Aileen turun dari mobil dengan kaki sedikit pincang, sedangkan Galen memperhatikan kedatangan aileen dari jendela kamarnya yang berada di lantai atas.
ketika aileen telah sampai di ruang tengah, Galen menemui aileen. "dari mana kamu ai?"
'pulang kerja kak'
"siapa orang yang mengantarmu tadi, dan siapa yang menerimamu menjadi pegawainya."
'aku kerja menjaga seorang nenek dari orang yang mengantarku tadi kak'
"apa kamu lupa, kamu itu seorang istri. tidak sepantasnya pulang dengan laki-laki lain!"
'apakah dia lupa dengan apa yang dia lakukan selama ini?' batin aileen.
"kenapa diam, apa kamu tidak bisa mejawabnya?"
'aku hanya menggormatimu sebagai suamiku kak, tolong jangan paksa aku untuk melawanmu'
"apa maksudmu berkata seperti itu ai?"
'coba kak galen ingat, siapa yang selama ini mengajak kekasihnya pulang kesini?' aileen berlalu ke kamarnya tanpa menghiraukan galen yang berdiri di hadapanya.
Galen memandang aileen hingga tidak terlihat lagi. "benar dengan ucapan aileen, meskipun aku tidak mencintainya aku tidak pantas memperlakukannya seperti itu" lirih galen merutuki dirinya sendiri.
keesokan harinya galen dan raven duduk di kursi makan dengan sarapan yang sudah di siapkan oleh aileen.
raven memandangi kamar aileen dari bawah, dan sesekali menyantap makanannya. ketika aileen menjruni tangga dengan pakaian yang cukup rapi membuat dahi raven berkerut.
"ai kamu mau kemana pagi-pagi seprerti ini sudah rapi begitu"tanya raven.
'hari ini hari pertamaku bekerja sebagai pengasuh oma dari bosku kak raven'
"jadi kamu bekerja ai, lebih baik kamu jangan bekerja ai, aku yang akan tanggung jawab dengan semua kebutuhannmu"
mendengar ucapan dari raven membuat galen menghentikan aktivitas makannya sejenak, namun ia melanjutkannya kembali.
'keluarga kalian sudah merawatku sejak dulu, dan aku tidak tau malunya selalu merepotkan mama dan papa. kini saatnya untukku mengurangi beban kalian. dan untuk masalah tanggung jawab, biar suamiku kelak yang akan tanggung jawab atas hidupku. itupun kalau ada seorang pria yang benar-benar menerimaku dalam keadaanku seperti ini' tulis aileen panjang lebar.
"kenapa kamu membesarkan ucapan raven aileen, dan untuk suami. aku ini masih suami kamu, apakah pantas jika kamu membahas calon suami di hadapanku?" ucap galen dengan suara yang meninggi, hal itu membuat aileen semakin merasa lelah dengan kehidupannya.
"kak, jangan terlalu kerasa dengan aileen. apa yang di katakan aileen itu tidaklah salah. kakak sudah memutuskan untuk menceraikannya kan dengan menikahi ersya"
"jangan ikut campur urusan rumah tanggaku raven, aku harap kamu tau batasanmu"
aileen memegang tangan suaminya lalu mencium tangan suaminya 'aku berangkat kerja kak, tolong jangan bertengkar dengan kak raven. dan aku lakukan ini, karna kakak masih suamiku' aileen pun berlalu pergi dengan kakinya yang sedikit ia seret karena rasa sakit.
"aku tidak menyangka bubunganku dengan aileen akan seperti ini, padahal aku menganggapnya seperti adikku sendiri" tutur galen.
"kak galen, tolong jangan ajak ersya kesini. kalaupun kalian ingin bertemu, bisakan kalian mencari tempat lain tanpa harus menunjukkannya di hadapan aileen" raven lalu pergi ke kantor lebih dulu. sedangkan galen masih termangu memikirkan ucapan aileen. sesaat ia merasa sesak mendengar aileen menyebut calon suami di hadapannya.
▪▪▪▪▪
Aileen sangat bingung ketika melihat banyak koper berada di halaman rumah milik Adrian, aileen segera mendatangi oma yang terduduk di dekat koper.
'ada apa ini oma?'
"ini sayang, hari ini oma harus keluar negeri untuk berobat."
'lalu oma disana dengan siapa, apa dengan tuan adrian?'
"oh oma disana akan tinggal di rumah anak oma, orangtua adrian!"
oma lalu berpamitan dengan aileen untuk pergi ke bandara dengan di antar oleh adrian.
cukup lama aileen menunggu di rumah tersebut menunggu kedatangan adrian, dan akhirnya adrian pun datang.
