Vina mengambil Hp yang terletak didalam handbag miliknya. Setelah mengumpulkan keberanian dan berfikir dengan matang Vina bertujuan untuk menelpon Dion agar bisa menyelesaikan permasalahan diantara mereka. Vina tidak ingin rumah tangganya di gantung terlalu lama tampa arah yang jelas.
Vina duduk dikursi menghadap layar komputer yang masih on dimeja kerjanya.
Vina membuka layar Hp dan mencari kontak nama Dion lalu melakukan panggilan.
Panggilan pertama tidak ada jawaban dari Dion, Vina melakukan panggilan yang kedua masih belum diangkat.
Vina melakukan panggilan yang ketiga kalinya, karena Vina tahu dia menelpon di waktu yang tepat jam makan siang.
Menurut Vina Dion sengaja tidak menjawab telepon bukanya sibuk.
Panggilan ketiga kali akhirnya Dion mengangkat telpon. Dengan cepat Vina berkata,
"Assalamualaikum mas ."
"Walikum salam, ada apa kamu telpon, aku sedang sibuk ." jawab Dion dengan nada kesal
" Bicaralah, jangan diam saja tujuan kamu telpon untuk apa ?. Aku tidak punya waktu! ." lanjut Dion yang mulai kesal karena Vina tak kunjung bicara.
Vina sesaat terdiam termenung mendengar nada bicara Dion yang terdengar jengkel.
Kemudian Vina berkata,
" Mas Dion, maaf memanggu waktumu, ada sesuatu yang ingin Vina bicarakan. Bolehkah kita bertemu jika mas Dion ada waktu? ." ucap Vina dengan lirih
"Ada apa?, bicaralah sekarang jika ada hal yang ingin kamu katakan!! ." ketus Dion
"Mas Dion?, apa salahnya kita bertemu dan bicara empat mata membicarakan masalah kita. Agar semua hubungan kita jelas, janganlah seperti anak kecil yang memilih menghindar dari masalah dan tanggung jawab!. " jawab Vina yang sudah mulai kesal
"Bukanya kamu yang pergi dari rumah!, meninggalkan aku! ." jawab Dion yang tidak mau kalah seolah olah tidak merasa bersalah setelah apa yang diperbuatnya.
Sedangkan Vina tidak bergeming memilih diam bukan karena merasa dirinya bersalah cuman Vina tidak ingin berdebat.
"Oke, nanti jam 7 malam datang direstoran A yang ada ditaman kota seberang jalan ." lanjut Dion dibalik telepon
" Baik mas, Walikum salam ." jawab Vina ingin mengakhiri panggilan telepon.
Sedangkan tampa menjawab salam dari Vina Dion langsung mamatikan panggilan telepon.
Vina hanya menghela nafas mendapat perlakuan Dion, bagi vina itu hal biasa.
\*\*\*\*\*
Vina memutuskan datang lebih awal dari jam yang sudah ditentukan Dion. Karena Vina tahu betul sifat Dion yang tidak suka menunggu, bagi Vina lebih baik dirinya menunggu. Karena merasa haus Vina memesan segelas jus orange pada waitress.
Hampir setengah jam menunggu Dion tidak kunjung muncul, membuat Vina risau.
Vina memutuskan untuk menelpon Dion memastikan Dion jadi datang atau tidak.
Saat Vina ingin menelpon Dion tiba tiba Dion muncul dan langsung duduk dihadapan Vina.
Dengan tatapan ekspresi datar yang seolah olah tidak suka melihat Vina yang berada di depannya.
"tidak usah repot repot buang pulsa, aku sudah ada disini!." ketus Dion saat mulai duduk
"Terimah kasih mas sudah datang, mau minum apa? ." ucap Vina berusah mencairkan suasana dengan tersenyum tipis.
Tapi sayangnya tidak sedikit pun digubris oleh Dion senyuman Vina
"Tidak usah, aku sudah makan dan minum, jangan repot!. " tutur Dion dengan muka yang masih kecut
Vina lagi lagi hanya menelan saliva kekecewaan, melihat ekspresi Dion yang sama sekali tidak nyaman berada didekat Vina.
"Mas, begitu tidak berartinya lagi aku buat kamu. Sampai sampai berada didekat aku saja membuatmu tidak nyaman, bahkan enggan menyapa aku walau dengan secuil senyuman. " bisik Vina dalam hati
"Bagaimana kabar Dika?, apakah dia sehat?. " tanya Dion yang sedikit suasan hatinya sudah mencair
"Allhamdullilah kabar Dika baik mas ." jawab Vina
"Baguslah, terimah kasih menjaga Dika dengan baik aku sibuk jadi belum bisa menjenguk Dika.
Ada hal apa yang ingin kamu bicarakan, sampai ingin bertemu empat mata dengan aku? ." ucap Dion sambil menatap Vina.
Tatapan Dion membuat Vina merindukan tatapan cinta suaminya dulu, sekarang tatapan Dion sudah lain binar cinta yang ada di bola mata suaminya bukan untuk dirinya melainkan wanita lain.
"Vina, ingin kita bercerai mas. Agar hubungan kita jelas tidak terkatung katung tampa tujuan, dan Vina sudah pikirkan ini dengan baik. Ini adalah jalan terbaik untuk kita agar diantara kita tidak ada yang terluka terlalu dalam." jawab Vina dengan lantang, seolah olah dirinya kuat, padahal dirinya saat ini rapuh, bimbang serta sakit hati jiwa dan raganya bagai sayat ribuan pisau.
"Baiklah, jika itu kemauan kamu aku ikut saja, kamu urus semua surat suratnya nanti kabarin aku kalau sudah siap.
Jika tidak ada lagi yang ingin kamu katakan, baiknya aku pulang. Karena, urusan aku masih banyak, titip salam untuk Dika dan mama kamu. " ucap Dion tampa merasa bersalah sedikitpun, kemudian bangkit dari duduknya dan langsung bergegas pergi meninggalkan Vina yang masih duduk, berjalan keluar meninggalkan restoran menuju parkiran tempat mobilnya terparkir.
Dalam diam Vina hanya duduk temenung sambil befikir merenungi nasib dan masa depannya nanti. Jangankan nanti sudah bercerai masih status suaminya saja dirinya dan Dika selalu diabaikan. Yang Vina fikirkan nasib Dika, yang akan hidup tampa sosok ayah bukan karena Dika anak yatim melainkan diabaikan oleh ayahnya sendiri.
Setelah merasa dirinya cukup tenang akhirnya Vina memutuskan untuk pulang kerumah, takut ibu mamanya khawatir apa lagi Vina tidak bagi tahu kalau dia akan pulang terlambat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Itha Bire
semoga Dion tidak menyesal
2022-01-23
0
arin
ich amit"pnya suami Kya gitu,sndrny yg selingkuh kok cre mau beresnya doang🤦
2021-11-06
0
Lusiana Ouw
Dion 😡😡
2021-04-28
0