R&R 5

"I LOVE YOU"

"Jangan, jangan katakan itu ku mohon. Aku tidak mau merusak kebahagiaan pernikahan mu. Aku sudah nyaman kita yang seperti ini, aku nyaman jadi teman mu," jelas Ruby.

" Tapi aku benar-benar sayang sama kamu. Dari mulai kita bertemu waktu itu, aku sudah menyimpan rasa buat kamu," ucap Rega mengutarakan isi hatinya.

"Tidak, ini salah. Ingat kita sudah punya kehidupan kita masing-masing, dan ini salah. Aku hanya bisa menganggap mu teman saja, maaf," jelas Ruby lagi.

Rega membuang nafas kasar, penuh kekecewaan dalam dirinya mendengar penolakan dari wanita yang kini sedang ada di hadapannya.

Ruby membuka pintu mobil ingin keluar dari mobil, namun Rega menahannya dengan menarik tangan Ruby.

"Biar aku antar sampai depan kantor mu," ucap Rega.

"Ta,,," ucapan Ruby langsung di potong Rega.

"Sssttt, aku teman mu kan? Tidak usah menolak," potongnya.

Ruby tidak jadi keluar mobil dan Rega pun mengantarkan Ruby ke depan kantornya.

Sungguh ini di luar dugaan, Rega menciumnya dan mengutarakan perasaannya. Dalam hati Ruby tidak ingin menolak Rega tapi keadaan dan mulutnya harus berkata tidak.

Berhari-hari kejadian itu menjadi terngiang-ngiang di setiap pikirannya. Rega pun tidak menghubunginya sama sekali, dan Ruby tidak memposting status apapun di akun BBM-nya. Ruby berpikir dengan menjaga jarak mungkin bisa membuat Rega melupakan perasaan terhadapnya.

Agar bisa membuatnya lupa dengan kejadian itu Ruby memilih lebih banyak memperhatikan Adnan dan Sean.

Pagi hari sekali Ruby sudah bangun menyiapkan air hangat untuk Adnan mandi kemudian memasak sarapan dan makanan untuk Sean.

Walaupun ada asisten rumah tangga yang membantunya, tapi untuk urusan suami dan keperluan anaknya Ruby melakukannya sendiri.

"Mas, bangun, nanti kesiangan," membangunkan Adnan yang masih terlelap.

"Iya sebentar lagi," jawab Adnan yang masih mengantuk.

"Ehh nanti kesiangan, ayok cepat bangun," ucap Ruby lagi sambil mengusap dan mengecup pipi Adnan beberapa kali.

"Sayang kalo membangunkannya seperti itu nanti bukan cuma aku yang bangun tapi junior ku juga bangun," membuka matanya dan memandang istrinya yang sedari tadi berusaha membuatnya bangun.

"Ssstt nanti Sean bangun aku tidakk bisa buatkan Mas sarapan," menarik tangan Adnan agar segera bangun.

"Iya, iya," bergerak mengangkat badannya kemudian duduk di tepi ranjang dan memeluk istrinya.

"Airnya sudah siap buat mandi, aku buat sarapan dulu," ucap Ruby melepaskan pelukan suaminya lalu pergi ke dapur.

Kemudian Adnan bangun dan beranjak berjalan ke kamar mandi.

Selesai Ruby membuat sarapan dan makanan untuk Sean, ia juga mengisi kotak bekal makan siang untuk suaminya. Barulah ia membersihkan diri dan bersiap untuk pergi bekerja.

Adnan sedang bermain dengan Sean yang sedang di beri makan oleh pengasuhnya. Ruby sudah siap dengan baju kerjanya lalu menuju meja makan untuk sarapan bersama suaminya.

Adnan pun mengikuti Ruby lalu duduk di meja makan. Ruby mengambilkan piring dan diisinya makanan lalu diletakan di hadapan suaminya. Tidak lupa dengan minumnya juga. Kemudian baru ia mengambil untuk dirinya.

"Sepertinya satu bulan lagi aku akan pensiun dini jadinya, kalo pensiun dini aku dapat tunjangan dari perusahaan jadi tidak usah jual mobil kamu," ucap Adnan sambil menyantap sarapannya.

"Terus bagaimana, Mas?"

"Iya kita beli tanah kosong dan sedikit demi sedikit kita nabung buat bangun rumah atau kita pakai uangnya buat uang muka rumah, bagaimana?" jelas Adnan lagi.

"Iya aku setuju, Mas. Kalau uangnya masih kurang tidak papa kok, kalau harus jual mobil aku." Adnan tersenyum haru pada istrinya.

