Kuda terbang milik Reni pun, sudah meluncur di tengah jalan yang ramai dengan kuda terbang lain nya. Dan dengan kendaraan lainnya .
Gita yang di bonceng di belakang oleh Reni pun masih diam, masih dengan mode ngambek. Dan bibir maju 10 Senti." Ya elah... Git, maju bener ya tuh bibir. Masih ngambek nih bohay gue hihihi.." Kata Reni yang cekikikan ngeledek Gita di atas motornya.
" Aaauu aahh gelap gue sebel ma Lo. Orang kasih kode apa ke, injak kaki gue juga ngga apa apa. Elo kan biasanya begitu, kalo Mendadak hampir ketahuan. sering banget nginjak kaki gue, kalo kita lagi ghibah in Bu Mutia. Saat Lo liat Miss garang itu Dateng, saking sering nya Lo injak liat ni kaki gue jadi gede begini". Gita dengan bibir mencebik.
" Iidih bisa Bae Lo dasar Maimunah, kaki Lo gede faktor Berat badan Lo. Bukan karena gue injak.. Gue doain Lo biar makin...apa ya??? makin bohay atau makin seksi hahahaha .." kata Reni masih ngeledek Gita
" Terserah Lo, tapi jangan Lo doain gue tambah bulet aja ya.. Doain gue biar makin manis, dan unyu unyu biar kalah citra sama gue. Hihihihi.... Astaghfirullah..." Gita sambil ngelus ngelus dada.. "Asli ya gue sama Lo pengen nya ngeghibah mulu ..
"Sekate Kate aja loh Maimunah, Lo sama gue apa nya. Sebelas, dua belas tau ga, jadi sama sama tukang hibah jangan saling protes". Jawab Reni merasa kesal...
" Iya iya Zubaidah Lo sama gue sama nya. tukang ghibah hahahaha". Dan mereka pun tertawa.
Ya begitulah panggilan mereka masing masing.
Setelah sampai rumah Gita, mereka pun turun dari kuda terbang nya. Dan duduk di kursi panjang milik ayahnya Gita, kalau kata ayah nya Gita kursi malas.
"Lo mau minum apa Zubaidah.?" Tanya Gita
" Apa ya". Reni nampak berpikir." Apa aja dah Maimunah, gue mah terserah elo yang bikinin minuman, yang penting segeeeerrrr.....
" Yeee terserah tapi mau nya yang seger, itu namanya bukan terserah. kalau terserah tuh, air tajin, air cucian piring. Baru itu terserah gue yang bikin." Kata Gita dengan terkekeh.
" Eehh buseh kaga ada yang lebih ekstrim lagi itu minuman, air cucian piring elo kasih ke gue nanggung. kaga sekalian aja elo kasih gue kopi sianida. Biar abis minum gue modar. Kalau gue modar gue gentayangan gue cekek Lo, biar ikut modar juga. Kan adil tuh sahabat sehidup se mati." Kata Reni dengan terus nyerocos ke Gita.
Gita pun tertawa mendengar Reni ngedumel, mirip kaya Ema Ema kalau lagi nanggung bulan. hawa nya kesel Mulu, kaga boleh salah dikit tinggal haaap.
Gita pun masuk kedalam rumah nya, untuk membuat minum untuk Reni dan dirinya.. Tak lupa cemilan untuk mereka berdua, setelah siap membuat minuman, Gita pun keluar dengan membawa minuman di nampan.
"Nih minumannya kanjeng mami". Tak.. Tak.. tak. Gita meletakan gelas minuman dan cemilannya di atas meja.
" widiih.... Beneran ini mah minuman seger, plus makanan nya juga lagi. Terimakasih ya Maimunah, elo memang pengertian sekaleee.."
"Heeem..." Jawab Gita .
"Eeeh tadi Lo bilang kalo Lo tadi jatuh terus di tolongin sama pak bos yang tamvan itu. Terus gimana kelanjutannya, padahal ya tuh pak bos tampang nya memang ganteng. Tapi sayang kaya beruang kutub kalo nggak senyum, galak banget kaya nya. Tapi pas tadi gue liat dia lagi senyum, gila manis banget. Bikin meleleh gue jadi nya." Kata Reni dengan gaya lebay nya. Mata terpejam, bibir tersenyum, tangan di kepal, layaknya orang kedinginan.
" Idih lebay banget Lo, manis dari mana coba. Jelas jelas tuh orang nyebelin." Kata Gita mengingat kelakuan bosnya dengan wajah datarnya.
"Jangan marah gitu dong Maimunah. Ow iya pass Eko jatuh tadi, dia nanya nanya gitu nggak ke elo.
" Eeemm.... ". Gita nampak berpikir dengan jari telunjuk di letakan di dagu, seta matanya ke atas seolah-olah di sedang mengingat ingat.
" Aah dia nanya, Saat gue lagi bawa bahan kacang. Eehh dia nanya siapa nama gue, terus, gue kerja di bagian apa, udah berapa lama gue kerja di situ. Gue cuma takut aja kalo gue di depak dari situ, karena dapat laporan jelek dari mutia." Kata Gita dengan perasaan khawatir.
