Awal baru

Hari ini pemakaman adikku. Aku penyebab dari semua ini andai saja aku menyetujui syarat itu mungkin keluarga ku tidak akan seperti ini. Satu-satunya orang berharga untukku telah pergi lalu buat apa aku hidup di dunia ini?. Aku terisak dengan diam.

Aku beranjak pergi meninggalkan makam adikku. Saat aku berbalik Kevin dan Erin tepat berada di belakangku dengan sebuah bunga di dekapannya.

Aku beranjak pergi meninggalkan mereka berdua, tetapi Kevin menahan ku.

" Keren, maafkan aku. " Ucap Kevin menunduk.

Aku hanya terdiam dengan air mata yang mulai terjatuh.

" Aku pikir, saat itu kau berbohong mengenai keluargamu. Ternyata semua yang kau ucapkan itu benar. Saat aku tahu kebenarannya aku mencari mu ke seluruh tempat tetapi aku tidak pernah menemukanmu. " Jelas Kevin.

" Aku tahu, terima kasih karena mencari ku. " Aku berlari dengan kencang meninggalkan mereka berdua.

Kevin hendak mengejar ku namun Erin menahannya.

Di rumah ini, aku sendiri tanpa di temani siapa pun. Hatiku sakit, menerima kenyataan yang begitu pahit. Rasanya aku ingin menyusul keluargaku. Air mataku mulai terjatuh deras. Aku mulai mengingat-ingat kesalahan yang aku perbuat, hingga aku perlahan terlelap.

Drak..

Suara seseorang yang membuka gorden. Perlahan cahaya memasuki ruangan ku membuat mataku perlahan terpaksa terbuka.

Saat mataku perlahan terbuka, seseorang berada di depan mataku dengan sangat dekat. Membuatku terdiam mematung.

" Akhirnya bangun juga. " Ia menggeleng kan kepalanya, sembari menjauhkan dirinya dariku.

" Sekarang sudah siang, kakak mau sampai kapan tidur terus. " Gerutunya.

Aku mengamatinya, sambil berpikir apakah aku mulai gila.

Plak..

Aku memukul pipiku keras, ternyata terasa sangat sakit, Ini bukan mimpi.

Aku beranjak dari kamar tidurku, aku berlari kencang ke arah adikku. Aku memeluknya dari belakang hingga kami berdua tersungkur ke lantai. Air mataku terjatuh perlahan, aku mencubit pipi kanan dan kiri adikku. Ia mendengus kesakitan tapi aku tidak memedulikannya dan terus melakukannya. Air mataku terjatuh semakin deras aku sangat bahagia aku harap ini bukan Mimpi.

" Kakak, ada apa ini?. " Suara yang tidak asing bagiku. Aku menoleh cepat, di sana Ayah dan Ibuku berdiri memandang kami. Air mataku semakin deras aku tidak bisa menutupi kebahagiaanku, senyum terukir jelas di wajahku.

" Ibu, kakak mulai gila. " Yusa berdiri dengan cepat, Ia segera menghampiri Ayah dan juga Ibu.

Aku dengan cepat berdiri menghampiri Ayah dan juga Ibuku. Perlahan Aku memeluk mereka, aku bisa merasakan mereka, ini nyata aku sedang tidak bermimpi.

" Kak, ada apa cerita pada ibu. " Ibu mengelus kepalaku pelan, Ibu terlihat khawatir.

" Tidak ada, hanya saja aku senang bisa melihat kalian lagi. " Aku mengusap air mataku yang terus terjatuh.

" Apa yang kamu katakan, seperti kita tidak akan pernah bertemu lagi." Ucap Ayah dengan suara khasnya yang serak.

" Tentu saja itu tidak akan terjadi. " aku tersenyum lebar.

" Kalau begitu kita sarapan pagi dulu, ibu juga sudah membuat makanan kesukaan kakak. " Ibu mengiring kami menuju meja makan.

" Makanan kesukaanku ada?. " Teriak Yusa.

" Tentu Ada." Jawab Ibu.

" Nah, itu baru Ibuku. " Ledek Yusa.

Sehabis makan, aku segera membersihkan diri. Aku mulai memikirkan agar keluargaku tidak hancur lagi.

Aku menulis hal-hal yang harus aku lakukan di masa depan. Pertama aku harus menjauh dari Kevin dan Erin, aku juga harus mulai bekerja, jika Ayah mengalami bangkrut maka aku bisa membantunya. Jika aku bisa membantu Ayah, maka aku tidak perlu melakukan perjodohan, lalu Ibu tidak akan depresi dan Yusa tidak akan meninggal dengan tragis.

Aku bersiap-siap menuju kantor Kevin, biasanya aku berdandan sangat berlebihan jika menyangkut Kevin. Aku baru sadar jika penampilanku saat itu sangat memalukan.

Aku mulai membuka lemari ku, ternyata isi lemari ku berisi pakaian yang kekanakan, seleraku dulu seaneh itu.