"kamu masih disini?" ucap adrian.
'iya tuan, tuan apakah hari ini saya akan di pecat?'
"siapa yang akan memecatmu. karna oma tidak di rumah mulai hari ini kamu harus membersihkan rumah ini. dan untuk masalah gaji kamu tenang saja, aku akan membayar sesuai dengan pekerjaanmu." seru adrian.
Adrian mengajak aileen untuk masuk ke rumahnya. adrian mulai menjelaskan semua pekerjaan yang harus aileen kerjakan.
"mulai hari ini kamu harus merawat rumah ini seperti rumahmu sendiri, karena semua pembantu sudah bekerja di rumahku yang ada di kota A. dan disini kamu yang harus mengerjakannya." ucapan Adrian di angguki dengan aileen.
'tapi tuan, sampai jam berapa saya akan bekerja?'
"tunggu aku pulang kantor, baru kamu boleh pulang"
'oh baik tuan'
seharian penuh aileen di sibukkan dengan kegiatan membereskan rumah, sekitar pukul enam sore aileen mulai memasak untuk majikannya. tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, banyak panggilan masuk yang tidak terjawab di ponselnya karena aileen tertidur hingga adrian pulang aileen masih terlelap di meja makan.
Adrian hanya melewati aileen dan sesaat ia turun dengan pakaian santainya. adrian akhirnya ingin membangunkan aileen, namun seketika perhatiannya tersita saat melihat airmata yang mengalis di pelupuk mata aileen. "ada apa dengannya, apa yang sebenarnya ia alami"
merasa ada yang mengamatinya aileen membuka matanya dan pandangannya bertemu dengan pandangan adrian seketika aileen menunduk.
'tuan sudah pulang, biar aku siapkan makanannya tuan'
aileen menyiapkan makanan untuk adrian, adrian menikmati makanan itu "masakanmu lumayan enak"
adrian segera menghabiskan semua makanannya, aileen pun pulang.
di sepanjang jalan aileen melirik kiri kanan mencari taksi namun tidak ada taksi yang melintas.
akhirnya aileen memutuskan untuk berjalan kaki, rumahnya cukup jauh dengan rumah adrian. di tengah perjalanan aileen di cegat oleh beberapa laki-laki yang kelihatannya berniat buruk dengan aileen.
"hai cantik sini sama abang"ucap salah satu pria.
"sepertinya dia bisu boss, ini kesempatan bagus."
Aileen berlari sekuat tenaga, namun pria-pria itu lebih cepat. dua orang memegangi aileen dan yang satu berusaha mencium aileen.
bugh...
seseorang memukul pria itu, orang itu menghajar semua pria itu. walaupun orang itu terkena pukulan salah satu pria namun orang itu membalas dengan seketika pria-pria itu lari terbirit-birit.
melihat aileen sangat ketakutan membuat pria itu mendekat "aileen ini aku galen tenanglah." aileen masih tetap histeris, melihat hal iti galen menarik aileen kedalam pelukannya.
saat itu hujan turun dan membuat aileen dan galen berpelukan dalam guyuran hujan.
aileen mendongak menatap galen yang menatapnya cemas. "tenang ai ini aku, mereka tidak akan menganggumu lagi"
Galen membawa aileen kedalam mobil, saat di perjalanan aileen terserang demam. hal itu membuat galen cemas.
Galen membopong tubuh aileen ke dalam rumah, saat itu raven sudah menubggu di ruang tengah.
"ada apa dengan aileen kak?"
"tadi aileen di cegat preman, dan sekarang tolong siapkan kamar aileen"
galen membaringkan aileen yang tidak sadarkan diri. "rav tolong panggilkan bi arum untuk mengganti pakaian aileen, aku juga akan mwnggantibpakaianku dulu."
setelah bi arum selesai menggantibpakaian aileen, raven langsung menemani aileen. galen yang melihat itu segera menggantikan posisi raven.
"oke kalo gitu aku harus pergi dulu kak, tolong rswat aileen dengan baik" ucapan raven hanya di balas dengan dehaman oleh galen.
"aileen bangunlah kamu harus minum obat"
sayup-sayup suara yang aileen dengar membuatnya tersadar. tanpa ia sadari ia memeluk galen dan mulai menitikkan airmata.
galen yang menyadari hal itu segera menangkupkan tangannya di wajah aileen dan menatap dalam aileen.
.
.
bersambung.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments