Hari ini seperti biasa aileen menyiapkan makan untuk galen dan raven. namun kali ini ada yang berbeda di meja makan.
saat aileen tengah sibuk menyiapkan makanan, ersya dengan enaknya duduk di sebelah galen dan bergelayut manja.
'sabat aileen, kamu memang istrinya. tapi kamu bukan siapa-siapa di hatinya'
"aileen tolong ambilin itu dong, aku mau makan itu" ersya menunjuk ayam goreng yang berada di dekat galen.
"sayang, kamu gak perlu nyuruh aileen. kamu bisa minta tolong sama aku untuk di ambilin ayam goreng." Galen memang seseorang yang dingin, namun ia selalu bersikap hangat dengan seseorang yang ia sayangi seperti ersya.
"ayo kamu duduk ai, biar aku ambilkan. dan kalian, bisa enggak si ga usah bermesraan disini." raven menatap sinis ke arah ersya.
"calon adik ipar, mending kamu ngaca! dulu aja kamu ninggalin aileen karena dia bisu dan kamu punya pacar yakan? jadi kamu gak perlu nyindir kami"ucap ersya.
"sya, tolong jaga sikap kamu" ucap galen.
sontak suasana menjadi hening, kini hati aileen semakin nyeri melihat ersya yang semakin menunjukkan kemesraan dengan galen.
setelah selesai dengan pekerjaan rumahnya, aileen segera bergegas untuk pergi ke kantor. namun setelah sampai kantor ia menerima sebuah surat pemecatan secara sepohak di surat te4sebut terselip tulisan tangan maaf ai aku harus memecatmu, karena banyak karyawan yang protes dengan masuknya dirimu. aku tidak ingin para pegawaiku pergi hanya karna memperkerjakanmu. kamu jangan khawatir, walaupun kami tidak bekerja aku akan tetap mnafkahimu meskipun nantinya kita akan bercerai.
Tangisan aileen pecah, ia memukul-mukul dadanya untuk mengurangi rasa sesak yang ia rasakan karena suaminya sendiri yang memecatnya.
'ya robb aku harus mencari pekerjaan dimana'
aileen mulai mencari pekerjaan, ia melamar pekerjaan dari pintu ke pintu namun tidak satupun tempat yang mau memperkerjakannya.
Hingga saat ia berjalan pulang ia menemukan seorang perempuan yang usianya sudah tidak mudah duduk di tepi jalan dengan kaki yang terluka.
aileen segera menulis sesuatu di noye yang biasa ia bawa. "nenek ada apa, apa yang terjadi?"
"nenek menunggu cucu nenek, tapi tadi ada seseorang yang menyerempet nak"
aileen membawa nenek itu ke sebuah klinik terdekat dengan uang yang ia bawa.
' oh iya nek, sebaiknya nenek hubungi cucu nenek untuk lebih cepat, takutnya nanti terjadi hal-hal seperti tadi'
" iya nak, oh iya namamu siapa sayang?"
'Aileen nek. maaf sebelumnya aileen harus pergi karna takutnya suami aileen mencari nek. nenek hati-hati ya' aileen lalu pergi minggalkan perempuan itu dan selang beberapa menit seorang oria yang tinggi dan wajah rupawan datang menghampiri nenek itu.
"oma.. oma kenapa sampai seperti ini?"
"ini semua salah kamu Adrian tadi seseorang menyerempet oma dan untung saja ada perempuan baik yang menolong oma"
"iya oma maafin Adrian ya, dan siapa yang menolong oma?"
"dia seorang perempuan yang sangat cantik dan baik hati, dia tidak bisa berbicara. oma sangat menyukai gadis itu" oma tersenyum ketika membayangkan senyum di wajah aileen.
▪▪▪▪▪
Aileen sampai di rumahnya cukup larut karena harus berjalan kaki, uag yang ia bawa sudah habis untuk berobat nenek yang ia tolong.
Aileen masuk rumahnya dengan rasa penat yang ia rasakan karena harus berjalan berkilo-kilo meter. seperti biasa mata yang lelah di suguhi pemandangan yang sangat menguras perasaannya.
aileen mendapati suaminya yang duduk di sofa ruang tengah dengan seorang gadis yang tidur beralaskan paha suaminya di bawah kepalanya dan sesekali bercanda manja membuat relung hatinya semakin nyeri.
'kita memang menikah bukan berdasarkan cinta, tapi hati ini sakit melihat hal itu'
"ai kamu baru pulang? dan kamu terlihat sangat letih" raven mendudukan aileen ke sofa dekat galen dan juga ersya.
Raven membawa segelas air putih untuk aileen. "kamu minum ini"
"oh iya ai kenapa aku tidak mrlihatmu di kantor seharian ini?"tanya raven
aileen lalu menyodorkan surat pemberhentian krjanya. sontak mata raven terbelalak, aileen yang lupa membuang surat dari galen pun panik dan segera merebut dari tangan raven.
