R&R 4

Rega “Halo, halo, kok tidak ada jawaban?"

Ruby “ Ha, halo,” (Suaranya agak serak karena habis menangis)

Rega “Kamu nangis?”

Ruby “Tidak kok,”

Rega “Itu suaranya kayak habis nangis, kenapa? Ada apa?”

Ruby “Aku kesel sama dia, Ga.” (Seketika tangisnya pecah)

Mendengar Ruby menangis, Rega tidak berbicara apa-apa, ia hanya mendengarkan Ruby menangis di telepon sampai tangisan Ruby mereda.

Rega “Udah puas nangisnya? Atau masih mau nangis? Kalo udah puas nangisnya coba cerita pelan-pelan sama aku kamu kenapa?” (Pinta Rega lemah lembut)

Ruby "Dia tetap sama pendiriannya, dan dia tidak pernah berubah. Selalu meninggalkan ku sendiri di malam hari."

Ruby menceritakan percakapannya tadi dengan Adnan pada Rega, kekecewaanya yang tidak pernah di dengar oleh suaminya dan juga Adnan yang masih sering keluar malam dengan teman-temannya.

Rega “Sabar, kamu harus sabar. Jangan sampai kamu terbawa nafsu, kasihan Sean yang butuh kasih sayang dan perhatian dari mu. Sekarang sudah mulai enakan atau masih mau cerita? Kalau masih mau cerita aku bersedia mendengarkan cerita mu kapan pun kamu butuh teman untuk bercerita,” (Penuh perhatian)

Ruby “Sudah mulai enakan. Kamu lagi dimana kenapa bisa telepon aku? Istri mu kemana?”

Rega “Istri ku sudah tidur, Aku lagi di luar cari makan.”

Ruby “Kasihan, kok cari makan di luar?”

Rega “Iya istri ku tadi tidak masak,”

Ruby “Padahal tadi di café makan dulu, malah cuman ngemil sama minum kopi,”

Rega “Heheh, iyaya. Ya sudah aku pulang ya. Kamu bobok yang nyenyak jangan banyak pikiran,”

Ruby “Iya, kamu juga hati-hati pulangnya,”

Rega “Iya,”

Ruby mengakhiri panggilannya lalu menaruh ponselnya di nakas kemudian ia terlelap. Ruby merasa bahwa hanya Rega yang selalu menjadi teman ceritanya dan yang mengerti akan dirinya.

Walaupun ada perasaan yang berbeda untuk Rega tapi Ruby selalu menepisnya bahwa itu hanya perasaan sebagai teman saja tidak lebih dan karena mereka sudah mempunyai pasangan masing-masing.

Dikantor Nita bercerita tentang pria yang sedang dekat dengannya, dan sudah sejauh mana mereka berhubungan.

“Bagaimana kalau kamu sampai ketahuan suami mu, Nit?” tanya Ruby.

“Ya aku juga takut, tapi aku akan menjaga supaya dia tidak sampai tahu.”

“Gimana perasaan kamu sama dia?”

“Aku merasa nyaman, dan aku merasa bahwa aku cinta sama dia, aku tidak mau kehilangan dia. Dan kita sudah berkomitmen untuk tidak saling meninggalkan,” jelas Nita.

“Awalnya gimana kok bisa kamu sampai dekat sama dia?”

“Awalnya aku sering curhat sama dia dan lama kelamaan kita punya kecocokan jadi sampai sejauh ini hubungan kita, walaupun kadang kita cemburu dengan pasangan kita masing-masing,” jelas Nita lagi.

“Hmmmm,” tiba-tiba Ruby teringat dengan kedekatannya dengan Rega, tapi ia langsung menepisnya karena mereka hanya berteman.

Ting

Suara ponsel Ruby dan itu BBM dari Rega.

Rega : Lagi dimana?

Ruby tersenyum membaca pesan dari Rega, hatinya merasa senang Rega mengirimkan pesan.

Ruby : Di kantor, kamu dimana?

Rega : Aku di café deket kantor kamu, bisa tidak keluar sebentar?

Ruby : bisa, tunggu ya.

Rega : Ok, aku tunggu.

Ruby pamit pada Nita untuk keluar lalu langsung menemui Rega di café.

“Ada apa kesini?” tanya Ruby setelah duduk di meja bersama Rega.

“Tadi aku ada kerjaan dekat sini, sekalian saja aku ke sini ketemu kamu,” jawabnya.

Pelayan datang meletakan Cappucino dan coklat panas di atas meja lalu pergi meninggalkan mereka berdua.

“Coklat panas buat kamu,”memindahkan salah satu cangkir ke depan Ruby.

