03. Melahirkan

Semenjak kejadian waktu Rendi lupa hari jadi universary pernikahannya,dia kini lebih memperhatikan istrinya walaupun sangat sibuk.

Dia mengusahakan bisa pulang cepat.Anita senang dengan perubahan suaminya itu.Dia berharap jika melahirkan nanti Rendi selalu mendampinginya memberi semangat padanya.

Dan kini kehamilan Anita sudah memasuki usia sembilan bulan,dia merasa canggung dan deg-degan memghadapi kelahiran anaknya nanti.

Tiga hari menjelang HPL,Anita sering jalan-jalan setiap pagi.Kadang di temani suaminya namun seringnya jalan sendiri karena Rendi harus berangkat kerja.

Ibunya pun sudah dia hubungi dan datang untuk membantunya nanti jika sudah melahirkan.

"Anita,baju-baju buat si kembar sudah kamu bereskan nanti di bawa ke rumah sakit?"tanya ibunya ketika menyiapkan perlengkapan bayi.

"Sudah bu,kemarin malam aku sudah bereskan semua.Tinggal perlengkapan mandi aja yang belum di masukkan ke dalam tas."jawab Anita.

Dia duduk di kursi goyang sambil melihat-lihat dan membaca artikel setelah melahirkan di mbah gugel.Dia sangat mempersiapkan hari kelahiran anak kembarnya sampai nama-nama dia cari di mbah gugel.

Rendi menyerahkan nama anaknya pada Anita,karena dia sering lupa dan kadang malas untuk cari-cari nama.

Anita yang sangat antusias menyambut kelahiran anaknya sedangkan Rendi biasa saja.Kadang Anita berpikir,apakah Rendi suaminya itu senang dengan kehamilannya?

Dari semenjak hamil pertama,Rendi tidak pernah terlihat bahagia.Atau memang Rendi itu tipe orang yang tidak romantis dan semuanya hanya dia rasakan sendiri di hatinya.

Namun jika di ingat lagi,awal menikah Rendi itu sangat manis perlakuannya.Baru setelah dia tahu Anita hamil jadi berkurang perlakuannya itu,walau kadang dia juga bersikap manis dan romantis.

"Ibu di sini sampai kamu melahirkan sepuluh hari ya,Anita.Ngga enak ibu ninggalin di rumah kosong terus.Kalau bisa sih kamu minta di carikan pembantu sama Rendi.Biar kamu fokus mengurus si kembar nanti."ucap ibu Anita menyarankan.

Anita diam,memang ada baiknya dia meminta suaminya itu untuk mencari pembantu di rumahnya.Mengurus si kembar dan juga mengurus rumah itu sangat merepotkan,lagi pula suaminya akan terabaikan nanti.

"Iya bu,nanti Anita coba bilang sama mas Rendi."ucap Anita.

_

Malam hari,pukul tujuh perut Anita terasa mules.Dia mencoba untuk buang air besar.Barangkali dia ingin BAB saja.Namun setelah di kamar mandi Anita tidak merasa buang air besar,tapi mulesnya semakin sering.

Dia ingat panduan di artikel,jika sudah memasuki hari kelahiran dan mules-mules maka cepat-cepat pergi ke bidan atau ke rumah sakit,itu tandanya waktu melahirkan sudah tiba.

Dan Anita pun keluar dari kamar mandi,dia bergegas menemui ibunya di kamarnya.

Tok tok tok

"Bu?"

"Ya,sebentar."

Lalu pintu kamar ibu Anita terbuka,dia melihat Anita meringis dan mengelus perutnya.

"Kamu sudah merasakan mules?"tanya ibu Anita.

"Iya bu,aku pikir cuma pengen BAB aja,tapi kok ngga keluar namun mulesnya semakin sering."ucap Anita masih menahan mulesnya.

"Ya berarti sudah mau melahirkan.Cepat kamu hubungi suamimu untuk segera pulang."

"Iya bu."

Lalu Anita mengambil ponselnya,menghibungi Rendi.Lama sambungan itu di jawab,hingga Anita tidak tahan dengan mulesnya.

Dia kirim pesan pada Rendi jika dia akan ke rumah sakit untuk melahirkan.

