New Life In Another World

New Life In Another World

(Vol.1) - Prolog

Prediksi musim menjadi sia-sia. Hujan deras, bunga pun berguguran. Angin yang bertiup kencang, membuat udara sedikit terasa dingin.

Stik kembang api yang tersisa masih berada di dalam kotak, menunggu giliran untuk dinyalakan. Meskipun aku tidak terlalu menyukai kepulan asap, tetapi kumerasa bahagia karena bersama dirimu.

Dalam kedinginan ini, kita berdua berbagi kehangatan. Membuatku menjadi tak membenci musim yang tidak stabil ini. Sambil duduk bersandar membaca buku mencoba menirukanmu, dirimu menatapku lembut, lalu tersenyum lebar.

Hari-hari damai yang selalu kita rasakan, inginku melindunginya. Namun, maafkanlah aku karena tidak bisa melakukan hal tersebut.

Terima kasih …

dan, selamat tinggal ....

...❧❧❧❧❧...

[ 1 jam sebelumnya di kediaman Aria ]

“Kamu serius akan pulang, Haru?” tanya Aria menunjukkan ekspresi wajah sangat cemas.

Aria, seorang gadis yang manis berusia 22 tahun. Berpenampilan biasa saja, tetapi menarik, karena perawakannya itu ‘bisa dikatakan’ cukup berisi. Dia memiliki rambut lurus berwarna sedikit pirang, berpadu dengan iris matanya yang berwarna biru seperti langit cerah di pagi hari.

Gadis yang mengenakan pakaian tidur berwarna biru dengan motif beruang itu adalah kekasih Haru.

“Ya. Maafkan aku, Aria. Aku tidak bisa menginap, meski orang tuamu pun menyuruhku untuk tetap tinggal,” jawab Haru yang sedang duduk di kursi teras seraya mengikat tali sepatunya.

“Kenapa? Bukankah besok kamu libur?”

“Memang.”

“Terus?”

“Aku sudah pernah memberitahukanmu, bukan? Meski aku memiliki waktu libur sekalipun, aku tetap saja mendapatkan tugas.”

Haru beranjak berdiri, kemudian mengenakan jaketnya. Dia mengambil ponsel dari saku celana dan menunjukkannya pada Aria, agar gadis itu membaca dan mengetahui isi pesan terkait pekerjaan yang harus dikerjakan besok.

“Ini … mengecewakan! Bisa-bisanya mengganggu hari libur orang lain!”

Aria menggerutu hebat. Ekspresi wajah cemas beberapa saat yang lalu, langsung berubah drastis memperlihatkan jikalau dia menjadi sangat kesal. Sedangkan Haru, dia memberikan senyum lembut menanggapi kekasihnya itu.

“Mau bagaimanapun, aku tidak bisa menolak. Para atasan terlalu mengandalkanku.”

“Aku tidak menyalahkanmu. Orang-orang dari perusahaanmu itu memang tidak bisa diharapkan!”

“Kamu mungkin benar. Sejujurnya, aku sendiri pun kesal mendapati keadaan seperti ini. Yang jelas, setelah semua pekerjaanku selesai, aku pastikan menyempatkan untuk datang menemuimu lagi.”

Berkata seraya memegangi pipi kekasihnya itu, Haru mencoba untuk menenangkan Aria.

“Um ....” Aria mengangguk. “Aku selalu menantikan kedatanganmu, Haru.”

Haru berhasil membuat Aria cukup merasa puas.

“Terima kasih karena sudah mengerti. Tolong sampaikan pada orang tuamu kalau aku pulang.”

“Um … akan aku beritahukan pada mereka nanti.”

“Kalau begitu, aku pamit. Setelah kamu masuk ke dalam, cepatlah beristirahat, oke!”

“Iya. Kamu tidak perlu khawatir tentang itu.”

Haru tersenyum sebagai tanggapan. Dia mengelus lembut kepala Aria, dan memberikan kecupan manis di dahinya. Aria pun tampak senang.

“Hati-hati, ya.”

“Ya.”

Setelah berpamitan, Haru berbalik dan pergi meninggalkan kediaman Aria untuk segera pulang. Sedangkan Aria, hanya terus menatap Haru hingga sosok pemuda tersebut tidak terlihat lagi dalam jangkauan pandangannya.

...❧❧❧❧❧...

Suasana komplek perumahan di malam itu, memang sangatlah sepi, dan waktu menunjukkan hampir menjelang tengah malam.

Setelah hujan deras berhenti mengguyur permukiman, suhu udara turun dan terasa sangat dingin. Meski Haru sudah mengenakan jaket tebal sekalipun, dinginnya udara malam tetap menembus dan merasuk, bahkan seolah menusuk-nusuk tulang.

“Huh … dingin sekali. Bersama dengan Aria memang terbaik,” gumam Haru saat menyusuri jalanan seraya menyilangkan kedua tangan di dadanya.

Sampai tibalah dia di depan sebuah gang, Haru memutuskan berhenti sejenak untuk mengambil bungkus rokok dari dalam saku jaketnya. Dia mengambil satu linting tembakau, lalu membakar dan menghisapnya seraya melanjutkan berjalan pulang.

Semenjak Haru melewati perempatan jalan pertama, dia tidak menyadari jikalau ada beberapa orang yang sedang mengikutinya.

Seraya menunggu best moment seperti ini datang, sebelumnya, para penguntit berdiam diri dan memantau keadaan dari salah satu rumah kosong yang berada tidak jauh dari kediaman Aria.

Satu orang dari mereka segera berlari memutari jalanan untuk mencegat Haru secara langsung dari arah depan. Siluet hitam kini tengah berdiri menyamping di depan tiang listrik yang berada di sudut jalanan.

Dari kejauhan, Haru sudah melihat sosok tersebut, tetapi dia hanya menghiraukannya. Dia tidak pernah memiliki pikiran buruk terhadap orang lain, sekalipun yang bersangkutan terlihat sangat mencurigakan.

Dengan suara yang sedikit parau, sosok misterius itu mulai berbicara dengan nada santai, “Kau muncul lama sekali. Aku sudah lelah menunggumu dari tadi.”

Perkataan barusan membuat Haru menghentikan langkah kakinya. Ada jeda beberapa saat sebelum dia memberikan balasan.

“Kau siapa? Ada urusan apa denganku?”

“Urusan, ya .... Responmu menggelikan sekali!”

Hey, Bung … mungkinkah kau sedang mabuk ?

Tiba-tiba saja mencegatku dan bertingkah sok akrab padaku !

Seketika itu Haru mulai waspada dengan sekitarnya, tetapi tetap bersikap tenang. Dia sempat melirik sejenak ke belakang, untuk memastikan tidak ada ancaman mengepung dari kedua arah.

“Oy, tunjukkan dirimu. Keluar!” Haru meninggikan nada bicaranya.

“Hou … sepertinya, ini akan menjadi sangat menarik. Kuharap kau tidak menyesal karena sudah berkata seperti itu padaku!” balas sosok misterius itu seraya berjalan ke luar perlahan.

Eh? Mengenakan topeng ?

Cih, dasar brengsek !

Sosok berpenampilan serba hitam tersebut, mulai menampakkan diri seutuhnya. Namun, seperti apa yang Haru lihat, sosok misterius itu menyembunyikan parasnya di balik topeng aneh yang dia kenakan.

“Hey, Bung … ada apa dengan wajahmu?

“Apakah kau tidak merasa percaya diri, atau mungkin kau sedang bermain peran sebagai Super Sentai, hah?!”

“HAHAHA ...!! Apa yang salah dengan itu?

“Setiap perkataan yang kau ucapkan memang menarik. Kuakui itu!”

“Ah, terima kasih pujiannya.”

“Hou … pujian, ya … ckckck. Terserahlah apa katamu. Lagi pula, aku tidak peduli. Yang jelas, seorang penjahat tengil yang sudah merebut buruan orang lain sepertimu, harus segera diadili!”

TungguーHah …?!

Apa yang sedang dia bicarakan, sih ?!

Dia ingin meniru acara prank seperti di program televisi luar negeri itu, ya? Begitukah maksudnya ?

Sial! Aku yakin sekali dan berani bertaruh, pasti ada yang salah dengan otaknya. Dia tidak waras !

Tentu Haru kebingungan dan merasa risih dengan pernyataan pada kalimat terakhir yang terkesan cukup serius dan berbahaya. Dia pun tidak melonggarkan kewaspadaannya sama sekali. Justru, dia terlihat sangat siap jikalau akan terjadi pertarungan yang tidak mungkin dapat dihindari.

“Baiklah, sudah cukup dengan basa-basinya. Kau … MATILAH!” teriaknya.

