Bab 2 Bertemu teman masa kecil

Ia semakin menambah kecepatannya berjalan setiap mencoba menengok ke belakang, ia tak pernah berani melakukannya tapi derap langkah itu terasa semakin dekat dan dekat hingga pada akhirnya ia yakin ia harus berlari.

Bruk

Aw...

" Ahh..... sakit... " erangnya memegang lutut yang seakan patah.

" Kalau jalan hati-hati! ini bukan jalan pribadi! " teriak seseorang yang masih berdiri tegak meski tak sengaja telah Ratna tabrak.

" Maaf.... " ujar Ratna mencoba bangkit.

" Kau....apa kita pernah bertemu? " tanya orang itu sambil memerhatikan wajahnya.

Waktu seakan berhenti begitu saja, Ratna mencoba mengingat sampai kenangan masa kecilnya kembali ke permukaan.

" Amus.... " panggilnya.

" Kau Ratna? " tanya orang itu.

Bukan senyuman yang pertama kali Ratna tunjukan, melainkan air mata. Tiba-tiba dipeluknya Amus dengan penuh rasa syukur, bertemu teman masa kecilnya di saat-saat yang berbahaya adalah anugerah Tuhan yang luar biasa.

" E-eh kenapa kau menangis? " tanya Amus yang kebingungan.

" Aku... sangat takut... " jawabnya masih membenamkan wajah di dada Amus.

Untuk beberapa saat meski bingung tapi Amus membiarkan Ratna tetap menangis dalam dekapannya, hingga air mata itu reda dengan sendirinya.

" Tadi ada seorang pria asing yang mengikuti ku, aku benar-benar takut hingga bingung harus bagaimana " ujar Ratna memberitahu.

" Astaga itu benar-benar berbahaya, lagi pula apa yang kau lakukan di sini? " gerutu Amus.

" Aku mau pulang... tapi ayah ku belum juga menjemput ku jadi aku inisiatif jalan sendiri "

" Kau ini sudah gila ya! "

" Oi! Amus! " teriak seseorang dari kejauhan.

Amus segera menengok, beberapa orang dengan pakaian sepak bola nampak melambai-lambaikan tangan yang segera di balas oleh Amus.

" Siapa mereka? " tanya Ratna.

" Teman-teman ku, kami habis nonton dari stadion. Baiklah kau ikut pulang bersama ku saja, nanti aku akan bicara dengan ketua dia pasti mengizinkan mu ikut "

" Terimakasih "

Kkkkrrreeeoookkkk

Langkah yang baru akan di ambil tertahan saat bunyi itu begitu nyaring terdengar, dengan malu Ratna mencoba menekan perutnya sebab Amus yang melempar tatapan.

" Kau lapar? " tanya Amus.

Ratna tak menjawab, terlalu malu hingga bingung harus menjawab apa atau bertingkah seperti apa.

" Tunggu di sini! " ujarnya.

Amus pergi ke toko terdekat dan membeli beberapa roti serta minuman.

" Ini! makan nanti saja di mobil mereka sudah menunggu kita " ujarnya memberikan satu kantung penuh makanan itu.

Dengan berlari kecil mereka menemui orang yang Amus panggil ketua, umurnya lebih tua dua atau tiga tahun dari Amus. Dengan perawakan tinggi dan kekar membuat Ratna sedikit takut, tapi setelah Amus menceritakan bahaya yang hampir menimpanya orang itu bertindak sangat ramah sampai memberikan kursi depan untuknya.

Hanya dengan waktu satu setengah jam mereka sudah sampai, tak lupa Ratna mengucapkan terimakasih kepada ketua yang sudi memberinya tumpangan.

" Ah.... sudah lama sekali aku tidak kemari, rupanya gang kecil ini masih sama saja " ujar Ratna melihat sekeliling kampung halamannya.

" Memang apa yang kau harapkan? kau hanya pergi selama lima tahun saja "

" Waktu selama itu tentu saja sudah banyak merubah sesuatu, contohnya kau! dulu aku lebih tinggi darimu kenapa sekarang malah kau yang lebih tinggi dariku? " ujar Ratna.

" Karena aku di beri makan oleh orangtuaku! " balas Amus sambil berjalan lebih dulu.

" Lima tahun sudah berlalu dan dia masih saja menyebalkan seperti dulu " gumam Ratna.

Tepat memang, saat itu matahari bersinar dengan terik. Masih teringat jelas di benaknya ia sedang bermain dengan teman-temannya di lapangan, tiba-tiba ibunya datang dengan mata merah dan tangan yang terus menghapus air mata.

Saat itu ia masih berumur sembilan tahun, belum mengerti apa pun. Yang ia ingat hanya ibunya membawanya pulang ke rumah lalu membereskan semua pakaian mereka, saat di tanya ibunya hanya menjawab bahwa mereka akan mengunjungi neneknya.

Anehnya hari itu ayahnya terus diam di kamar dan tak mau keluar meski ia panggil untuk berpamitan, untuk beberapa hari ia pikir ia sedang liburan tapi saat ia masuk Sekolah Menengah Pertama ia pun tahu bahwa orangtuanya telah bercerai.

Tok Tok Tok

Lampu depan rumah itu nampak temaram seakan menandakan ia akan mati, rumah tempat dimana ia menghabiskan masa kecil tak berubah sedikit pun.

Tok Tok Tok

Ia mencoba mengetuk lagi tapi rumah itu sangat hening, sempat ia berfikir mungkin ayahnya sedang pergi dan tak ada di rumah sampai kemudian.

Ceklek

Pintu terbuka, Ratna melihat sesosok pria yang sudah sekian lama tak ia jumpai.

" Ratna... kau di sini! " ujarnya.

" Ya, aku pulang... "

" Bu-bukankah kau datang hari selasa? "

" Ini hari selasa " jawab Ratna.

Pria itu yang tak lain adalah ayahnya langsung salah tingkah saat ia sadar telah melakukan kesalahan.

" Si-siapa yang menjemput mu? "

" Aku pulang bersama Amus "

" Oh... syukurlah! ayo masuk! kamar mu sudah siap sejak kemarin kau bisa segera istirahat, ini sudah malam kau pasti lelah " ujarnya sambil membuka pintu lebar-lebar.

Ratna masuk ke dalam, melihat isi rumah yang masih sama seperti dulu hanya dengan debu di sudut-sudut ruangan. Ia segera menuju kamarnya, kamar yang selalu berantakan saat ia tinggal main dan akan rapih saat ia kembali.

Kamar itu juga masih sama seperti dulu, hanya saja semua pernak pernik dan bonekanya sudah tidak ada. Ratna segera membaringkan tubuhnya di atas ranjang, di hari kematian ibunya hingga saat ini ia belum bisa tidur dengan nyenyak. Ia pikir malam ini pun ia akan terbangun dengan perasaan sedih, namun nyatanya ia tidur dengan nyenyak dan bangun di pagi hari yang cerah dengan perasaan yang lebih baik.

" Kau sudah bangun " sapa ayahnya.

" Pergilah cuci mukamu, ayah sudah siapkan nasi dan telur untuk sarapan mu. Ayah harus pergi bekerja jadi... istirahat saja di rumah " lanjutnya.

" Baik " jawab Ratna.

Ia mengikuti perintah ayahnya, setelah beberapa hari tak tidur nyenyak ia juga tak makan dengan baik. Meski hidangan sarapan itu sederhana tapi ia bisa menikmatinya, bahkan ia menghabiskan sarapannya.

Tak ada aktifitas yang ingin ia lakukan karena lelah perjalanan, tapi melihat rumah yang berantakan membuat tangannya gatal sehingga pada akhirnya seharian itu ia membereskan rumah.

" Oh.. Ratna.... kapan kau kembali? " tanya seorang nenek yang tak sengaja bertemu saat ia membuang sampah.

" Ah... nenek Amus, wah.... ingatan nenek sangat bagus bisa mengenaliku meski sudah lama tak bertemu. Hehe aku datang semalam " jawab Ratna sambil menghampiri.

" Oi Ratna! ada yang ingin bertemu denganmu! " teriak Amus dari kejauhan.

Nampak dua orang berjalan bersamanya, wajah mereka nampak berseri hingga berhenti tepat di depan Ratna.

" Ahhhh... astaga! Ardi? Jimy? " tanya Ratna.

" Oh kau masih mengingat kami rupanya " ujar Jimy sambil mengacak-acak rambut Ratna.

" Tentu saja! meski ku akui kenapa kalian tumbuh tinggi dengan cepat " balasnya melihat perbandingan tinggi badannya.