Setelah selesai mengirim pesan pada suaminya,Anita menghampiri ibunya yang sudah menyiapkan perlengkapan melahirkan.

"Bagaimana,apa suamimu sedang di jalan?"tanya ibunya ikut panik melihat Anita semakin meringis menahan sakit.

"Mungkin sedang di jalan bu,aku sudah kirim pesan kalau aku mau melahirkan.Biar nanti mas Rendi langsung datang ke sana aja.Kita pesan taksi aja ya bu,aku udah ngga tahan."ucap Anita.

"Ya udah,ayo kita kedepan cari taksi."ucap ibu Anita.

Lalu Anita di papah oleh ibunya untuk berjalan ke depan mencari taksi.Lama menunggu di pinggir jalan,akhirnya lewat juga taksi dan langsung di berhentikan.

"Mas ke rumah sakit ibu dan anak ya di jalan Mawar."kata Anita.

"Baik bu."ucap supir taksi itu.

Lalu Anita dan ibunya masuk ke dalam taksi,Anita masih meringis.Kini perutnya kram,dia menjerit pelan.

"Mas,cepat ya.Cucu saya sedah tidak sabar ingin cepat keluar."ucap ibu Anita.

"Iya bu,saya sudah menambah kecepatan mobilnya.Ibunya sabar dulu ya,sepertinya agak macet juga."jawab sopir taksi itu.

"Iya,cepat ya."

Lalu dengan sabar ibunya Anita masih mengelus-ngelus perut Anita yang sejak tadi kencang.

"Kamu tahan ya Anita,apa Rendi sudah ada kabar sampai di mana?"tanya ibunya.

"Ngga tahu bu,aku belum menghubunginya lagi.Sebantar aku coba lagi menghubungi."ucap Anita yang masih meringis.

Di ambilnya ponselnya dan menghubungi Rendi.Masih dengan jawaban tut tut,berulang kali Anita menghubungi tapi tetap saja belum di jawab.

"Kenapa akhir-akhir ini mas Rendi susah sekali di hubungi kalau sudah keluar rumah."gumam Anita.

"Kamu bicara apa,Anita?"tanya ibunya yang tahu gumaman Anita.

"Ngga bu,ini mas Rendi susah sekali di hubungi.Apa di kantornya sibuk banget ya."

"Mertua kamu sudah di hubungi?"

"Sudah bu,tapi bapak sudah sepuh jadi mana bisa beliau datang sendirian.Katanya nanti kalau sudah lahiran dan sudah pulang ke rumah bisa jenguk cucunya."ucap Anita.

Dia semakin gelisah dan cemas,pikirannya kemana-mana tentang suaminya.Hatinya juga sedih,kenapa di saat genting seperti ini suaminya susah sekali di hubungi.

Tidak seperti janjinya dulu,jika dia merasa ingin melahirkan langsung menghubunginya dan dia pun akan cepat menjawabnya.Tapi sekarang,malah susah sekali di hubungi.

Mobil berhenti di depan rumah sakit Ibu dan Anak,cepat-cepat ibu Anita membawa anaknya menuju UGD untuk segera di tangani.Setelah mendaftar di bagian pendaftaran.

Anita masih meringis menahan sakit yang menderanya.Deringan telepon di ponselnya berbunyi nyarinh,Anita mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menelepon.

Bapak Mertua.

Anita mendengus kasar,kenapa di saat genting begini yang jauh malah jadi lebih perhatian.

"Halo bapak,ada apa?"

"Kamu katanya mau melahirkan?"

"Iya pak,ini sudah ada di rumah sakit."

"Rendi sudah datang?"

Anita diam,menahan sakit di pinggulnya juga hatinya ketika mertuanya menanyakan anaknya.Kalau jujur Rendi belum datang,pasti mertuanya akan khawatir.

"Halo Anita,Rendi sudah datang?"tanya mertuanya lagi.

"Sedang di jalan pak,menuju ke rumah sakit."ucap Anita berbohong.

Padahal dia tidak tahu sedang apa suaminya itu.

"Ya sudah,semoga lahirannya lancar ya.Maaf bapak ngga bisa mendampingimu melahirkan."

"Iya pak,ngga apa-apa."

Lalu telepon di tutup.Anita semkin meringis,perawat yang tadi menanganinya kini sedang memanggil dokter kandungan.

Telepon Anita berbunyi lagi,dia melihat nama Rendi di sana.

"Halo."

"Kamu sudah di rumah sakit?"

"Iya."

"Ya udah,aku langsung ke rumah sakit."

Teleponpun di tutup,kini Anita di tangani langsung oleh dokter kandungan.Ibunya baru datang setelah selesai mengurus administrasinya.

"Saya periksa dulu ya bu."ucap dokter setelah Anita sudah masuk ke dalam ruang bersalin.

Dokter memeriksa pembukaan,tangannya dia masukkan ke dalam jalan lahir.Dia meraba dengan teliti,namun ternyata masih lama.

"Masih pembukaan empat bu,di tunggu aja ya."ucap dokter.

"Tapi dok,saya sakit banget perutnya.Serasa mau keluar dede bayinya."

"Iya,di tunggu sampai nanti jam sembilan.Pembukaan empat itu bisa sampai dua jam tiga jam menuju pembukaan sepuluh kalau normal ya.Tapi jika belum nambah-nambah sampai jam sembilan ,ya terpaksa harus di ambil segera dengan cara sesar."terang dokter.

Tentu saja Anita tidak mau lahir sesar,dia ingin normal.Dia akan berusaha untuk lahir normal walau dua bayi sekaligus.

"Dokter,saya pengen lahir normal."ucap Anita.

"Ibu coba jalan-jalan sebentar,bisa nambah pembukaan juga.Kita tunggu sampai jam sepuluh jam sebelas nanti ya."ucap dokter.

"Iya dokter."ucap Anita.

Lalu dokter membiarkan Anita berjalan-jalan di sekitar ruang bersalin di temani ibunya.Pikirannya masih pada suaminya,dan sesekali dia melongok ke lorong rumah sakit berharap suaminya cepat datang.

Anita kembali meringis,dia semakin kesakitan dan berjongkok.Ibunya dengan sabar menuntun dan memberinya semangat.

Sampai pukul sepuluh,Rendi belum juga datang.Anita semakin pasrah saja,dia kini masuk ruang bersalin di dampingi ibunya.Dokter masuk dengan tiga perawat yang mendampingi dan membantu melahirkan.

"Pembukaan baru delapan,tunggu satu jam lagi ya."ujar dokter.

"Dokter,saya sudah tidak tahan lagi dok.Huh huh huh."ucap Anita nafasnya memburu.

"Iya saya tahu itu,ibu yang sabar ya.Katanya ibu mau lahiran normal.Suaminya kemana ya bu,dari tadi belum kelihatan."ujar dokter heran.

"Lagi di jalan menuju kemari,dok.Mungkin sebentar lagi datang."ujar Anita di sela rasa sakitnya yang mendera.

"Seharusnya suaminya selalu mendampingi dari awal kontraksi.Biar ibu juga ada yang nyemangati,dan kuat.Lagi pula kalau ada apa-apa kan suaminya yang bertanggung jawab."ujar dokter lagi.

"Iya dokter."hanya untuk menenangkan dokter dan dirinya saja.

Padahal dia juga merasa sedih,di saat dia sedang berjuang suaminya tidak muncul juga.

Baru selesai bicara seperti itu,Rendi muncul dari balik pintu.Dia bergegas memghampiri Anita yang masih kesakitan untuk menambah pembukaan.

"Nah ini bapaknya,pak kalau bisa dampingi ibu dari awal ya.Kasihan,ibu butuh semangat untuk melahirkan dari suaminya.Setiap perempuan jika melahirkan pasti ingin di dampingi oleh suaminya."ucap dokter.

"Iya dokter.Maaf saya kerja dan sedang sibuk banget dengan kerjaan saya."ucap Rendi.

"Tapi istri anda lebih di prioritaskan jika mau melahirkan pak.Bisa di tinggalkan sejenak untuk menemani istri anda melahirkan,saya rasa bos anda juga mengerti keadaan bapak yang istrinya mau melahirkan,pasti di izinkan pulang lebih cepat."ujar dokter lagi dengan panjang lebar.

Rupanya dokter sejak tadu memperhatikan Anita yang gelisah suaminya belum juga datang.Rendi hanya diam saja.

