Setelah pulang dari pencarian makanannya,Anita langsung pulang.Mobil Rendi sudah terparkir di halaman rumah,dia mendesah lalu turun dari motornya setelah memasuki garasi.
Dengan langkah gontai karena lelah,tangannya menenteng kantong kresek berisi makanan yang dia beli di warung jalanan.
Anita duduk di meja makan,membuka kantong kreseknya dan mengambil bungkusan.Dia bangkit hendak mengambil piring dan sendok.Kemudian duduk lagi di meja makan.Menyuapkan makanan yang tersaji masih di bungkusnya.
Beberapa suap Anita makan,Rendi keluar dari dalam kamar menghampiri Anita yang sedang makan dengan lahap.Dia tidak menghiraukan tatapan Rendi yang dingin.
Mungkin suaminya itu kesal atau marah padanya karena dia datang istrinya tidak ada di rumah.
"Dari mana saja kamu?Malam-malam keluyuran,lagi hamil pula."ucap Rendi dengan entengnya.
Anita masih diam,dia terus saja makan dengan lahap.
"Anita!"
"Aku lapar,jadi aku cari makan di luar.Karena ngga ada yang bisa di suruh untuk membelinya."ucap Anita masih santai,dia berusaha sabar dengan ucapan suaminya itu.
"Tapi pake aplikasi delivery kan bisa,kenapa harus keluar rumah?"
"Aku ngga punya aplikasinya."
"Ck,alasan aja kamu.Kenapa ngga masak aja?"
"Aku di janjikan makan di luar sore harinya jadi aku tidak masak.Makanya aku menunggu sampai kelaparan,jadi terpaksa aku keluar cari makan.Bukan perutku sendiri yang kelaparan,tapi dua bocah yang ada di perutku ini juga ikut kelaparan."ucap Anita dengan nada kesal.
Sudah ingkar jadi,pelupa tapi malah memarahinya seperti anak kecil mencuri uang milik kakaknya.
Rendi diam,dia tidak bisa berkata apa-apa.Dia ingat tadi pagi janji pada Anita akan makan di luar dan pulang lebih cepat.
Kini Rendi duduk di sebelah Anita yang masih asyik makan.Makanannya hampir habis,satu suapan lagi kertas pembungkus itu dia rapikan lalu di masukkan ke dalam kantong kresek lagi,sekalian di buang di tempat sampah.
Rendi memperhatikan istrinya dengan datar,ada rasa menyesal telah melupakan janjinya tadi pagi.
"Maaf."satu kata terucap dari mulut Rendi.
Anita yang sudah berdiri dan hendak pergi jadi berhenti,lalu menunduk dan menghela nafas panjang.
"Setidaknya jika membatalkan janji,beritahu aku agar aku tidak menunggu dan kelaparan seperti tadi.Ada anak kamu di perutku,aku harus banyak makan agar anak kamu baik-baik saja di sana,agar dia tercukupi nutrisinya dan sehat selalu.Jika kamu datang dan hanya memarahiku,untuk apa kamu membuat janji tadi pagi.Padahal aku tidak minta untuk makan malam di luar,aku hanya memintamu berdoa di hari universary kita yang ke tiga.Tidak lebih,tapi kamu lupa dan malah membuat janji yang sudah tentu kamu ingkari lagi."ucap Anita dengan air mata yang mengalir,dadanya sesak.
Rendi bangkit dari duduknya kemudian memeluk istrinya erat.
"Maaf,aku minta maaf banget telah melupakan universary kita.Maaf telah melupakan janjiku padamu."ucap Rendi masih memeluk Anita.
Anita terdiam,dia masih menyisakan tangisnya ketika Rendi membalikkan tubuhnya untuk menghadap ke arahnya.
"Maaf."ucap Rendi sekali lagi.
Dia menghapus airmata Anita yang masih meleleh.
Kemudian mereka masuk ke dalam kamar,waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas.Mereka tidur sambil berpelukan,Rendi memeluk Anita dari belakang.Tangannya mengelus perut istrinya yang semakin membesar.
Tak ada percakapan di antara mereka,hanya pelukan saja.
_
Pagi menjelang,seperti biasa Anita menyiapkan sarapan untuk suaminya.Hari ini katanya Rendi berangkat kerja hanya sebentar lalu pulang lagi.Entahlah,Anita tidak begitu berharap ucapan janjinya akan terlaksana.
Karena dua bulan terakhir ini Rendi sangat sibuk.Di promosikan naik jabatan katanya,karena itu dia tidak mempedulikan ucapan Rendi yang akan pulang cepat dan mengajaknya berbelanja baju-baju dan perlengkapan bayi.Karena usia kandungan Anita sudah genap memasuki tujuh bulan.
Jika memang Rendi mengingkari janjinya lagi,dia akan beli sendiri.Dia juga agak malu dengan keadaan tubuhnya yang sangat gendut dan besar berjalan dengan Rendi yang gagah dan tinggi.
Walau sebenarnya itu wajar saja,namun ketidak seimbangan badannya yang membesar.Jadi dia merasa malu sendiri.
"Aku akan mengantarmu membeli perlengkapan bayi.Kalau aku telat lagi,telepon ya."ucap Rendi menyisakan satu suapan di mulutnya.
