Saat Haru tersadar, hanya kegelapan pekat dan kesunyian yang mengelilingi. Dia tidak melihat warna lain selain warna hitam di sekitarnya, juga tidak mendengar suara yang asing selain tarikan serta hembusan nafasnya saja.
Sampai terlihat sebuah cahaya yang membentuk titik putih dari kejauhan. Perlahan semakin membesar, semakin mendekat dan menyilaukan, membuat Haru tidak mampu mempertahankan kedua matanya tetap terbuka lebar untuk beberapa saat.
Tidak lama kemudian, terdengar tegas suara misterius yang bergema. Untuk keberadaannya sendiri tidak diketahui.
“Kau sudah mati.”
Sontak, Haru menjadi panik mendengar pernyataan mengerikan seperti itu. Seluruh tubuhnya langsung bergidik merinding dan terdiam kaku. Dia pun mencoba untuk memberanikan diri membalas perkataan dari suara misterius tersebut.
“Si-Siapa kau?! Jangan sembunyi dan tunjukkan sosokmu!”
“Siapa aku tidaklah penting. Kau akan mengetahuinya nanti.”
Haru mendecakkan lidah dan memutuskan kembali bertanya dengan sedikit meninggikan nada bicaranya. Dia ingin memastikan omong kosong terkait dirinya yang dinyatakan telah meninggal dunia.
“Apa maksudmu sebelumnya mengatakan kalau aku sudah mati?!”
“Kau ini semangat sekali, ya. Tanpa harus membuang-buang energimu, seharusnya kau sendiri mengingat jelas penyebab kematianmu.”
Suara misterius itu menanggapi seolah menegaskan, tetapi justru membuat Haru merasa tertekan dan menjadi emosi.
“Hentikan lelucon konyolmu. Itu tidak lucu sama sekali. Katakan saja yang sebenarnya!”
“Padahal aku sudah berkata demikian, kalau kau memang sudah mati. Itulah alasannya kenapa kau bisa berada di tempat ini.”
Pernyataan tersebut memang benar. Di dunianya, Haru sudah mati. Dia adalah korban pembunuhan berencana di malam berkabut. Betapa tidak beruntungnya.
Tersangka berjumlah dua orang. Alasan para tersangka melakukan tindak kejahatan tersebut ialah karena salah satu dari mereka berdua jatuh cinta pada Aria.
Lantaran Aria sudah menyukai sosok Haru sejak lama, tentunya dia menolak secara halus pengakuan dari sang lelaki yang menginginkan menjalani hubungan asmara dengan Aria.
Akan tetapi, lelaki yang bersangkutan tidak ingin menerima pernyataan penolakan tersebut, sehingga dia menyalahkan dan melampiaskan amarahnya pada Haru, juga melabeli Haru sebagai seekor lalat pengganggu di antara dirinya dan Aria.
Semenjak hari penolakan tersebut, Haru yang justru tidak mengetahui apa pun, ditandai sebagai target yang harus segera disingkirkan.
Lelaki tersebut kerap kali membuat berbagai macam rencana eksekusi bersama dengan salah satu temannya, tetapi mereka selalu saja mendapati moment yang tidak pas untuk merealisasikan aksi mereka. Karena hal menjengkelkan seperti itu terus berulang, niatan membunuh mereka semakin memuncak dan tidak terbendung lagi.
“Jelaskan padaku! Sebenarnya, tempat apa ini?”
Sedari awal, Haru sudah sangat penasaran. Tempat dia tersadar ini jelas tidak menunjang untuk dihuni oleh manusia pada umumnya. Sebuah tempat yang benar-benar terlihat suram dan mengerikan, seperti terisolasi di dalamnya. Kesan awal yang sempat dia rasakan pun, tentunya tidak menyenangkan.
“Tempat ini bisa disebut alam setelah kau pergi jauh meninggalkan duniamu.”
“Meninggalkan duniaー”
Ingatan samar terkait kematiannya seketika muncul di dalam kepala Haru, hingga dia melihat jelas bagaimana peristiwa itu terjadi.
“Begitu, ya. Ternyata aku memang sudah mati.” Haru bergumam lemah.
“Ya, itu benar. Sepertinya kau sudah mengingatnya.”