" Ku pikir tidak akan bertemu denganmu lagi, jika kau datang sedikit lebih lama lagi bisa di pastikan aku akan lupa wajahmu " ujar Ardi.

Hahahaha

Tawa pertama dalam hidup Ratna setelah lima tahun berlalu, saat-saat paling membahagiakan dalam hidupnya memang saat ia bersama dengan ketiga orang itu. Apa pun masalah yang ia hadapi rasanya bisa ia lewati begitu saja jika ada ketiga teman masa kecilnya.

" Nak, makanlah di sini! nenek masak ayam goreng untuk menyambut kepulangan mu " ujar nenek.

" Oh Ardi boleh ikut makan gak nek? tadi pelajaran olahraga di sekolah, Ardi capek banget sampai kelaparan nih " rengek Ardi.

" Dasar anak nakal! kau biasa mencuri nasi nenek sudah tidak perlu minta ijin, ayo kalian semua masuk " ujar nenek menepiskan tangan.

Hahaha

Tawa itu kembali lagi, membawa warna yang telah hilang.

Episodes
1 Bab 1 Awal cerita
2 Bab 2 Bertemu teman masa kecil
3 Bab 3 Kenangan masa kecil
4 Bab 4 Kebenaran yang terkuak
5 Bab 5 Sekolah baru
6 Bab 6 Catatan
7 Bab 7 Payung penyelamat
8 Bab 8 Perjanjian dan julukan
9 Bab 9 Surat Cinta
10 Bab 10 Keputusan
11 Bab 11 Salah Paham
12 Bab 12 keputusan ke dua
13 Bab 13 Trauma seorang ayah
14 Bab 14 Harta paling berharga
15 Bab 15 Anak pungut
16 Bab 16 Minggat
17 Bab 17 Antara Teman dan Pacar
18 Bab 18 Wajah Tidur
19 Bab 19 Sentuhan yang menciptakan rasa takut
20 Bab 20 Maaf dan termaafkan
21 Bab 21 Pengkhianatan
22 Bab 22 Hari Baru Yang Bahagia
23 Bab 23 Sang kakak
24 Bab 24 Awal Perubahan
25 Bab 25 Setengah Kebenaran Yang Membuat Pembatas
26 Bab 26 Ujian Persahabatan
27 Bab 27 Berawal Dari Les
28 Bab 28 Ujian Semester Satu
29 Bab 29 Rencana Liburan
30 Bab 30 Pencuri
31 Bab 31 Hujan Di Pekan Raya
32 Bab 32 Anak Yang Bisa di Andalkan
33 Bab 33 Anting-anting
34 Bab 34 Insiden Penangkapan
35 Bab 35 Kegelisahan Ibu
36 Bab 36 Buah Tangan
37 Bab 37 Puisi Patah Hati
38 Bab 38 Berdamai Dengan Hati
39 Bab 39 Liburan
40 Bab 40 Liburan (bagian 2)
41 Bab 41 Ujian Nasional
42 Bab 42 Mengulang
43 Bab 43 Ujian Ke Dua
44 Bab 44 Perpisahan
45 Bab 45 Suasana Baru
46 Bab 46 Perjuangan
47 Bab 47 Upacara
48 Bab 48 Juara
49 Bab 49 Bahu Yang Nyaman
50 Bab 50 Pahlawan
51 Bab 51 Hadiah Untuk Master
52 Bab 52 Sandiwara
53 Bab 53 Layak
54 Bab 54 Kencan Ganda
55 Bab 55 Jujur Pada Diri Sendiri
56 Bab 56 Pesan Terakhir Dari Handphone Baru
57 Bab 57 Jodoh
58 Bab 58 Patah Hati
59 Bab 59 Momen Di Malam Tahun Baru
60 Bab 60 Hubungan Yang Lebih Dekat
61 Bab 61 Mak Comblang
62 Bab 62 Pernyataan Cinta
63 Bab 63 Harapan Yang Kembali
64 Bab 64 Kecupan Pangeran
65 Bab 65 Hati Yang Kembali Hancur
66 Bab 66 Mantan
67 Bab 67 Ditinggalkan
68 Bab 68 Surat Undangan
69 Bab 69 Hubungan Yang Rumit
