KAU MENDUA

KAU MENDUA

Prolog

Aku Raina Amelia, seorang gadis berumur 28 tahun. Aku kadang iri dengan teman-temanku karena mereka sudah pada menikah bahkan banyak yang sudah memiliki anak lebih dari satu, sedangkan aku jangan kan memiliki anak, menikah saja aku belum. Tapi bukan berarti tidak ada yang mau denganku hanya saja sebelumnya aku masih mau bermain-main dengan percintaan sampai akhirnya aku lupa jika umurku sudah cukup matang untuk menikah.

Dulunya, aku sering dijuluki sebagai "playgirl" oleh kedua adikku yang bernama Riki dan Rina. karena memang aku suka ganti-ganti pacar bahkan terkadang aku suka selingkuh.

Namun, sekarang aku ingin mengubah itu semua, bukankah manusia berhak untuk berubah??.

Ibu dan bapakku sering sekali bertanya "kapan menikah?" padaku, pertanyaan itu seperti sudah menjadi makanan sehari-hari untukku, tapi jawabanku juga sama yaitu "kalau gak Sabtu, ya Minggu" ya begitulah jawaban elakku setiap harinya yang kuanggap menjadi minuman sehari-hariku.

"Raina!!!! gue datang" teriak Mira, kakak sepupuku yang sudah aku anggap sebagai kakak kandung karena kami sangat dekat.

Aku keluar dari kamarku dan menemui kak Mira yang sudah berada di ruang makan.

"hai kak, tumben?" ucapku.

kak Mira mengambil nasi dan lauk yang sudah dimasak oleh Mamaku "memangnya kenapa? tak bolehkah? aku tuang lagi nih ntar" ucapnya yang mengancam ku.

aku terkikik mendengarnya karena tingkah nya selalu saja begitu.

Setelah kak Mira makan kami bercerita diteras rumah, tentunya dengan membahas pria yang selalu membuatku muak karena aku sudah lelah pacaran dan putus.

"Rai mau sampai kapan loe tu gini-gini aja?" tanya Kak Mira

"entahlah, nikmatin saja dulu hahahha" candaku .

ccctakkkk

"awww" pekik ku karena kak Mira menjitak keningku

"biar loe sadar kalau loe gini terus ntar loe jadi perawan tua, mau??? ih gue sih ogah" ucapnya.

"ya kalau gitu sih gue juga ogah kali" ketusku.

"hmm gini aja, loe mau gak kenalan dengan teman gue? mau gak? nih orangnya nih" ucap kak Mira yang memperlihatkan sebuah foto di hape nya.

Aku menolak dengan menepis tangan kak Mira yang sedang memegang ponselnya "ih apaansih kak, gak mau ah" ucapku

"Raiii, loe lihat dulu deh,"

"ya sudah, mana?" ketusku

"nih, namanya Bram, dia satu tahun di atas loe. dia pegawai pemerintahan, udah jadi pegawai alias karyawan loh , bukan honor. dia baik kok, rajin sholat, agamanya bagus deh pokoknya"

ucap kak Mira sambil melihat kan fotonya

"Gak ganteng kak, gak kaya juga ahhahaha" candaku

"Raina!!! loe nyari suami apa mesin ATM??? kesal gue!"

"hehehe canda kak" ucap ku sambil menggaruk kepala yang tidak gatal.

"tapi kak , kakak kan tahu kalau mantan-mantan gue lebih tajir dari yang kakak kenalin ini? malu dong gue kalau sampai jumpa trus kenalin dia ke mantan gue" lanjutku.

"trus apa ada yang jadi suami loe diantara mantan-mantan loe itu Raina Amelia?"

"heheh hampir kak" jawabku cengingisan.

"oh iya gue lupa, loe pernah ya dilamar sama anaknya CEO ? itu sih salah loe kenapa pas dia udah datang dengan keluarganya loe malah nolak dia" ucap kak Mira

Seketika aku termenung memikirkan ucapan Mira, kakak sepupuku. Aku teringat kembali dengan kejadian dulu saat aku menolak Tio saat ia membawa orang tuanya untuk melamar ku. padahal sebelumnya aku sudah meng "iya"kan ajakan dia untuk menikah saat kami sedang dinner, namun mulutku yang aneh ini malah berkata sebaliknya saat orangtua Tio datang kerumahku.

