Semenjak kejadian waktu Rendi lupa hari jadi universary pernikahannya,dia kini lebih memperhatikan istrinya walaupun sangat sibuk.
Dia mengusahakan bisa pulang cepat.Anita senang dengan perubahan suaminya itu.Dia berharap jika melahirkan nanti Rendi selalu mendampinginya memberi semangat padanya.
Dan kini kehamilan Anita sudah memasuki usia sembilan bulan,dia merasa canggung dan deg-degan memghadapi kelahiran anaknya nanti.
Tiga hari menjelang HPL,Anita sering jalan-jalan setiap pagi.Kadang di temani suaminya namun seringnya jalan sendiri karena Rendi harus berangkat kerja.
Ibunya pun sudah dia hubungi dan datang untuk membantunya nanti jika sudah melahirkan.
"Anita,baju-baju buat si kembar sudah kamu bereskan nanti di bawa ke rumah sakit?"tanya ibunya ketika menyiapkan perlengkapan bayi.
"Sudah bu,kemarin malam aku sudah bereskan semua.Tinggal perlengkapan mandi aja yang belum di masukkan ke dalam tas."jawab Anita.
Dia duduk di kursi goyang sambil melihat-lihat dan membaca artikel setelah melahirkan di mbah gugel.Dia sangat mempersiapkan hari kelahiran anak kembarnya sampai nama-nama dia cari di mbah gugel.
Rendi menyerahkan nama anaknya pada Anita,karena dia sering lupa dan kadang malas untuk cari-cari nama.
Anita yang sangat antusias menyambut kelahiran anaknya sedangkan Rendi biasa saja.Kadang Anita berpikir,apakah Rendi suaminya itu senang dengan kehamilannya?
Dari semenjak hamil pertama,Rendi tidak pernah terlihat bahagia.Atau memang Rendi itu tipe orang yang tidak romantis dan semuanya hanya dia rasakan sendiri di hatinya.
Namun jika di ingat lagi,awal menikah Rendi itu sangat manis perlakuannya.Baru setelah dia tahu Anita hamil jadi berkurang perlakuannya itu,walau kadang dia juga bersikap manis dan romantis.
"Ibu di sini sampai kamu melahirkan sepuluh hari ya,Anita.Ngga enak ibu ninggalin di rumah kosong terus.Kalau bisa sih kamu minta di carikan pembantu sama Rendi.Biar kamu fokus mengurus si kembar nanti."ucap ibu Anita menyarankan.
Anita diam,memang ada baiknya dia meminta suaminya itu untuk mencari pembantu di rumahnya.Mengurus si kembar dan juga mengurus rumah itu sangat merepotkan,lagi pula suaminya akan terabaikan nanti.
"Iya bu,nanti Anita coba bilang sama mas Rendi."ucap Anita.
_
Malam hari,pukul tujuh perut Anita terasa mules.Dia mencoba untuk buang air besar.Barangkali dia ingin BAB saja.Namun setelah di kamar mandi Anita tidak merasa buang air besar,tapi mulesnya semakin sering.
Dia ingat panduan di artikel,jika sudah memasuki hari kelahiran dan mules-mules maka cepat-cepat pergi ke bidan atau ke rumah sakit,itu tandanya waktu melahirkan sudah tiba.
Dan Anita pun keluar dari kamar mandi,dia bergegas menemui ibunya di kamarnya.
Tok tok tok
"Bu?"
"Ya,sebentar."
Lalu pintu kamar ibu Anita terbuka,dia melihat Anita meringis dan mengelus perutnya.
"Kamu sudah merasakan mules?"tanya ibu Anita.
"Iya bu,aku pikir cuma pengen BAB aja,tapi kok ngga keluar namun mulesnya semakin sering."ucap Anita masih menahan mulesnya.
"Ya berarti sudah mau melahirkan.Cepat kamu hubungi suamimu untuk segera pulang."
"Iya bu."
Lalu Anita mengambil ponselnya,menghibungi Rendi.Lama sambungan itu di jawab,hingga Anita tidak tahan dengan mulesnya.
Dia kirim pesan pada Rendi jika dia akan ke rumah sakit untuk melahirkan.
Setelah selesai mengirim pesan pada suaminya,Anita menghampiri ibunya yang sudah menyiapkan perlengkapan melahirkan.
"Bagaimana,apa suamimu sedang di jalan?"tanya ibunya ikut panik melihat Anita semakin meringis menahan sakit.