Sosok misterius tersebut langsung berlari kencang mendekati Haru yang tengah berdiri di sana. Lantas, Haru membuang rokok di jarinya dan dengan sigap segera memasang kuda-kuda pertahanan diri. Dia sudah menyimpulkan jikalau ada yang tidak beres dengan yang bersangkutan setelah cukup mengamati.

Seraya berlari, sosok misterius tersebut mengepalkan salah satu tangannya. Setelah mengambil jarak cukup dekat dengan Haru, dia langsung meluncurkan tinjunya itu tepat ke arah wajah Haru.

BUUKKK !

Itu berhasil ditangkis oleh Haru dengan mudah. Haru kemudian mundur beberapa langkah dan segera mendekat lagi, untuk meluncurkan tendangan balasan dari arah samping seperti tongkat baseball, tepat ke arah badan lawan dengan bagian atas kakinya.

Akan tetapi, usahanya itu gagal! Sosok misterius tersebut merespon bahaya yang datang dengan cepat, lalu salto beberapa kali menghindar ke belakang untuk mengambil jarak aman.

“Cih!”

Reflek yang ditunjukkan oleh sang lawan, benar-benar membuat Haru merasa kesal sementara mengontrol emosinya.

“Menarik sekali. Aku bahkan tidak menyangka kau akan bertahan dan memberikan perlawanan. HAHAHA ...!!” ucap sosok misterius itu seraya bertepuk tangan, di akhiri dengan tertawa seperti orang kerasukan.

“Hey, Bung … apa masalahmu tiba-tiba menyerangku?!

“Aku tidak pernah mengusikmu, bahkan aku juga tidak mengenalmu!”

Haru tetap bersikap santai, mencoba mengorek informasi.

Mendengar ocehan Haru yang tidak penting, sosok misterius tersebut langsung menanggahkan kepalanya. Dia menjadi semakin murka dan dipenuhi oleh amarah.

“Tidak usah banyak bacot. MATILAH KAU, KEPARAT!”

“Dasar brengsek!”

Sosok misterius tersebut kembali meluncurkan pola serangan yang sama seperti sebelumnya, tetapi kali ini ke arah yang berbeda. Sudah jelas Haru berhasil menangkisnya. Namun, dia tidak menyadari jikalau satu tangan yang lain dari lawannya itu, ternyata sudah memegangi sebuah pisau lipat tajam, dan tengah diarahkan langsung untuk menusuk perut Haru.

“Dengan ini … SEKAKMAT!”

“Eh?”

Haru yang tidak sadar sudah tertusuk, perlahan mulai merasakan sakit dan nyeri pada bagian perutnya. Dia langsung melihat ke arah bagian tubuh yang terkena tusukan, hingga membuatnya tersungkur mundur beberapa langkah.

Bersamaan dengan cairan merah di bagian tubuh yang terluka, berangsur-angsur merembes ke luar hingga menembus lapisan pakaian yang Haru kenakan. Sedangkan, sosok bertopeng tersebut hanya melihat miris Haru dengan tatapan kejam dari balik topengnya. Dia tersenyum puas.

Seraya memegangi luka tusukan, kedua kaki Haru benar-benar terasa lemas dan tidak sanggup menopang keseimbangan tubuhnya untuk tetap berdiri. Tidak lama kemudian, dia terjatuh dari bangkitnya. Akan tetapi, tidak sampai di situ saja. Secara tiba-tiba, muncul seseorang dari arah belakang berlari mendekatinya.

BUUKKK !

Satu sosok lain yang tidak dikenal, tanpa merasa iba dan segan langsung memukul kepala Haru dengan sangat kencang menggunakan tongkat baseball. Lantas, Haru pun tumbang.

Sial! Pengeroyokan !

Ini sudah jelas pembunuhan yang direncanakan !

Brengsek! Orang-orang ini benar-benar sudah kehilangan kewarasan mereka !

Haru sempat mengutuk di dalam hati karena kesadarannya masih ada. Selain itu, meskipun darah segar mengalir deras dari kepala sampai memenuhi wajahnya, dia masih bisa melihat langkah kaki para tersangka mulai berlari pergi meninggalkan dirinya yang sudah terkapar tidak berdaya.

Argh ...! Sial! Kesadaranku perlahan mulai hilang. Pandanganku juga mulai kabur.