Seluruh tubuh Haru menjadi lemas. Itu bukan berarti jikalau dia tidak percaya dengan keadaan yang sudah dialaminya. Dia hanya masih memiliki penyesalan, bahkan sempat terlintas di dalam benaknya;
‘Kalau saja aku tidak pulang, aku mungkin masih bisa melihat senyuman Aria saat ini. Maafkan aku, Aria ... kuharap kamu menemukan kekasih yang lebih baik lagi dariku.’
“Lantas, kenapa arwahku masih tertahan di tempat ini?
“Bukankah seharusnya kalau aku segera dimasukkan ke surgaーah ... tidak, kurasa, mungkin ke neraka?”
“Pertanyaan yang cukup menarik. Dengarkan baik-baik. Dalam kasus kematianmu ini, termasuk ke dalam kategori langka, lho ....
“Bersyukurlah, wahai anak muda.”
Oy, kau kira kasus kematian seseorang layaknya spesies hewan yang terancam punah dan harus dilindungi ?!
Bisa-bisanya mengatakan hal itu dengan nada bercanda !
“Barusan, kau bilang langka?!”
“Ya, benar. La-ng-ka~”
“Tidak perlu dieja segala!” Haru meninggikan nada bicaranya.
Setelah cukup tenang seraya memegangi dahinya, Haru menghela napas lelah dan melanjutkan, “Ayolah, jangan malah membuatku sakit kepala!”
“Memang seperti itu kenyataannya.”
Suara tertawa puas menggema di sekitar. Telinga Haru yang mendengarnya sampai berdenging. Mimik wajah Haru seketika berubah menjadi tidak menyenangkan, bahkan urat di dahinya itu sampai timbul.
“Berhentilah tertawa!”
“Ah~! Uhuk, aku berlebihan.”
“Cih !ーBeritahukan apa alasannya?”
“Cukup sederhana. Kau seperti memenangkan sebuah hadiah lotre, dan hadiah tersebut ialah sebuah kesempatan. Ya, kau mendapatkan kesempatan kedua untuk bisa hidup kembali.”
Haru mengerutkan kening. Tentunya dia tidak langsung percaya dengan omong kosong barusan.
“Oy, kau serius?”
“Ya.”
“Kau tidak berniat membodohiku, kan?”
“Bagaimana mungkin aku membodohimu?!
“Kau ini tidak sopan sekali, ya. Eksistensi sepertiku tidak akan berbohong!” Suara misterius itu menjawab agak kesal dengan penekanan.
“Hmm ... begitu, ya.”
“Apa-apaan dengan responmu itu?!”
“Oy, sebelumnya kau juga bahkan mencandaiku. Sialan!”
“GehーAbaikan tentang yang tadi, bodoh!”
Haru mendecakkan lidah.
“Terserahlah. Kuanggap yang kau katakan tadi itu benar.”
Seketika Haru tertegun sejenak seraya memegangi dagunya. Dia tengah memikirkan sesuatu dengan ekspresi wajah yang cukup rumit.
Tunggu ... kalau perkataannya itu memang benar, berarti aku bisa bertemu lagi dengan Aria, bukan ?
Tentunya itu menjadi sebuah kabar yang cukup melegakan.
Sambil memulihkan keadaanku, aku mungkin bisa mencari tahu siapa yang sudah membunuhku dan memberikan hukuman yang pantas setelah aku berhasil menangkap mereka semua.
Menarik ... ini benar-benar menarik. Bagaimana mungkin aku melewatkan kesempatan emas ini ?
Ternyata keberuntungan semasa hidupku tidak terlalu buruk. Setelah aku mati pun, bahkan itu masih saja bekerja dengan baik. Luar biasa !
Sedikit senyuman percaya diri terukir di bibir Haru kini. Dia mengangguk cukup puas dengan pemikirannya itu. Akan tetapi, sangat disayangkan ... karena kenyataan yang akan dia dapatkan, tidaklah sesuai dengan ekspektasinya.
Suara misterius itu kembali berkata, “Ah, aku lupa menambahkan penjelasanku. Kau tidak akan kembali hidup ke duniamu sebelumnya. Jadi, lupakan saja pemikiran konyolmu itu, oke.”
“Eh? Eeehhhh ...!! Tidak mungkin!”
Haru langsung menjadi frustasi setelah mendengar hal pahit yang bahkan melebihi rasa pahit dari segelas kopi hangat tanpa gula. Kesuraman seketika menyelimuti dirinya hingga membuatnya perlahan jatuh berlutut meratapi nasib. Dia pun sudah kehilangan gairah lagi.
