Setelah pulang dari jalan-jalan sore,Anita langsung kepikiran ucapan dari dua ibu-ibu tetangganya tadi.Apakah benar suaminya dekat dengan direkturnya yang cantik?
Ingin dia menanyakan pada suaminya itu,tapi dia ragu.Karena biasanya jika di tanya tentang pekerjaannya,Rendi akan kesal dan tidak suka.
Setelah menidurkan anak-anaknya,Anita kini duduk di depan cermin.Memperhatikan pantulan wajahnya di balik cermin itu.Meraba pipinya yang sedikit kusam karena jarang di rawat.
Meneliti setiap kulit di tubuhnya,dari tangan,leher,wajah dan kaki bagian betis.Semuanya berbeda dan terlihat sedikit kasar.Dia kini berdiri,memperhatikan lagi tubuhnya yang sedikit gemuk karena seringnya makan untuk mencukupi nutrisi kedua anaknya.
Anita menghela nafas panjang.Dia merasa rendah diri.Di dalam bayangannya direktur bosnya Rendi adalah perempuan bertubuh langsing dan tinggi semampai serta cantik.Tak lupa juga mungkin selalu berpakaian rapi dan wangi.Sehingga membuat laki-laki akan betah berdekatan dengannya termasuk suaminya.
Bayangan negatif muncul tiba-tiba,dan Anita menghela nafas panjang.Dia takut suaminya akan tergoda dengan perempuan cantik seperti itu.
Di sela lamunannya,pintu kamar terbuka.Wajah Rendi yang terlihat lelah nampak jelas di pantulan cermin.Anita buru-buru menghampiri suaminya itu,dia menagmbil tas yang masih di pegang Rendi dan meletakannya di tempat biasa.
"Mau mandi air hangat mas?"tanya Anita.
Rendi hanya mengangguk saja,lalu dia melepas semua pakaiannya dan menggantinya dengan bethdrop.Dia duduk di tepi ranjangnya,menatap kedua anak kembarnya yang tidur terlelap di boks bayi.
"Air panas sudah siap mas.Apa mas Rendi sudah makan?"tanya Anita.
"Sudah."jawab Rendi singkat.
Dia kemudian pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang terasa lengket karena seharian penuh di luar rumah.
Anita keluar dari kamarnya,tiba-tiba perutnya lapar.Lali dia menuju dapur untuk mengambil makanan sisa tadi untuk di makan.Setelah makan rencananya dia mau pumping asi untuk persiapan besok.
Karena setiap malam Anita selalu pumping asi untuk persediaan kedua bayinya yang sudah mulai tumbuh besar.
Selesai makan,dia kemudian mengambil alat pumping dan langsung menyedotnya di meja makan.Satu jam Anita pumping asi dan mendapatkan lima kantong plastik asi,kemudian dia rapikan lagi lalu asi yang tadi di peras dia masukkan ke dalam kulkas.
Rendi keluar dari kamarnya membawa beberapa map serta ponselnya di tangan.Dia menuju kamar kecil yang di khususkan untuk ruang kerjanya jika pekerjaannya dia bawa pulang ke rumah.
Anita menatap suaminya itu masuk ke dalam ruangan kecil itu,lalu menyusul suaminya masuk.Anita melihat Rendi sedang membuka map yang tadi di bawanya,dia menghampiri suaminya dan berdiri di hadapannya.
"Mau aku pijitin mas?"tanya Anita.
"Boleh."ucap Rendi.
Lalu Anita berdiri di belakang Rendi untuk memijit pundak dan kepalanya,sembari berpikir untuk bertanya tentang pekerjaannya.
"Mm,mas apa sibuk banget ya di kantor?"tanya Anita pelan,takut suaminya marah.
"Iya."jawabnya singkat.
"Jabatan wakil direktur itu pekerjaannya banyak banget ya mas,sampai pulang malam terus."
Rendi menoleh pada Anita,dia menatap Anita tidak suka.Lalu berbalik lagi dan meneruskan pekerjaannya.
"Kapan kamu punya waktu untuk aku mas?"tanya Anita pelan.
Rendi diam,dia menghentikan pemeriksaan berkas di dalam map itu.
"Minggu depan aku sudah di lantik jadi wakil direktur.Jadi nanti setelah pelantikan kita akan liburan ke puncak."ucap Rendi lagi.
"Beneran mas?"tanya Anita senang.
"Iya,tapi saat ini aku memang sangat sibuk.Tiga hari lagi haris presentasi hasil kerjaku,jadi akan sangat sibuk sekali minggu ini.Dan tolong kamu jangan lagi bertanya tentang pekerjaanku,konsentrasiku bisa pecah."ucap Rendi menekankan pada Anita.
Anita diam,dia kini jadi ragu untuk bertanya tentang direktur perempuan yang katanya cantik dan seksi seperti kata ibu-ibu kompleks tadi sore.
"Anita,apa kamu dengar?"tanya Rendi memberi tekanan.
"Iya mas."ucap Anita lirih.
Dia terus memijit pundak suaminya dengan telaten dan teratur.
"Sudah,kamu boleh tidur sana."ujar Rendi menyuruh Anita tidur.
"Iya mas."
Lalu Anita keluar dari ruangan itu dan langsung menuju kamarnya,karena sejak tadi memang dia selalu menguap terus.
_
Benar saja,Rendi semakin sibuk dengan pekerjaannya.Dia berangkat lebih pagi dari biasanya dan pulang selalu di atas jam sepuluh malam.Kadang setelah pulang dia langsung ke ruang kerjanya mengerjakan pekerjaannya dan akan berhenti jam satu malam.
