Perlahan aileen membuka kedua matanya, saat itu ia menyadari bahwa kali ini ia tidak berada di rumahnya ataupun rumah bossnya.
aileen berusaha bangkit dari tidurnya, nanun galen yang menyadari itu segera melarang aileen dan menyuruh aileen untuk berbaring kembali.
"bagaimana keadaanmu sekarang aileen"
aileen ingin menjawab namun ia tidak menemukan note yang biasa ia bawa.
"kamu cari sesuatu aileen?" tanya raven.
seolah mengetahui apa yang aileen cari galen langsung mennyuruh aileen hanya mengangguk atau menggeleng ketika di tanyainya.
"apa masih sakit" aileen mengangguki pertanyaan dari galen.
"emm.. apa bosmu itu terlalu memforsir pekerjaanmu?" tambah galen.
dan sekali lagi aileen menggeleng tanda bahwa itu tidak benar.
"kak, kakak ni kaya polisi aja dari tadi mengintrogasi aileen terus. kak galen tau kan aileen itu sejak tadi pagi tidak enak badan"
"dan aileen bersikeras untuk kerja dan akhirnya merepotkan bosnya dan kita" tukas galen.
saat mereka tengah berbincang tiba-tiba ersya datang dengan wajah yang murung.
"sayang.. kamu kenapa gak jadi anterin aku shoping. kamu malah nemenin ni cewe bisu disini" ucap ersya dengan ketidak sopanannya.
"jaga ucapan kamu ersya" tutur raven
"tapi itu benarkan raven, dan hal itu pula yang membuat kamu menolak menikahi aileen dan akhirnya calon suamiku yang harus menikahinya" sinis ersya menatap remeh aileen dan juga raven.
saat raven ingin menjawab galen lebih dulu menghentikannya. "sudah ersya, masalah kamu karena shoping kan? oke aku antar kamu shoping sekarang, dan jangan bikin keributan disini aileen sedang sakit"
"kamu kenapa si sayang tiba-tiba perhatian sama si bisu, atau jangan-jangan kamu mulai suka sama aileen?!"
"ersya.. berhenti mengatai aileen bisu" bentak galen.
"jadi kamu bentak aku gara-gara dia?" ersya mulai mengeluarkan jurus jitunya dengan berpura-pura menangis supaya galen merasa bersalah"
"ersya bukan itu maksudku, aku hanya kamu tidak berkata kasar disini ini rumah sakit sayang" galen pun kembali melunak dan kini ia memutuskan untuk menemani ersya belanja tanpa memperdulikan keadaan istrinya yang sedang sakit.
"kamu harus kuat aileen, jangan terpengaruh dengan ersya" ucap raven.
aileen memilih memejamkan matanya dan membelakangi raven, saat itu ia tengah menyembunyikan airmatanya yang mengalir.
_
tiga hari aileen di rawat dan kini aileen sudah di perbolehkan untuk pulang, namun aileen memutuskan untuk langsung pergi bekerja dan hal itu di larang oleh raven. sedangkan suaminya sendiri memilih pergi dengan calon istrinya.
"yaudah kalo kamu masih bersikeras untuk kerja biar aku antar karena rumah bos kamu itu searah dengan kantor kita"
mau tidak mau akhirnya aileen menyetujui ucapan raven.
setelah cukup lama di perjalanan akhirnya aileen sampai di rumah adrian. saat itu aileen langsung masuk meninggalkan raven yang masih setia memperhatikan tiap langkah aileen.
seperti biasa aileen mulai mengerjakan pekerjaannya, aileen memang bisa mudah masuk karena adrian sudah memberi aileen kunci serep rumahnya. aileen memang baru bekerja, tapi adrian sudah mempercayainya untuk masalah kunci rumah.
pagi itu tiba-tiba adrian memberi sebuah bingkisan yang berisi gaun.
'ini apa tuan?'
"apa kamu tidak bisa melihat, itu gaun" tukas adrian, adrian sebenarnya baik namun ia tidak ingin terlalu menunjukkan di hadapan orang lain dengan berkata cukup pedas.
'tapi untuk apa tuan?'
"nanti malam kamu harus ikut aku ke acara perjamuan rekan bisnis yang nantinya akan banyak rekan bisnis yang datang, dan semua harus membawa pasangan termasuk aku. jadi kamu harus ikut untuk jadi pasanganku walaupun hanya pura-pura"
'tapi tuan, jika tuan mengajak saya tuan akan malu. saya orang bisu tuan, apa kata rekan anda jika mengetahui pasangan tuan seorang perempuan bisu?'
"biar itu menjadi urusanku" adrian lalu meninggalkan aileen dan pergi ke kantor.
▪▪▪▪▪
Malam itu Raven di buat sibuk dengan menyiapkan pakaiannya untuk pergi ke sebuah acara, begitupun dengan galen.
"kak, kenapa aileen masih belum pulang?" ucap raven yang menuruni tangga.
"biarkan saja, dia memutuskan bekerja. mungkin saat ini bosnya memberinya pekerjaan lembur." sahut galen.
"tapi kak, apa tidak sebaiknya kita bilang sama aileen kalo kita mau pergi ke acara perjamuan sesama rekan kerja."
"tidak perlu"
"apa kakak tidak ingin mengajaknya?"
"aku sudah mengajak ersya, mana mungkin aku mengajaknya. kalau kamu mau ajaklah dia"
"aku sudah terlanjur mengajak maureen kak, kalau aku belum mengajak maureen aku pasti akan mengajaknya."
perbincangan mereka pun akhirnya selesai dan mereka pergi dengan pasangan mereka masing-masing.
saat itu mereka tengah menikmati pesta perjamuan dengan banyak sekali kolega yang hadir.
pembawa acara di acara itu mulai menyambut semua yang telah hadir termasuk raven dan galen dengan pasangan masing-masing.
saat ersya ingin mengajak galen berdansa tiba-tiba saja perhatian galen tersita melihat kedatangan adrian dengan seorang wanita yang sangat ia kenal.
"kak, bukannya itu aileen?" ucap raven. saat itu aileen memilih duduk ketika adrian menemui para kolega lainnya. saat itu pandangan galen dan aileen bertemu.
Aileen bersikap biasa saja karena aileen biasa di perlakukan seperti itu.
"sayang bukannya itu aileen? oh jadi dia juga datang"
"ia itu aileen" ucap galen.
"sayang seenaknya dia datang dengan laki-laki lain, padahal dia kan istri kamu" ersya sengaja memanasi galen. "kamu tunggu disini ya sayang aku mau kesana bentar."
ersya menghampiri aileen yang tengah duduk bersama dengan adrian.
"halo tuan adrian senang bertemu dengan anda"
adrian mengerutkan dahinya, pasalnya ia tidak mengenal dengan perempuan yang sedang menyapanya.
"maaf anda mengenal saya?" ucap adrian
"tentu tuan siapa yang tidak mengenal pengusaha seperti anda, tapi sayang sekali tuan selera anda sangat di bawah standar dengan membawa gadis bisu seperti aileen"
"jaga kata-katamu nona, dan anda ternyata mengenal aileen?"
semua mata tertuju kepada aileen ketika ersya menyebutnya bisu. seketika hal itu membuat aileen bersedih.
"tapi itu kenyataannya kan tuan dia memang tidak bisa bicara, apa namanya kalau bukan bisu tuan" ersya tersenyum miring.
melihat hal itu raven galen dan juga maureen datang menghampiri ersya.
"ersya hentikan" ucap galen
"tenang sayang aku hanya memberinya pelajaran supaya dia tidak kurang ajar sama kamu" ucap ersya.
'Oh jadi ini perempuan yang akan pria ini nikahi setelah menceraikan aileen, bodoh!' batin adrian.
"maaf nona, tolong jaga sikap anda."adrian sesekali melirik ke arah aileen dengan wajah datarnya.
Mengetahui ekspresi aileen raven ingin membelanya namun maureen melarang raven, dan dengan bodohnya raven menuruti maureen begitu saja.
"dan satu lagi, perempuan ini berlaga sok lugu hanya untuk menipu pria pria kaya seperti tuan adrian."
"oh jadi menurutmu menyukai aileen itusebuah tipuan?"
"tentu saja tuan, dan asalkan kalian tau galen calon suami saya di nik-"
"hentikan ersya, apa kamu ingin semua orang tau kalau kamu berpacaran dengan suami orang" lirih galen namun sedikit menekankan kata-katanya.
akhirnya ersya menghentikan semua ocehannya.
"saya tegaskan, walaupun aileen tidak bisa berbicara. namun hatinya sangat baik bahkan mungkin nona ersya saja tau apa kebaikan aileen yang di berikan kepadanya." adrian lalu mendekatkan dirinya dan berbisik kepada ersya "bahkan dia mengizinkan suaminya untuk membawa anda ke acara sebesar ini" adrian memundurkan badannya dan menarik aileen keluar ruangan dengan senyum yang tersunghing di bibirnya.
raut wajah ersya sangat kesal ketika mengetahui bahwa adrian sudah tau bahwa pacarnya adalah suami dari aileen.
_
Aileen duduk di dalam mobil adrian dengan wajah datarnya.
"kenapa kamu tidak memintanya menceraikanmu sekarang aileen, dia jelas-jelas mengkhianatimu" ucap adrian.
'ada hati yang harus aku jaga tuan, yaitu mama dan papa' tulisnya singkat.
"apa kamu tidak cerita dengan orangtuamu, dan setauku orang tua tidak akan membiarkan anaknya terluka dengan pernikahannya!" ucap adrian.
"orang tua ku..." aileen menatap dalam-dalam mata adrian begitupun dengan adrian yang tak kalah menatap lekat manik mata aileen..
.
.bersambung
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments