Ketika di perjalanan menuju Kota Iskandarsyah masih di wilayah Desa Bukit Tebing Adi bertemu seorang kakek tua yang lagi mengasah pedang.
"Adi hampiri lah kakek itu".Kata Raja Natha menyuruh Adi menghampiri Kakek yang sedang mengasah pedang itu.
"Permisi kek".Adi menghampiri Kakek yang lagi mengasah pedang itu.
"Ada yang bisa saya bantu nak".Kata kakek itu menjawab pertanyaan Adi.
"Kek kalau boleh tahu tempat apakah ini?".Kata Adi menanyakan tempat itu.
"Oh,tempat ini adalah tempat untuk membuat senjata dan namanya adalah Pandai Besi Nadja".Kata kakek itu menjelaskan tempat itu kepada Adi.
"Oh ini tempat membuat senjata,kalau boleh tahu nama kakek siapa dan darimana?".Kata Adi menanyakan nama dan darimana kakek itu berasal.
"Untuk apa kau menanyakan itu".Kata kakek itu menanyakan maksud Adi".
"Aku hanya ingin tahu saja kek".Kata Adi dengan tenangnya.
"Namaku adalah Galih Nadja dari Keluarga Syamali,Suku Balai".Kata kakek Galih menjawab pertanyaan Adi.
"Saya juga masih keturunan Suku Balai".Kata Adi menjelaskan bahwa ia masih keturunan Suku Balai.
"Darimana kamu berasal,siapa orang tuamu dan namamu siapa".Kata kakek Galih menanyakannya kepada Adi.
"Namaku adalah Adi Iskandar dari Keluarga Iskan,Suku Sialang di kota Bandarsyah
ayahku adalah Syahrul Iskandar dari Keluarga Basrul,Suku Sialang dan ibuku adalah Rila Andra dari keluarga Andra, Suku Balai".
"Oh,jadi kamu masih keturunan Suku Balai ya?".Kata kakek Galih menanyakan lebih jelas lagi.
"Ya kek".Kata Adi menjawab pertanyaan kakek Galih.
"Karena kamu masih keturunan Suku Balai aku akan mengajarimu ilmu membuat senjata dan menjadi pandai besi".Kata kakek Galih ingin mengajari Adi ilmu membuat senjata.
"Terima saja Adi".Raja Natha menyuruh Adi untuk menerima tawaran kakek Galih.
"Iya guru".Kata Raja Natha menjawab pertanyaan Adi.
"Iya kek aku bisa menjadi murid mu selama satu bulan".Kata Adi siap menjadi murid kakek Galih.
"Oke kalau begitu,aku akan mengajarimu selama satu bulan penuh".Kata kakek Galih yang ingin mengajari Adi.
Lalu Adi belajar ilmu membuat senjata dengan kakek Galih.
Adi belajar beberapa ilmu membuat sebuah senjata dan mencatatnya di dalam gulungan.
"Adi lihat ini,seperti inilah caranya".Kata kakek Galih mengajarkan Adi cara membuat pedang.
"Oke kek aku akan mencobanya".Adi belajar untuk membuat sebuah pedang.
Beberapa kali percobaan Adi lakukan dan akhirnya ia bisa membuatnya.
Selama beberapa hari Adi belajar membuat sebuah pedang.
Seminggu kemudian Adi menguasai beberapa ilmu membuat senjata.
"Guru bolehkah aku belajar ilmu membuat patung".Kata Adi yang ingin belajar ilmu membuat patung.
"Aku akan mengajari apa yang bisa kuajari".Kata Kakek Galih menjawab pertanyaan Adi.
Ketika Adi belajar membuat patung,Adi memakai pahat untuk membuatnya.
Selama seminggu Adi menguasai ilmu membuat patung.
"Wah hebat juga kamu Adi selama seminggu sudah menguasai ilmu membuat patung ini tapi kamu tetap harus belajar".Kata kakek Galih memuji Adi.
"Siap guru,aku akan ingat pesan guru".Kata Adi dengan semangatnya yang tinggi untuk berlatih.
Selama beberapa minggu Adi menguasai
beberapa ilmu membuat senjata dan membuat patung.
"Adi karena kamu sudah bisa membuat beberapa senjata,Raga kamu juga harus kuat,makanya Raga juga harus menjadi senjata".Kata kakek Galih ingin membentuk Raga Adi menjadi senjata.
"Iya guru".Kata Adi menjawab kakek Galih.
Kakek Galih menyuruh Adi memasukkan dirinya ke dalam tempat pembuatan senjata yang berisi api.
"Wah sepertinya panas".Kata Adi melihat api itu.
"Oh ya,Raga mu harus mempunyai pelindung agar tidak terbakar oleh api itu".Kakek Galih mengajarkan Adi ilmu pelindung tubuh.
Setelah Adi menguasai Ilmu Pelindung Raga Adi langsung masuk ke dalam pembuatan senjata yang berisi api itu.
"Semoga saja badanku tidak terbakar".Kata Adi lalu masuk ke dalam api itu.
Lalu Adi duduk dan bertapa untuk menyerap api pembuatan senjata itu.
Api pembuatan senjata itu adalah Api Naga,api ini berasal dari naga yang di bunuh oleh Galih Nadja.
Selama beberapa hari Adi menyerap Api Naga itu.
Api Naga diserap Adi dan membentuk Raga yang baru dan lebih kuat dari Raga nya yang dulu.
"Sepertinya Raga ku telah terbentuk dan kuat".Kata Adi bangun dari bertapanya.
"Selamat Adi Raga mu telah berhasil menjadi Raga Tingkat Menengah Atas".Kata kakek Galih yang menghampiri Adi setelah selesai bertapa dalam perapian pembuatan senjata.
"Raga juga memiliki tingkat ya guru".Kata Adi menanyakannya pada kakek Galih.
"Iya,Raga di bedakan menjadi beberapa tingkatan,Tingkat Rendah,Tingkat Menengah,Tingkat Tinggi,Tingkat Raja dan Tingkat Dewa dan tingkatan itu di bagi lagi menjadi beberapa tingkatan".
Kata kakek Galih menjelaskannya kepada Adi.
"Aku mengerti guru terima kasih telah menjelaskannya kepada ku".Kata Adi menjawab pertanyaan kakek Galih.
Beberapa hari kemudian...
"Adi aku dulu pernah membuat senjata terhebat senjata itu adalah Golok Agni Bara,tapi sekarang golok itu berubah nama menjadi Golok Rimau,karena golok itu pernah di pakai membunuh Harimau yang menyerang Lebak Pakam saat itu yang menggunakannya adalah Yudha Andra adik dari Arwan Andra,ketua Suku Balai saat ini,Yudha Andra adalah murid ku".Kata kakek Adi memberi tahu Adi tentang Golok Rimau.
"Tapi guru untuk apa guru menjelaskannya kepadaku".Kata Adi menanyakan maksud dari kakek Galih.
"Aku ingin kau mencari golok itu dan golok itu cocok untuk menjadi senjata mu,sekarang golok itu di kota Iskandarsyah di Pasar Pinang Masak di Toko Senjata Prakasa,golok itu tertancap di sana jika memang berjodoh dengannya maka kamu bisa mencabutnya".Kata kakek Galih menjelaskan lagi.
"Iya guru aku akan mencari golok itu".Kata Adi siap untuk mencari Golok Rimau.
Adi terus berlatih dengan kakek Galih selama sebulan penuh,saat Adi berlatih sendiri Raja Natha menghampiri kakek Galih.
"Paman Galih,apa kabarmu".Raja Natha menghampiri kakek Galih yang sedang mengasah senjatanya.
"Oh kamu kan bocah kecil itu".Kakek Galih mengingat-ingat tentang Raja Natha.
"Oh ya namamu bocah Natha".Kakek Galih pun mengingatnya.
"Apa kabar paman?".
"Ya seperti ini lah".