Dokter kemudian membimbing Anita untuk berispa mengejan karena pembukaan sudah sempurna.Rendi berdiri di samping Anita dengan mertuanya.

Satu jam sudah,hingga bayi kembar keluar dengan selamat.Semua nampak lega dan bersyukur.

_

_

_

❤❤❤❤❤

Terpopuler

Comments

Kusmiati

Kusmiati

anita semangat

2023-07-04

0

Retnoningsih

Retnoningsih

kasihan kamu Anita ,semangat ya kamu wanita kuat.Positif aja ya...

2023-06-20

0

susi 2020

susi 2020

🤣🤣😲

2023-03-14

0

lihat semua
Episodes
1 01.Aniversary
2 02.Maaf
3 03. Melahirkan
4 04.Gosip
5 05.Curiga
6 06.Gagal Liburan
7 07.Tidak Sengaja Melihat
8 08.Dinas Keluar Kota
9 09.Pertengkaran
10 10. Chiko Masuk Rumah Sakit
11 11.Ayah Mertua
12 12.Jatuh Di Kamar Mandi
13 13. Meninggal
14 14.ATM
15 15.Bertengkar Lagi
16 16.Surat Cerai
17 17. Chila Dan Chiko
18 18.Pulang Kampung
19 19. Kehidupan Rendi
20 20.Kehidupan Rendi 2
21 21. Mourin Hamil
22 22.Melahirkan
23 23. Tes DNA
24 24.Hasil Tes DNA
25 25. Bukan Anakku?
26 26. Kehidupan Di Kampung
27 27.Bertemu Arga
28 28. Bertemu Lagi
29 29.Bercerita
30 30.Renang
31 31.Cerita Ibu Yuni
32 32. Getar Cinta Bersemi Lagi
33 33. Liburan Bersama
34 34.Masih Liburan Bersama
35 35.Kelepasan
36 36. Sang Mantan Datang
37 37. Mau Apa?
38 38.Dua Laki-Laki
39 39.Pendekatan
40 40.Rendi Meminta
41 41.Arga VS Rendi
42 42. Bujukan Rendi
43 43.Rengekan Chiko
44 44. Arga Berkunjung Lagi
45 45. Mengantar Ke Kota
46 46. Rendi Kesal
47 47. Jalan - jalan
48 48. Ada Cerita Di Pantai
49 49.Bertemu Noni
50 50. Kesalahan Fatal Rendi
51 51. Minggat
52 52. Trauma
53 53. Masa Persidangan
54 54. Laki-laki Genit
55 55. Ternyata....
56 56. Benarkah?
57 57. Firasat
58 58. Firasat 2
59 59. Di Kantor Polisi
60 60.Kabar Duka
61 61. Di Rumah Sakit
62 62. Sadar
63 63. Dilema
64 64. Menyerah
65 65. Berkabung
66 66. Wasiat
67 67. Bertemu Marisa
68 68.Merajut Hidup
69 69. Marisa
70 70. Surat Dari Rendi
71 71. Marisa Bertemu Ibu Ema
72 72. Marisa Dan Arga
73 73. Kebenaran
74 74. Marisa Mencari Tahu
75 75.Marisa Sakit
76 76. Bimbang
77 77. Kejujuran Yang Menyakitkan
78 78. Membujuk Celine
79 79. Kepergok
80 80. Memohon
81 81. Ancaman Arga
82 82. Celine Sakit
83 83. Pengorbanan Anita
