Vina sampe dirumah jam 9 malam menggunakan angkutan umum. Tubuhnya terasa letih ikut larut dalam kesedihan yang dirasakan saat ini. Vina membuka pintu rumah dengan kunci serep yang senantiasa di bawanya. Tidak lupa Vina membawa salam saat memasuki rumah, ibu Riska yang duduk diruang tamu menjawan salam Vina lalu berkata,
"Kamu baru pulang?, lembur ya sayang? ."
"Iya mama, Vina baru pulang. Vina gak lembur tadi jumpa mas Dion, makanya Vina lambat sampe rumah, maaf gak kabarin mama.
Dika sudah bobok ya mama? ." tutur Vina sambil menjantuhkan tubuhnya diatas sofa samping ibu Riska yang asik menonton sinetron kesayangannya
"Tidak apa sayang, mama paham. Dika sudah tidur, habis makan dia langsung tidur ." jawab ibu Riska, kemudian memindahkan posisi duduknya menghadap Vina dan bertanya,
"Bagaimana pertemuan kamu dengan Dion, apa yang dia katakan?."
"Mas Dion sudah setujuh kami akan bercerai. Secepatnya Vina akan akan urus berkas berkasnya untuk diajukan kepengadilan. Mas Dion sibuk, tidak punya waktu jadi Vina yang akan menggugat mas Dion di pengadilan .," jawab Vina dengan santai tapi masih terlihat sedih
"Baiklah jika itu sudah jadi keputusan kamu, mama akan selalu dukung. Semoga ini akan jadi keputusan terbaik buat kamu dan Dika. Sekarang mandilah dan temui Dika di kamar, jangan lupa makan mama sudah masak makanan kesukaan kamu ." ucap Ibu Riska sambil menggenggam erat tangan Vina, memberika kekuatan untuk anaknya.
Ibu Riska dapat melihat kesedihan yang terpancar dimata anaknya, sekuat apapun Vina ingin menutupi beban yang ada dalam hidupnya. Vina bisa membohongi orang lain dengan terlihat pura pura bahagia tapi tidak dengan halnya ibu Riska, naluri seorang ibu tidak bisa dibohongi.
"Baiklah mama, Vina mau lihat Dika dulu baru mandi ." ucap Vina yang bangkit dari tempat duduknya dan bergegas menuju kamar mamanya tempat Dika selalu tidur.
"jangan lupa makan!. " sahut ibu Riska mengingatkan Vina agar tetap menjaga kesehatan walau dirinya dalam keadaan terluka
Vina langsung membuka kamar tidur mamanya, terlihat Dika sudah tidur dengan nyenyak diatas rancang. Semenjak Vina kerja Dika memang terbiasa tidur dengan neneknya karena kadang Vina pulang malam jika lembur. Vina selalu bersyukur untung ada mamanya yang menjadi tempat untuknya bersandar dalam suka dan duka.
Terkadang Vina berfikir kalau tidak ada ibu Riska bagaimana nasibnya dan Dika.
Vina berjalan mendekati ranjang tempat tidur dan duduk ditepi ranjang sambil menatap muka polos Dika sembari mengusap ngusap rambut Dika secara perlahan.
"Dika, maafkan bunda sayang, maafkan bunda yang tak bisa memberikanmu kebahagian. Maafkan bunda yang lemah tak berdaya ini, jika bukan karena keegoisan bunda dan ayah kamu tidak akan menderita seperti ini, kamu tidak akan kehilangan kasih sayang ayah kamu sayang. Maafkan bunda yang lemah tak berdaya ini, kelak kamu akan paham dengan apa yang bunda lakukan ini. Jangan pernah membenci bunda karena hanya kamu kekuatan bunda, satu satunya alasan yang buat bunda bertahan sampai sejauh ini. Bunda akan bekerja keras untuk kamu untuk masa depan kamu. Percayalah sayang bunda akan membesarkan dengan penuh kasih sayang walau tampa ayah kamu, bunda janji kamu jangan sedih ya ." tutur Vina, tampa terasa butir air mata meneteskan dikelopak mata Vina, air mata kesedihan yang sulit diungkapkan.
Seperti syair lagu yang lagi trend, pergi sulit bertahan sakit. Itulah yang gambaran posisi Vina saat ini, satu sisi ingin bertahan demi sang buah hati disisi lain jika terus bertahan hatinya terluka hancur berkeping keping karena penghianatan sang suami tercinta.
Jika ditanya saat ini Vina masih mencintai Dion atau tidak?, jelas jawaban masih.
Tidak semudah membalikkan telapak tangan melupakan seseorang yang pernah hidup dalam sanubari apa lagi telah memberinya buah hati sebagai bukti cinta mereka.
Apabila kedua orang tua Dion datang melihat Dika, mereka akan selalu membujuk Vina agar rujuk dengan Dion dengan alasan demi Dika. Agar Dika nanti tidak kehilangan kasih sayang ayah bundanya.
Vina terkadang berfikir untuk rujuk tapi apa selama lima bulan meninggalkan Dion. Sekalipun Dion tidak pernah menjenguk Dika walau hanya sekedar tanya kabar Dika melalui telepon.
Menatap Dika yang lagi tidur adalah obat penenang mujarab bagi Vina.
Setelah merasa puas akhirnya Vina keluar meninggalkan Dika yang masih telelap.
Vina langsung masuk ke kamar dan terus mandi agar bisa sholat, menenangkan bathin dan jiwanya.
Selesai sholat Vina langsung menuju meja makan. Karena sudah malam Vina memilih makan sedikit cukup untuk ganjel tidurnya dimalam hari.
Vina tetap menjaga pola makan dan perawat tubuhnya, dengan cara makan teratur olah raga dan meminum Vitamin kecantikan agar tubuhnya tetap terjaga dan terlihat cantik.
Bersambung
Hay teman2 terimah kasih atas dukungan kalian. Dukungan kalian sangat berarti bagi saya, jangan lupa like, komen, boom ❤ dan Vote.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 189 Episodes
Comments
Fauzi Aresk
terus lh berdoa meminta ke pd tuhan
2021-03-25
2
Wo AiNi
😥 Entah apa yg jadi prmasalahan dalam rumah tanggamu, hanya kamu dan tuhan yang tau. semoga tegar dan sabar menjalani kehidupan dan membesarkan anakmu Dek.
2020-04-10
2