Saat tersadar, Haru bangun dan mengucak kedua matanya. Kemudian dia beranjak berdiri melihat ke semua arah mata angin.
Disajikan dengan pemandangan yang sangat indah di sekelilingnya, hamparan rumput hijau nan menyejukkan terlihat menyambut di bawah luas langit biru. Bahkan terdengar juga suara gemuruh air yang berjatuhan.
Tidak cukup sekali Haru memandangi bagian-bagian pada tubuhnya itu. Dia sampai mencoba menepuk-nepukkan kedua tangan pada pipinya berulang kali hanya karena ingin memastikan, jikalau dia tidaklah sedang bermimpi dan memang telah hidup kembali di dunia yang baru.
Apa yang sudah kualami, ternyata bukan halusinasi, ya. Aku benar-benar hidup lagi. Semua indra yang ada di tubuhku juga berfungsi normal.
Selesai memastikan terkait dirinya, Haru pun teringat akan sosok Erythia yang ikut bersamanya ke dunia tersebut. Karena dia tidak melihat sang Dewi berada di dekatnya, lantas dia memutuskan untuk segera mencari ke sekitar.
Berjalan di antara rimbun pepohonan, mengikuti jalan setapak, hingga membawa Haru pada aliran sungai yang cukup deras, tetapi tampak tenang. Mendekatlah dia ke sana untuk membasuh wajahnya. Namun, betapa terkejutnya dia ketika melihat pantulan wajahnya sendiri yang tampak lebih muda.
Sosok yang terpantul di aliran sungai tersebut sama percis seperti empat tahun yang lalu. Saat ini sosok Haru kembali lagi pada waktu ketika dia berusia 18 tahun.
Ti-Tidak mungkin !
Yang benar saja. Ini tidak bercanda, kan ?
Merasa tidak percaya dengan penampilannya kini, Haru dibuat terbungkam. Setelah beberapa saat tenggelam dalam lamunan, dia tersadar kembali dan menggelengkan kepalanya dengan cepat teringat hal lain yang lebih penting daripada itu.
Lupakan, aku harus mencari Ery terlebih dahulu. Akan kutanyakan terkait hal ini padanya nanti.
Dengan tegesa-gesa Haru melanjutkan membasuh wajahnya, lalu mencari Erythia yang terpisah entah di mana. Dia kembali berjalan menghampiri sumber suara gemuruh air.
Tidak berselang lama, sebuah air terjun mulai terlihat dalam jarak mata memandang. Bukan hanya itu, di tepian berlawanan dari tempatnya berjalan, terlihat ada seorang gadis yang sedang berendam membelakanginya.
Haru yang terkejut karena mendapatkan rezeki nomplok, membuat tempo detak jantungnya sedikit lebih cepat, dan berusaha mencoba untuk tetap tenang.
Kenapa aku malah melihat pemandangan indah di timing yang seperti ini, sih ?
Sudah jelas, kan … tidak mungkin aku mengabaikan kesempatan ini begitu saja ?!
Pikiran liarnya itu mulai mendominasi dan mengambil alih kesadaran. Seraya berjalan perlahan, Haru mendekati semak yang cukup tinggi yang berada di sekitar untuk menyembunyikan hawa keberadaannya. Akan tetapi …
KRAK !
… tepat setelah dia bersembunyi, ranting pohon kering tidak sengaja terinjak oleh kakinya. Sontak membuat gadis itu langsung tersadar akan keberadaan sosok lain di sekitarnya.
"Siapa di sana?!"
Gadis itu berteriak, dengan cepat berbalik ke belakang. Namun, dia tidak melihat siapa pun dalam jangkauan pandangannya.
Gawat-gawat-gawat !
Mati sudah, kalau aku sampai ketahuan !
Batin Haru sampai mengeluh hebat. Keringat dingin karena panik perlahan mulai membasahi punggungnya. Dia hanya terus berharap semoga tidak ketahuan.
"Jawab aku! Siapa di sana?!"
Gadis itu kembali berseru. Dari nada bicaranya, sangat jelas terdengar jikalau dia merasa terancam.
"Meaw ...."
Tanpa pikir panjang, Haru malah menirukan suara kucing untuk mengelabui gadis tersebut. Itu karena dia juga ingin melarikan diri. Dia seperti tidak memiliki harapan karena sudah terjebak ke dalam situasi rumit saat ini.