"Dulu paman adalah pendekar yang terkenal dan bergelar Galih Si Dewa Pandai Besi dari Negeri Thani.
"Hahaha,itu dulu sekarang aku sudah tua dan sepertinya aku akan meninggalkan dunia ini".
"Jangan berkata begitu paman".
"Oh iya,kamu juga mengajari Adi kan".
"Iya paman".
"Ajari lah ia agar ia menjadi pendekar yang hebat".
"Siap paman".
"Sepertinya kamu disegel oleh orang dan menjadi seperti ini,bukannya kamu Raja Kerajaan Jayakarsa yang bergelar Natha Si Raja Perang dari Negeri Rajapura dan ternyata kamu juga tidak bisa melawan dan kalah".
"Ya begitulah paman,orang hebat belum tentu hebat dan pasti punya kelemahan".
Kakek Galih dan Raja Natha terus bercerita tentang apa yang terjadi di masa lalu.
Setelah sebulan penuh belajar ilmu membuat senjata,membuat patung dan membentuk raga dengan kakek Galih
Adi akan meneruskan perjalanannya.
"Adi aku memberikanmu cincin ini,cincin ini adalah cincin penyimpanan bisa untuk menyimpan apa saja".
"Terima kasih guru".
Tujuan Adi selanjutnya adalah kota Iskandarsyah dan mencari Golok Rimau.
Setelah beberapa hari berjalan Adi pun sampai di kota Iskandarsyah.
Kota Iskandarsyah adalah kota yang dipimpin oleh seorang Pemimpin Kota,yaitu Zulfan Iskandar.
Zulfan Iskandar adalah kakak pertama dari Adi Iskandar,ia memerintah kota Iskandarsyah yang didirikan oleh Syahrul Iskandar.
Syahrul Iskandar adalah ayah dari Zulfan Iskandar dan Adi Iskandar.
Kota Iskandarsyah terletak di antara Desa Bukit Tebing dan Kota Pandan Thani.
Setelah sampai di Kota Iskandarsyah
Adi ingin bertemu kakaknya.
"Ahh,melelahkan sekali".Kata Adi menghela nafas panjang.
"Apakah ini Kota Iskandarsyah?".Kata Raja Natha bertanya kepada Adi.
"Iya Guru".Kata Adi sambil melihat sekeliling kota Iskandarsyah.
"Wah,sungguh kota yang indah".Kata Raja Natha melihat sekelilingnya.
"Iya Guru ini semua berkat kerja keras kakakku".Kata Adi.
"Hem?memangnya siapa kakakmu?".
Kata Raja Natha bertanya kepada Adi.
"Kakakku adalah Zulfan Iskandar,ia adalah Pemimpin Kota Iskandarsyah ini".Kata Adi menjawab pertanyaan Raja Natha.
"Oh!hebat juga kakakmu".Kata Raja Natha memuji kakak Adi.
"Terima kasih Guru".Kata Adi dengan mata melihat-lihat sekelilingnya menikmati pemandangan indah di kota Iskandarsyah.
Lalu Adi berkunjung ke rumah kakaknya.
Sesampainya di rumah kakaknya.
Ia melihat kakaknya sedang berlatih ilmu beladiri.
"Apa kabar kak".Kata Adi langsung datang menghampiri kakaknya yang sedang berlatih ilmu beladiri.
"Adik?kenapa kamu bisa datang kesini".Kata Zulfan menanyakan bagaimana cara Adi bisa sampai ke kota Iskandarsyah.
"Ceritanya di dalam saja kak aku lelah bolehkah aku masuk".Kata Adi dengan nada lelah.
"Oh iya,ayo kita masuk".Kata Zulfan mengajak Adi masuk ke dalam rumahnya.
Adi dan Zulfan pun masuk ke dalam rumah.
"Pelayan buatkan teh 2 gelas".Kata Zulfan menyuruh pelayannya.
"Siap tuan".Kata pelayan perempuan itu.
Lalu pelayan itu membuatkan teh untuk Adi dan Zulfan.