"hei, Rai, loe kenapa?"

Aku tersadar dalam lamunanku karena tiba-tiba ada lambaian tangan dari kak Mira.

"hah itu , anu . hmm kak... gue rasa kayanya ini jadi karma buat gue karena udah nolak dia dan permainin banyak laki-laki" ucapku dan seketika air mata ini jatuh aja tanpa permisi.

" ya sudah belajar aja dari pengalaman, jangan pernah main-main dengan cinta"

"iya gue mulai saat ini taubat deh, gak lagi main-main, takut kenak lagi, ihhh amit-amit"

"nomor loe sudah gue kasih ke dia, awas loe kalau gak respon, gue pecat jadi adik."

"ih kalau gitu loe kasih aja ke adik-adik Loe yang lain, kenapa harus gue?? tuh kalau gak, ada Rina" ketusku

"karena cuma loe adik gue yang miris hahahah, dan lagi, loe ada-ada aja Rina kan masih sekolah , gimana sih" Ucap kak Mira yang hanya ku anggukin saja .

Tinnn... tinnnn....

"tuh suami gue sudah jemput, gue pulang dulu ya"

aku pun mengantarkan kak Mira sampai depan gerbang

"gak mampir dulu bang?" tanyaku

"lain kali aja ya dek, Abang masih ada urusan"

"oke sip, hati-hati dijalan ya, "

lalu Kak Mira dan suaminya berpamitan kepada mama dan papa.

Tak berapa lama kak Mira pergi, tiba-tiba saja ponselku berdering.

Aku menerima sebuah pesan, dan ternyata sebelumnya nomor tersebut sudah menelponku berkali-kali dan aku tidak mengangkatnya .

aku membuka pesan tersebut

📥 "h****ai, ini Raina bukan?? adiknya Mira ? kenalin, nama aku Bram"

gercep banget ni orang, gumamku.

📤 "eh iya, hai juga Mas Bram, salam kenal"

Lalu sejak saat itu aku pun jadi makin dekat dengan mas Bram dan aku merasa nyaman dekat dengannya.

Untuk kali ini, aku sudah tak ingin lagi bermain-main dengan cinta, karena aku takut nantinya dimainin.

Aku tipe orang yang bosanan sebenarnya, tapi entah kenapa mas Bram mampu menerobos tembok kebosanan ku karena ia sangatlah humoris bagiku.

Satu bulan berlalu, akhirnya aku memberanikan diri untuk menerima ajakannya makan malam di sebuah cafe yang bernuansa alam.

Aku sangat menyukai tempat yang dipilih mas Bram saat ini, didepan meja kami ada air pancur dengan adanya beberapa lampu yang menarik perhatianku, juga dikelilingi oleh pepohonan dan juga ada kolam ikan sebagai hiasan nuansa tersebut.

Mas Bram membuka percakapan yang sebelumnya hening karena kami masih merasa canggung

"bagaimana Raina? apa kau menyukai tempatnya?"

Aku mengangguk pelan karena aku sangat malu saat ia menatapku "iya mas aku suka banget, terima kasih ya"

"sama-sama Raina, aku juga ikut senang jika melihatmu senang"

Tak lama kemudian pesanan datang, aku tercengang karena memang kami belum memesan makanan bahkan kami baru saja sampai di tempat ini..

"permisi tuan, nyonya... ini pesanannya.. silahkan di makan..."

saat aku ingin bertanya siapa yang pesan, mas Bram langsung menghentikan ucapanku

"Mas tadi yang pesan, jangan khawatir..." ucapnya dengan senyum manisnya.

Ya, sekarang aku melihatnya begitu manis, karena bagiku ia lebih manis daripada yang ada di foto kemarin.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

coba mampir 👍

2023-07-17

0

Uthie

Uthie

Baru lihat tertarik mampir 👍♥️
dan pas lihat, cukup padat sepertinya isinya..Krn gak sampai diatas seratus isi ceritanya..pasti seru 👍🤗

2023-01-30

2

Alya Yuni

Alya Yuni

Prmpuan ko kelkuan kya lki lki

2022-09-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!