84 84. Pengorbanan Anita 2
85 85. Menjauhi Arga
86 86. Arga Bercerita
87 87. Ibu Ema Bertindak
88 88. Kejutan Manis untuk Anita
89 89. Melamar
90 90. Menikah
91 91. Rumah Baru
92 92. Bahagia Tak Terkira
93 93. Cinta Anita Untuk Arga
94 94. Rencana Menyumbang
95 95. Hamil
96 96. Suami Siaga
97 97. Baby Moon Sekeluarga
98 98. Kontraksi Palsu
99 99. Konsultasi
100 100. Pranatal ( Sebelum Lahir )
101 101. Anggota Baru
102 102. Meninggalnya Ibu Ema
103 103. Terjebak Kesedihan
104 104. Kesasar
105 105. Salah Paham
106 106. Maafkan Aku, Sayang...
107 107. Seperti Ulet Bulu
108 108. Permintaan Ibu Yuni
109 109. Penyesalan Arga
110 110. Kesibukan Di Pagi Hari
111 111. Liburan Ke Vila Kembali
112 112. Bumbu Rahasia
113 113 Hujan Malam Hari
114 114. Insiden Jatuhnya Ibu Yuni
115 115. Pesan Singkat Ibu Yuni
116 116. Ketabahan Anita
117 117. Rahasia Ibu Yuni
118 118. Sebuah Foto
119 119. Mencari Tahu Rahasia Ibu Yuni
120 120. Fakta Terkuak
121 121. Cerita Anita
122 122. Bertemu Pak Sugara
123 123. Pertemuan Mengharukan
124 124. Berterima Kasih Di Kamar
125 125. Berkunjung
126 126. Enam Tahun Silam
127 127. Mulai Bekerja
128 128. Menemukan Kejanggalan
129 129. Chila Protes
130 130. Mengintrogasi Pelaku
131 131. Kecelakaan
132 132. Menagkap Pelakunya
133 Kedatangan Mourin
134 134. Bonus
135 135. Drama Sebelum Tidur
136 136. Kedatangan Mourin Lagi
137 137. Sengketa Rumah
138 138. Kegelisahan Anita
139 139. Three Vs One
140 140. Mengintai
141 141. Rencana Mourin
142 142. Menculik Chiko
143 143. Minta Tebusan
144 144. Penggerebekan
145 145. Kilas Balik Tentang Anita
146 146. Hamil Lagi
147 147. Dakwaan Mourin
148 148. Kunjungan Pak Sugara
149 149. Cemburu
150 150. Masih Mode Cemburu
151 151. Pertanyaan Kevin
152 152. Berobat Ke Singapura
153 153. Bertemu Evan
154 154. Mengunjungi Mourin
155 155. Keinginan Evan
156 156. Bertemu Elana
157 157. Kelahiran Anak Ke Enam
158 158. Perseteruan Arga dan Suster
159 159. Kontrol Kesehatan
160 160. Short Time
161 161. Kunjungan Marisa
162 PENGUMUMAN
163 162. Kartu Undangan Pernikahan
164 163. Permintaan Maaf Martin
165 164. Kamu Terlalu Cantik
166 165. Pernikahan Marisa Dan Martin
167 166 Pengumuman
Episodes

