Bab 3 Kenangan masa kecil

" Um... yummy... masakan nenek emang selalu enak! " ujar Jimy mengambil lagi satu paha ayam yang tersisa.

" Aku setuju! ah.... sudah lama aku tidak makan seenak ini " balas Ratna mengingat bagaimana ia menghabiskan waktu lima tahun tanpa menikmati makanan.

" Jadi, dimana kalian sekolah? apa kalian sekolah di tempat yang sama? " tanyanya yang tak ingin kembali larut dalam kesedihan.

" Hmm, bahkan kami satu kelas " jawab Ardi.

" Benarkah? astaga....kalian benar-benar tidak terpisahkan "

" Kau sendiri, bagaimana dengan sekolahmu? kau akan pindah ke sekolah mana? " tanya Jimy.

" Entahlah, aku belum bicara dengan ayahku " akuinya.

" Saat kecil kami begitu dekat tapi setelah lima tahun berlalu tanpa pernah berjumpa, tiba-tiba aku kembali dalam keadaan seperti ini... rasanya aku seperti orang asing " lanjutnya.

Entah apa sebab kecanggungan antara ayah dan anak itu, Ratna selalu merasa sikapnya tak pernah berubah hanya saja ia akui memang ia tak bawel seperti dulu. Mungkin itu akibat tekanan yang ia alami selama ini, ayahnya juga seolah memperlakukannya sebagai tamu.

" Hei kau punya handphone? " tanya Jimy tiba-tiba.

" Kenapa? apa kau punya? " tanya balik Ratna.

Jimy tersenyum dan mengeluarkan sebuah handphone baru dari dalam sakunya.

Waahhh......

Kekaguman nampak jelas di raut wajah ketiga sahabat itu.

" Apa ini keluaran terbaru? " tanya Amus.

" Aku juga kurang tahu, tapi kakak ku yang membelikannya. Ini adalah hadiah dari gaji pertamanya "

" Ah kau sangat beruntung, kau punya kakak yang baik " ujar Ratna iri.

" Hei... kita menuju masa milenial, kita harus memiliki barang-barang seperti ini " ujar Jimy.

" Kau benar, hampir semua teman kelas kita memilikinya " ucap Ardi setuju.

Hhhhhhhh

" Jangankan handphone Sony Ericsson atau Nokia, Nintendo pun aku tak punya " keluh Ratna.

" Jangan sedih kau bukan satu-satunya yang miskin di sini " ujar Ardi sambil menepuk pundak Ratna.

" Bisakah kita bermain kelereng seperti dulu? atau membuat pedang dengan pelepah pisang? jujur aku merindukan hal itu ".

Hahahahah

Ucapan Ratna itu tentu mengundang tawa mereka semua, lima tahun sudah berlalu dan kini mereka baru saja duduk di kelas tiga SMP.

Tahun 1995 pasangan suami istri membawa bayi ke rumah mereka dan memberitahu bahwa nama bayi itu adalah Amus Ali Asegaf putra sulung mereka, di tahun yang sama bulan Mei dengan bantuan dukun beranak lahir seorang putri di rumah yang di beri nama Ratna Mangalih.

Tiga bulan kemudian tangisan seorang bayi di tengah malam memberitahu dunia bahwa anak kedua dari pasangan suami istri telah lahir dengan nama yang cukup singkat yaitu Jimy. Di akhir tahun dari pasangan suami istri yang sudah 10 tahun menanti kehadiran buah hati akhirnya lahirlah bayi tampan dan di beri nama Ardi Saputra.

Empat anak lahir di tahun yang sama dan bertetangga membuat ke empat anak itu menjadi teman masa kecil, meski samar tapi Ratna ingat saat ia masih duduk di bangku sekolah dasar.

Amus yang rumahnya paling pojok pagi-pagi sekali akan berteriak di depan rumahnya dan mengajaknya pergi ke sekolah bersama, setelah itu orangtua Ardi dan Jimy akan memintanya untuk mengikutsertakan Ardi dan Jimy agar mereka ada teman di jalan.

