(Vol.1) Bab 1 - Kesempatan Kedua

Saat Haru tersadar, hanya kegelapan pekat dan kesunyian yang mengelilingi. Dia tidak melihat warna lain selain warna hitam di sekitarnya, juga tidak mendengar suara yang asing selain tarikan serta hembusan nafasnya saja.

Sampai terlihat sebuah cahaya yang membentuk titik putih dari kejauhan. Perlahan semakin membesar, semakin mendekat dan menyilaukan, membuat Haru tidak mampu mempertahankan kedua matanya tetap terbuka lebar untuk beberapa saat.

Tidak lama kemudian, terdengar tegas suara misterius yang bergema. Untuk keberadaannya sendiri tidak diketahui.

“Kau sudah mati.”

Sontak, Haru menjadi panik mendengar pernyataan mengerikan seperti itu. Seluruh tubuhnya langsung bergidik merinding dan terdiam kaku. Dia pun mencoba untuk memberanikan diri membalas perkataan dari suara misterius tersebut.

“Si-Siapa kau?! Jangan sembunyi dan tunjukkan sosokmu!”

“Siapa aku tidaklah penting. Kau akan mengetahuinya nanti.”

Haru mendecakkan lidah dan memutuskan kembali bertanya dengan sedikit meninggikan nada bicaranya. Dia ingin memastikan omong kosong terkait dirinya yang dinyatakan telah meninggal dunia.

“Apa maksudmu sebelumnya mengatakan kalau aku sudah mati?!”

“Kau ini semangat sekali, ya. Tanpa harus membuang-buang energimu, seharusnya kau sendiri mengingat jelas penyebab kematianmu.”

Suara misterius itu menanggapi seolah menegaskan, tetapi justru membuat Haru merasa tertekan dan menjadi emosi.

“Hentikan lelucon konyolmu. Itu tidak lucu sama sekali. Katakan saja yang sebenarnya!”

“Padahal aku sudah berkata demikian, kalau kau memang sudah mati. Itulah alasannya kenapa kau bisa berada di tempat ini.”

Pernyataan tersebut memang benar. Di dunianya, Haru sudah mati. Dia adalah korban pembunuhan berencana di malam berkabut. Betapa tidak beruntungnya.

Tersangka berjumlah dua orang. Alasan para tersangka melakukan tindak kejahatan tersebut ialah karena salah satu dari mereka berdua jatuh cinta pada Aria.

Lantaran Aria sudah menyukai sosok Haru sejak lama, tentunya dia menolak secara halus pengakuan dari sang lelaki yang menginginkan menjalani hubungan asmara dengan Aria.

Akan tetapi, lelaki yang bersangkutan tidak ingin menerima pernyataan penolakan tersebut, sehingga dia menyalahkan dan melampiaskan amarahnya pada Haru, juga melabeli Haru sebagai seekor lalat pengganggu di antara dirinya dan Aria.

Semenjak hari penolakan tersebut, Haru yang justru tidak mengetahui apa pun, ditandai sebagai target yang harus segera disingkirkan.

Lelaki tersebut kerap kali membuat berbagai macam rencana eksekusi bersama dengan salah satu temannya, tetapi mereka selalu saja mendapati moment yang tidak pas untuk merealisasikan aksi mereka. Karena hal menjengkelkan seperti itu terus berulang, niatan membunuh mereka semakin memuncak dan tidak terbendung lagi.

“Jelaskan padaku! Sebenarnya, tempat apa ini?”

Sedari awal, Haru sudah sangat penasaran. Tempat dia tersadar ini jelas tidak menunjang untuk dihuni oleh manusia pada umumnya. Sebuah tempat yang benar-benar terlihat suram dan mengerikan, seperti terisolasi di dalamnya. Kesan awal yang sempat dia rasakan pun, tentunya tidak menyenangkan.

“Tempat ini bisa disebut alam setelah kau pergi jauh meninggalkan duniamu.”

“Meninggalkan duniaー”

Ingatan samar terkait kematiannya seketika muncul di dalam kepala Haru, hingga dia melihat jelas bagaimana peristiwa itu terjadi.

“Begitu, ya. Ternyata aku memang sudah mati.” Haru bergumam lemah.

“Ya, itu benar. Sepertinya kau sudah mengingatnya.”

Seluruh tubuh Haru menjadi lemas. Itu bukan berarti jikalau dia tidak percaya dengan keadaan yang sudah dialaminya. Dia hanya masih memiliki penyesalan, bahkan sempat terlintas di dalam benaknya;

‘Kalau saja aku tidak pulang, aku mungkin masih bisa melihat senyuman Aria saat ini. Maafkan aku, Aria ... kuharap kamu menemukan kekasih yang lebih baik lagi dariku.’

“Lantas, kenapa arwahku masih tertahan di tempat ini?

“Bukankah seharusnya kalau aku segera dimasukkan ke surgaーah ... tidak, kurasa, mungkin ke neraka?”

“Pertanyaan yang cukup menarik. Dengarkan baik-baik. Dalam kasus kematianmu ini, termasuk ke dalam kategori langka, lho ....

“Bersyukurlah, wahai anak muda.”

Oy, kau kira kasus kematian seseorang layaknya spesies hewan yang terancam punah dan harus dilindungi ?!

Bisa-bisanya mengatakan hal itu dengan nada bercanda !

“Barusan, kau bilang langka?!”

“Ya, benar. La-ng-ka~”

“Tidak perlu dieja segala!” Haru meninggikan nada bicaranya.

Setelah cukup tenang seraya memegangi dahinya, Haru menghela napas lelah dan melanjutkan, “Ayolah, jangan malah membuatku sakit kepala!”

“Memang seperti itu kenyataannya.”

Suara tertawa puas menggema di sekitar. Telinga Haru yang mendengarnya sampai berdenging. Mimik wajah Haru seketika berubah menjadi tidak menyenangkan, bahkan urat di dahinya itu sampai timbul.

“Berhentilah tertawa!”

“Ah~! Uhuk, aku berlebihan.”

“Cih !ーBeritahukan apa alasannya?”

“Cukup sederhana. Kau seperti memenangkan sebuah hadiah lotre, dan hadiah tersebut ialah sebuah kesempatan. Ya, kau mendapatkan kesempatan kedua untuk bisa hidup kembali.”

Haru mengerutkan kening. Tentunya dia tidak langsung percaya dengan omong kosong barusan.

“Oy, kau serius?”

“Ya.”

“Kau tidak berniat membodohiku, kan?”

“Bagaimana mungkin aku membodohimu?!

“Kau ini tidak sopan sekali, ya. Eksistensi sepertiku tidak akan berbohong!” Suara misterius itu menjawab agak kesal dengan penekanan.

“Hmm ... begitu, ya.”

“Apa-apaan dengan responmu itu?!”

“Oy, sebelumnya kau juga bahkan mencandaiku. Sialan!”

“GehーAbaikan tentang yang tadi, bodoh!”

Haru mendecakkan lidah.

“Terserahlah. Kuanggap yang kau katakan tadi itu benar.”

Seketika Haru tertegun sejenak seraya memegangi dagunya. Dia tengah memikirkan sesuatu dengan ekspresi wajah yang cukup rumit.

Tunggu ... kalau perkataannya itu memang benar, berarti aku bisa bertemu lagi dengan Aria, bukan ?

Tentunya itu menjadi sebuah kabar yang cukup melegakan.

Sambil memulihkan keadaanku, aku mungkin bisa mencari tahu siapa yang sudah membunuhku dan memberikan hukuman yang pantas setelah aku berhasil menangkap mereka semua.

Menarik ... ini benar-benar menarik. Bagaimana mungkin aku melewatkan kesempatan emas ini ?

Ternyata keberuntungan semasa hidupku tidak terlalu buruk. Setelah aku mati pun, bahkan itu masih saja bekerja dengan baik. Luar biasa !

Sedikit senyuman percaya diri terukir di bibir Haru kini. Dia mengangguk cukup puas dengan pemikirannya itu. Akan tetapi, sangat disayangkan ... karena kenyataan yang akan dia dapatkan, tidaklah sesuai dengan ekspektasinya.

Suara misterius itu kembali berkata, “Ah, aku lupa menambahkan penjelasanku. Kau tidak akan kembali hidup ke duniamu sebelumnya. Jadi, lupakan saja pemikiran konyolmu itu, oke.”

“Eh? Eeehhhh ...!! Tidak mungkin!”

Haru langsung menjadi frustasi setelah mendengar hal pahit yang bahkan melebihi rasa pahit dari segelas kopi hangat tanpa gula. Kesuraman seketika menyelimuti dirinya hingga membuatnya perlahan jatuh berlutut meratapi nasib. Dia pun sudah kehilangan gairah lagi.

“Mau bagaimana lagi, karena itulah ketentuannya. Yang jelas, kau akan mengulangi hidupmu di dunia yang berbeda. Tentu kau bisa menolak kalau kau memang tidak mau, dan, ya ... hidupmu berakhir.”

Dunia yang berbeda ... kah ?

Haru tidak pernah mengira akan begini jadinya. Namun, setelah dia merenungi kembali kesempatan kedua tersebut, dia juga tidak ingin jikalau hidupnya harus berakhir mengenaskan begitu saja.

Mati karena dibunuh oleh orang lain, bahkan aku sendiri pun tidak mengenal siapa mereka yang sudah menargetku ?

Benar-benar sebuah lelucon konyol, dan itu justru membuatku kesal untuk menerima kenyataannya !

Oke, sudah kuputuskan !

“Ya, baiklah. Aku menerima kesempatan itu,” tegas Haru tanpa memiliki keraguan sama sekali.

“Hoho ... pengambilan keputusan yang bijak.”

Tidak berselang lama, suara misterius tersebut mulai menunjukkan wujud aslinya. Siluet putih kebiruan muncul di hadapan Haru dan berubah menjadi sosok seorang gadis berusia sekitar 20 tahun.

Gadis itu memiliki perawakan seperti Aria yang ‘bisa dikatakan’ cukup berisi, terutama pada salah satu spot menariknya. Kulitnya putih seputih salju yang turun di kala musim dingin, rambutnya panjang terurai dan sedikit bergelombang berwarna biru metalik, serta iris mata indah yang berbeda; warna biru di sebelah kanan dan warna emas di sebelah kiri.

Haru yang tercengang melihat kecantikan paras dan kemolekan tubuh dari sosok tersebut, hanya dapat menelan air liurnya. Dia benar-benar sampai dibuat tidak berkutik dan tidak berdaya.

Haru sendiri bahkan tidak menyangka, jikalau sosok asli dari suara misterius yang menjadi lawan bicaranya sejak tadi, ternyata seorang perempuan. Karena dari suaranya saja, benar-benar tidak menunjukkan jikalau dia itu perempuan!

Bagaimana tidak? Suaranya itu terkesan dibuat-buat. Seperti halnya kalian menambahkan efek suara gema ruangan dan robot ketika sedang me-mixing hasil recording untuk mempercantik jejak suara aslimu.

“Hey, jadi kamu perempuan?”

“Ya. Memangnya kamu pikir kalau diriku ini bukan perempuan?”

“Sama sekali tidak. Aku justru mengira kalau kamu itu makhluk yang menyeramkan. Ah, benar ... seperti Cyborg ?!”

Mendengar pernyataan tidak menyenangkan, gadis tersebut menatap Haru dengan tatapan dingin tanpa ekspresi. Sedangkan Haru, dia memiliki pemikiran lain ketika mendapati tatapan tidak ramah yang mengarah padanya.

Apa-apaan dengan tatapannya itu ?

Padahal aku hanya mengatakan yang sebenarnya sesuai dengan apa yang kupikirkan.

“Kamu ini menyebalkan sekali!” Gadis itu menggerutu.

Tanpa meninggalkan kesan, gadis tersebut segera berbalik membelakangi Haru. Sedangkan Haru, terus menatap heran gadis di hadapannya itu dengan ekspresi wajah tidak berdosa.

Dia kenapa, sih ?

Sekarang malah menganggapku menyebalkan. Padahal dia sendiri juga sama halnya menyebalkan.

Perempuan itu memang selalu saja tidak jelas, ya !

Gadis tersebut kemudian menjentikkan jarinya. Suasana berwarna putih seketika langsung berubah seperti sedang berada di dalam sebuah ruangan yang dipenuhi oleh pemandangan bintang-bintang bersinar.

Setelahnya, gadis itu kembali berbicara, “Ikuti aku.”

“Ya, baiklah.”

Haru mematuhinya. Dia pun berjalan mengikuti gadis tersebut dari belakang.