70 Bab 70 CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali)
71 Bab 71 Momen Masa Liburan
72 Bab 72 Guru Baru
73 Bab 73 Kerja Kelompok
74 Bab 74 Status Setelah Putus
75 Bab 75 Pilihan Masa Depan
76 Bab 76 Pernyataan Cinta
77 Bab 77 Arsip Pribadi
78 Ban 78 Kencan Buta
79 Bab 79 Pilihan Terbaik
80 Bab 80 Cinta Pertama
81 Bab 81 Ratna
82 Bab 82 Kenyataan Yang Tersembunyi
83 Bab 83 Bucket Bunga
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Bab 1 Awal cerita
2
Bab 2 Bertemu teman masa kecil
3
Bab 3 Kenangan masa kecil
4
Bab 4 Kebenaran yang terkuak
5
Bab 5 Sekolah baru
6
Bab 6 Catatan
7
Bab 7 Payung penyelamat
8
Bab 8 Perjanjian dan julukan
9
Bab 9 Surat Cinta
10
Bab 10 Keputusan
11
Bab 11 Salah Paham
12
Bab 12 keputusan ke dua
13
Bab 13 Trauma seorang ayah
14
Bab 14 Harta paling berharga
15
Bab 15 Anak pungut
16
Bab 16 Minggat
17
Bab 17 Antara Teman dan Pacar
18
Bab 18 Wajah Tidur
19
Bab 19 Sentuhan yang menciptakan rasa takut
20
Bab 20 Maaf dan termaafkan
21
Bab 21 Pengkhianatan
22
Bab 22 Hari Baru Yang Bahagia
23
Bab 23 Sang kakak
24
Bab 24 Awal Perubahan
25
Bab 25 Setengah Kebenaran Yang Membuat Pembatas
26
Bab 26 Ujian Persahabatan
27
Bab 27 Berawal Dari Les
28
Bab 28 Ujian Semester Satu
29
Bab 29 Rencana Liburan
30
Bab 30 Pencuri
31
Bab 31 Hujan Di Pekan Raya
32
Bab 32 Anak Yang Bisa di Andalkan
33
Bab 33 Anting-anting
34
Bab 34 Insiden Penangkapan
35
Bab 35 Kegelisahan Ibu
36
Bab 36 Buah Tangan
37
Bab 37 Puisi Patah Hati
38
Bab 38 Berdamai Dengan Hati
39
Bab 39 Liburan
40
Bab 40 Liburan (bagian 2)
41
Bab 41 Ujian Nasional
42
Bab 42 Mengulang
43
Bab 43 Ujian Ke Dua
44
Bab 44 Perpisahan
45
Bab 45 Suasana Baru
46
Bab 46 Perjuangan
47
Bab 47 Upacara
48
Bab 48 Juara
49
Bab 49 Bahu Yang Nyaman
50
Bab 50 Pahlawan
51
Bab 51 Hadiah Untuk Master
52
Bab 52 Sandiwara
53
Bab 53 Layak
54
Bab 54 Kencan Ganda
55
Bab 55 Jujur Pada Diri Sendiri
56
Bab 56 Pesan Terakhir Dari Handphone Baru
57
Bab 57 Jodoh
58
Bab 58 Patah Hati
59
Bab 59 Momen Di Malam Tahun Baru
60
Bab 60 Hubungan Yang Lebih Dekat
61
Bab 61 Mak Comblang
62
Bab 62 Pernyataan Cinta
63
Bab 63 Harapan Yang Kembali
64
Bab 64 Kecupan Pangeran
65
Bab 65 Hati Yang Kembali Hancur
66
Bab 66 Mantan
67
Bab 67 Ditinggalkan
68
Bab 68 Surat Undangan
69
Bab 69 Hubungan Yang Rumit
70
Bab 70 CLBK (Cinta Lama Bersemi Kembali)
71
Bab 71 Momen Masa Liburan
72
Bab 72 Guru Baru
73
Bab 73 Kerja Kelompok
74
Bab 74 Status Setelah Putus
75
Bab 75 Pilihan Masa Depan
76
Bab 76 Pernyataan Cinta
77
Bab 77 Arsip Pribadi
78
Ban 78 Kencan Buta
79
Bab 79 Pilihan Terbaik
80
Bab 80 Cinta Pertama
81
Bab 81 Ratna
82
Bab 82 Kenyataan Yang Tersembunyi
83
Bab 83 Bucket Bunga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!