" El o ga usah takut selagi Lo kerja bener dan jujur Lo ga akan di depak. Lagian nenek sihir itu mau ngadu apa tentang elo. Selama ini elo kerja dengan benar, jadi elo nggak usah khawatir". Kata Reni dengan menepuk pundak Gita.
" Lagian ada pak Lukman, dia tau cara kerja elo. Dan gue yakin pak Lukman juga pasti lah pertahankan elo. gue tau Lukman gimana gimana nya".
" cie cie kaya nya tau banget tentang Lukman, apa diem diem elo mulai ekhem.. ekhem." Ledek Gita.
"Rese Lo, gue lagi nenangin elo, malah elo ngeledek gue. nyesel gue Git". Kata Reni dengan geregetan ingin nonjok Gita.
Gita hanya terkekeh melihat Reni yang kesal dengan dirinya."
Terlihat dai jauh bu Siti. Ibu nya Gita yang baru pulang.
" Eehh ibu baru pulang dari mana Bu". Tanya Gita, lalu Gita dan Reni mencium tangan ibunya Gita .
Allahuakbar Allahuakbar.
Terdengar suara adzan dari toa masjid dan mushollah sekitar.
" Itu ibu abis ada arisan RT, sekalian jenguk ada warga sini yang sakit, jadi baru pulang. Yaudah kota masuk yuk, tuh udah suara adzan, kita shalat Magrib." Kata Bu Siti yang mengajak Reni dan Gita masuk ke dalam rumah.
Namun baru berapa langkah, terdengar suara motor, dan ternyata pak Jaka, ayah nya Gita.
" Assalamualaikum.." Pak Jaka mengucapkan salam, Setelah turun dari motor nya.
"Waalaikumsallam ... jawaban salam dari suara Gita,Reni dan ibu Siti..
Bu Siti dan Gita pun mencium tangan pak Jaka.
pak Jaka buru buru melepas jaketnya. Lalu semuanya pun masuk ke dalam rumah Gita.
Bu Siti mengambilkan minum untuk suaminya, lalu pak Jaka pun meminum nya." Yuk ..kita shalat berjamaah". Pak Jaka mengajak shalat berjamaah, karena Pak Jaka tidak keburu untuk shalat di musholah, karena badannya kotor.
Pak Jaka membersihkan badannya. Gita Reni dan Bu Siti pun berwudhu, stelah selesai berwudhu, mereka menunggu di ruang tamu untuk shalat berjamaah. Ya hanya ada ruangan itu yang cukup besar untuk shalat berjamaah.
Kini keluarga Gita dan Reni melakukan shalat magrib berjamaah. Setelah shalat Maghrib,Gita dan Reni masuk ke dalam kamarnya Gita. Sambil rebahan karena badan mereka terasa sangat lelah, sambil menunggu adzan isya.
Lalu terdengar suara ketukan pintu, tok...tok...tok... Pintu kamar Gita terbuka." Iya Bu". kata Gita .
"Nanti habis sholat isya Reni di suruh makan dulu ya". kata Bu Siti.
" Iya Bu..Trimakasih Bu.." Jawab Reni dengan tersenyum.
Bu Siti pun membalas tersenyum ke Reni.
"Yaudah tapi nanti shalat isya nya berjamaah lagi ya".
"Ok Bu". jawab Gita dan Reni. Bu Siti pun keluar dan menutup pintunya kembali.
Gita dan Reni pun melanjutkan rebahan di kasur.
Allahuakbar Allahuakbar....
terdengar suara adzan isya.
Kini Yang shalat di rumah hanya ada Bu Siti, Gita , Reni. karena pak Jaka shalat di musholah.
Setelah selesai shalat isya dan berdoa..
Setelah kepulangan pak Jaka dari musholah mereka pun makan malam bersama.
Setelah makan , mereka pun berbincang di teras rumah. Ada saja bahan untuk pak Jaka buat meledek Gita dan Reni, sama suara tawa pun terdengar dari rumah Gita.
Reni melihat jam yang berada di tangannya.
" Oak,Bu,Reni pamit pulang dulu ya. Trimakasih Reni tadi udah makan di sini. Enak Bu masakan nya, besok lagi ya Bu .hihihihi ..."Kata Reni dengan tidak malu nya.
" Iya besok reni mampir lagi ya. Justru ibu sebenarnya senang kalo kamu kesini rumah jadi rame". Kata Bu Siti dan pak Jaka pun hanya manggut-manggut dan tersenyum.
" Iya Bu , kalau gitu Reni pamit ya, Assalamualaikum." Pamit Reni.
"Waalaikumsallam". jawab Bu Siti dan pak Jaka.
" Git gue balik ya, besok pagi gue jemput lagi. Assalamualaikum...
"waalaikumsallam, oke gue tunggu." Jawab Gita
Reni pun menyalakan kuda terbangnya dan melaju untuk arah pulang . stelah Reni tak terlihat Gita pun masuk dan menutup pintu rumahnya...
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 227 Episodes
Comments
ummy setiawati
siip, lanjuut
2021-10-25
0