Saat ini Lora sedang berada disebuah ruangan dengan dirinya yang berdiri di depan dua orang pasangan setengah baya.
Disana juga bukan hanya ia sendiri, ada juga John yang setia berdiri disamping keduanya.
"nama kamu siapa nak?" tanya sang wanita.
"saya Delora buk" jawab Lora.
terlihat raut wajah wanita itu berubah seratus delapan puluh derajat, tidak hanya wanita itu saja tapi juga dengan sang pria. "nama lengkap kamu siapa?" tanya wanita itu dengan nada yang berbeda tidak selembut tadi.
"De-lora Laraynna" jawab Lora gugup.
"John maksudnya apaa!!" bentak sang wanita membuat Lora terkejut. Terlihat juga wajah sang pria yang berubah total. Terlihat raut wajah yang sedang marah pada keduanya membuat Lora takut.
"hal yang mama tunggu-tunggu dari dulu" jawab seseorang dari belakang dan suara itu sangat dikenali oleh Lora.
Lora dengan pelan berbalik, berharap dihatinya agar itu bukanlah Sean. Tetapi sekali lagi Lora merasakan kekecewaan yang luar biasa.
Terlihatlah Sean dengan setelan jas hitamnya, Ia terlihat begitu tampan dan gagah serta berkharisma.
Saat ia hendak memanggil nama Sean, ia mendapatkan pelototan dari pria itu membuatnya terdiam dan menunduk dengan mata yang berkaca-kaca.
Lora hanya bisa berdiri bagaikan orang bodoh ditengah-tengah mereka. "apakah benar ini dia?" tanya wanita itu dengan suara yang hampir tak terdengar.
"iya," jawab Sean. Tapi Lora tidak mengerti dengan maksud percakapan mereka.
Wanita itu maju dihadapan Lora.
plakkkk
tiba-tiba saja sebuah tamparan mendarat di pipi Lora membuat wajah gadis itu berpaling ke kiri.
"jangan harap kamu bisa hidup dengan tenang, selama kamu masih bernafas selama itu juga penderitaan kamu tetap ada" ucap wanita itu.
"apa salah ku?" tanya Lora dengan suara yang bergetar air matanya juga ikut mengalir. Hatinya hancur melihat suaminya yang hanya menatap datar kepada nya.
"kamu tidak perlu mengetahui apa kesalahan kamu!" bentaknya.
"itu tidak adil, aku ingin pulang" Ucap Lora dan hendak berlari tapi Ia ditahan oleh Sean dengan mencekal kuat lengannya.
"lepaskan! sakitt" teriak Lora lalu datanglah juga John dan memegang sebelah tangannya.
Tidak ada yang bisa dilakukan Lora, tubuhnya yang kecil dicekal kuat oleh dua orang pria bertubuh tinggi tegap membuatnya tidak bisa melakukan apa-apa hanya air matanya saja yang terus jatuh.
Tak lama kemudian Sean melepaskan tangannya tapi pada saat itu juga datanglah dua orang pria bertubuh tinggi besar serta berwajah sengar dengan menggunakan pakaian serba hitam layaknya bodyguard.
John juga melepaskan cekalannya dan baru saja Lora merasakan kelegaan tetapi kembali lagi ia dipegang oleh kedua pria bertubuh tinggi itu.
"lepasin, aku mau pulang!" bentak Lora dengan wajah yang memerah, bahkan urat lehernya terlihat.
Tak ada pergerakan dari keduanya. "bawa dia ke mes lama" ucap Sean.
Sedangkan Lora, Ia menatap Sean dengan penuh kekecewaan. Apakah arti pernikahannya ini?
Komitmennya hanya menikah seumur hidup, jika pernikahannya gagal maka ia juga tidak akan menikah lagi. Tapi bagaimana jika ia dikurung seumur hidup didalam neraka ini?
Kedua pria itu menyeret Lora keluar dan dengan pasrah Lora menggerakan kakinya mengikuti kemana mereka menggiringnya dari pada harus mendapatkan luka lagi.
"kalian mau bawa aku kemana lagi, aku ini gadis miskin yang berasal dari desa, aku nggak punya apa-apa" ucap Lora pasrah.
"diam!"
Lora terdiam takut. Selama ini hanya bibiknya saja yang pernah membentaknya, bahkan tak jarang ia mendapatkan kekerasan tapi masih wajar.
Mereka membawa Lora keluar dari bangunan mewah itu dan menyeretnya kebelakang, disana terlihat beberapa bangunan, tapi ada sebuah bangunan lagi yang terpisah dari semuanya, bangunan itu terlihat kumuh dan terbengkalai dengan ditumbuhi oleh tumbuhan merambat disekitaran tembok.