Setelah selesai di sajikan kepada Adi dan Zulfan lalu pelayan itu pergi meninggalkan Adi dan Zulfan.
"Jadi dik bagaimana cara kamu bisa berada di sini".Kata Zulfan menanyakan bagaimana cara Adi bisa berada di kota Iskandarsyah.
"Aku waktu itu di lempar oleh ayah dari Kota Bandarsyah ke pulau Bukit Seru di sekitar desa Bukit Tebing".Kata Adi menjawab pertanyaan kakaknya.
"Mengapa kamu bisa di lempar oleh ayah?".Kata Zulfan menanyakan penjelasan lebih jelas kepada Adi.
"Aku di lempar karena waktu itu aku terlalu lemah dan penakut,ayah melempar ku menggunakan kekuatannya ayah berkata padaku carilah tujuanmu dan jadilah kuat".Kata Adi menjelaskan lebih jelas kepada kakaknya.
"Sekarang apa yang akan kamu lakukan".Kata Zulfan menanyakan tujuan Adi.
"Saat ini aku akan berkeliling kota ini dan kembali lagi ke kota Bandarsyah karena sebentar lagi diadakan pertarungan antar keluarga".Kata Adi menjawab pertanyaan kakaknya.
"Oh iya aku baru ingat sebentar lagi akan diadakan pertarungan antar keluarga dan 15 pendekar yang menang akan masuk ke Perguruan Rajabunga".Kata Zulfan yang baru ingat bahwa sebentar lagi akan diadakan pertarungan antar keluarga.
"Iya kak".Kata Adi dengan nada lelah dan mengantuk.
"Kak aku akan tidur sebentar".Kata Adi mengantuk ingin istirahat sejenak.
"Oke kamu sekarang istirahatlah dulu tidurlah di kamar itu".Kata Zulfan menunjukkan kamar yang akan digunakan Adi untuk tidur.
Adi pun tidur selama beberapa jam dan hari pun sudah larut.
"Aaahh".Adi menguap lalu ia bangun dari tidurnya.
"Ternyata sudah larut malam".Kata Adi melihat keluar jendela yang di tutupi kain.
Adi pun keluar dari kamar dan mencari makanan dan minuman.
Setelah Adi keluar kamar ia melihat kakaknya sedang menyiapkan makanan.
"Kakak apa yang sedang kau lakukan".Kata Adi bertanya pada kakaknya.
"Oh ini!aku sedang menyiapkan makanan untukmu".Kata Zulfan sambil menyiapkan makanan.
"Terima kasih kak".Kata Adi menjawab kakaknya.
"Kak aku akan mandi sebentar".Adi langsung menuju tempat pemandian.
"Oh iya mandilah dulu dan aku akan menyiapkan makananmu".Kata Zulfan sambil menyiapkan makanan untuk Adi.
Setelah selesai mandi Adi pun makan bersama kakaknya.
Keesokan harinya...
"Kak sepertinya aku akan pergi tapi aku akan berkeliling di kota ini sebentar".Kata Adi ingin berkeliling sebentar kota Iskandarsyah.
"Oh apa kamu mau di temani".Kata Zulfan ingin menemani Adi jalan-jalan
"Tidak terima kasih kak,jagalah kota ini baik-baik kak".Kata Adi dan bergegas pergi.
"Iya aku akan menjaga kota ini".Kata Zulfan dan ia pun pergi juga karena ada urusan.
Lalu Adi berkeliling kota Iskandarsyah.
INFO
Pandai Besi
Pandai Besi adalah penempa besi dan pembuat senjata yang dipakai seorang prajurit ataupun pendekar.
Pandai Besi dapat ditemukan di desa
Bukit Tebing,Kota Iskandarsyah dan Kota
Talangraja.
Terdapat banyak sekali orang yang menjadi Pandai Besi,salah satunya adalah Galih Nadja,ia adalah legenda Pandai Besi dan diberi gelar Galih Si Dewa Pandai Besi dari Negeri Thani.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments