" Aku tahu, Aku minta maaf selama ini mengganggu kehidupanmu. Bahkan aku sudah tahu bahwa kamu masih menunggu Erin, tapi aku tetap memaksakannya . Maka dari itu Ayo putus, Akhiri hubungan yang aneh ini. " Aku memandang Kevin dengan percaya diri..
Kevin hanya diam dan mulai sibuk dengan dokumennya lagi.
" Aku anggap diam mu itu sebagai jawaban setuju mu. " Aku beranjak dari dudukku dan pergi meninggalkan Kevin yang masih sibuk dengan dokumennya.
Saat aku hendak keluar seseorang mendorong pintu. Seorang pria terhenti sembari menatapku dalam, Gaza teman sekaligus Asisten Kevin. Kami saling bertatapan, Gaza menatapku dengan penuh pertanyaan. Aku tidak memedulikannya dan terus berjalan meninggalkan Gaza.
" Wah, siapa tadi?. " Gaza berjalan cepat menghampiri Kevin dengan sebuah dokumen di pelukannya.
Kevin terdiam tidak menjawab pertanyaan Gaza.
" Yang cantik tidak mau di kenali sama temannya. Kamu kan sudah ada pacar, jadi yang ini kenali padaku. " Gaza menatap Kevin penuh harap.
" Jangan pura-pura bodoh. " Kevin menatap Gaza tajam.
" Bentar, perempuan yang berani kesini biasanya cuma Keren. Jangan bilang...?." Gaza menatap Kevin dengan penuh pertanyaan.
Kevin mengangguk pelan.
" Benar Karen?. " Gaza menunjuk ke arah pintu dengan ekspresi tidak percayanya.
" Wah, keren habis makan apa? . Kok bisa jadi secantik itu. Eh, tapi kan Karen memang cantik dari sana. Hanya saja dia tidak pandai memilih Fashion yang cocok, Iya kan Kevin?. " Gaza heboh dengan opininya sendiri.
" Em, ini dokumen yang tadi kamu minta. " Gaza langsung menghentikan ocehannya, dan kembali ke mode serius. Melihat Kevin dengan tatapan tajam dan ekspresi tidak senang.
" Bisa-bisa di pecat kalau banyak omong lagi, tapi Kevin sama Keren pasti sedang tidak baik-baik saja, apalagi ekspresi Kevin yang seperti ini. Tapi, memang kapan Kevin dan Karen baik-baik saja?. Tahu ah pusing. " Batin Gaza menggerutu.
" Huft, akhirnya urusan dengan Kevin selesai. " aku merebahkan tubuhku ke kasur kamarku.
" Kamar yang juga aku rindukan. " Aku mencium dan memeluk bantal di sampingku.
" Eh.. " Aku langsung bangkit dan mulai membuka lemari ku.
" Tidak ada baju yang bisa aku pakai lagi. " Aku mulai panik.
Aku berlari keluar dari kamarku.
Duk..
Aku mendorong kencang pintu Yusa yang terbuka sedikit.
" Apa?. " Yusa terlihat kesal, ia sibuk merapikan buku-bukunya.
" Cie yang dua minggu lagi masuk Sekolah Menengah Atas, ternyata adikku sudah gede ya. " ledekku sambil mendekatkan diri ke Yusa.
" Apaan?. " Yusa masih sibuk merapikan beberapa bukunya.
" Cepat bilang, mau apa?. " tanyanya lagi.
" Memang Yusa paling ngerti kakaknya . " Aku tersenyum puas.
" Temani kakak belanja baju, nanti Yusa bebas beli baju yang Yusa beli kakak yang bayar. " Rayuku.
" Bentar. " Yusa dengan cepat menyelesaikan pekerjaannya.
Ia mengambil jaket hitam dan topi hitam yang menggantung di pintu kamarnya, Ia memakainya dengan cepat.
" Yuk.. " Ajaknya.
Aku mengikuti adikku yang berjalan mendahuluiku.
Kami sampai di pusat perbelanjaan di kotaku, tempat ini selalu ramai di kunjungi. Baik sekarang ataupun di masa depan.
" Wah, yang ini bagus. " Aku mulai memilih beberapa pakaian untuk adikku.
" Ini, apa ini!. Ambil saja keduanya. Tapi Yusa di pakaikan apa pun pasti cocok. " Aku mulai galau, Aku memperhatikan beberapa baju dan jaket lainnya.
Yusa memperhatikanku dari pojok dengan ekspresi pasrah.
" Wah, ini bagus juga. " Aku mengambil baju berwarna putih dengan corak hitam yang menggantung.
" Da.. " Seseorang mengagetkanku, yang tiba-tiba muncul dari balik baju tadi.
" Gaza, apaan sih. " Ucapku kesal.