"Mungkin sedang di jalan bu,aku sudah kirim pesan kalau aku mau melahirkan.Biar nanti mas Rendi langsung datang ke sana aja.Kita pesan taksi aja ya bu,aku udah ngga tahan."ucap Anita.
"Ya udah,ayo kita kedepan cari taksi."ucap ibu Anita.
Lalu Anita di papah oleh ibunya untuk berjalan ke depan mencari taksi.Lama menunggu di pinggir jalan,akhirnya lewat juga taksi dan langsung di berhentikan.
"Mas ke rumah sakit ibu dan anak ya di jalan Mawar."kata Anita.
"Baik bu."ucap supir taksi itu.
Lalu Anita dan ibunya masuk ke dalam taksi,Anita masih meringis.Kini perutnya kram,dia menjerit pelan.
"Mas,cepat ya.Cucu saya sedah tidak sabar ingin cepat keluar."ucap ibu Anita.
"Iya bu,saya sudah menambah kecepatan mobilnya.Ibunya sabar dulu ya,sepertinya agak macet juga."jawab sopir taksi itu.
"Iya,cepat ya."
Lalu dengan sabar ibunya Anita masih mengelus-ngelus perut Anita yang sejak tadi kencang.
"Kamu tahan ya Anita,apa Rendi sudah ada kabar sampai di mana?"tanya ibunya.
"Ngga tahu bu,aku belum menghubunginya lagi.Sebantar aku coba lagi menghubungi."ucap Anita yang masih meringis.
Di ambilnya ponselnya dan menghubungi Rendi.Masih dengan jawaban tut tut,berulang kali Anita menghubungi tapi tetap saja belum di jawab.
"Kenapa akhir-akhir ini mas Rendi susah sekali di hubungi kalau sudah keluar rumah."gumam Anita.
"Kamu bicara apa,Anita?"tanya ibunya yang tahu gumaman Anita.
"Ngga bu,ini mas Rendi susah sekali di hubungi.Apa di kantornya sibuk banget ya."
"Mertua kamu sudah di hubungi?"
"Sudah bu,tapi bapak sudah sepuh jadi mana bisa beliau datang sendirian.Katanya nanti kalau sudah lahiran dan sudah pulang ke rumah bisa jenguk cucunya."ucap Anita.
Dia semakin gelisah dan cemas,pikirannya kemana-mana tentang suaminya.Hatinya juga sedih,kenapa di saat genting seperti ini suaminya susah sekali di hubungi.
Tidak seperti janjinya dulu,jika dia merasa ingin melahirkan langsung menghubunginya dan dia pun akan cepat menjawabnya.Tapi sekarang,malah susah sekali di hubungi.
Mobil berhenti di depan rumah sakit Ibu dan Anak,cepat-cepat ibu Anita membawa anaknya menuju UGD untuk segera di tangani.Setelah mendaftar di bagian pendaftaran.
Anita masih meringis menahan sakit yang menderanya.Deringan telepon di ponselnya berbunyi nyarinh,Anita mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelepon.
Bapak Mertua.
Anita mendengus kasar,kenapa di saat genting begini yang jauh malah jadi lebih perhatian.
"Halo bapak,ada apa?"
"Kamu katanya mau melahirkan?"
"Iya pak,ini sudah ada di rumah sakit."
"Rendi sudah datang?"
Anita diam,menahan sakit di pinggulnya juga hatinya ketika mertuanya menanyakan anaknya.Kalau jujur Rendi belum datang,pasti mertuanya akan khawatir.
"Halo Anita,Rendi sudah datang?"tanya mertuanya lagi.
"Sedang di jalan pak,menuju ke rumah sakit."ucap Anita berbohong.
Padahal dia tidak tahu sedang apa suaminya itu.
"Ya sudah,semoga lahirannya lancar ya.Maaf bapak ngga bisa mendampingimu melahirkan."
"Iya pak,ngga apa-apa."
Lalu telepon di tutup.Anita semkin meringis,perawat yang tadi menanganinya kini sedang memanggil dokter kandungan.
Telepon Anita berbunyi lagi,dia melihat nama Rendi di sana.
"Halo."
"Kamu sudah di rumah sakit?"
"Iya."
"Ya udah,aku langsung ke rumah sakit."
Teleponpun di tutup,kini Anita di tangani langsung oleh dokter kandungan.Ibunya baru datang setelah selesai mengurus administrasinya.
