Sebulan setelah melahirkan,ibunya Anita pulang ke kampungnya.Sehingga Anita lebih repot dengan mengurus kedua bayi kembarnya.Dia sudah meminta Rendi untuk mengambil oembantu untuk mengurus rumah tangga saja,dia yang fokus mengurus bayinya.
Pagi ini seperti biasa Rendi sarapan dengan roti panggang saja.Anita menghampiri suaminya yang sedang bermain ponselnya.
"Mas,gimana dengan pembantunya,apa sudah di cari?"tanya Anita menyodorkan kopi di depan suaminya.
Dia duduk berhadapan dengan Rendi,yang kebetulan kedua anaknya sedang tidur pulas setelah di dandani.
"Iya nanti aku cari,sekarang kerjakan aja dulu sama kamu."ucap Rendi santai.
"Tapi aku repot mas,Chila dan Chiko butuh perhatian penuh.Kalau aku mengurus rumah juga mengurus anak,bagaimana nanti dengan kamu juga."
"Iya,nanti aku cari.Kamu sabar dulu."ucap Rendi lagi.
Anita menghela nafas panjang,dia kesal sekali pada suaminya itu.Sudah beberapa kali dia bilang tapi jawabannya nanti nanti saja.
"Kamu dari minggu lalu juga nanti terus jawabannya.Ya udah,nanti aku cari sendiri di tetangga belakang apa ada yang mau bantu-bantu aku."ucap Anita akhirnya.
Menunggu suaminya yang bertindak akan lama sekali.
"Ya terserah kamu.Aku sekarang sedang menyiapkan bahan buat promosi jabatan,jadi sibuk sekali.Untuk urusan seperti itu kamu aja yang cari."ucap Rendi lagi.
"Memang promosi jabatan apa di kantornya mas?"tanya Anita penasaran.
"Ada wakil direktur juga ada bagian manajer keuangan.Aku mau ngejar bagian wakil direktur,makanya aku sibuk banget akhir-akhir ini.Kamu harap mengerti aku ya."ucap Rendi,dia bangkit dari duduknya dan masuk ke dalam kamarnya mengambil tas kerjanya.
Dari dalam kamar,terdengar suara tangis bayi saling bersahutan.Anita langsung berlari menuju kamarnya memghampiri anaknya yang menangis.
Rendi hendak pergi,namun di cegah oleh istrinya.
"Mas,tunggu.Bantu gendongin Chila dulu,aku gendong Chiko."ucap Anita.
"Aku buru-buru,nanti telat masuk kantor.Nilaiku jadi jelek kalau aku telat."
"Sekali ini saja mas,biar kamu lebih dekat dengan anak-anak juga.Sekarangkan udah besar,udah bisa di gendong juga."
"Tapi nanti aku telat,nanti lagi aja."ucap Rendi langsung keluar dari kamarnya.
Anita hanya memandang suaminya saja dengan sedih.Semenjak lahir,Rendi jarang menggendong kedua anaknya.Katanya takut jatuh karena masih kecil.Sekaramg sudah bisa di gendong,badannya juga sudah berisi,tetap saja Rendi belum mau menggendongnya.
Anita menggendong Chila dan Chiko dia biarkan saja di kasur dengan botol susu.Nanti setelah Chila kenyang dengan asinya,baru gantian memberi asi Chiko.
_
Rendi selalu pulang malam,entah apa yang di kerjakannya di kantor.Anita semakin curiga apa yang di kerjakan di kantornya.
Umumnya kantor tutup itu jam lima sudah pada bubar,jika pun lembur biasanya jam delapan selesai.Tapi Rendi pulang di atas jam delapan,dan seringnya jam sebelas ata jam dua belas malam.
Anita yang selalu kerepotan dan kelelahan karena setiap hari mengurus kedua anak kembarnya dan mengurus rumah sendirian.Jika Rendi pulang pasti Anita sudah tidur karena lelah.
Rendi tidak pernah membangunkannya,dia langsung tertidur.Jika pun anaknya menangis,pasti Anita yang mengurusnya walau memang yang di butuhkan adalah asi ibunya.
Tapi Anita ingin suaminya membantunya,menggendong anaknya jika menangis.Jika pun mau menggendong,setelah Anita mengomel dulu baru dia menggendong.
"Mas,kamu bisa ngga sih kalo hari minggu di rumah aja,bantuin aku ngurus anak-anak."ucap Anita di hari minggu lalu.
"Kan ada pembantu di rumah yang bantuin kamu.Buat apa ngambil pembantu jika ujung-ujungnya aku ikut bantu kamu."ucap Rendi yang sudah bersiap akan pergi ke suatu acara.
Entah acara apa,yang jelas sering sekali Rendi keluar di hari minggu.Bukan malah di rumah untuk quality time dengan keluarganya.
"Mas,sebenarnya kamu sayang ngga sih sama aku dan anak-anakmu?"
"Kenapa kamu tanya seperti itu?Kalau aku ngga sayang,mana mungkin aku ngga nafkahi kamu dan membeli keperluan anak-anak.Kamu kalau ngomong jangan ngaco!"hardik Rendi,dia tidak suka Anita yang banyak menuntut.