Aria … maafkan aku yang tidak bisa menepati perkataanku untuk mengunjungi dan bertemu denganmu lagi.

Hingga pada akhirnya, Haru benar-benar tidak sadarkan diri dan tergeletak begitu saja di sebuah gang komplek perumahan tersebut.

Terpopuler

Comments

Ananda Harahap

Ananda Harahap

kurang sadis

2024-07-24

0

Ya Fi

Ya Fi

anda puitis sekali kisanak

2023-08-31

0

Mr STeeL

Mr STeeL

coba dulu hehe

2022-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 (Vol.1) - Prolog
2 (Vol.1) Bab 1 - Kesempatan Kedua
3 (Vol. 1) Bab 2 - Dewi Erythia
4 (Vol. 1) Bab 3 - Gift
5 (Vol. 1) Bab 4 - New World
6 (Vol. 1) Bab 5 - Menuju ke Kota
7 Bab 6 - Sebentar Lagi Sampai [Revisi √]
8 Bab 7 - Tiba di Kota Caulis [Revisi √]
9 Bab 8 - Sisi Lain Kerajaan Radix
10 Bab 9 - Haru, Aku Lapar [Revisi √]
11 Bab 10 - IT'S SHOWTIME!
12 Bab 11 - Sudah Saatnya Untuk Belajar Sihir [Revisi √]
13 Bab 12 - Metode Lain [Revisi √]
14 Bab 13 - Aria【1】
15 Bab 14 - Aria【2】
16 Bab 15 - Aria【3 - End】
17 Bab 16 - Guild Para Petualang
18 Bab 17 - Sedikit Perlawanan
19 Bab 18 - Ada Apa Dengan Kalian Semua?
20 Bab 19 - Pria Tua “Clay Senka”
21 Bab 20 - Penelitian Sang Kakek
22 Bab 21 - Eksperimen Nomor 4
23 Bab 22 - New Adventurer
24 Bab 23 - Langkah Awal
25 Bab 24 - Segel Dilepaskan!
26 (Vol. 1) Bab 25 - Panic Attack
27 Bab 26 - Pembahasan Lanjutan
28 Bab 27 - So Tasty!
29 Bab 28 - Tuan Putri dari Kerajaan Clivora
30 Bab 29 - Rencana Pergi ke Ibu Kota
31 Bab 30 - Hasil Yang Memuaskan
32 Bab 31 - Nice! It's Worked
33 Bab 32 - Bahaya Mendekat
34 Bab 33 - Sebuah Pertolongan Yang Datang Tidak Terduga
35 Bab 34 - Bantuan Tiba
36 Bab 35 - Everybody VS Chaos Dragon【1】
37 Bab 36 - Everybody VS Chaos Dragon【2】
38 Bab 37 - Everybody VS Chaos Dragon【3 - END】
39 Bab 38 - RECOVERY
40 Bab 39 - Misi Selesai
41 Bab 40 - Mimpi Buruk
42 Bab 41 - Like a Diamond
43 Bab 42 - Pencarian Dimulai
44 Bab 43 - Situasi Yang Tidak Diharapkan
45 Bab 44 - Penyelamatan Spontan【1】
46 Bab 45 - Penyelamatan Spontan【2】
47 Bab 46 - Penyelamatan Spontan【3 - END】
48 Bab 47 - Dare ka, Tasukete yo!
49 Bab 48 - Seperti Seekor Naga dan Singa
50 Bab 49 - Ingatan Kelam Seorang Bocah
51 Bab 50 - Desa Ras Demi-Human
52 Bab 51 - Intaian Takdir
53 Bab 52 - Mondlicht Dunkelheit
54 Bab 53 - Invasi
55 Bab 54 - Teror Dimulai
56 Bab 55 - Penyerbuan
57 Bab 56 - Serangan di Pesisir
58 Bab 57 - Situasi Menegang
59 Bab 58 - Semakin Tidak Terkendali
60 Bab 59 - Aksi Assasin Pengintai
61 Bab 60 - Berhasil Menembus Gerbang Utama
62 Bab 61 - Keberhasilan Awal Dari Invasi
63 Bab 62 - Menuju Akhir Invasi
64 Bab 63 - Akhir Sebuah Invasi
65 Bab 64 - Kenapa Jadi Begini?!
66 Bab 65 - Yang Sudah Terjadi
67 Bab 66 - Rencana Kehidupan
68 (Vol. 1) - Epilog
69 (Vol.2) - Prolog
70 (Vol.2) Bab 1 - Arichi
71 (Vol. 2) Bab 2 - Selamat Datang di Party
72 (Vol.2) Bab 3 - Pengalaman Pertama Arichi
Episodes

