"Oke, sudah waktunya."
Erythia beranjak dari kursinya dan memandang jauh ke depan. Sebuah gerbang yang cukup besar muncul dari dasar pijakan kaki, hingga terlihat seutuhnya.
Haru pun turut beranjak mengikuti. Kemunculan gerbang tersebut membuat dia terpukau, kemudian segera berjalan mendekati Erythia.
"Kenapa muncul sebuah gerbang di sana?" Haru bertanya seraya menunjuk.
"Itu adalah gerbang yang akan membawamu hidup kembali di dunia baru. Sebelum kamu pergi, ada beberapa gift yang akan kamu peroleh sebagai bekalmu di sana."
"Gift ...? Maksudmu seperti uang untuk membeli kebutuhanku di sana?"
"Ya, salah satunya. Sisanya adalah sesuatu yang lebih dari pada hal sepele semacam itu."
"Jadi, seperti apa?"
Dengan ekspresi wajah yang tampak rumit, Haru sedikit memiringkan kepalanya.
"Dengar, dunia yang akan kamu tinggali sangat berbeda dengan duniamu sebelumnya. Di sana kamu bisa menggunakan kekuatan sihir, atau bahkan menciptakan sihirmu sendiri.
"Ditambah hukum rimba yang berlaku di sana, membuatmu harus berhati-hati dan perlahan berlatih agar bertambah kuat. Bertujuan untuk mengantisipasi dan menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi.
"Selain itu, tidak hanya manusia yang ada di sana. Ras lain seperti Demi-Human sebagai salah satu contohnya, bisa kamu temui juga. Intinya apa yang akan kamu alami di sana, itu tergantung padamu." Erythia menjelaskan dengan detail situasi terkait.
"Hou … menarik sekali."
Fantasi yang akan menjadi kenyataan, kah ?
Tidak kusangka, kalau aku akan kembali hidup di dunia yang seperti itu. Justru malah membuatku bersemangat.
Jentikan jari Erythia memunculkan beberapa kotak harta berukuran sangat besar di hadapan mereka berdua. Di dalam kotak tersebut berisikan gift yang berbeda-beda.
Dari 4 kotak yang sudah berjajar rapi, Haru hanya boleh memilih 2 kotak. Yang di antaranya itu adalah;
(Urutan dari kotak sebelah kiri ke kanan).
1. Custom Ultimate Skill
Kekuatan ilahi. Dengan memiliki kekuatan ini, sang pengguna bisa membuat jenis skill pamungkas yang sangat diinginkan olehnya. Tidak ada batasan penggunaan, karena ini adalah salah satu kekuatan mutlak. Akan tetapi, resiko yang diterima atas penciptaan ultimate skill itu sendiri juga sepadan.
Saat sudah mencapai batasan puncak, jikalau sang pengguna memaksakan kehendaknya, dia akan mati dilahap oleh kekuatan besar tersebut. Sebelum akhirnya benar-benar melebur dari peradaban.
2. Full Set Armor + Axe/Bow/Spear/Sword [A+ Class]
Satu set baju zirah pelindung diri beserta senjata (hanya dapat memilih salah satunya). Tidak termasuk item langka. Karena pada klasifikasi kelas A+, perlengkapan seperti apa pun bisa dibuat. Meski membutuhkan material yang cukup rumit dan sulit untuk mendapatkannya.
Biasa dipakai oleh para petualang dengan tingkatan level minimal Gold.
3. Rare Weapon : Axe/Bow/Spear/Sword [SS+ Class]
Satu senjata legendaris (hanya dapat memilih salah satunya). Termasuk item langka. Karena pada klasifikasi kelas SS+, senjata apa pun itu hanya bisa diperoleh dari labirin lantai terdalam, reruntuhan peninggalan kuno, atau warisan turun-temurun.
Legenda mengatakan, bahwa senjata legendaris bisa dibuat, tetapi belum ada satu pun orang yang berhasil membuatnya sampai saat ini.
4. Treasure
Satu peti koin emas untuk menunjang kehidupan.
Setelah Erythia memberikan penjelasan terkait gift yang akan diperoleh dari kotak yang dipilih nanti, tentu saja Haru diperbolehkan untuk menolak jikalau memang dia tidak ingin menerimanya. Semua keputusan tergantung padanya.
"Kurang lebih itulah gift yang akan kamu terima. Sekarang pilihlah."
"Tunggu, aku ingin mengajukan pertanyaan terlebih dahulu."
Haru menatap tajam Erythia.
"Ya, silakan. Kamu bebas menanyakan apa pun yang ingin ditanyakan."
Erythia membalas tatapan Haru.
"Dari mana kamu mendapatkan semua ini?"