Orang yang memiliki niat buruk memang selalu kena getahnya. Haru benar-benar bungkam. Dia sampai bergidik ngeri membayangkan bad scene yang akan dialami olehnya jikalau sampai ketahuan mengintip.
"Hmm … ternyata kucing, ya. Kukira orang cabul yang ingin mengintipku," gumam gadis itu, dan kembali melanjutkan sesi berendamnya.
Haru berpikir jikalau keadaan sudah cukup aman. Dia pun memutuskan untuk segera pergi menjauh dari sana. Akan tetapi, ketika mulai berdiri dan bersiap untuk kabur …
「WATER BINDING」
… gadis itu mengucapkan beberapa kata dengan lantang!
Beberapa pusaran air terbentuk di sekitarnya. Kemudian menjulang tinggi ke atas membentuk menyerupai seperti seekor naga. Setelah itu langsung menyosor dengan cepat dan tepat ke arah Haru berada, lalu mengikat beberapa bagian tubuhnya dan mengangkatnya ke udara.
"Woaahhh ...!!"
Tentu saja Haru panik. Sedangkan gadis itu meneriakinya dengan nada kesal.
"Kamu pikir bisa kabur dariku, hah?!
"Mana mungkin aku percaya ada kucing yang suaranya jelek seperti tadi!"
"Tu-Tunggu dulu. Aku bisa jelaskan!"
"Cih ...!ーCuma seorang cabul yang akan berkata seperti itu!"
"Sungguh, aku tidak berbohong! Sebenarnya aku sedang mencari seorang gadis bernama Erythia. Kupikir kamu melihatnya di sekitar sini."
"EhーKenapa kamu bisa tahu namaku? Kamu siapa, dasar cabul!"
Tentu Erythia tidak percaya begitu saja. Yang jelas, dia benar-benar merasa terancam.
Eh? Mungkinkah gadis itu ?
Syukurlah … ternyata itu kamu, ya. Kupikir justru orang lain.
"Ery, ini aku, Haru. Cepatlah turunkan aku. AKU TAKUT KETINGGIAN!" teriak Haru menjelaskan.
"Jangan berbohong padaku! Wajahmu tidak seperti Haru yang kukenal!" Erythia menyanggah.
"Aku serius. Mana mungkin aku berbohong padamu. Perhatikanlah wajahku ini baik-baik."
"Hmm ...."
Erythia menyipitkan kedua matanya menatap tajam ke arah Haru yang terkunci di udara. Menelisik secara seksama, dia masih belum percaya dengan perkataan pemuda tersebut. Karena sosok Haru benar-benar terlihat berbeda dan lebih muda dari pada sebelumnya.
"Kamu mengenaliku, kan?"
"Aku tidak yakin. Sepertinya kamu memang sedang berbohong padaku!"
"Percayalah, Ery. Mana mungkin aku berbohong. Selain itu, cepatlah turunkan aku dan pakailah pakaianmu. Pemandangan ini terlalu menyilaukan bagi mataku."
"Eh?"
Erythia tersentak dan terdiam sejenak. Dia pun langsung melihat sekujur tubuhnya. Dia tidak sadar jikalau dirinya benar-benar menunjukkannya pada Haru.
Kedua mata sepasang muda-mudi kini saling memandang dalam diam. Tidak berselang lama, wajah Erythia perlahan mulai memerah dan tampak matang.
"DASAR CABUL!!"
Karena merasa malu, tanpa ragu sang Dewi pun melemparkan Haru ke dalam kolam terjun tersebut …
"Argh ...! Kamu jahat sekali, Eryyy ...!!"
… dan Haru akhirnya terjun bebas seperti atlet cabang olahraga loncat indah sampai dia tercebur.
...❧❧❧...
Di lain sisi, suara dari televisi yang di tonton saat pagi hari.
[Telah ditemukan mayat seorang pria yang tergeletak di sebuah gang komplek perumahan. Dugaan saat ini adalah korban pembunuhan, karena terdapat luka tusukan pada bagian perut dan luka akibat pukulan dari benda keras pada bagian kepala.