“Tahu sekali aku suka coklat panas,”

“Karena kamu selalu pesan itu kalau kita ke café,”

Ruby merasa Rega sangat mengerti dirinya dan segala perhatiannya membuatnya merasakan sesuatu yang ia tidak pahami, seperti perasaan yang lebih dari sekedar teman.

"Bagaimana kabar suami mu?" tanya Rega.

"Masih tetap sama." Ruby menekuk mukanya sedih.

"Merubah kebiasaan seseorang, tidak semudah membalikan telapak tangan. Butuh kesabaran dan doa untuk merubahnya ke arah yang lebih baik. Tuhan tidak akan membiarkan kamu terus menerus terluka." ujar Rega memberikan nasihatnya.

"Kamu sendiri bagaimana? Setelah bersabar sejauh ini dengan sikap istri mu yang masih saja tidak menghargai kerja keras mu selama ini?" Ruby balik bertanya.

"Seperti yang aku bilang, merubah seseorang tidak semudah membalikan telapak tangan. Selama ini aku berusaha untuk membahagiakannya walau tak pernah dihargai." tutur Rega.

Mereka tenggelam dalam perbincangan yang membuat perasaan mereka tertarik pada lawan bicaranya satu sama lain. Yang akan mengubah kehidupan mereka setelahnya.

Sama-sama merasakan kebahagiaan ketika mereka saling bertemu, saling bercengkrama, dan berujung saling menyukai.

"Aku balik kantor ya, kayaknya sudah kelamaan,"

"Kamu pake apa kesini?"

"Aku jalan kaki, lagi pula dekat kok,"

"Ya sudah aku antar sampai depan kantor kamu ya," menawarkan diri.

Ruby mengangguk dan tersenyum.

Mereka berjalan menuju parkiran dan masuk ke mobil Rega yang tidak jauh dari pintu masuk cafe.

Ketika sudah berada di dalam mobil, Rega menggenggam tangan Ruby. Ruby sempat terkejut dengan perlakuan Rega tapi ia tidak dapat menolaknya.

"Jangan sedih ya, ada aku," menempelkan tangan Ruby di dada bidangnya lalu mencium punggung tangan itu sambil menatap Ruby yang balik menatapnya.

Tersadar Ruby menarik tangannya dengan cepat. Jantungnya terasa berdetak sangat cepat seolah akan loncat dari tempatnya. Pipinya terasa panas dan bersemu merah.

Rega tersenyum.

"Degdegan tidak?" tanya Rega.

Ruby mengangguk pelan.

"Belakangan ini aku merasakan yang lain di hati ku. Seperti perasaan nyaman. Apa mungkin aku jatuh cinta? Tapi kenapa perasaan ini datang di saat yang tidak tepat." ucap Rega yakin tapi pasrah pada keadaan.

"Oh begitu. Kamu mulai mencintai istri mu? Itu bagus, untuk pernikahan kalian." terasa sesak saat mengucapkannya.

"Bukan. Aku merasakannya dengan orang lain. Aku tahu ini salah, rasa ini datang begitu saja. Aku mencoba untuk megabaikanya, tapi setiap aku melakukannya rasa ini tumbuh bertambah besar dan kuat." jelas Rega lagi.

"Benarkah?" Ruby penasaran siapa orang yang bisa membuat Rega nyaman. "Jangan gegabah nanti kamu akan menyakiti istri mu jika dia tahu." ucap Ruby.

"Iya. Aku juga tidak mengerti dengan perasaan ku. Menurut mu apa yang harus aku lakukan?" tanya Rega.

"Aku tidak tahu. Yang jelas perasaan mu adalah sebuah kesalahan."

"Kamu tidak menanyakan siapa orang yang sudah menumbuhkan rasa itu?"

"Memangnya siapa?"

"Kamu."

Rega meraih tangan Ruby lagi, mata mereka saling beradu beralih menjadi tatapan yang pekat dan dalam.

Cup

Rega mengecup bibir Ruby.

Ruby sangat terkejut dan selalu saja tidak bisa menolak perlakuan Rega padanya.

Rega tersenyum melihat ekspresi Ruby yang masih terkejut karena kecupannya lalu Rega berucap ,,,,,

"I love you,"

NEXT >>>>>>>>>

like & comment guys....

Terpopuler

Comments

Imas Maela

Imas Maela

aduh"

2022-11-24

0

Sri Neni

Sri Neni

OMG saya nya nyengir ikut ngrasain thor 🤭

2022-10-16

0

Jurainah Yadi

Jurainah Yadi

Mungkin dari sini pelajaran yg didapat...bahwa masalah dalam rumah tangga harus di pecahkan bersama dan harus selalu komunikasi....jangan ceritakan aib rumah tangga kita ke orang lain...bahaya...kalau selalu curhat yang bukan pasangan kita...akan timbul rasa yang lain....harus jaga komitmen😁🤔

2021-04-23

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!