"Semua item itu adalah milik eksistensi tertinggi di Alam Semesta. Aku hanyalah sebagai utusan untuk menjaga mereka, dan memberikannya langsung pada yang terpilih.
"Lagi pula, mana mungkin aku bisa mendapatkan item semacam itu, bukan?"
"Hmm … masuk akal."
Haru berulang kali melirik ke arah semua kotak secara bergantian. Dia berpikir keras untuk memilih gift yang diinginkan olehnya.
Pilihan yang sulit, tapi aku harus menentukan mana yang terbaik. Semua item ini menyangkut hidup dan matiku di sana.
Sebenarnya Haru sudah memilih salah satunya. Itu adalah peti berisikan kekuatan ilahi, “Custom Ultimate Skill”, dan tentu saja akan sangat berguna. Meski kekuatan bukanlah segalanya, tetapi ketika dia mendengar penjelasan Erythia tentang hukum rimba yang berlaku di dunia tersebut, untuk berjaga-jaga menghadapi marabahaya, kekuatan memanglah dibutuhkan.
Di dunia sebelumnya, Haru menguasai bela diri. Namun, sudah pasti itu tidaklah cukup. Dia berpikir tentang perbandingan kekuatan tempur yang tidak relevan. Maksudnya, jikalau musuh yang dihadapi memiliki kekuatan sihir yang hebat, pengguna jujutsu hanya akan mengalami kerepotan. Karena itulah ....
Sedangkan untuk tiga pilihan yang lain, Haru benar-benar bingung dan tidak bisa memilih begitu saja. Semuanya memang dibutuhkan!
Dengan peralatan tempur yang lengkap dan memadai, apa lagi memiliki salah satu senjata legendaris, sudah pasti bisa merasa tenang untuk beberapa waktu. Ditambah pula jikalau memiliki banyak uang, jelas tidak akan merasa khawatir untuk menjalani kehidupan sehari-hari.
Semua item saling berkaitan satu sama lain, dan pada moment ini juga sifat ketamakan seseorang sedang diuji.
...❧❧❧...
"Jadi, kamu sudah menentukan pilihanmu?" Erythia bertanya lagi.
"Ya, sudah kuputuskan!" Haru berkata tegas.
"Kamu yakin, kan?"
"Tentu saja!"
"Baiklah kalau begitu. Katakanlah."
"Aku memilih kotak nomor 1 dan 3."
"Pilihan untukmu memang cukup sulit, ya. Biasanya seseorang yang memiliki sifat tamak, pasti akan memilih kotak nomor 4."
"Aku tahu! Walaupun aku tidak tamak, sebenarnya aku juga ingin sekali memilih kotak nomor 4 itu," gerutu Haru menunjuk ke arah kotak terkait.
"Argh ...! Pilihan ini benar-benar membuatku frustasi, tahu!" lanjutnya seraya mengacak-acak rambut secara tidak beraturan.
Erythia hanya terkekeh melihat tingkah Haru. Dia menganggap jikalau Haru adalah sosok yang cukup menarik perhatiannya. Meski sedikit kecewa karena waktu perpisahan akan segera tiba, ekspresi sedih mulai terlukis di wajah sang Dewi.
"Boleh aku menyentuh kotak pilihanku itu?" Haru bertanya dengan tampang polos tidak sabaran.
"Tentu saja. Kamu juga boleh membuka isi kotaknya. Tapi kuingatkan terlebih dahulu, tolong jangan buka kotak yang satu itu di sini," jawab Erythia seraya menunjuk ke arah salah satu kotak yang dimaksud.
"Yang di ujung kiri itu?"
"Ya, benar."
"Memangnya kenapa?"
"Menurut sajalah."
"Hmm … baiklah. Aku akan membukanya saat aku sudah berada di sana saja. Kamu bisa membantuku mengirimkan mereka juga, kan?"
"Kalau terkait itu, serahkan saja padaku!"
"Bagus ...!"
Haru tersenyum lebar.
Tidak lama kemudian, pintu gerbang besar tersebut mulai terbuka. Itu menandakan bahwa waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba.
Sudah saatnya, ya. Benar-benar singkat. Setelah ini, aku akan kembali menjadi keberadaan yang terlupakan.
Seraya memandangi sosok Haru dari belakang, Erythia sempat mengutuk di dalam hatinya.
"Haru, sudah saatnya!" seru Erythia.
"Eh?"
Haru yang tengah mengelus-elus kotak pilihannya itu menoleh, dan segera berjalan mendekati Erythia. Mereka berdua kini memandangi pintu gerbang tersebut.
"Kamu sudah bisa pergi sekarang, dan nikmatilah kehidupan barumu. Kuharap kejadian seperti sebelumnya tidak menimpamu lagi di sana. Semoga beruntung."