Updated 72 Episodes

1
(Vol.1) - Prolog
2
(Vol.1) Bab 1 - Kesempatan Kedua
3
(Vol. 1) Bab 2 - Dewi Erythia
4
(Vol. 1) Bab 3 - Gift
5
(Vol. 1) Bab 4 - New World
6
(Vol. 1) Bab 5 - Menuju ke Kota
7
Bab 6 - Sebentar Lagi Sampai [Revisi √]
8
Bab 7 - Tiba di Kota Caulis [Revisi √]
9
Bab 8 - Sisi Lain Kerajaan Radix
10
Bab 9 - Haru, Aku Lapar [Revisi √]
11
Bab 10 - IT'S SHOWTIME!
12
Bab 11 - Sudah Saatnya Untuk Belajar Sihir [Revisi √]
13
Bab 12 - Metode Lain [Revisi √]
14
Bab 13 - Aria【1】
15
Bab 14 - Aria【2】
16
Bab 15 - Aria【3 - End】
17
Bab 16 - Guild Para Petualang
18
Bab 17 - Sedikit Perlawanan
19
Bab 18 - Ada Apa Dengan Kalian Semua?
20
Bab 19 - Pria Tua “Clay Senka”
21
Bab 20 - Penelitian Sang Kakek
22
Bab 21 - Eksperimen Nomor 4
23
Bab 22 - New Adventurer
24
Bab 23 - Langkah Awal
25
Bab 24 - Segel Dilepaskan!
26
(Vol. 1) Bab 25 - Panic Attack
27
Bab 26 - Pembahasan Lanjutan
28
Bab 27 - So Tasty!
29
Bab 28 - Tuan Putri dari Kerajaan Clivora
30
Bab 29 - Rencana Pergi ke Ibu Kota
31
Bab 30 - Hasil Yang Memuaskan
32
Bab 31 - Nice! It's Worked
33
Bab 32 - Bahaya Mendekat
34
Bab 33 - Sebuah Pertolongan Yang Datang Tidak Terduga
35
Bab 34 - Bantuan Tiba
36
Bab 35 - Everybody VS Chaos Dragon【1】
37
Bab 36 - Everybody VS Chaos Dragon【2】
38
Bab 37 - Everybody VS Chaos Dragon【3 - END】
39
Bab 38 - RECOVERY
40
Bab 39 - Misi Selesai
41
Bab 40 - Mimpi Buruk
42
Bab 41 - Like a Diamond
43
Bab 42 - Pencarian Dimulai
44
Bab 43 - Situasi Yang Tidak Diharapkan
45
Bab 44 - Penyelamatan Spontan【1】
46
Bab 45 - Penyelamatan Spontan【2】
47
Bab 46 - Penyelamatan Spontan【3 - END】
48
Bab 47 - Dare ka, Tasukete yo!
49
Bab 48 - Seperti Seekor Naga dan Singa
50
Bab 49 - Ingatan Kelam Seorang Bocah
51
Bab 50 - Desa Ras Demi-Human
52
Bab 51 - Intaian Takdir
53
Bab 52 - Mondlicht Dunkelheit
54
Bab 53 - Invasi
55
Bab 54 - Teror Dimulai
56
Bab 55 - Penyerbuan
57
Bab 56 - Serangan di Pesisir
58
Bab 57 - Situasi Menegang
59
Bab 58 - Semakin Tidak Terkendali
60
Bab 59 - Aksi Assasin Pengintai
61
Bab 60 - Berhasil Menembus Gerbang Utama
62
Bab 61 - Keberhasilan Awal Dari Invasi
63
Bab 62 - Menuju Akhir Invasi
64
Bab 63 - Akhir Sebuah Invasi
65
Bab 64 - Kenapa Jadi Begini?!
66
Bab 65 - Yang Sudah Terjadi
67
Bab 66 - Rencana Kehidupan
68
(Vol. 1) - Epilog
69
(Vol.2) - Prolog
70
(Vol.2) Bab 1 - Arichi
71
(Vol. 2) Bab 2 - Selamat Datang di Party
72
(Vol.2) Bab 3 - Pengalaman Pertama Arichi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!