Sejak pertemuan mereka di toko,Adi sering datang ke tempat kerjanya,bahkan mereka sempat bertukar nomor telephone membuat mereka berdua semakin dekat.
Lama keduanya bertukar kabar lewat aplikasi whats**p sampai akhirnya Adi menembaknya,bahkan langsung melamarnya membuat hati Mawar tersentuh,saat itu Adi bersikeras mengantarnya sampai akhirnya mereka berhenti disebuah taman dan Adi melamarnya dengan setangkai bunga Mawar dan cincin,meskipun dengan hal yang sederhana namun Mawar menghargai ketulusan dan keseriusan Adi.
Meskipun dirinya berkata bahwa belum siap menikah karena ia harus fokus pada kuliahnya namun Adi tidak masalah dan tetap setia menunggunya sampai Mawar lulus.
Kenangan-kenangan manis itu membuat beban pikiran Mawar seakan hilang,yang ia lakukan sekarang hanyalah tetap mencintai Mas Adinya,tak perlu terpikirkan dengan sikap mertuanya yang menjadi sangat membencinya,Mawar hanya harus percaya pada suaminya Mas Adi.
Dilihatnya keadaan luar yang sudah petang,ia bergegas beberes dan berniat pulang saja namun suara petir tiba-tiba terdengar,bahkan sekarang terlihat hujan turun.
"Duh..aku tidak bawa payung lagi",sudahlah Mawar akan menunggu reda saja,lagi pula ia sudah minta izin ke Mas Adi,ia kembali masuk ke dalam toko.
Dinyalakannya lampu yang sempat ia matikan lagi,ia duduk didepan kaca sembari menopang dagu melihat rintikan hujan yang jatuh membasahi bumi,terlihat dedaunan yang menari akibat terkena angin dan air jatuh membuatnya sedikit terhibur.
Namun tiba-tiba pemandangannya tertutup dengan sebuah mobil yang berhenti didepan tokonya.
Terlihat seorang pria gagah nan tampan keluar dari mobil tersebut,kemudian pria itu membuka pintu belakang dan menggendong seorang anak kecil di tangan kirinya dan tangan kanannya membawa payung,tatapan mereka sempat bertemu,sampai akhirnya ada seorang anak laki-laki kecil yang keluar lagi dari dalam mobilnya.
Setelahnya Mawar melihat orang itu berjalan menuju arah tokonya.
*K*ling..!
Suara pintu toko yang terbuka,Mawar langsung menghampiri ketiga lelaki tersebut"Maaf tuan tapi tokonya sudah tutup",Mawar berucap sopan.
"Tapi lampunya masih menyala dan masih ada orang disini",ucap pria itu dengan datar.
"Oh,itu karena saya menunggu hujan reda",Mawar melihat anak yang ada didalam gendongan pria didepannya ini,anak itu sangat lucu dengan pipi tembamnya.
"Ayah..apa Akins tidak bisa dapat kue ulang tahun hali ini?",anak yang ada di gendongan pria itu berkata dengan nada yang sedih.
"Tapi tokonya sudah tutup Akins,kita cari besok saja ya,ini toko terkahir yang kita temui dan masih buka",sebenarnya hari ini adalah hari ulang tahun anaknya yang ke tiga namun Azam lupa karena banyak sekali pekerjaan.
Lelaki itu adalah Azam,ia bukan asli orang Yogyakarta,ia datang dari Jakarta dan pergi ke Jogja karena urusan bisnis,namun kedua anaknya ngotot ingin ikut ,dan hari ini ia lupa membeli kie ulang tahun untuk anaknya karena kesibukannya.
"Akins tidak mau..pokoknya Akins mau sekalang juga..!",kini anak itu bahkan sudah memukul-mukul dada Azam,ia menangis dan meronta,melihat itu Mawar jadi tidak tega.
"Emm.. apa mau tante buatkan roti dahulu..?",mendengar itu ketiga lelaki didepannya ini melihat Mawar.
"Apa tidak apa-apa..?,bukankah toko ini sudah tutup?",Azam tak enak hati.
"Mau tante..Akins mau banget..!",anak itu terlihat senang sekali,bahkan tanpa sadar Mawar mencubit pipi Akins karena gemas.
"Baiklah tunggu sebentar saja ya ,tante akan buatkan roti ulang tahun untuk Akins?",anak itu mengangguk-angguk senang.
"Tante cantik baik deh..nanti jangan lupa kasih dolaemon di loti Akins ya tante",Mawar terkekeh dengan cara bicara anak kecil yang lucu itu,Mawar melihat anak yang satunya diam saja.
"Baiklah Akins..apa kamu juga mau kue?",Mawar bertanya pada anak yang satunya,dari tadi anak itu diam dan menggandeng tangan ayahnya saja,sepertinya ia kakaknya dilihat dari postur tubuhnya lebih besar,anak itu melihat kearah ayahnya,seperti meminta izin.