" Ada apa kok keren pilih baju Pria buat Kevin ya?. " Tebak Gaza.
" Bukan. "Jawabku cepat.
" Eh bukan?." Gaza terlihat bingung.
" Di kantor Keren tadi sombong banget, Kan aku jadi sedih. " Ledek Gaza dengan memasang wajah penuh kesedihan.
" Yang mulai memulai kamu, jadi aku hanya membalasnya. " Jawabku ketus.
" Ya, soalnya keren berbeda tidak seperti biasanya. Jadi aku pikir itu bukan kamu. " Ucap Gaza dengan wajah canggung.
" Ya sudah jangan ganggu. " Aku meletakan baju yang kuambil tadi ke tempatnya, membuat wajah Gaza tertutup baju itu.
Aku menyibukkan diriku memilih baju untuk Yusa. Gaza membuntuti ku dari belakang. Seperti sedang menungguku mengatakan sesuatu.
Aku menghentikan langkahku, membuat Gaza hampir menabrak ku yang berhenti tiba-tiba. Untungnya Yusa dengan cepat berada di tengah kami, sehingga Gaza tidak menabrak ku.
" Dari tadi aku perhatikan, kau mengganggunya. " Ketus Yusa yang menatap tajam ke arah Gaza.
Tinggi Yusa dan Gaza hampir sama hanya saja Yusa lebih pendek sedikit dari Gaza.
" Maksudmu keren?. " Gaza melirik ke arahku.
" Tentu saja siapa lagi. " Tegas Yusa.
" Em, aku temannya bukan orang jahat. " jawab Gaza.
" lalu, kamu siapanya Keren?, tidak mungkin kan Karen?. " Gaza melirikku penasaran.
" Ini adikku, jadi tolong jangan berpikir aku menyukai berondong. " Ucapku kesal.
" Adik keren?. " Gaza berpikir keras.
" Iya, yang pernah masuk got waktu belajar naik sepeda. " Jelas ku.
" yang itu, iya Yusa kan namanya baru ingat. " Gaza sibuk memperhatikan Yusa yang sudah mulai beranjak dewasa.
Aku menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Aku membeli beberapa baju untuk Yusa. Walaupun dia bilang itu tidak perlu, tapi aku ingin melihat Yusa menggunakannya pasti sangat tampan.
" Sekarang, ayo memilih untuk kakak. " Yusa menarik tanganku.
Tapi Gaza dengan cepat meraih tanganku juga. Yusa terlihat kesal, ini pertama kalinya aku melihat ekspresi marah yang Yusa tahan, dan itu menakutkan bagiku. Yusa dengan cepat menepis tangan Gaza.
" Apa apaan tanganmu itu. " ucap Yusa kesal.
" Kenapa dengan tanganku. " jawab Gaza tanpa rasa bersalah.
" Keren, apa kamu tidak mau mendengar tentang Kevin?. Biasanya kamu jika bertemu denganku akan bertanya banyak tentang Kevin. " ucap Gaza penasaran.
" Apa pentingnya Kevin. " ketus Yusa.
Aku memperhatikan tingkah lucu adikku ini. Tanpa sadar aku tersenyum kecil melihat tingkahnya.
" Kevin belum cerita denganmu?. " Tanyaku, yang berusaha terlihat tenang.
" cerita? " Gaza bertanya-tanya.
" Aku dan Kevin sudah putus. " ucapku.
" Kau bohong. " elaknya.
" Buat apa bohong. " Ucapku dengan wajah yang penuh dengan ekspresi meyakinkan.
" Kau selalu mengejarnya dari SMA, bahkan sebelum Erin datang di hidup kalian, kau pasti bohong. " Elak Gaza yang tidak percaya.
" Ada apa denganmu?." Gaza menolak percaya.
" kakakku bilang dia sudah putus maka sudah berakhir. Lagi pula orang seperti Kevin tidak pantas untuk di perjuangkan. " ucap Yusa dengan wajah bahagia yang berusaha ia tutupi.
" Bagus sih. " Lirih Gaza.
Keren aku bertemu dengannya saat awal masuk SMA bersamaan dengan Kevin, tapi aku tahu dari awal Keren mencintai Kevin perhatiannya tidak pernah lepas dari Kevin. Aku semula mendukung Keren asalkan ia bahagia. Lalu tiba-tiba Erin datang di tengah mereka. Kevin mulai memiliki rasa kepada Erin, saat itu Keren terlihat sedih aku tahu pasti perasaannya sakit, melihat orang yang ia cintai mencintai wanita lain di depannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
senja
emm agak rancu ya, pov nya
2021-12-02
1
senja
typo2 Karen dg Keren
2021-12-02
0
ayam receh
Cie sepertinya Gasa suka sama Keren
2021-11-22
0