Polisi masih mencari tahu keberadaan pelaku pembunuhan tersebut, sekaligus menyelidiki terkait motif kejahatan yang sudah mereka perbuat ....]
"Selamat pagi, Ayah, Ibu," ucap Aria seraya menguap, yang baru saja bangun dari tidurnya dan hendak menuju ke kamar mandi.
"Aria, kemarilah. Coba kamu lihat sebentar berita pagi ini," balas sang Ibu.
"Ada apa, Bu?
"Aku tidak terlalu tertarik dengan berita."
"Sudahlah, cepat kemari."
"Iya-Iya, baiklah."
[Saat polisi melihat data diri sang korban. Pria itu bernama Haru. Berusia 22 tahun, dan bekerja sebagai seorang pegawai kantoran.]
Eh? Tunggu, jangan bercanda! Tidak mungkin kalau itu adalah Haru, kan ?
Aria sempat dibuat terkejut mendengar topik dari berita tersebut. Dia pun segera mengambil remote tv di atas meja untuk membesarkan sedikit volume-nya.
[Saksi ; Saya benar-benar terkejut melihat seorang pria yang terbaring dan tergeletak di gang komplek dini hari ini. Saya pikir kalau dia cuma pingsan karena efek mabuk parah semalam. Tapi ternyata, setelah kami berdua mendekat untuk mencoba membangunkannya, saya dan suami lebih dikejutkan ketika melihat banyaknya bercak darah terpapar di mana-mana.
Saat itu juga suami saya langsung menghubungi kantor polisi dan pihak rumah sakit untuk segera memeriksa sang korban.]
[Begitulah pengakuan serta penjelasan dari salah satu saksi. Berikut adalah foto diri dari sang korban. Diharapkan bagi keluarga korban yang melihat berita ini, untuk segera menghubungi kontak yang tercantum di bawah ini.]
"Ti-Tidak mungkin ...."
Aria seketika menjadi lemas sekujur tubuh setelah melihat foto sang korban yang tidak lain adalah benar sosok Haru, kekasihnya itu sendiri. Kedua lututnya langsung terjatuh menyentuh lantai keramik rumahnya.
Sang ibu dari Aria sangat shock, bahkan ayahnya pun tidak kuasa melihat berita tersebut. Aria yang melihat kedua orang tuanya mengalami kesedihan seperti ini, tidak mampu menahan laju air matanya.
"Kalau saja semalam Haru tidak pulang, kejadian buruk seperti itu tidak akan menimpanya," ucap sang ibu seraya menangis dengan sangat lirih.
"Anak itu … dia adalah anak yang baik. Bahkan ayah sudah menganggap Haru seperti anak sendiri. Kenapa dia harus mendapati nasib seperti itu?!" lanjut sang ayah, seraya memukul kencang meja karena tidak bisa menerima takdir ini.
Bisa disebut, Haru adalah pria yang beruntung. Pada awalnya, keluarga Aria tidak menyukai sosoknya. Mereka enggan dan menolak keras jikalau anak mereka yang tidak lain adalah Aria, dekat dengannya. Namun, keadaan perlahan berubah. Rasa tidak suka kedua orang tua dari Aria, berangsur-angsur justru menjadi sebaliknya.
Lantas mereka pun semakin menyukai sosok Haru, dan merestui hubungannya dengan Aria. Haru memang termasuk anak yang baik, karena memiliki sifat tanggung jawab yang besar. Kesungguhan, ketulusan, serta pengorbanan yang dia tunjukkan pada Aria, itu berhasil mengubah sudut pandang orang tuanya terhadapnya.
Sementara Aria yang tidak kuasa menahan tangisannya itu, bergumam dengan nada yang amat lirih, "Haru bodoh!
"Kamu berjanji padaku akan selalu melindungiku, tapi kenapa kamu malah mengabaikan keselamatanmu dan tidak bisa melindungi dirimu sendiri?!
"Haru … kamu benar-benar bodoh! Kamu pergi tanpa memikirkan apa yang akan terjadi denganku tanpamu ke depannya?"
Aria pun kemudian menangis sekencang-kencangnya atas kepergian kekasihnya itu.
^^^To be continued ...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
𝑲𝑎𝑛𝑔 𝑮𝑎𝑏𝑢𝑡
oke drama azab nanti ini
2022-01-15
3