"Menafkahi itu bentuk dari tanggung jawab mas,kalau sayang itu lebih perhatian kamu pada aku dan anak-anak.Kamu berangkat pagi,pulang malam ketika aku dan anak-anak sudah tidur.Dan sekarang hari minggu pun harus keluar lagi.Waktu kamu buat keluarga mana?"ucap Anita keras.
Wajah Rendi merah padam,dia tidak bisa di dikte seperti itu.
"Kamu jangan banyak menuntut,aku sudah lakukan sebaik mungkin untuk keluarga.Aku sedang meningkatkan kemampuanku untuk mencapai karir lebih tinggi.Dan wajar jika waktuku harus tersita karena ingin mendapatkan apa yang aku inginkan."suara lantang Rendi membuat Anita harus diam.
Bukan karena bentakannya,tapi pendapatnya tentang waktu untuk keluarga dan rasa tanggung jawab.Anita baru tahu,Rendi terlalu ambisi untuk sebuah keinginan.Selama dua tahun terakhir,baru kali ini Anita tahu sifat Rendi.
Kini dia hanya bisa pasrah,dia harus terjebak dalam rumah tangga yang hanya dia saja yang menjalankan roda kehidupan rumah tangga.Hanya sedikit yang Rendi lakukan,beetanggung jawab pada keluarga.Bagi Rendi adalah pencapaian maksimal sebagai kepala keluarga.
_
Hari-hari Rendi semakin sibuk,Anita juga semakin sibuk dengan kedua anaknya.Walau ada pembantu yang setiap hari membantu,tapi jika malam dia akan sendirian menjaganya.Tapi biarlah,dia akan fokus mengurus kedua anaknya yang semakin aktif.
Hingga untuk mengurus dan merawat diri sendiri saja tidak dia hiraukan.Tubuh Anita semakin berisi dan wajahnya semakin kusam,tapi hal itu tidak membuat Rendi protes.Justru dia semakin sibuk dan selalu pulang malam.
Suatu hari Anita mengajak kedua anaknya untuk sekedar jalan-jalan sore keliling kompleks.Dia sudah berpesan pada pembantunya jika mau pulang,ya pulang saja tidak perlu menunggunya pulang.
Anita sampai pada alun-alun kompleks yang banyak pedagang dan para ibu-ibu yang juga sedang bermain dengan anaknya menunggu gelap.Anita duduk di bangku kayu sambil memainkan ponselnya.
Bersosialisasi dengan warga sekitar juga tetangga,lumayan membuang jenuh pikirannya.
Dua orang ibu-ibu menghampiri Anita dan menyapanya.
"Halo bu Anita,selamat sore."ucap ibu-ibu itu ikut duduk di samping Anita.
"Halo juga,ibu-ibu."jawab Anita tersenyum.
"Wah,anaknya lucu-lucu banget ya Yang cowok kayaknya seperti ayahnya,deh."ucap ibu satunya.
Anita hanya tersenyum saja,memang benar Chiko lebih mirip Rendi.Sedang Chila mirip Anita paduan Rendi.
"Mm,ngomong-ngomong suaminya bu Anita di perusahaan Maha Putra Corp ya?Suami saya juga kerja di situ,sebagai staf administrasi."ucap ibu yang sejak tadi diam saja.
Anita mengerutkan dahi,benarkah?Dia sedikit tertarik dengan cerita ibu berbaju merah itu.
"Oya,sekantor dengan suami saya ya?"tanya Anita.
"Iya,katanya suami ibu Anita itu hebat lho,sudah bisa mencapai jabatan wakil direktur.Masih muda lagi,apa lagi itu ya direkturnya kan perempuan cantik lagi.Pasti sangat senang para karyawan punya direktur cantik dan wakilnya ganteng muda."ucapnya lagi.
Deg!
Anita merasa tidak enak hatinya,selama ini dia tidak tahu dunia kerja suaminya.Berangkat pagi sekali dan pulang larut malam.Mungkinkah antara keduanya sering bertemu dengan alasan pekerjaan?
Tapi,ah...
Anita harus positif pikirannya tentang suaminya,namun dia juga berpikir akhir-akhir ini sejak hamil tiga bulan Rendi sedikit berubah.
"Eh,bu Anita sebaiknya ibu hati-hati lho.Banyak sekali godaan buat para suami-suami.Apa lagi jabatan sudah tinggi,makin banyak perempuan yang mendekatinya.Suami ibu Anita itu kan ganteng."ibu baju putih menimpali.
Anita gerah,dia seperti di sudutkan dengan posisinya yang sekarang jadi ibu rumah tangga dan mengurus anak saja di rumah.Dia tidak memperhatikan penampilannya sendiri.
Walaupun begitu,dia membenarkan juga.Rendi tidak pernah protes,tapi inikah alasannya dia diam saja? Ada yang lebih menarik dari dirinya.
"Ibu-ibu,maaf saya pulang dulu.Sudah sore,mari ibu-ibu."
Anita pun mendorong strollernya pulang ke rumahnya.
_
_
_
❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Kusmiati
tu kan rendi punya selingkuhan
2023-07-04
1
susi 2020
😲😲😔🙄
2023-03-14
0
susi 2020
😔😔🙄😘
2023-03-14
0