Anita merasa kasihan dengan suaminya itu,dia kadang memberikan cemilan dan minuman untuk menemaninya lembur di ruang kerjanya.
Tapi Anita juga berpikir,dia semakin jauh dengan suaminya,seakan Rendi memberinya jarak.Tapi dia berpikir lagi,ini mungkin hanya untuk satu minggu saja.Nanti setelah pelantikan jabatan suaminya,baru dia akan punya banyak waktu dengan Rendi.
Dia juga rindu Rendi yang selalu banyak bicara ketika ada masalah.Tapi sekarang sepertinya Rendi lebih banyak diam dan menyelesaikannya sendiri tanpa melibatkan Anita lagi seperti dulu.
Anita keluar dari kamarnya karena merasa haus,dia menuju dapur untuk mengambil air minum.Namun baru beberapa langkah,dia mendengar Rendi sedang berbicara di telepon.Suaranya sangat lembut dan manis,persis sama seperti baru menikah dulu dengannya.
Anita mendekat pelan ke ruang kerja Rendi,dia ingin tahu apa yang di bicarakan Rendi di telepon dan siapa yang di teleponnya malam begini dengan nada yang sangat manis di dengar Anita.
Hatinya sedikit kecut,namun dia ingin tahu lebih jelas dari dekat.
Anita berdiri di belakang pintu yang sedikit terbuka.Mendengarkan Rendi yang tertawa di telepon lalu berucap lagi dengan nada yang sama,manis dan lembut.
Apakah suaminya itu mennerima telepon dari seorang perempuan?Anita semakin menajamkan telinganya,namun tetap tidak bisa mendengar suara di balik telepon yang berbicara dengan Rendi.
"Iya,besok aku berangkat pagi sekali.Biar bisa sarapan sama-sama di luar."ucap Rendi di telepon.
Darah Anita mendidih,dia ingin memergoki suaminya yang sedang menelepon.Namun dia urungkan karena dia takut akan salah paham.Dia akan menunggu percakapan apa selanjutnya.
"Ya udah ya,by."ucap Rendi menutup teleponnya.
Cepat-cepat Anita menjauh dari pintu itu,dia berbalik ke kamarnya lagi.Pikirannya kacau dengan percakapan suaminya di telepon.
Pantas saja,kadang Rendi jarang sarapan dengannya.Dia selalu terburu-buru dengan alasan pekerjaan masih menumpuk.
Anita menghela nafas panjang,hatinya masih bergemuruh.
Pintu terbuka,dia melihat Rendi masuk dan langsung menuju ranjang dan berbaring.Dia tidak sadar jika Anita masih terjaga dan memperhatikan suaminya.
_
Dan benar saja,Rendi pagi-pagi sudah berangkat.Dia hanya berpamitan ketika Anita sedang menyusui anak laki-lakinya.Anita tidak bisa berbuat apa-apa,hanya pasrah karena posisinya sedang memberi asi.
Dia kini berpikir bagaimana mencari tahu tentang suaminya jika di luar rumah.Tepatnya di kantornya.
Apakah dia harus menyewa orang untuk membututi suaminya?Atau dia menanyakan langsung.Tapi dia akan menunggu satu minggu ini,jika percakapannya masalah pekerjaan.
_
Niatnya pagi ini dia sendiri yang akan belanja di pasar,karena pembantu datangnya agak terlambat jadi dia menunggu dulu sebentar.
Tak berapa lama pembantunya datang.
"Maaf bu,saya datang terlambat."ucap Noni pembantu Anita.
"Ngga apa-apa.Tolong jaga si kembar dulu ya,saya mau belanja ke pasar buat persiapan besok."ucap Anita pada Noni.
"Iya bu."
Lalu Anita mencari ojek yang mangkal di depan gang,kemudian setelah dapat langsung menuju pasar.
Sampai di pasar,Anita segera membeli keperluan yang dia butuhkan.Karena dia tidak mau meninggalkan anaknya terlalu lama.
Setelah di rasa cukup,Anita langsung pulang.Kali ini dia memesan becak karena belanjaannya agak banyak,di tambah dengan satu karung beras.
Hendak naik ke becak,di depan melintas seperti mobil suaminya.Mobil itu berjalan pelan.Yang Anita lihat duduk di depan kacanya sedikit terbuka terlihat perempuan cantik yang sedang tertawa senang karena candaan sang pengemudinya.
Anita pensarana siapa pengemudi di samping perempuan cantik di sampingnya.Karena dia takut salah orang.Namun dia yakin dengan mobil suaminya itu.
Apa jangan-jangan itu memang suaminya?Atau supir kantor yang membawanya.Tapi jika supir kantor,kenapa di depan duduk perempuan cantik?
"Bang,bisa ikuti mobil sedan hitam itu?"tanya Anita pada tukang becak.
"Mana bisa bu,becaknya jalannya kan pelan.Mobil itu jalannya cepat,jadi akan tertinggal jauh."
"Saya kasih lebih deh,tapi ikuti aja dari jauh ngga apa-apa.Asal kelihatan aja walau jauh juga.Bisa kan?"
"Boleh deh bu,asal di tambah yang banyak bu."
"Iya."
Lali becak yang di tumpangi Anita mengikuti mobil yang di curigai adalah mobil suaminya yang berisikan perempuan cantik di sampingnya.
Pikiran Anita jadi tidak karuan,dia berharap mobil salah orang,bukan suaminya.
_
_
_
❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
susi 2020
🥰🥰🥰
2023-03-14
0
susi 2020
😘😲
2023-03-14
0
Wislan Thu Wislan
wah wah udah ktahuan kan?
2022-07-29
0