“Mau bagaimana lagi, karena itulah ketentuannya. Yang jelas, kau akan mengulangi hidupmu di dunia yang berbeda. Tentu kau bisa menolak kalau kau memang tidak mau, dan, ya ... hidupmu berakhir.”
Dunia yang berbeda ... kah ?
Haru tidak pernah mengira akan begini jadinya. Namun, setelah dia merenungi kembali kesempatan kedua tersebut, dia juga tidak ingin jikalau hidupnya harus berakhir mengenaskan begitu saja.
Mati karena dibunuh oleh orang lain, bahkan aku sendiri pun tidak mengenal siapa mereka yang sudah menargetku ?
Benar-benar sebuah lelucon konyol, dan itu justru membuatku kesal untuk menerima kenyataannya !
Oke, sudah kuputuskan !
“Ya, baiklah. Aku menerima kesempatan itu,” tegas Haru tanpa memiliki keraguan sama sekali.
“Hoho ... pengambilan keputusan yang bijak.”
Tidak berselang lama, suara misterius tersebut mulai menunjukkan wujud aslinya. Siluet putih kebiruan muncul di hadapan Haru dan berubah menjadi sosok seorang gadis berusia sekitar 20 tahun.
Gadis itu memiliki perawakan seperti Aria yang ‘bisa dikatakan’ cukup berisi, terutama pada salah satu spot menariknya. Kulitnya putih seputih salju yang turun di kala musim dingin, rambutnya panjang terurai dan sedikit bergelombang berwarna biru metalik, serta iris mata indah yang berbeda; warna biru di sebelah kanan dan warna emas di sebelah kiri.
Haru yang tercengang melihat kecantikan paras dan kemolekan tubuh dari sosok tersebut, hanya dapat menelan air liurnya. Dia benar-benar sampai dibuat tidak berkutik dan tidak berdaya.
Haru sendiri bahkan tidak menyangka, jikalau sosok asli dari suara misterius yang menjadi lawan bicaranya sejak tadi, ternyata seorang perempuan. Karena dari suaranya saja, benar-benar tidak menunjukkan jikalau dia itu perempuan!
Bagaimana tidak? Suaranya itu terkesan dibuat-buat. Seperti halnya kalian menambahkan efek suara gema ruangan dan robot ketika sedang me-mixing hasil recording untuk mempercantik jejak suara aslimu.
“Hey, jadi kamu perempuan?”
“Ya. Memangnya kamu pikir kalau diriku ini bukan perempuan?”
“Sama sekali tidak. Aku justru mengira kalau kamu itu makhluk yang menyeramkan. Ah, benar ... seperti Cyborg ?!”
Mendengar pernyataan tidak menyenangkan, gadis tersebut menatap Haru dengan tatapan dingin tanpa ekspresi. Sedangkan Haru, dia memiliki pemikiran lain ketika mendapati tatapan tidak ramah yang mengarah padanya.
Apa-apaan dengan tatapannya itu ?
Padahal aku hanya mengatakan yang sebenarnya sesuai dengan apa yang kupikirkan.
“Kamu ini menyebalkan sekali!” Gadis itu menggerutu.
Tanpa meninggalkan kesan, gadis tersebut segera berbalik membelakangi Haru. Sedangkan Haru, terus menatap heran gadis di hadapannya itu dengan ekspresi wajah tidak berdosa.
Dia kenapa, sih ?
Sekarang malah menganggapku menyebalkan. Padahal dia sendiri juga sama halnya menyebalkan.
Perempuan itu memang selalu saja tidak jelas, ya !
Gadis tersebut kemudian menjentikkan jarinya. Suasana berwarna putih seketika langsung berubah seperti sedang berada di dalam sebuah ruangan yang dipenuhi oleh pemandangan bintang-bintang bersinar.
Setelahnya, gadis itu kembali berbicara, “Ikuti aku.”
“Ya, baiklah.”
Haru mematuhinya. Dia pun berjalan mengikuti gadis tersebut dari belakang.
^^^To be continued ...^^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Ya Fi
asekkk
2023-08-31
0
シカマル
ohh jadi alasan dia di bunuh karena cinta alasan yang sepele tapi barkibat vatal
2021-11-13
3
Zero master
Menarik!!! Dari banyak novel mungkin ini salah satu dari yang aku minati!!!
2021-10-30
3