Anita hanya mengangguk saja,respon yang biasa dia lakukan ketika suaminya berjanji.Karena sudah beberapa kali Rendi berucap seperti itu namun tetap lupa akan janjinya.
"Aku janji akan pulang cepat."ucap Rendi lagi memastikan istrinya percaya akan ucapannya.
"Jangan berjanji kalau tidak bisa memenuhinya.Kamu sekarang lebih sibuk dengan pekerjaan karena di promosi naik jabatan."ucap Anita.
"Iya,memang akhir-akhir ini aku sangat sibuk,kamu juga harus ngerti aku ya."ucap Rendi yang justru malah Anita ingin mengerti keadaannya.
"Kalau aku naik jabatan,gaji aku juga naik.Kita bisa beli apapun yang kita mau."
Anita masih diam,dia terus menyuapkan sarapannya.Serasa telinganya tidak bisa mendengar jika Rendi berkata seperti itu.
"Anita?"
"Ya."
"Kenapa kamu diam saja kalau aku ngomong?"tanya Rendi yang sedikit kesal istrinya diam saja dengan ucapannya.
"Aku dengar kok."ucap Anita santai.
"Ya sudah,aku berangkat dulu.Sehabis makan siang aku pulang."
"Ehm."
Lalu Rendi mengambil tasnya di kamar,Anita masih asyik makan sisa makanan tadi,karena sayang kalau tidak di habiskan.
Rendi keluar dari kamarnya,dia melangkah mendekat ke arah Anita yang berdiri menyambut tangannya bersalaman.
"Aku berangkat ya."ucap Rendi mencium kepala Anita.
Lalu dia keluar memasuki mobilnya yang terparkir di halaman rumah.Anita menghampiri Rendi yang sudah menjalankan mesin mobilnya,dia melambaikan tangannya lalu tersemyum tipis.
Rendi membalas lambaian tangan istrinya kemudian dia melajukan mobilnya menuju kantornya.
Anita masuk lagi ke dalam rumah,menjalankan rutinitas sebagai ibu rumah tangga.Walau terbatas geraknya,namun dia tidak mau rumah menjadi kotor dan tidak rapi.Setelah pekerjaannya selesia,dia berencana akan pergi ke pasar untuk belanja benerapa bahan makanan yang ingin dia buat nanti.
Jam sembilan sudah Anita selesai beres-beres rumah.Mencuci baju dan merapikan kamarnya serta menyapu rumah dan menanak nasi sedikit untuk nanti siang dia makan.
Karena sekali lagi Anita masih ragu dengan janji Rendi yang pulang di jam makan siang untuk mengantarnya berbelanja keperluan bayi.
Dia kini bersiap-siap untuk pergi belanja di pasar yang tidak terlalu jauh dari rumahnya.Hanya memakai celana longgar khusus ibu hamil serta kaos lengan sebatas siku.
Jika memakai baju seperti itu terlihat sekali tubuh besarnya,namun dia tidak peduli karena memang sedang hamil.
Anita berjalan kaki menuju pasar,hanya berjarak dua ratus meter lebih dari rumahnya jadi jalan kaki yang dia tempuh.Sembari melihat sekeliling pemandangan,sangat membuatnya puas dan senang jika berjalan kaki.
Lagi pula melatih dirinya untuk berjalan kaki yang sedang hamil bagus buat kesehatan.Agar nanti persalinan dan posisi bayi tepat di tempatnya.
Setelah sampai dia langsung menuju pedagang yang menjual bahan kue.Lalu menuju tempat penjual daging dan ikan.Kemudian setelah selesai menuju sayuran dan buah-buahan.
Agak banyak dia berbelanja,dan mungkin dia tidak bisa berjalan pulang dengan membawa banyak belanjaan.Jadi dia nanti menyewa becak yang selalu terparkir menunggu penumpang untuk menyewanya.
Tukang becak menghampirinya setelah Anita melambaikan tangan padanya.
"Becak bu?"tanya tukang becak itu.
"Iya,sampe kompleks perumahan ya bang."ucap Anita.
"Oke siap."
Lalu Anita naik ke kursi becak dengan pelan.Tukang becak itu membantu Anita naik karena kesusahan.Lalu tukang becak itu memasuk-masukkan belanjaan ke sisi Anita,di tata dengan rapi agar tidak terjatuh jika becaknya sudah berangkat.
Setelah selesia,becak baru berangkat ke tujuan yang di berikan Anita tadi.
Sepanjang perjalanan antara tukang becak dan Anita mengobrol ringan seputar berapa penumpang yang di dapat oleh tukang becak itu ketika mangkal di pasar setiap harinya.
Sampai di depan rumah,Anita memberikan ongkos naik becak dan turun dari becak.Mengambil belanjaannya di bawa ke depan rumah di bantu tukang becak karena belanjaannya memang banyak.
"Terima kasih bang."ucap Anita.
"Iya bu,sama-sama."
Lalu tukang becak pergi kembali ke pangkalannya di pasar mencari penumpang baru.Sedangkan Anita masuk ke dalam rumah sambil membawa barang belanjaannya.
_
_
_
☆☆☆☆☆
\=> 😉😊✌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
susi 2020
🙄🙄😲😔
2023-03-14
0
susi 2020
🙄🙄🥰
2023-03-14
0
Wislan Thu Wislan
next
2022-07-29
0