Part 4

Seperti biasa di pagi hari aileen bangun lebih dulu untuk menyiapkan sarapan. aileen terlihat sangat sibuk berkutat dengan sayuran di meja dapur.

Saat itu Raven mendatangi aileen, "ai boleh aku bantu?"

'gak perlu repot-repot kak,aileen bisa' tulis aileen dan melanjutkan masaknya.

walaupun sudah menolak raven bersikeras untuk membantu, namun tiba-tiba perhatiannya tersita yang melihat wajah pucat sedikit berkeringat. raven lalu mengusap keringat yang ada di wajah aileen dengan tangannya. aileen terkejut mendapat perlakuan itu dari raven dan sedikit memundurkan wajahnya dari jangkauan raven.

"tunggu dia cerai dariku kalau memang kamu menyukai aileen raven." seloroh galen mengagetkan aileen dan juga raven.

"apa maksud dari kata-kata kak galen, aku hanya membantu aileen mengelap keringatnya." raven melirik ke arah aileen yang terlihat semakin lemah. "apa kak galen gak lihat, aileen itu sakit kak. coba kakak lihat wajah aileen itu pucat dan berkeringat" tambah raven.

Galen yang mendengar ucapan raven segera mengecek suhu tubuh aileen dan terlihat sedikit cemas.

"ai kamu sakit? lebih baik kamu istirahat di kamar" perhatian ini sering di berikan galen saat mereka belum menikah, tapi karena pernikahan itu membuat galen semakin menjauhi aileen dan lebih banyak waktu yang ia habiskan untuk ersya.

'aku gak papa kak, oh iya kalian silahkan duduk sebentar lagi akan aku sajikan makanannya' tulis aileen

"tapi ai bener apa yang di katakan kak galen, kamu harus istirahat." aileen menggelengkan kepalanya dan tersenyum tipis menanggapi ucapan raven.

akhirnya aileen tetap berangkat kerja dengan menaiki taksi. setelah sampai di rumah adrian, aileen langsung menyiapkan sarapan untuk adrian. sampai aileen menyelsaikan pekerjaannya adrian tidak kunjung turun dari kamarnya, dan akhirnya aileen memutuskan untuk mendatangi adrian di kamarnya.

toktok...

beberapa kali aileen mengetuk pintu kamar adrian, namun tidak ada sahutan dari adrian hingga kenop pintu kamar terbuka dengan sendirinya. 'gak di kunci?'

dengan ragu-ragu aileen memasuki kamar adrian, saat itu ia melihat adrian yang sedang menggigil.

aileen segera menyelimuti adrian, setelah itu ia berinisiatif untuk membuatkan sup untuk adrian.

setelah aileen telaten merawat adrian, akhirnya tubuh adrian sudah tidak menggigil dan ia mulai bangkit dan duduk di ranjangnya.

'tuan silahkan makan supnya supaya tuan lebih baik lagi'

"makasih aileen kamu sudah merawatku, padahal ini bukan termasuk pekerjaan kamu"

'tapi ini tugas setiap manusia untuk menolong sesama tuan' tulis aileen

'bukan hanya cantik parasnya, tapi ternyata hatinyapun baik' batin adrian sembari menghabiskan sup yang di buatkan oleh aileen.

"tapi aileen, apa kamu sakit? kamu terlihat sangat pucat!" adrian menyadari keadaan aileen yang kurang sehat dan ia segera mengecek suhu bandan aileen dengan menyentuh dahi aileen.

hal itu membuat aileen merasa canggung karena tuan yang biasanya bersikap dingin hari ini begitu perhatian dengan aileen.

'tidak apa-apa tuan ini hanya demam biasa, kalau begitu saya permisi kebawah tuan' ucapan aileen di angguki oleh adrian.

setelah merasa cukup baik adrian bersiap untuk pergi ke kantornya,. saat ia menuruni tangga, adrian melihat aileen yang sudah tergeletak di atas lantai.

"aileen kamu kenapa?" adrian sangat cemas melihat keadaan aileen. ia segera membawa aileen ke salah satu rumah sakit terbesar.

setelah aileen di periksa, adrian segera menemani aileen di dalam ruangan.

"bagaimana keadaan aileen dok?"

"asam lambung aileen naik tuan, tolong anda jaga istri anda supaya tidak terlalu lelah. kalo begitu saya permisi" dokter itu pergi tanpa mendengar penjelasan adrian.

"dia bukam istriku dok"lirih adrian melihat kepergian dokter.

saat itu galen dan raven datang karena sudah di hubungi oleh adrian.

"aileen.. apa yang terjadi denganmu?" ucap galen meraih jemari aileen yang masih tidak sadarkan diri.

"aileen sakit asam lambung" sahut adrian

"benarkan apa kataku kak galen, aileen itu sakit!"

"jadi anda boss istriku?"

"benar saya bossnya" ucap adrian datar.

"kenapa anda memperkerjakan istri saya, anda taukan istri saya itu tuna wicara seharusnya anda jangan menerimanya"

"kenapa anda marah tuan galen, seharusnya anda berpikir. kenapa istri dari pengusaha kaya seperti anda harus mencari pekerjaan sebagai pengasuh nenek saya?" ucapan adrian membuat galen tersentak begitupun dengan raven.

"itu pasti karna kakak yang mau menceraikan aileen dan ingin menikahi ersya!" seru raven.

"diam raven"

"oh jadi anda suami yang sangat tidak menyayangi istrinya, suami macam apa anda? saya yang baru mengenal aileen tau bahwa aileen adalah perempuan yang dangat baik, tapi kenapa anda ingin menyia-nyiakan aileen?" timpal adrian.

"anda tidak tau mengenai rumah tangga saya, sebaiknya anda diam. dan satu lagi mulai hari ini aileen berhenti bekerja"

"saya hanya menerima pengunduran diri jika itu aileen yang mengatakannya."

Galen merasa geram dengan sikap adrian dan ingin memukulnya, namun raven segera menghentikannya.

"jangan berkalahi kak, lihatlah keadaan istrimu"

"kalau begitu saya permisi, tolong jaga kakak iparmu" adrian berlalu pergi dan menepuk pundak raven.

setelah adrian keluar ruangan, raven segera mendekati galen. "kamu lihat kak, bossnya aileen sangat tampan. dan sepertinya dia menaruh perhatian lebih kepada aileen, kakak harus waspada!"

Galen hanya terdiam mendengarkan adiknya yang sedari tadi mengoceh tentang adrian dan sesekali menatap aileen yang terlihat begitu lemah berbaring di atas ranjang rumah sakit .

'Apa benar kamu seperti ini karena aku ai? dan apa ia lelaki itu menaruh hati padamu?'

.bersambung

.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***