"Apa Azka mau..?",Azam bertanya pada anaknya,anak itu hanya mengangguk.
"Baiklah apa Azka mau kue coklat atau strowberry?kebetulan di toko tante masih ada 2 kue?",Mawar bertanya namun anak itu hanya diam saja.
*S*epertinya ada yang aneh,anak ini dari tadi diam saja,bahkan ia tak melepaskan tangannya dari ayahnya semenjak turun dari mobil.
"Dia bisu jadi tak bisa menjawab,bawa dua-duannya saja saya akan bayar semuanya",Azam dapat menangkap raut wajah terkejut Mawar,hal itu sudah sering ia jumpai.
"Oh maafkan saya..kalau begitu tunggu sekitar 30 menit saya akan membuat kuenya sekarang,anda bisa masuk kedalam dan duduk disana"
Ketiga lelaki itu mengikuti Mawar sampai diruang yang bersebelahan dengan dapur,disana ada 1 sofa dan sebuah televisi kecil yang biasa digunakannya sewaktu karyawan atau dirinya beristirahat.
Dari ruang itu terlihat jelas bagian dapur dan Azam bisa leluasa melihat Mawar yang dengan telatennya membuat roti ulang tahun untuk anaknya.
"Ayah..",suara Akins mengalihkan pandangannya dari Mawar,"Ada apa..?",dilihatnya anak beurumur 3 tahun itu "Apa mama akan pulang kalo Akins ulang tahun?"
Anak itu menatapnya dengan mata yang bersinar,mendengar itu Azka diam ia menatap tidak suka saat adiknya berbicara soal mamanya.
"Tidak sayang..kau hanya punya ayah,apa kau tak senang punya ayah?"
"Senang kok ayah..tapi teman-teman Akins semuanya punya mama",anak itu bertanya dengan polosnya.
"Nanti juga Akins punya mama,tapi tidak sekarang..",Azam mencoba memberi pengertian,tak mungkin ia berkata pada anak kecil bahwa mamanya kabur bersama pria lain yang bekerja seprofesi dengannya.
"Kenapa..?"
"Mama yang baik seperti peri akan datang kalo Akins jadi anak yang baik?"
"Benarkah ayah..??apa sepelti tante loti?",tunjuknya pada Mawar,Azam terdiam sejenak,ia menengok kearah Mawar jangan sampai wanita itu mendengarnya,ia akan malu sendiri nantinya.
"Yaaa..kau bisa mendapatkan mama yang baik kalau Akins mau belajar dan berhenti rewel",Azam mengiyakan saja,dari pada anaknya rewel.
"Asyikk..!!Akins punya mama..",hati Azam sakit melihat anaknya menginginkan sekali akan hadirnya ibu,ia tahu anak-anaknya kurang kasih sayang dan perhatian,selama ia bekerja mereka akan dititipkan pada baby sister,mau bagaimana lagi,dirinya juga sibuk bekerja.
Sebenarnya ia sudah beberapa kali mencoba mencari wanita yang bisa menjadi ibu untuk anak-anaknya,namun kebanyakan mereka hanya mengincar hartanya,bahkan mereka hanya tergoda akan ketampanannya.
Namun saat mengetahui anaknya Azka bisu wanita-wanita itu meninggalkannya dengan alasan tak mau punya anak yang cacat,bahkan ada juga yang pura-pura baik namun dibelakangnya mereka mencibir dan mengolok-olok Azka.
Azam melihat Mawar sejenak,mungkin wanita itu juga sama saja
*Di*a mungkin mencari perhatian dariku,mana mungkin ia rela membuat roti lagi saat tokonya sudah tutup,pasti ia terpukau dengan ketampananku dan melihat dari mobil yang aku pakai kesini...
Namun Azam tak punya pilihan,melihat semua toko yang ia datangi sudah tutup semua,hanya toko ini satu-satunya yang masih buka dan Akins pasti akan rewel sepanjang malam karena hari ulang tahunya tidak dirayakan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 171 Episodes
Comments
Shuhairi Nafsir
Azam jangan kamu terlalu judge the book by its cover terhadap mawar. takutkan nanti kamu akan buncin sama mawar
2022-12-11
0
Kar Genjreng
mawar 🌹🌹🌹🌹 punya suami tapi punya kendala mertuanya...ingin anaknya poligami demi mendapatkan keturunan...jadi Mas Azam bisa berdoa semoga di lepasin sama Suaminya...Mawar wanita baik..ga matre.🙏🙏🙏🌹🌹🌹
2022-10-25
1
Kod Driyah
ibunya aska dan azam kmn apa meninggl apa bercerai
2022-05-16
0