Setelah pulang sekolah waktu luang yang mereka punya akan di habiskan dengan bermain, entah itu petak umpet, main bola, kelereng, atau peperangan dengan menggunakan senjata yang mereka buat sendiri.

Ratna satu-satunya anak perempuan di sana tak pernah keberatan jika harus mengikuti permainan anak laki-laki, meski terkadang ia terluka dan merepotkan semua orang.

" Hei apa pohon asam di dekat rumah kosong masih ada? dulu kita sangat suka mengambil asam yang bertebaran di tanah " ujar Ratna teringat masa kecil.

" Sudah di tebang, bahkan rumah kosong itu juga sudah di ratakan. Ada pembangunan proyek di sana, jika tak salah akan di buat perumahan " jawab Ardi.

" Ah sayang sekali, padahal aku ingin pergi ke sana "

" Kau mau apa? " tanya Amus heran.

" Aku ingin buah asam "

" Ha.... kau tinggal beli di pasar "

" Itu beli! aku ingin gratis! "

" Kau cari di dapur ku " tukas Amus dengan wajah dingin.

Ratna mengerutkan bibinya, jika di luar ia bisa nampak manis maka di depan Amus ia hanya gadis kecil yang selalu menyebalkan. Apa pun yang di lakukan atau di katakan olehnya entah mengapa selalu mengundang omelan dari Amus.

" Memangnya kakak mu kerja di mana Jim? " tanya Ratna.

" Oh setelah lulus S1 dia mengajar di SMA, meski honorer tapi karena sekolah itu termasuk ke dalam sekolah favorit jadi gajinya lumayan "

" Kau benar-benar beruntung, orangtua mu pemilik restoran di pusat kota sekarang kakak mu jadi guru. Seumur hidup rasanya kau tidak akan kekurangan apa pun "

" Jangan begitu, terkadang aku kesepian karena mereka semua sibuk bekerja. Aku juga di tuntut harus pintar agar bisa mewarisi usaha keluarga, beban itu sudah cukup berat untuk ku "

" Setidaknya kau tetap tidak kekurangan, beda dengan ku yang hanya mengandalkan uang pengsiun ayahku " tukas Ardi.

" Setidaknya setiap bulan keluarga mu ada pemasukan, jika di pikir lagi akulah yang paling sengsara. Sekarang ibuku sudah meninggal, ayah ku pun hanya seorang tukang servis kursi yang kadang ada kerjaan kadang tidak " sergah Ratna.

Mereka terdiam, sebab ucapan Ratna benar adanya, dengan rasa bersalah Jimy mengembalikan sepotong paha ayam yang sudah ia gigit.

" Makanlah " ujarnya pelan.

" Kau mau ku pukul? " ucap Ratna sambil mengepalkan tangan.

Hhhhhhh

" Jika di pikir-pikir Amus lah yang paling beruntung, ayahnya bekerja sebagai satpam di bank dan ibunya karyawan pabrik. Meski di tinggal kerja kau masih punya nenek yang merawatmu dan menemani mu " lanjutnya sambil melirik.

Tak ada ucapan yang keluar dari mulut Amus untuk menjawab pernyataan itu, ekspresinya juga tetap dingin tak berubah.

" Bahkan sejak kecil saat bermain kerajaan dia selalu menjadi Rajanya, benar-benar berkharisma sejak lahir " tukas Jimy.

" Dan aku adalah putrinya yang manis " teriak Ratna tersenyum lebar.

" Itulah yang aku sesali, kenapa dulu kau selalu menjadi putri hanya karena kau satu-satunya anak perempuan di sini padahal kau bisa berperan sebagai penyihir, itu lebih cocok untuk mu! " ujar Amus.

" Apa? katakan sekali lagi aku akan membunuhmu! " teriak Ratna.

Aw aw.....

Hahahhaha

Beberapa pukulan benar-benar di layangkan oleh Ratna membuat gelak tawa untuk Ardi dan Jimy, sejak dulu bagi mereka hal yang paling lucu adalah saat Ratna dan Amus bertengkar.