"Jangan, mobil itu kan punya mu. Biar aku saja yang berusaha untuk membangunkan rumah untuk mu dan keluarga kita," ucap Adnan yang berhasil mendamaikan hati Ruby.

"Aku ikhlas, jika itu untuk kebaikan keluarga kita," ucap Ruby.

"Aku tidak akan membiarkan itu terjadi." ucap Adnan.

Sarapan selesai, Ruby membawakan tas Adnan ke depan rumah lalu memasangkan kaus kaki dan sepatu suaminya.

Dering ponsel Adnan berbunyi berkali-kali tapi Adnan tidak mengangkatnya.

"Telepon dari siapa, Mas? Kok tidak diangkat?" tanya Ruby.

"Ah ini dari kantor, sepertinya aku harus cepat-cepat sampai di kantor. Ada banyak pekerjaan menunggu ku." Ucap Adnan agak gugup mengucapkannya

"Ya sudah, cepatlah biar teman mu tudak menunggu lama," ucap Ruby tidak menaruh curiga.

"Aku pergi dulu, ya," pamit Adnan lalu Ruby mencium punggung tangannya yang dibalas ciuman di kening Ruby oleh Adnan.

"Hati-hati, bekalnya dihabiskan ya, Mas," Adnan mengangguk lalu masuk ke dalam mobil dan pergi.

Hubungan Ruby dengan Adnan suaminya membaik walaupun Adnan masih suka keluar di malam hari bersama teman-temannya. Tapi keinginan Ruby untuk memiliki rumah akan segera terlaksana.

Ruby segera melajukan mobilnya menuju kantor.

Sampai di depan kantor Ruby melihat Nita turun dari mobil seseorang dengan wajah ceria.

"Diantar siapa tadi, Nit," tanya Ruby pada Nita setelah mereka duduk di meja kerjanya.

"Ssstt, tadi kamu lihat, By?" Dijawab anggukan oleh Ruby.

"Itu Rama, lelaki yang pernah aku ceritakan sama kamu."

Ruby mengangakan mulutnya dan membuka matanya tidak percaya dengan jawaban temannya.

"Kok bisa? Suami kamu kemana?" penasaran Ruby.

"Suami ku lagi tugas keluar kota," jawab Nita santai.

"Kamu tidak takut ketahuan, Nit?"

Nita menggelengkan kepalanya.

"Kan sudah aku bilang suami ku lagi keluar kota, tenang aku main aman kok," masih santai dengan jawabannya.

"Hati-hati ah," ucap Ruby.

"Ruby, sama seperti orang lain aku juga ingin bahagia. Mungkin ini cara aku bahagia." menggenggam pundak Ruby di sebelahnya.

"Ya terserah kamu, Nit. Tapi kamu harus tetap hati-hati, ya," ucap Ruby.

"Iya,"

Jam makan siang Nita pergi bersama teman lelakinya makan di luar. Ruby memutuskan untuk makan siang di cafe dekat kantor sendiri.

"Bosan juga istirahat sendiri, ke cafe sebelah ah biar bisa sambil ngopi," gumamnya.

Ruby duduk di sebuah meja menunggu pesanannya sambil membuka akun sosial media miliknya.

Memorinya di cafe itu bersama Rega memutar di kepalanya. Sudah lama Ruby tak bertemu dengannya. Tak sadar ia merindukan sosok yang selalu ada disaat ia mempunyai masalah. Tapi kini ia menjauhinya, tidak ada lagi yang akan mendengarkan ceritanya lagi.

Seseorang duduk di depannya hingga membuat Ruby mengangkat wajahnya yang sedang menunduk ke layar ponsel.

"Rega," terkejut melihat siapa yang sedang duduk di hadapannya.

Rega tersenyum manis penuh pesona. Rega memang berparas tampan bertubuh tinggi berdada bidang, dan sangat ramah pada semua orang, banyak wanita yang menyukainya.

NEXT>>>>>>>>>>>

like comment vote

jadikan favorit kalo kalian suka dengan ceritanya,,,

caranya tekan tanda ♥️ dibagian bawah ya....

thanks all...

Terpopuler

Comments

bolu

bolu

fix fix fix udah fix banget.. readers paham ga pas nita tanya hubungan ruby dan suami terus ruby bilang "baik baik aja" dan nita mendengar itu langsung nunduk.. udahhh ahhh jahat kau nitaaaaaaaaaa....

2021-05-28

1

Eka syafitri

Eka syafitri

jgn kelewat ramah jg ah, bahaya. biasanya nya org kek gitu suka gak tegaan

2021-03-31

3

Shin Gao

Shin Gao

iya jgn" nita selingkuh am suami ruby jg.. klo gk istri rega yg am suami ruby

2020-11-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!