Updated 167 Episodes

1
01.Aniversary
2
02.Maaf
3
03. Melahirkan
4
04.Gosip
5
05.Curiga
6
06.Gagal Liburan
7
07.Tidak Sengaja Melihat
8
08.Dinas Keluar Kota
9
09.Pertengkaran
10
10. Chiko Masuk Rumah Sakit
11
11.Ayah Mertua
12
12.Jatuh Di Kamar Mandi
13
13. Meninggal
14
14.ATM
15
15.Bertengkar Lagi
16
16.Surat Cerai
17
17. Chila Dan Chiko
18
18.Pulang Kampung
19
19. Kehidupan Rendi
20
20.Kehidupan Rendi 2
21
21. Mourin Hamil
22
22.Melahirkan
23
23. Tes DNA
24
24.Hasil Tes DNA
25
25. Bukan Anakku?
26
26. Kehidupan Di Kampung
27
27.Bertemu Arga
28
28. Bertemu Lagi
29
29.Bercerita
30
30.Renang
31
31.Cerita Ibu Yuni
32
32. Getar Cinta Bersemi Lagi
33
33. Liburan Bersama
34
34.Masih Liburan Bersama
35
35.Kelepasan
36
36. Sang Mantan Datang
37
37. Mau Apa?
38
38.Dua Laki-Laki
39
39.Pendekatan
40
40.Rendi Meminta
41
41.Arga VS Rendi
42
42. Bujukan Rendi
43
43.Rengekan Chiko
44
44. Arga Berkunjung Lagi
45
45. Mengantar Ke Kota
46
46. Rendi Kesal
47
47. Jalan - jalan
48
48. Ada Cerita Di Pantai
49
49.Bertemu Noni
50
50. Kesalahan Fatal Rendi
51
51. Minggat
52
52. Trauma
53
53. Masa Persidangan
54
54. Laki-laki Genit
55
55. Ternyata....
56
56. Benarkah?
57
57. Firasat
58
58. Firasat 2
59
59. Di Kantor Polisi
60
60.Kabar Duka
61
61. Di Rumah Sakit
62
62. Sadar
63
63. Dilema
64
64. Menyerah
65
65. Berkabung
66
66. Wasiat
67
67. Bertemu Marisa
68
68.Merajut Hidup
69
69. Marisa
70
70. Surat Dari Rendi
71
71. Marisa Bertemu Ibu Ema
72
72. Marisa Dan Arga
73
73. Kebenaran
74
74. Marisa Mencari Tahu
75
75.Marisa Sakit
76
76. Bimbang
77
77. Kejujuran Yang Menyakitkan
78
78. Membujuk Celine
79
79. Kepergok
80
80. Memohon
81
81. Ancaman Arga
82
82. Celine Sakit
83
83. Pengorbanan Anita
84
84. Pengorbanan Anita 2
85
85. Menjauhi Arga
86
86. Arga Bercerita
87
87. Ibu Ema Bertindak
88
88. Kejutan Manis untuk Anita
89
89. Melamar
90
90. Menikah
91
91. Rumah Baru
92
92. Bahagia Tak Terkira
93
93. Cinta Anita Untuk Arga
94
94. Rencana Menyumbang
95
95. Hamil
96
96. Suami Siaga
97
97. Baby Moon Sekeluarga
98
98. Kontraksi Palsu
99
99. Konsultasi
100
100. Pranatal ( Sebelum Lahir )
101
101. Anggota Baru
102
102. Meninggalnya Ibu Ema
103
103. Terjebak Kesedihan
104
104. Kesasar
105
105. Salah Paham
106
106. Maafkan Aku, Sayang...
107
107. Seperti Ulet Bulu
108
108. Permintaan Ibu Yuni
109
109. Penyesalan Arga
110
110. Kesibukan Di Pagi Hari
111
111. Liburan Ke Vila Kembali
112
112. Bumbu Rahasia
113
113 Hujan Malam Hari
114
114. Insiden Jatuhnya Ibu Yuni
115
115. Pesan Singkat Ibu Yuni
116
116. Ketabahan Anita
117
117. Rahasia Ibu Yuni
118
118. Sebuah Foto
119
119. Mencari Tahu Rahasia Ibu Yuni
120
120. Fakta Terkuak
121
121. Cerita Anita
122
122. Bertemu Pak Sugara
123
123. Pertemuan Mengharukan
124
124. Berterima Kasih Di Kamar
125
125. Berkunjung
126
126. Enam Tahun Silam
127
127. Mulai Bekerja
128
128. Menemukan Kejanggalan
129
129. Chila Protes
130
130. Mengintrogasi Pelaku
131
131. Kecelakaan
132
132. Menagkap Pelakunya
133
Kedatangan Mourin
134
134. Bonus
135
135. Drama Sebelum Tidur
136
136. Kedatangan Mourin Lagi
137
137. Sengketa Rumah
138
138. Kegelisahan Anita
139
139. Three Vs One
140
140. Mengintai
141
141. Rencana Mourin
142
142. Menculik Chiko
143
143. Minta Tebusan
144
144. Penggerebekan
145
145. Kilas Balik Tentang Anita
146
146. Hamil Lagi
147
147. Dakwaan Mourin
148
148. Kunjungan Pak Sugara
149
149. Cemburu
150
150. Masih Mode Cemburu
151
151. Pertanyaan Kevin
152
152. Berobat Ke Singapura
153
153. Bertemu Evan
154
154. Mengunjungi Mourin
155
155. Keinginan Evan
156
156. Bertemu Elana
157
157. Kelahiran Anak Ke Enam
158
158. Perseteruan Arga dan Suster
159
159. Kontrol Kesehatan
160
160. Short Time
161
161. Kunjungan Marisa
162
PENGUMUMAN
163
162. Kartu Undangan Pernikahan
164
163. Permintaan Maaf Martin
165
164. Kamu Terlalu Cantik
166
165. Pernikahan Marisa Dan Martin
167
166 Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!