"Saya periksa dulu ya bu."ucap dokter setelah Anita sudah masuk ke dalam ruang bersalin.
Dokter memeriksa pembukaan,tangannya dia masukkan ke dalam jalan lahir.Dia meraba dengan teliti,namun ternyata masih lama.
"Masih pembukaan empat bu,di tunggu aja ya."ucap dokter.
"Tapi dok,saya sakit banget perutnya.Serasa mau keluar dede bayinya."
"Iya,di tunggu sampai nanti jam sembilan.Pembukaan empat itu bisa sampai dua jam tiga jam menuju pembukaan sepuluh kalau normal ya.Tapi jika belum nambah-nambah sampai jam sembilan ,ya terpaksa harus di ambil segera dengan cara sesar."terang dokter.
Tentu saja Anita tidak mau lahir sesar,dia ingin normal.Dia akan berusaha untuk lahir normal walau dua bayi sekaligus.
"Dokter,saya pengen lahir normal."ucap Anita.
"Ibu coba jalan-jalan sebentar,bisa nambah pembukaan juga.Kita tunggu sampai jam sepuluh jam sebelas nanti ya."ucap dokter.
"Iya dokter."ucap Anita.
Lalu dokter membiarkan Anita berjalan-jalan di sekitar ruang bersalin di temani ibunya.Pikirannya masih pada suaminya,dan sesekali dia melongok ke lorong rumah sakit berharap suaminya cepat datang.
Anita kembali meringis,dia semakin kesakitan dan berjongkok.Ibunya dengan sabar menuntun dan memberinya semangat.
Sampai pukul sepuluh,Rendi belum juga datang.Anita semakin pasrah saja,dia kini masuk ruang bersalin di dampingi ibunya.Dokter masuk dengan tiga perawat yang mendampingi dan membantu melahirkan.
"Pembukaan baru delapan,tunggu satu jam lagi ya."ujar dokter.
"Dokter,saya sudah tidak tahan lagi dok.Huh huh huh."ucap Anita nafasnya memburu.
"Iya saya tahu itu,ibu yang sabar ya.Katanya ibu mau lahiran normal.Suaminya kemana ya bu,dari tadi belum kelihatan."ujar dokter heran.
"Lagi di jalan menuju kemari,dok.Mungkin sebentar lagi datang."ujar Anita di sela rasa sakitnya yang mendera.
"Seharusnya suaminya selalu mendampingi dari awal kontraksi.Biar ibu juga ada yang nyemangati,dan kuat.Lagi pula kalau ada apa-apa kan suaminya yang bertanggung jawab."ujar dokter lagi.
"Iya dokter."hanya untuk menenangkan dokter dan dirinya saja.
Padahal dia juga merasa sedih,di saat dia sedang berjuang suaminya tidak muncul juga.
Baru selesai bicara seperti itu,Rendi muncul dari balik pintu.Dia bergegas memghampiri Anita yang masih kesakitan untuk menambah pembukaan.
"Nah ini bapaknya,pak kalau bisa dampingi ibu dari awal ya.Kasihan,ibu butuh semangat untuk melahirkan dari suaminya.Setiap perempuan jika melahirkan pasti ingin di dampingi oleh suaminya."ucap dokter.
"Iya dokter.Maaf saya kerja dan sedang sibuk banget dengan kerjaan saya."ucap Rendi.
"Tapi istri anda lebih di prioritaskan jika mau melahirkan pak.Bisa di tinggalkan sejenak untuk menemani istri anda melahirkan,saya rasa bos anda juga mengerti keadaan bapak yang istrinya mau melahirkan,pasti di izinkan pulang lebih cepat."ujar dokter lagi dengan panjang lebar.
Rupanya dokter sejak tadu memperhatikan Anita yang gelisah suaminya belum juga datang.Rendi hanya diam saja.
Dokter kemudian membimbing Anita untuk berispa mengejan karena pembukaan sudah sempurna.Rendi berdiri di samping Anita dengan mertuanya.
Satu jam sudah,hingga bayi kembar keluar dengan selamat.Semua nampak lega dan bersyukur.
_
_
_
❤❤❤❤❤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Kusmiati
anita semangat
2023-07-04
0
Retnoningsih
kasihan kamu Anita ,semangat ya kamu wanita kuat.Positif aja ya...
2023-06-20
0
susi 2020
🤣🤣😲
2023-03-14
0