Bab 4

***

Begitu suamiku tahu bahwa aku sudah lepas dari tamu bulanan ku ia pun dengan bergegas mengambil mahkotaku yang telah aku jaga selama dua puluh delapan tahun ini .

Aku pun tidak berontak karena itu merupakan tugasku sebagai istri.

Hari berlalu, entah berapa kali ia melakukan itu padaku disetiap harinya.

Kini usia pernikahan kami sudah 2 bulan, aku merasakan ada yang sedikit aneh dengan diriku karena aku tidak bisa mencium bau makanan juga belakangan ini aku lebih suka memakan buah mangga muda .

"huekkkkkkkk"

mas Bram menghampiriku dan mengajakku ke rumah sakit, karena sudah hampir dua bulan ini aku selalu merasakan itu.

sesampai dirumah sakit dokter pun langsung menangani ku, suasana semakin menegangkan karena dokter tersebut malah tersenyum pada kami..

"ada apa dok? apa yang terjadi dengan saya?" tanyaku

dokter tersebut menggelengkan kepalanya dan kembali tersenyum pada kami "tidak ada apa-apa dengan ibu, tapi saya ingin mengatakan sesuatu yang serius" ucap dokter tersebut dan kami hanya terdiam mendengarnya..

"ya dok katakan saja" sahut suamiku yang sudah tidak sabar mendengarnya

"hmm begini pak, Bu...." ucapnya dengan wajah yang menegangkan..

"hehe selamat ya pak , Bu, kalian akan menjadi orangtua" ucap dokternya sambil tersenyum

"serius dok? gak bohong kan?" tanyaku lagi untuk lebih meyakinkan

"kabar seperti ini tidak bisa dijadikan bahan becanda Bu, selamat ya... jangan kelelahan, dan perbanyak istirahat karena usia kehamilan anda baru memasuki 5minggu bu..."

"Alhamdulillah" ucap syukur kami

"terimakasih dokter" lanjut kami barengan.

"sama-sama , ini saya kasih resep vitamin untuk ibunya, silahkan di ambil di depan ya"

"baik dokter, terimakasih sekali lagi" ucap mas Bram sambil membantuku untuk turun dari ranjang pasien dan memegang tanganku sambil keluar dari ruangan itu..

****

Tak terasa kini usia kehamilanku sudah memasuki 7 bulan , perutku semakin membesar dan rasanya aku sangat kelelahan jika banyak bergerak.

Akhir-akhir ini aku sangat suka menonton film India, aku juga tak paham dengan diriku ini.

Hingga akhirnya aku sedang mencuci baju dan tak lupa pula sambil menonton film itu sampai aku lupa suamiku hari ini pulang lebih awal dan aku mengabaikan nya.

"aaaaaa Sahrul Khan" teriakku histeris

"ehem" deheman datang dari arah pintu masuk membuatku kaget setengah mati rasanya sampai aku tertunduk malu dan takut di omelin suamiku..

"hmm bagus, nonton aja terus sampai lupa suaminya pulang" ucap mas Bram sambil berjalan ke arah meja makan

aku menghampirinya dan aku lupa memasak sesuatu untuknya "sayaaaang, sudah pulang ya pasti lelah , aku pijitin ya"

Mas Bram melambaikan tangan dan menggelengkan kepalanya "tidak usah, mas mau makan saja, kamu masak apa hari ini??"

mas Bram membuka lemari makan dan hasilnya....

BAAAAAA

"astaga Raina, keren sekali masakanmu sampai semuanya tak terlihat" sindir mas Bram

Raina menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan cengingisan tanpa sebab

"hehe mas, sebenarnya aku... hmmm aku... belum masak hehhehe"

Bram menggelengkan kepalanya tapi ia memilih diam, mungkin karena aku sedang hamil juga makanya dia takut memarahiku padahal jika dia memarahiku yang harusnya takut itu aku, bukan dia.

"aku ceplokin telur aja ya mas" ucap Raina sambil pergi ke dapur untuk memasak yang tidak memakan waktu lama itu.

Mas Bram memang tidak pernah memilih soal makanan karena ia menyukai apa saja. Setelah makan mas Bram langsung pergi lagi ke kantor.

Aku mengantarnya sampai ke depan pintu pagar , tak lupa aku mencium tangan mas Bram saat ini membuat aku dan mas Bram tersipu malu jadinya "hati-hati ya mas"

cupppp

kecupan manis mendarat di keningku "iya mas pergi dulu ya, hati-hati juga dirumah."

aku tersenyum dan melambaikan tangan sampai punggung mas Bram tak terlihat lagi olehku.

****

Aku terbangun lebih duhulu dibandingkan dengan suamiku, cahaya pagi masuk ke kamar ini sehingga aku membuka mataku dan betapa terkejut nya aku saat melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 10.15 pagi. Entah masih bisa disebut pagi atau sudah siang saat ini.

'kyaaaaaaa" teriakan ku sampai membangunkan suamiku yang sedang terlelap dalam tidurnya.

Mas Bram mengucek matanya yang tidak gatal dan ia duduk ditepi ranjang kami "ada apa Rai?, apa perutmu sakit? atau kenapa?"

Tanya suamiku dengan suara serak khas baru bangun tidurnya

"maaf mas sudah membuat mu terbangun, aku hanya kaget dengan jam karena sudah siang" jawabku jujur

"astaga kirain kenapa, tak perlulah begitu inikan hari Minggu juga sayang"

"eh iya, ini Minggu ya? aduuuuh maap" ucapku sambil menepuk jidatku yang tidak salah

"tak apa, ayo tidur lagi" sahut mas Bram dengan membaringkan tubuhnya lagi.

aku teringat sesuatu, hmm yaa.. kami belum membeli perlengkapan bayi sampai saat ini, dan mumpung mas Bram juga baru gajian aku berinisiatif untuk mengajaknya membeli perlengkapan bayi kami..

"mas mas, gimana kalau hari ini kita beli baju baby?? hayuk lah yuk yuk yuk" pintaku sambil mengguncangkan tubuh mas Bram sampai hampir saja terjatuh dari kasur

mas Bram langsung melek saat mendengar baby "hmm iya juga, ayo kita pergi"

***

sesampai di mall,

aku sangat bersemangat mencari toko perlengkapan bayi,

"haaa tuuu dia, yuk mas"

aku menarik tangan suamiku seperti anak kecil yang menarik ayahnya agar dibelikan ice cream, memalukan memang tapi aku tak mengerti kenapa sifatku seperti anak-anak sejak hamil ini.

Calon anak kami adalah perempuan, wanita mana yang tak tergiur dengan baju bayi perempuan yang mungil-mungil, ingin sekali rasanya aku memborong semua yang ada di toko ini, tapi aku teringat kalau gaji suamiku tidak cukup untuk itu.

Aku sadar sejak menikah aku lebih irit dibandingkan saat aku masih gadis, ayahku selalu mengizinkanku membeli apapun yang aku suka disetiap minggunya, belum lagi pacar-pacar ku yang sangat royal padaku.

"kamu mau yang mana??"

buyaaarrrrrrr

Mas Bram memecahkan lamunanku dengan pertanyaan tersebut

"semuanya boleh??" tanyaku ngasal

mas Bram tersenyum kecut padaku "kalau semuanya nanti dulu ya tunggu rezeki mas berlebih, untuk sekarang beberapa aja gapapa kan??? "jawabnya lembut"

"ahhh iya aku cuma bercanda hihi" jawabku dusta.

Aku memilih beberapa baju bayi yang paling lucu diantara yang lucu-lucu, tentu saja dengan harga yang terjangkau untuk keuangan kami.

"sudah cukup?" tanya mas Bram

ingin aku menggelengkan kepalaku tapi itu tak mungkin, dan aku mengangguk sambil tersenyum.

Setelah bayar, kami berencana untuk makan, tiba-tiba aku menginginkan mocca float dan akhirnya kami makan di KFC.

"Raina.... Raina... heiii .. Raina Amelia..." teriak seseorang dari kejauhan bersama keluarganya dengan melambaikan tangannya.

Aku mendengar suara itu samar-samar, kucari sosoknya ke kanan ke kiri, kesemua arah yang ada.

"kamu cari apa?" tanya mas Bram ke heranan

"seperti ada yang memanggilku, mas dengar tidak?"

kemudian suamiku ikut membantuku mencari arah suara, "haaa itu bukan?" sahut suamiku sambil menunjuk nya.

"what? astaga!!" mataku melotot melihat orang yang memanggilku, rasanya aku tak ingin berjumpa dengan mereka.

tap.. tap... tap

suara kaki itu semakin dekat ke arah kami.

"hei kalian rupanya..." ucapku cengingisan

"Raina aku rinduuuuu!!!" istrinya memelukku

"hmm aku juga, lepaskanlah aku mau lihat keponakanku" alasanku agar dia melepaskan pelukan nya

"hai sayang onty, apa kabar nak?" tanyaku"

"cehat onty" sahutnya

"hmm anak pinter" ucapku mengelus kepala anak mereka.

Terpopuler

Comments

Wulan Azka

Wulan Azka

kenapa sih suka bener teriak2, "hiyyaaaa", "kyaaaa", cringe jadinya

2023-03-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!