Aku mulai memilih beberapa pakaian yang cocok di pakai olehku.

" Hem.. Cuma dua set pakaian yang masih bisa aku pakai. "

Aku mulai mengganti pakaian, dan berdandan sewajarnya.

Aku memandang diriku di cermin.

" Aku harus mengubah dan menjadikan akhir ceritaku berakhir dengan bahagia. " Ucapku dengan semangat.

" Tapi, ternyata aku cantik juga. " Aku tersenyum lebar ke arah kaca.

" Mari ubah hidupku. " Aku berjalan keluar dari kamarku dengan percaya diri.

" ekhem.. "

Aku menoleh cepat, tentu saja itu adikku yang berdiri di lantai atas, yang menyapaku dengan suara batuk yang ia buat.

" Ada apa?. " Tanyaku.

" Kau mau ke mana?. " Tanyanya.

" Aku mau ke kantor Kevin. " Ucapku.

" Tumben kakak berpakaian layaknya orang dewasa, biasanya seperti anak di bawah umur lima tahun. " Ledeknya.

" Aku tahu, aku baru sadar sekarang. Jangan mengingatkanku hal memalukan itu. " Aku menutup wajahku.

" Tapi itu jauh lebih bagus. " Lirihnya.

" Aku tahu. " jawabku dengan tersenyum.

" Aku tidak mengatakan apa pun. " Elaknya.

" Aku mendengar semuanya. " Ledekku.

" Tapi, lebih baik kakak tidak terus-terusan mengejar cinta Kevin. " Ucapnya, Yusa terlihat kesal.

" Kenapa?. " Tanyaku.

" Karena ia tidak pantas untuk kakak. " Ucapnya sembari menunduk.

" Itu urusan kakak aku hanya memberimu pendapat. " Yusa beranjak menuju kamarnya.

" Aku akan mendengarkannya. "Teriakku.

Sepintas aku melihat senyum di bibir Yusa.

Dia adik yang sangat manis, dan aku tidak akan membiarkanmu mati dengan tragis lagi.

Sekarang aku berdiri tepat di depan ruangan Kevin, orang-orang mulai berbisik tentangku.

" Ya ampun, tumben dia berpenampilan Cantik biasanya ia berpenampilan seperti anak yang mencari perhatian. " Ucap salah satu karyawan yang sengaja membesarkan suaranya.

" Ternyata aku separah itu. " Aku mengelus dada.

" Tapi, nona itu sangat kasihan, rumornya tuan Kevin tidak bisa melupakan kekasih di masa lalunya. " Ucap salah satu karyawan lagi.

" Iya, walau nona itu sekarang pacarnya tapi hati tuan tetap mencintai cinta masa lalunya. " Ledek karyawan itu lagi.

" Itu benar sih, maka sekarang aku akan mengakhiri cinta sepihak ini. " Aku membuka pintu ruangan Kevin, aku masuk dengan percaya diri.

Aku disambut dengan ekspresi tidak suka yang terlihat jelas di wajah Kevin.

Dari awal aku masuk Kevin sibuk dengan dokumennya, Ia bahkan tidak melirikku tetapi memasang wajah yang sangat menjengkelkan. Bagaimana dulu aku bertahan dan mencintai pria ini sejauh itu.

" Apakah, kau tidak mau menawarkan ku sesuatu untuk di minum?. " Tanyaku, sembari memecah keheningan.

" Biasanya kau memintanya sendiri. " Ucapnya yang masih sibuk dengan dokumennya.

" Em.. Baiklah tidak perlu basa-basi mari kita ke intinya. " Aku memperhatikan Kevin di depanku dengan seksama, ia bahkan tidak bergeming.

" Ayo putus. " ucapku.

Ia berhenti sejenak, dan melanjutkan kesibukannya dengan dokumennya.

" Ayo putus. " ucapku lagi.

Kevin menghentikan kesibukannya, ia mulai menatapku. Ia terkejut melihatku, mungkin saja karena penampilanku yang berubah.

" Apa ini salah satu trik agar aku mulai mencintaimu. " Ucap ketus Kevin.

" Tidak. "Jawabku singkat.

" kau tahu aku tidak pernah mencintaimu dan yang memaksa kita berpacaran adalah dirimu. Maka trik apa pun yang kau gunakan aku tidak akan pernah mencintaimu, sedikit pun. " Suara yang penuh penekanan dan tatapan tajam yang ia tunjukan untukku, rasanya tangan ini ingin mencongkel mata itu.

Terpopuler

Comments

senja

senja

ttg dia sadar kl kembali ke masa lalu itu kurang deskripsi Ka, juga masanya

2021-12-02

0

ayam receh

ayam receh

semangat

2021-11-22

1

권 옥타비안🌼🌼

권 옥타비안🌼🌼

keputusan yg tepat.. ayo perbaiki hidupmu💪

2021-11-16

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!