Raven lalu berdiri dan memukul meja yang ada di depan galen seketika membuat ersya terkejut.
"apa yang kamu lakukan raven?" ucap galen dengan nada suara yang cukup tinggi.
"apa kak galen gila, kakak melakukan ini pada aileen di kantor?"
"lalu apa bedanya dengan apa yang kamu lakukan di saat hari pernikahan?"
raven terdiam mendengar ucapan Galen dan menunduk. Raven berlutut di hadapan aileen. aileen yang melihat itupun mengernyitkan dahinya.
raven meraih kedua tangan aileen, aileen hendak melepas tangan raven namun raven menahannya. "dari awal memang aku yang bersalah maafkan aku ai, aku memang tidak bisa menikahimu. tapi aku tidak bisa melihatmu seperti ini"
'tidak papa ini memang sudah biasa bagiku kak, kalian jangan bertengkar. aku janji tidak akan menyulitkan kalian' aileen lalu memutuskan untuk pergi ke kamarnya. membaca tulisan dari aileen membuat raven dan galen merasa sedikit bersalah.
"benar kata aileen kan sayang.. kalian berdua tidak perlu memikirkannya" tukas ersya.
keesokan harinya pagi-pagi sekali aileen menyiapkan makanan. tanpa menunggu Galen dan Raven, Aileen pergi untuk mencari pekerjaan.
Aileen membawa segala yang di butuhkan untuk melamar pekerjaan, namun lagi dan lagi tidak ada satupun orang yang menerimana dengan beralasan kondisi aileen yang kesulitan berbicara.
peluh yang menetes membasahi wajah aileen, ia memutuskan untuk berjalan kaki supaya lebih mudah untuk mencari pekerjaan. hingga ia membaca pamflet tentang saeorang yang mencari perawat untuk orangtua.
'Apa sebaiknya aku mendaftar kesini saja?" akhirnya aileen mencoba untuk mendaftar meskipun pendidikannya yang tinggi namu keadaannga yang mengharuskannya untuk bekerja sebagai perawat.
sudah banyak orang yang menubggu di halam rumah yang sangat mewah itu, aileen menginjakkan kaki di meja pndaftaran.
"nak aileen" seseorang memanggil nama aileen dan seketika aileen menoleh ke sumber suara itu.
Aileen mengukir senyum di wajahnya mendapati seseorang yang pernah ia temui.
"Adrian.. oma udah mutusin buat memperkerjaka nak aileen saja untuk menemani oma di rumah"
"apa oma yakin?" ucap adrian yang baru datang.
" iya oma yakin sayang.."
pandangan adrian meneliti seorang gadia yang berdiri di hadapannya "apa dia yang menolong oma waktu itu?"
"iya adrian, tolong turuti permintaan oma!"
"baik kalo itu keputusan oma"
'terima kasih pak anda sudah memberi kesempatan saya untuk bekerja disini' tulis aileen.
karena sudah ada yang terpilih, kini semua pelamar dipersilahkan untuk pergi. dan kini adrian membawa aileen ke ruangannya untuk interview.
"apa kamu sudah menikah?"
'Sudah pak, saya sudah menikah'
"tolong jangan panggil saya pak saya sama kamu ini sepertinya todak terpaud jauh"
'baik tuan adrian'
"begitu lebih baik!"
Adrian memperhatikan aileen dengan seksama "melihat penampilanmu sepertinya kamu berasal daei keluarga yang berada, tapi kenapa kamu harus bekerja seperti ini?"
'sebenarnya saya hanya ingin tidak terlalu menyulitkan keluargaku, dan saya harus mencari pekerjaan seperti ini tuan. saya sudah banyak melamar pekerjaan, tapi seperti yang tuan ketahui mereka tidak bisa mempekerjakan orang bisu seperti saya'
terselip perasaan iba yang adrian rasakan, sungguh tidak adil dunia bagi orang-orang seperti aileen.
setelah dirasa cukup akhirnya adrian mengizinkan aileen mulai bekerja. namun saat menuruni tangga tiba-tiba aileen melihat oma hampir tertimpa figura yang terjatuh dan dia berlari untuk menyelamatkan oma sehingga figura itu sempat menimpa kakinya.
"sayang kamu baik-baik aja?"
aileen me gangguk dengan mengukir senyum untuk tidak membuat oma khawatir.
Adrian segera menghampiri aileen, ia tau kalau saat itu aileen tengah kesakitan "oma, baik-baik aja kan?"
"iya adrian oma baik-baik saja tapi sepertinya nak aileen terluka, tolong kamu obati dia"
sebenarnya saat itu aileen sudah menolak, namun adrian tetap mengobati kaki aileen yang terluka.
.
.
.bersambung
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 78 Episodes
Comments
Wardah Juri
bagus ceritanya menarik
2022-10-19
1