" Hei sudahlah, lima tahun tidak bertemu satu-satunya yang bisa kalian lakukan hanya bertengkar " ujar Ardi melerai.

" Oh sudah hampir sore, aku harus pulang jika tidak ibuku akan marah melihat seragam ini belum ku ganti " ucap pula Jimy melirik jam dinding.

" Kau juga sebaiknya pulang, besok ada ujian aku harus belajar " kata Amus beranjak dari tempat duduknya.

" Baiklah aku pulang, dah.... " balasnya melambaikan tangan.

Episodes
1 Bab 1 Awal cerita
2 Bab 2 Bertemu teman masa kecil
3 Bab 3 Kenangan masa kecil
4 Bab 4 Kebenaran yang terkuak
5 Bab 5 Sekolah baru
6 Bab 6 Catatan
7 Bab 7 Payung penyelamat
8 Bab 8 Perjanjian dan julukan
9 Bab 9 Surat Cinta
10 Bab 10 Keputusan
11 Bab 11 Salah Paham
12 Bab 12 keputusan ke dua
13 Bab 13 Trauma seorang ayah
14 Bab 14 Harta paling berharga
15 Bab 15 Anak pungut
16 Bab 16 Minggat
17 Bab 17 Antara Teman dan Pacar
18 Bab 18 Wajah Tidur
19 Bab 19 Sentuhan yang menciptakan rasa takut
20 Bab 20 Maaf dan termaafkan
21 Bab 21 Pengkhianatan
22 Bab 22 Hari Baru Yang Bahagia
23 Bab 23 Sang kakak
24 Bab 24 Awal Perubahan
25 Bab 25 Setengah Kebenaran Yang Membuat Pembatas
26 Bab 26 Ujian Persahabatan
27 Bab 27 Berawal Dari Les
28 Bab 28 Ujian Semester Satu
29 Bab 29 Rencana Liburan
30 Bab 30 Pencuri
31 Bab 31 Hujan Di Pekan Raya
32 Bab 32 Anak Yang Bisa di Andalkan
33 Bab 33 Anting-anting
34 Bab 34 Insiden Penangkapan
35 Bab 35 Kegelisahan Ibu
36 Bab 36 Buah Tangan
37 Bab 37 Puisi Patah Hati
38 Bab 38 Berdamai Dengan Hati
39 Bab 39 Liburan
40 Bab 40 Liburan (bagian 2)
41 Bab 41 Ujian Nasional
42 Bab 42 Mengulang
43 Bab 43 Ujian Ke Dua
44 Bab 44 Perpisahan
45 Bab 45 Suasana Baru
46 Bab 46 Perjuangan
47 Bab 47 Upacara
48 Bab 48 Juara
49 Bab 49 Bahu Yang Nyaman
50 Bab 50 Pahlawan
51 Bab 51 Hadiah Untuk Master
52 Bab 52 Sandiwara
53 Bab 53 Layak
54 Bab 54 Kencan Ganda
55 Bab 55 Jujur Pada Diri Sendiri
56 Bab 56 Pesan Terakhir Dari Handphone Baru
57 Bab 57 Jodoh
58 Bab 58 Patah Hati
59 Bab 59 Momen Di Malam Tahun Baru
60 Bab 60 Hubungan Yang Lebih Dekat
61 Bab 61 Mak Comblang
62 Bab 62 Pernyataan Cinta
63 Bab 63 Harapan Yang Kembali
64 Bab 64 Kecupan Pangeran
65 Bab 65 Hati Yang Kembali Hancur
66 Bab 66 Mantan
67 Bab 67 Ditinggalkan
68 Bab 68 Surat Undangan
69 Bab 69 Hubungan Yang Rumit
70 Bab 70 CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali)
71 Bab 71 Momen Masa Liburan
72 Bab 72 Guru Baru
73 Bab 73 Kerja Kelompok
74 Bab 74 Status Setelah Putus
75 Bab 75 Pilihan Masa Depan
76 Bab 76 Pernyataan Cinta