^^^To be continued ...^^^

Terpopuler

Comments

Ya Fi

Ya Fi

asekkk

2023-08-31

0

シカマル

シカマル

ohh jadi alasan dia di bunuh karena cinta alasan yang sepele tapi barkibat vatal

2021-11-13

3

Zero master

Zero master

Menarik!!! Dari banyak novel mungkin ini salah satu dari yang aku minati!!!

2021-10-30

3

lihat semua
Episodes
1 (Vol.1) - Prolog
2 (Vol.1) Bab 1 - Kesempatan Kedua
3 (Vol. 1) Bab 2 - Dewi Erythia
4 (Vol. 1) Bab 3 - Gift
5 (Vol. 1) Bab 4 - New World
6 (Vol. 1) Bab 5 - Menuju ke Kota
7 Bab 6 - Sebentar Lagi Sampai [Revisi √]
8 Bab 7 - Tiba di Kota Caulis [Revisi √]
9 Bab 8 - Sisi Lain Kerajaan Radix
10 Bab 9 - Haru, Aku Lapar [Revisi √]
11 Bab 10 - IT'S SHOWTIME!
12 Bab 11 - Sudah Saatnya Untuk Belajar Sihir [Revisi √]
13 Bab 12 - Metode Lain [Revisi √]
14 Bab 13 - Aria【1】
15 Bab 14 - Aria【2】
16 Bab 15 - Aria【3 - End】
17 Bab 16 - Guild Para Petualang
18 Bab 17 - Sedikit Perlawanan
19 Bab 18 - Ada Apa Dengan Kalian Semua?
20 Bab 19 - Pria Tua “Clay Senka”
21 Bab 20 - Penelitian Sang Kakek
22 Bab 21 - Eksperimen Nomor 4
23 Bab 22 - New Adventurer
24 Bab 23 - Langkah Awal
25 Bab 24 - Segel Dilepaskan!
26 (Vol. 1) Bab 25 - Panic Attack
27 Bab 26 - Pembahasan Lanjutan
28 Bab 27 - So Tasty!
29 Bab 28 - Tuan Putri dari Kerajaan Clivora
30 Bab 29 - Rencana Pergi ke Ibu Kota
31 Bab 30 - Hasil Yang Memuaskan
32 Bab 31 - Nice! It's Worked
33 Bab 32 - Bahaya Mendekat
34 Bab 33 - Sebuah Pertolongan Yang Datang Tidak Terduga
35 Bab 34 - Bantuan Tiba
36 Bab 35 - Everybody VS Chaos Dragon【1】
37 Bab 36 - Everybody VS Chaos Dragon【2】
38 Bab 37 - Everybody VS Chaos Dragon【3 - END】
39 Bab 38 - RECOVERY
40 Bab 39 - Misi Selesai
41 Bab 40 - Mimpi Buruk
42 Bab 41 - Like a Diamond
43 Bab 42 - Pencarian Dimulai
44 Bab 43 - Situasi Yang Tidak Diharapkan
45 Bab 44 - Penyelamatan Spontan【1】
46 Bab 45 - Penyelamatan Spontan【2】
47 Bab 46 - Penyelamatan Spontan【3 - END】
48 Bab 47 - Dare ka, Tasukete yo!
49 Bab 48 - Seperti Seekor Naga dan Singa
50 Bab 49 - Ingatan Kelam Seorang Bocah
51 Bab 50 - Desa Ras Demi-Human
52 Bab 51 - Intaian Takdir
53 Bab 52 - Mondlicht Dunkelheit
54 Bab 53 - Invasi
55 Bab 54 - Teror Dimulai
56 Bab 55 - Penyerbuan
57 Bab 56 - Serangan di Pesisir
58 Bab 57 - Situasi Menegang
59 Bab 58 - Semakin Tidak Terkendali
60 Bab 59 - Aksi Assasin Pengintai
61 Bab 60 - Berhasil Menembus Gerbang Utama
62 Bab 61 - Keberhasilan Awal Dari Invasi
63 Bab 62 - Menuju Akhir Invasi
64 Bab 63 - Akhir Sebuah Invasi
65 Bab 64 - Kenapa Jadi Begini?!
66 Bab 65 - Yang Sudah Terjadi
67 Bab 66 - Rencana Kehidupan
68 (Vol. 1) - Epilog
69 (Vol.2) - Prolog
70 (Vol.2) Bab 1 - Arichi
71 (Vol. 2) Bab 2 - Selamat Datang di Party
72 (Vol.2) Bab 3 - Pengalaman Pertama Arichi
Episodes

