R&R 2

“Rega,”

“Saya pamit kalau begitu, permisi” pamit Ruby lagi.

“Hati-hati Bu, diluar sepertinya sedang turun hujan,” ucap Pak Beni.

“Ah iya Pak, terimakasih.”

Ruby keluar dari ruangan Pak Beni dan melangkahkan kakinya keluar kantor. Benar saja di luar turun hujan deras. Terpaksa Ruby menunggu hujan reda karena untuk berjalan ke parkiran cukup jauh. Ruby duduk di sofa yang ada di lobi sambil memeriksa media sosialnya. Suasana kantor sudah sangat sepi sekali udara dingin berhembus ke tubuhnya.

Lama hujan tak kunjung Reda, hari sudah hampir malam Ruby berniat untuk memaksakan diri untuk berlari ke parkiran, saat itu Rega muncul dan menyapanya.

“Bu Ruby, belum pulang ternyata,” sapa Rega.

“Belum Pak, hujannya deras sekali. Saya tidak bawa payung untuk ke parkiran,” jawab Ruby.

"Kebetulan saya juga mau pulang, sebentar saya cari payung dulu,"

Rega berjalan ke belakang meja receptionist dan membuka lemari, tapi Rega hanya menemukan satu payung saja.

“Ini ada payung tapi hanya ada satu, bagaimana kalo Bu Ruby saya antarkan sampai mobil,” tawar Rega.

“Boleh kalau tidak merepotkan,” terpaksa Ruby menerimanya karena ia ingin cepat pulang.

Di depan kantor Rega membuka payungnya dan berjalan bersama Ruby ke parkiran. Ditengah perjalanan menuju parkiran petir yang sangat keras terdengar. Ruby meringsut kaget dan ketakutan, namun tiba-tiba Rega memegang pundaknya.

Deg.

Seketika jantung Ruby berdegup kencang tak terkendali. Ruby dan Rega saling melempar tatapan, beberapa detik kemudian keduanya saling salah tingkah.

"Maaf," Rega melepaskan cengkramannya di pundak Ruby.

Ruby tertunduk malu.

"Kok bisa begini sih?Aduh kenapa bisa begini? Kan malu jadinya," gumam Ruby dalam hati.

"Kenapa aku merasakan hal yang berbeda? Sepertinya dia orang yang sangat istimewa. Ada apa dengan jantung ku? Berdebar seperti ini. Apa aku menyukainya? Ingat Rega kamu sudah menikah dan mungkin dia juga," gumam Rega dalam hati.

Mereka melanjutkan jalannya menuju parkiran dalam pikirannya masing-masing. Tanpa mereka sadari

“Terimakasih, Pak Rega. Ini mobil saya,” ucap Ruby menunjuk ke mobilnya.

“Oh iya, kebetulan sekali sebelahnya mobil saya,” ucap Rega.

Rega mengantarkan sampai Ruby masuk ke dalam mobil, Ruby mengucapkan terimakasih sekali lagi lalu ia melajukan mobilnya.

Di Grup chat wathsapp perusahaan sering sekali Rega muncul memberikan informasi tentang permintaan berkas atau apa saja yang harus di siapkan kantor cabang dan yang lainnya tentang perusahaan.

Banyak yang membicarakannya karena penampilan dan jiwa kharismatinya, termasuk Nita. Tidak aneh kalau Nita sering membicarakannya karena Nita sering bertemu untuk mengantarkan laporan atau ada tugas khusus dari kantor untuk keluar kota dengan Rega dan rekan kerja yang lain.

“Kamu tahu Pak Rega kan, By?” Nita memulai obrolan.

“Iya kenapa? Aku pernah bertemu waktu aku ke kantor pusat,”

“Dia orangnya keren sekali kan, dia juga orangnya supel dan sangat berkarisma,”

“Kamu suka sama dia? Menurut ku dia biasa saja Nit,”

“Iya siapa sih yang tidak suka sama cowok tampan kayak dia, tapi sayang dia sudah punya istri,”

“Kan kamu juga sudah punya suami, Buk,”

“Haha, iya sih. Tahu tidak dia itu sudah pernah menikah sebelumnya, jadi yang sekarang itu pernikahan keduanya,”

“Oh begitu, kamu tahu darimana?”

“Dia yang cerita sendiri sama aku, ya kita kan sering BBM an,”

“Oh begitu,”

Seketika obrolan mereka terhenti dengan suara dering ponsel Nita, sikap Nita berubah saat menerima panggilan teleponnya. Nita tampak sumringah dan bermanja-manjaan dengan yang seseorang yang ada di telepon. Terkadang Ruby merasa iri dengan temannya karena ia selalu mesra dengan suaminya.