Nada bicara Erythia benar-benar berat. Tentu Haru pun menyadari akan hal itu.
Memang menyedihkan. Selama Erythia menjalani pekerjaan ini, baru kali ini dia merasa bahagia. Itu karena tamu spesial yang pernah singgah, tidak pernah banyak bicara. Tentu sangat berbeda jauh jikalau dibandingkan dengan Haru yang memang 'bisa dikatakan' sangat aktif berkomunikasi.
Ada pun hal lain yang terbesit di dalam benak Erythia; 'Apakah dia akan mengalami kebahagian singkat seperti ini lagi, atau mungkin tidak akan pernah lagi mengalaminya?'
Siklus reinkarnasi seperti yang dialami oleh Haru terbilang langka, karena itu Erythia jarang sekali mendapatkan tamu khusus. Meski ada, tetap membutuhkan waktu yang sangat lama, dan dia juga tidak bisa berharap lebih. Apakah sosok yang singgah berikutnya memiliki sikap yang sama seperti Haru, atau mungkin malah seperti biasanya? Entahlah ....
Haru menghela napas panjang. Dia mulai berjalan mendekati pintu gerbang tersebut. Setelah cukup dekat, dia menghentikan langkahnya dan berbalik menatap Erythia.
"Apa lagi yang kamu tunggu?" Haru berkata dengan menunjukkan ekspresi wajah yang tampak serius.
"Eh? Apa maksudmu?"
Erythia justru kebingungan.
"Hey, kamu tidak akan membiarkan diriku yang kamu sebut bodoh ini pergi ke dunia itu sendirian, kan?
"Ikutlah bersamaku, Erythia."
Itu adalah pertama kalinya Haru memanggil nama sang Dewi. Erythia benar-benar terkejut oleh ajakan dari pria di hadapannya itu, dan perasaannya kini benar-benar menjadi semakin tidak karuan.
"Kamu tidak perlu banyak berpikir, Ery. Lagi pula, sosok yang sekarang sedang berdiri di belakangmu itu pasti akan menyetujuinya juga." Haru menambahkan.
"Eh?"
Erythia pun segera berbalik.
Sosok itu adalah Hyranhia yang sedang tersenyum manis, yang tidak lain merupakan adik dari Erythia itu sendiri.
"Hyranhia, kenapa kamu di sini?"
Erythia sangat terkejut dengan keberadaan adiknya itu.
"Aku tidak akan berbasa-basi lagi. Kakak boleh pergi menemani pria itu," tegas Hyranhia.
"Eh? Apa maksudnya?"
Seraya berjalan mendekati Erythia, Hyranhia berkata, "Kakak benar-benar tidak berubah, ya. Jujurlah pada perasaanmu sendiri, Kak. Aku tahu kalau kakak bosan dengan pekerjaanmu ini, jadi sudah saatnya aku menggantikan tugasmu."
"Ta-Tapi ...."
"Sssttt … kakak tidak boleh terlalu banyak berpikir, oke." Hyranhia menempelkan jari telunjuknya di bibir Erythia. "Sekarang kakak sudah bebas, pergilah." Lalu tersenyum.
Erythia menoleh ke arah Haru. Pemuda itu pun mengangguk membenarkan pernyataan tersebut.
Di hadapan Haru, air mata perlahan mulai mengalir dari kedua mata cantik Erythia. Tak kuasa menahan emosi yang kuat itu, kemudian dia pun berbalik badan dan memeluk erat adiknya.
"Terima kasih, Hyra."
"Lakukanlah yang terbaik, Kakーum … bukan, tapi Dewi Kelahiran. Terima kasih atas kerja kerasmu selama ini," bisik Hyranhia dengan penuh perhatian, seraya mengusap lembut kepala kakaknya itu.
Melepaskan pelukan, dan mengusap air matanya. Erythia membulatkan tekad.
"Kalau begitu, aku pergi."
"Ya, selamat jalan. Aku akan mengirimkan gift itu ke dalam iventori dimensi milikmu."
Erythia mengangguk, lalu berbalik. Sesaat sebelum berjalan mendekati Haru, Erythia menatapnya dengan tatapan penuh rasa syukur. Bahkan hampir membuat mata cantik itu menangis lagi.
Terima kasih karena telah membebaskanku, Haru. Pertemuan ini mengubah takdirku.
"Jadi … kamu sudah siap, Ery?"
"Um ...."
"Baiklah, kita pergi sekarang."
"Um!"
Mereka berdua pun mengucapkan salam perpisahan, dan melambaikan tangan pada Hyranhia. Kemudian berjalan masuk ke dalam portal dimensi di pintu gerbang tersebut.
^^^To be continued ...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Zero master
Lumayan, tapi yang jadi pertanyaan adalah Aria jadi gimana?
2021-10-30
3