Updated 72 Episodes

1
(Vol.1) - Prolog
2
(Vol.1) Bab 1 - Kesempatan Kedua
3
(Vol. 1) Bab 2 - Dewi Erythia
4
(Vol. 1) Bab 3 - Gift
5
(Vol. 1) Bab 4 - New World
6
(Vol. 1) Bab 5 - Menuju ke Kota
7
Bab 6 - Sebentar Lagi Sampai [Revisi √]
8
Bab 7 - Tiba di Kota Caulis [Revisi √]
9
Bab 8 - Sisi Lain Kerajaan Radix
10
Bab 9 - Haru, Aku Lapar [Revisi √]
11
Bab 10 - IT'S SHOWTIME!
12
Bab 11 - Sudah Saatnya Untuk Belajar Sihir [Revisi √]
13
Bab 12 - Metode Lain [Revisi √]
14
Bab 13 - Aria【1】
15
Bab 14 - Aria【2】
16
Bab 15 - Aria【3 - End】
17
Bab 16 - Guild Para Petualang
18
Bab 17 - Sedikit Perlawanan
19
Bab 18 - Ada Apa Dengan Kalian Semua?
20
Bab 19 - Pria Tua “Clay Senka”
21
Bab 20 - Penelitian Sang Kakek
22
Bab 21 - Eksperimen Nomor 4
23
Bab 22 - New Adventurer
24
Bab 23 - Langkah Awal
25
Bab 24 - Segel Dilepaskan!
26
(Vol. 1) Bab 25 - Panic Attack
27
Bab 26 - Pembahasan Lanjutan
28
Bab 27 - So Tasty!
29
Bab 28 - Tuan Putri dari Kerajaan Clivora
30
Bab 29 - Rencana Pergi ke Ibu Kota
31
Bab 30 - Hasil Yang Memuaskan
32
Bab 31 - Nice! It's Worked
33
Bab 32 - Bahaya Mendekat
34
Bab 33 - Sebuah Pertolongan Yang Datang Tidak Terduga
35
Bab 34 - Bantuan Tiba
36
Bab 35 - Everybody VS Chaos Dragon【1】
37
Bab 36 - Everybody VS Chaos Dragon【2】
38
Bab 37 - Everybody VS Chaos Dragon【3 - END】
39
Bab 38 - RECOVERY
40
Bab 39 - Misi Selesai
41
Bab 40 - Mimpi Buruk
42
Bab 41 - Like a Diamond
43
Bab 42 - Pencarian Dimulai
44
Bab 43 - Situasi Yang Tidak Diharapkan
45
Bab 44 - Penyelamatan Spontan【1】
46
Bab 45 - Penyelamatan Spontan【2】
47
Bab 46 - Penyelamatan Spontan【3 - END】
48
Bab 47 - Dare ka, Tasukete yo!
49
Bab 48 - Seperti Seekor Naga dan Singa
50
Bab 49 - Ingatan Kelam Seorang Bocah
51
Bab 50 - Desa Ras Demi-Human
52
Bab 51 - Intaian Takdir
53
Bab 52 - Mondlicht Dunkelheit
54
Bab 53 - Invasi
55
Bab 54 - Teror Dimulai
56
Bab 55 - Penyerbuan
57
Bab 56 - Serangan di Pesisir
58
Bab 57 - Situasi Menegang
59
Bab 58 - Semakin Tidak Terkendali
60
Bab 59 - Aksi Assasin Pengintai
61
Bab 60 - Berhasil Menembus Gerbang Utama
62
Bab 61 - Keberhasilan Awal Dari Invasi
63
Bab 62 - Menuju Akhir Invasi
64
Bab 63 - Akhir Sebuah Invasi
65
Bab 64 - Kenapa Jadi Begini?!
66
Bab 65 - Yang Sudah Terjadi
67
Bab 66 - Rencana Kehidupan
68
(Vol. 1) - Epilog
69
(Vol.2) - Prolog
70
(Vol.2) Bab 1 - Arichi
71
(Vol. 2) Bab 2 - Selamat Datang di Party
72
(Vol.2) Bab 3 - Pengalaman Pertama Arichi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!