Tapi jika dilihat bangunan itu jelas lebih baik dari pada rumahnya di desa.
Lora terus berdoa dan berharap agar mereka tidak membawanya kesana tapi ternyata harapannya sia-sia. Ia dibawa ke bangunan itu.
Mereka membuka pintu dan ternyata disana terdapat sekitar tiga kamar, dibukalah salah satu kamarnya dan mereka mendorong Lora kedalam hingga gadis itu terjatuh dan terkunci lah pintu dari luar, sedangkan didalam kamar itu tidak ada jendela ataupun lubang angin yang dapat memberi cahaya atau udara dari luar.
Lora bangkit dan berlari ke arah pintu menggedor-gedor tapi rupanya sudah tidak ada orang diluar lagi.
Merasa percuma dan haus, Lora terduduk dilantai yang dipenuhi debu itu. Di kamar itu juga gelap karena tidak ada cahaya matahari yang masuk kedalamnya, hanya ada sebuah yang terpasang diatas plafon, Lora melihat saklarnya ditembok.
Dengan lemah, Lora bangkit dan menekan saklar lampu itu sehingga menyalalah lampu, tapi tidak terlalu terang.
Lora juga mengambil sebuah tikar yang digulung ditembok dan membentangkannya dilantai.
Lora duduk dan membuka tasnya. Barang pertama yang diambilnya adalah ponsel jadulnya.
ia menekan-nekan tombol ponsel Nokia itu dan tak lama kemudian menempelkannya pada telinganya.
"hallo pak," ucapnya dengan suaranya yang sok kuat, padahal hatinya sudah hancur berkeping-keping apalagi mendengar suara tua diseberang sana membuat air matanya bertambah mengalir dengan derasnya.
"iya pak, baru aja Lora sampai"
"_"
"kak Sean lagi kerja pak," ucapnya yang jelas berbohong.
"_"
"Lora kangen pak, bapak jaga diri baik-baik yah. Jangan lupa minum obatnya. Lora disini nggak bakalan lupa buat doain bapak"
"_"
"iya pak,"
tuuuttt
Sambungan telepon terputus sudah saat bapaknya mengatakan jika Ia ingin ke kebun.
Lora menangis dalam diam. Ia merasa malu pada dirinya sendiri. Dengan pelan ia bangun dan mematikan lampu itu, biarlah ia hidup dalam kegelapan.
Saat diluar semua orang menikmati terangnya matahari, tapi kini Lora hanya bisa menangis didalam kegelapan tanpa seorangpun.
Lora menghidupkan kembali hp Nokia nya, dan melihat sebuah foto lama dengan layar yang kabur. "maaf, aku minta maaf..aku nggak sengaja, sungguh..tolong maafin aku,," ucapnya dengan Isak tangisnya pada foto itu.
Pikirannya tertuju pada masa itu. Dengan sendirinya ia menggelengkan kepalanya, jika saat sendirian seperti ini pikirannya selalu tertuju pada kejadian itu sehingga membuatnya seperti orang yang sedang stress.
"aku minta maaf, tolong maafin akuu. huuu huu hikss hiksss maaf, aku berdosa..hiksss" ia terus berteriak dan meminta maaf seolah ada seseorang didepannya.
"aku pantas mendapatkan ini, aku pantas. Aku minta maaf, maaf, tolong maafin akuu.." Lora terus menangis dan meminta maaf dikegelapan itu sehingga tanpa ia sadari ada sesosok yang berdiri didepan pintu dengan wajah yang datar.
Pria itu menghidupkan lampu, menyadari ada seseorang tanpa sadar Lora berlari kearahnya dan memeluk kakinya serta terus meminta maaf tanpa melihat wajahnya.
"maaf, tolong maafin aku, aku salah...aku salah...aku berdosa..hiksss...hiksss"
Tanpa perasaan pria itu menghempaskan kakinya kasar membuat Lora tersungkur dilantai, tapi dengan penuh perjuangan ia kembali bangun dan berdiri dihadapan pria itu dengan mata yang sembab.
Pria itu tidak mengasihaninya sama sekali, wajahnya penuh dengan amarah yang dingin.
Lora hendak memeluknya tapi dengan kasar ia mendorong gadis itu hingga ia terjatuh dan kepalanya terkena sudut nakas hingga berdarah dan tak lama kemudian ia menutup matanya dengan darah yang terus mengalir.
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Herni
apa ya masalahnya?
apa dia bunuh pacarnya itu yg ajak ke apartemennya?
2022-01-01
0