Ruby mememeriksa ponselnya yang bersuara, di dalam ponsel tertera permintaan pertemanan BBM dari yang bernama Rega, tidak pikir panjang Ruby menerimanya. Tidak lama berselang Rega mengirimkan pesan.

Rega : Terimakasih, udah di accept. 😊

Ruby : Sama-sama Pak Rega. ☺️

Rega : Lagi apa? ☺️

Ruby : Lagi kerja 😬

Rega : Oh iya ya. Selamat bekerja kalau begitu. 😁

Ruby : Terimakasih, Pak Rega. Selamat bekerja juga. ☺️

Rega : Sampai ketemu lagi nanti, Bu Ruby. 🌹

Ada perasaan senang saat Rega mengirimkan pesan padanya. Tapi secepatnya Ruby tersadar bahwa dirinya dan juga Rega sudah mempunyai pasangan dan kehidupan masing-masing.

Ruby menutup ponselnya kembali dan melanjutkan pekerjaannya. Nita juga selesai dengan teleponnya.

“Telepon dari suami, Nit?” tanya Ruby.

“Bukan,” jawab Nita singkat namun terlihat gurat kebahagiaan di wajahnya.

“Terus dari siapa?” tanya Ruby lagi penasaran.

“By, aku sedang menjalin hubungan dengan pria lain, tapi kamu jangan bilang-bilang ya. Aku cerita ini Cuma sama kamu,” jelas Nita setengah berbisik.

“Tapi, Nit, semua orang sudah banyak bergosip tentang mu.”

“Biarkan saja mereka bergosip yang tahu dan merasakan pahitnya kehidupan ku hanya aku,”

“Bukannya kamu bahagia dengan suami mu? Kenapa kamu bermain api di belakangnya?”

“Aku hanya menutupi kesedihan ku dengan menseritakan kebahagiaan tapi sebenarnya itu bukan dengan suami ku, suami ku sangat dingin dan aku merasa rumah tangga ku hanya gitu-gitu aja tidak ada kemajuan apapun, belum lagi diantara kami belum dikaruniai seorang anak, aku jadi merasa kesepian,” jelas Nita lagi sekarang dengan mimik wajah yang sedih.

“Apapun itu adalah pilihan mu, kamu harus siap dengan apa yang telah kamu lakukan dan harus siap menanggung resikonya,” ucap Ruby sembari mengusap pundak Nita.

"Aku tahu itu. Makasih Ruby. Bagaimana kamu dan suami mu?" Nita balik bertanya tentang rumah tangga Ruby.

"Aku baik-baik saja dengan suami ku," jawab Ruby sambil tersenyum.

Nita hanya menunduk dan tenggelam dalam pikirannya, mencoba mencerna kata-kata Ruby yang menyentuh hatinya.

Pulang kantor Ruby pergi berbelanja keperluanya dan beberapa bahan makanan. Ruby memang sangat gemar memasak dari latar belakang pendidikannya, Ruby pernah mengikuti kursus memasak sewaktu duduk di bangku SMA.

Ruby memarkirkan mobilnya di parkiran swalayan, namun ia merasa tidak asing dengan mobil yang terparkir di samping mobilnya. Tanpa ambil pusing Ruby berjalan melanjutkan langkahnya masuk ke dalam swalayan.

Keranjang belanja ia ambil dan mencari apa saja yang akan ia beli. Dari mulai sayuran, bumbu dapur, dan makanan beku.

Seseorang memperhatikannya dengan seksama, melihat setiap gerak geriknya mengambil apa yang ia masukan ke dalam keranjang belanja.

Namun Ruby tak menyadarinya, Ruby asik memilih dan mengambil apa yang ia perlukan.

“Bu Ruby,” panggil Rega yang melihat Ruby tak jauh dari tempatnya.

Melihat belanjaan Ruby yang lumayan banyak, Rega merasa kasihan dan memberanikan diri memanggil Ruby untuk membantunya.

NEXT >>>>>>>

jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya

dengan like comment vote follow dan bintang limanya.

semoga suka dengan cerita R&R ini.

Terpopuler

Comments

Imas Maela

Imas Maela

bbm an

2022-11-24

0

Neng Win

Neng Win

nyimak

2022-08-21

0

Hania Putri Bangsa

Hania Putri Bangsa

latar cerita taun kapan ini?

2022-01-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!