77 Bab 77 Arsip Pribadi
78 Ban 78 Kencan Buta
79 Bab 79 Pilihan Terbaik
80 Bab 80 Cinta Pertama
81 Bab 81 Ratna
82 Bab 82 Kenyataan Yang Tersembunyi
83 Bab 83 Bucket Bunga
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 Awal cerita
2
Bab 2 Bertemu teman masa kecil
3
Bab 3 Kenangan masa kecil
4
Bab 4 Kebenaran yang terkuak
5
Bab 5 Sekolah baru
6
Bab 6 Catatan
7
Bab 7 Payung penyelamat
8
Bab 8 Perjanjian dan julukan
9
Bab 9 Surat Cinta
10
Bab 10 Keputusan
11
Bab 11 Salah Paham
12
Bab 12 keputusan ke dua
13
Bab 13 Trauma seorang ayah
14
Bab 14 Harta paling berharga
15
Bab 15 Anak pungut
16
Bab 16 Minggat
17
Bab 17 Antara Teman dan Pacar
18
Bab 18 Wajah Tidur
19
Bab 19 Sentuhan yang menciptakan rasa takut
20
Bab 20 Maaf dan termaafkan
21
Bab 21 Pengkhianatan
22
Bab 22 Hari Baru Yang Bahagia
23
Bab 23 Sang kakak
24
Bab 24 Awal Perubahan
25
Bab 25 Setengah Kebenaran Yang Membuat Pembatas
26
Bab 26 Ujian Persahabatan
27
Bab 27 Berawal Dari Les
28
Bab 28 Ujian Semester Satu
29
Bab 29 Rencana Liburan
30
Bab 30 Pencuri
31
Bab 31 Hujan Di Pekan Raya
32
Bab 32 Anak Yang Bisa di Andalkan
33
Bab 33 Anting-anting
34
Bab 34 Insiden Penangkapan
35
Bab 35 Kegelisahan Ibu
36
Bab 36 Buah Tangan
37
Bab 37 Puisi Patah Hati
38
Bab 38 Berdamai Dengan Hati
39
Bab 39 Liburan
40
Bab 40 Liburan (bagian 2)
41
Bab 41 Ujian Nasional
42
Bab 42 Mengulang
43
Bab 43 Ujian Ke Dua
44
Bab 44 Perpisahan
45
Bab 45 Suasana Baru
46
Bab 46 Perjuangan
47
Bab 47 Upacara
48
Bab 48 Juara
49
Bab 49 Bahu Yang Nyaman
50
Bab 50 Pahlawan
51
Bab 51 Hadiah Untuk Master
52
Bab 52 Sandiwara
53
Bab 53 Layak
54
Bab 54 Kencan Ganda
55
Bab 55 Jujur Pada Diri Sendiri
56
Bab 56 Pesan Terakhir Dari Handphone Baru
57
Bab 57 Jodoh
58
Bab 58 Patah Hati
59
Bab 59 Momen Di Malam Tahun Baru
60
Bab 60 Hubungan Yang Lebih Dekat
61
Bab 61 Mak Comblang
62
Bab 62 Pernyataan Cinta
63
Bab 63 Harapan Yang Kembali
64
Bab 64 Kecupan Pangeran
65
Bab 65 Hati Yang Kembali Hancur
66
Bab 66 Mantan
67
Bab 67 Ditinggalkan
68
Bab 68 Surat Undangan
69
Bab 69 Hubungan Yang Rumit
70
Bab 70 CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali)
71
Bab 71 Momen Masa Liburan
72
Bab 72 Guru Baru
73
Bab 73 Kerja Kelompok
74
Bab 74 Status Setelah Putus
75
Bab 75 Pilihan Masa Depan
76
Bab 76 Pernyataan Cinta
77
Bab 77 Arsip Pribadi
78
Ban 78 Kencan Buta
79
Bab 79 Pilihan Terbaik
80
Bab 80 Cinta Pertama
81
Bab 81 Ratna
82
Bab 82 Kenyataan Yang Tersembunyi
83
Bab 83 Bucket Bunga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!