnya paling atas lantai 3 dan untuk kelas 11 lantai 2 kelas 12 paling bawah dekat dengan lapangan.
Tepat pada jam pelajaran pertama mereka semua sudah di sambut oleh pelajaran Matematika Peminatan. Guru yang mengajar adalah Bu Dewi.
"Oke, Anak-anak silahkan kumpulkan buku kalian ibu mau periksa, soalnya banyak dari kalian yang dapat nilai bagus, ini penasaran ini memang benar apa bohong... " ucap Bu Dewi.
"Iihh jadi guru kagak percayaan banget, pantesan gak pernah kepilih jadi walkes, " gumam Naila.
Tanpa basa basi lagi semua anak IPA 1 segera maju ke depan satu persatu untuk menyimpan buku tugas mereka di meja guru. Dan untuk Nadia dkk mereka hanya santai-santai saja berasa tak ada beban.
Setelah semua buku sudah terkumpul, Bu Dewi memberikan mereka tugas untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis. Sementara anak-anak mengerjakan soal, Bu Dewi memeriksa semua tugas yang di buku.
Siapa sangka ternyata semua anak IPA 1 benar-benar pintar dalam Matematika apa lagi Peminatan. Setelah selesai memeriksa semua buku tugas mereka Bu Dewi memperhatikan semua anak murid dengan seksama. Tak pernah ada yang bisa lolos dari mata Bu Dewi, karna itulah Bu Dewi sering di sebut si mata elang, karena penglihatan yang begitu tajam.
5 menit kemudian. "Kalau sudah selesai silahkan kalian maju ke depan untuk mengerjakan soal... silahkan, " sahut Bu Dewi menyiapkan spidol untuk mereka.
Naila maju terlebih dahulu untuk mengerjakan soal nomor 1. Nadia pun ikut maju ketika sudah mengerti dia mengerjakan soal nomor 2. Bu Dewi seperti sudah terbiasa dengan dua anak ini, yang selalu maju ke depan untuk mengerjakan soal. Sebenarnya yang lain juga mau maju tapi takut salah, dan juga takut di hukum di tambah kalau mereka salah mereka akan mendapatkan ceramah 1x24 jam dari Bu Dewi sendiri.
Nadia yang sudah selesai menyimpan spidol di meja guru dan kembali duduk di meja nya. Naila yang maju terlebih dahulu masih sedikit kebingungan padahal saat mengerjakan soal. dia meja dia seperti sudah bisa.
Aduh sumpah, gue lupa lagi ini rumus apaan, - batin Naila.
Fauzan berdiri untuk mengerjakan soal nomor 3. Saat Fauzan sudah berada di depan, dia sedikit mendekat ke Naila untuk memberitahu rumus nya.
"Ini rumus nya.... "
"Oh iya, thanks, "
"Yoo, "
Setelah itu, Naila selesai mengerikan soal dan kembali ke meja nya. Perasaan yang sangat gugup hampir saja dia kena omel kalau tidak ada Fauzan yang datang.
"Good, " sahut Syaila memberikan jempol.
"Mantap, kalo ada Fauzan kek nya lu bakal kesusahan deh nai, " sahut Cindy.
"Iyalah, sumpah gila, tangan gue masih keringat dingin cok, " sahut Naila melihat telapak tangan nya.
"Ahaha, maklum lah, kalo lu gak bisa jawab tuh soal kek nya enak nih kalo lu kena omel selama jam pelajaran, " sahut Diana.
"Susu kau enak, " sahut Naila sambil tersenyum tipis.
tiga jam sudah berlalu. Kini mereka tinggal menunggu jam pelajaran selanjutnya setelah itu istirahat.
Karena Bu Dewi sangat baik orangnya dia meninggalkan kelas lebih cepat dari bel. Jadi anak-anak di kelas bisa mengistirahatkan otak mereka sekejap.
"Aahh... udah ini pelajaran apa?" tanya Naila.
"Biologi, " jawab Fauzan datang menghampiri kumpulan para cecan di sana.
"Yow, " sapa Syaila.
"Eh, zan thanks banget yah tadi... " sahut Naila.
"Yoo santai aja, " sahut Fauzan.
"Pengumuman kepada seluruh sekretaris kelas untuk segera pergi ke ruang TU untuk bertemu dengan Pak Tresna... sekali lagi untuk semua sekretaris kelas untuk segera pergi ke ruang tata usaha untuk bertemu dengan pak Tresna terimakasih, "
"Aahh nj*rt bikin kesel aja sih.. orang males banget kalau pergi ke ruang TU, " sahut Nadia kesal.
"Emang kenapa?" tanya Fauzi.
"Yah lu tau kan... ruang TU itu jauhhh, gue males ke sana ahh, mana sekarang panas lagi, " jawab Nadia.
"Hemm, mata kau di taruh di mana neng? lu gak liat ruang TU ada di sebrang sanaa.. " sahut Naila.
"Alesan lu nad, " sahut Diana.
"Aahh kalian mah gitu, teman yang tak bisa mengerti, dan tak solid, " sahut Nadia kesal.
Dia berdiri dan berjalan pergi keluar kelas. Dengan langkah kasarnya di pergi dengan terburu-buru karena semakin dia lama terkena sinar matahari nanti wajah indahnya jadi hitam. Oh no no no.. gak boleh sekarang harga skincare mahall!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu thor aku suka
2021-11-29
0
Shyshy
Lanjut kak
2021-10-30
1