Luna Sakit

"Luna bersiap-siaplah, kemasi barang-barang mu, kita akan pindah tempat tinggal"

"Hah?, pindah tempat tinggal...?, kenapa harus pindah?"

Terasa semakin memusingkan saja, terlebih mendengar perkataan ini,Luna benar-benar tidak mengerti lagi apa yang harus ia katakan dan layani.

"Iya Luna, kita akan pindah dan tinggal di rumahku bersama?"

Oh semuanya sekarang kau yang mengatur,apa kepala keluarga ini sudah kehilangan kepalanya setelah menikah lagi,

Hati ini terasa begitu kesal dan semakin kesal, entah dimana pikiran suaminya, kenapa dia harus menuruti permintaan wanita ini dan keluarganya.

"Tunggu sebentar Swara,aku ingin berbicara dengan suamiku sebentar..."

"Iya baiklah.."

Beranjak berdiri, lalu menggandeng tangan suaminya itu untuk segera menjauh dari ruangan ini dan menuju ke kamarnya.

"Kita akan pindah dari sini..?, katakan..!,kita tidak akan pindah kan?"merasa tidak percaya,hal ini paling mebuatnya marah dan kesal.

"Iya, kita akan pindah dan tidak akan tinggal di sini lagi Luna, kita akan tinggal di rumah baru.."

"Rumah baru yang mana?, rumah dia maksud mu?,apa kau tidak mempunyai pikiran?, bukankah kau kepala rumah tangga, seharusnya kau mampu untuk menentukan dimana tempat tinggal kita kan,kita susah payah membeli rumah ini, tapi kenapa dengan mudahnya kau akan meninggalkan rumah ini begitu saja"

"Aku tahu Luna,tapi rumah kita ini terlalu jauh dari kantor, sebagai pemimpin baru pastinya aku akan bolak balik ke kantor, jadi.. sebaiknya kita pindah dari rumah ini"

"Apa alasan seperti ini yang kau gunakan untuk alasan?, bahka sekarang kau dari sini bolak-balik ke kantor tidak papa kan?"Semakin sewot dan semakin marah,ia tidak tahu lagi harus menyikapi suaminya seperti apa.

"Luna...aku tahu kau sangat marah kepadaku, maafkan aku,aku mohon jangan jauh dariku,aku tidak bisa, ikutlah denganku kita tinggal bersama-sama yah..."

Memeluk istrinya erat,ia juga tidak ingin kehilangan istri pertamanya.

"Kau berubah 180 derajat dari yang biasanya,kau benar-benar tidak memikirkan perasaanku,aku kecewa kepadamu, kemana sebenarnya sikapmu yang selalu berpendirian?"

"Untuk sekarang ini kita tinggal di rumah baru,kita harus menuruti permintaan Tuan besar karena ini semua harus aku lakukan dan harus aku turuti Luna, karena sekarang aku juga menantunya..."

Melepaskan pelukan suaminya yang erat itu.

Hatinya sudah begitu membara karena amarah dan merasa kesal,ia bahkan sudah merasa enggan untuk di peluk suaminya dan merasa jijik.

"Baiklah!, Sekarang aku turuti permintaanmu, setelah anak ini lahir,aku akan minta cerai darimu.."

"Tidak Luna, tidak akan,aku tidak akan melakukan itu...."

Aku tidak bisa kehilangan Luna, dia harus tetap bersamaku

"Terserah, aku yang akan mengurusnya sendiri,jika kau sendiri tidak ingin menalak ku"

Semakin mengepalkan tangannya Luna,ia benar-benar merasa tak berdaya dengan semua ini,ia merasa menyerah dan frustasi dengan keadaan yang begitu rumit ini.

"Luna..."

Tidak di dengarkan lagi perkataan suaminya,ia beres-beres barang-barang sambil merasa kesal.

*****

Terik matahari mulai memancarkan sinarnya yang begitu terasa panas di tubuh.

Akhirnya setelah menempuh perjalanan kurang lebih setengah jam mereka semua sampai di tempat tujuan.

Tujuan mereka adalah rumah ini, rumah baru yang akan mereka tempati dan tinggali bersama.

Kenapa aku tiba-tiba merasa pusing, badanku juga terasa lemas sekali,

Luna masih mencoba menahan dirinya yang terasa lemas dan tak enak badan itu setelah turun dari mobil.

Mungkin ini Efek kehamilannya dan akhir-akhir ini ia terlalu banyak PIKdan stress karena suaminya, makanya ia tidak enak badan.

Ada beberapa pelayan yang langsung menghampiri ke arah mobil mereka untuk membawakan barang-barangnya itu.

Memang rumah ini jauh lebih berbeda dari apa yang di pikirkan Luna sebelumnya.

Rumah yang besar, mewah,dan megah berlapis kaca yang berkilau di sepanjang sudutnya.

Rumahnya mewah sekali,aku belum pernah melihat rumah semewah ini sebelahnya, walaupun pernah tapi hanya di layar ponsel atupun di Tv

Apa inikah yang membuat suamiku tergoda dan menikah lagi,

pantas saja suamiku tega melakukan hal ini, ternyata sainganku bukanlah tanah Luna, mainkan berlian yang berkilau bagaimana tidak suamimu tidak tergoda

"Selamat siang Nona Swara, Tuan Muda,dan Nona"Menyapa ketiga orang yang baru saja datang itu.

Kedua orang itu hanya menundukkan kepalanya dan tersenyum sedikit mendengar sapaan ketua pelayan tadi, sementara hanya Luna lah yang terlihat santun dan menghargainya.

"Siang..."Tersenyum kecil, sambil berjalan mengikuti langkah keduanya yang sudah masuk ke dalam ruangan rumah terlebih dahulu.

Kenapa Nona itu terlihat pucat sekali,

Terlihat juga bibirnya yang terlihat pucat tak berwarna,Ketua Pelayan tadi menjadi curiga dan merasa khawatir sendiri melihat Nona mudanya yang baru itu.

Aduh kenapa aku semakin muter-muter gini lihatnya,

Aku kenapa si?,apa aku masuk angin

Bayangan semakin samar dan tidak jelas,hal ini membuat Luna berhenti dari langkahnya sambil memegangi kepalanya itu

"Brakkk..."Tak kecil miliknya langsung terjatuh dan terkapar ke lantai, sementara Luna pingsan di bekapan ketua pelan yang memperhatikannya sejak tadi.

"Nona..nona..nona.."Panggilan kerasnya, membuat Alfian dan Swara langsung nengok ke belakang.

"Iya ampun Luna..., sayang.. sayang..Luna.. sayang....?"Alfian yang langsung mendekat dan menundukkan dirinya untuk melihat keadaan istrinya,ia terlihat begitu panik dan gelisah setelah melihat istrinya yang pingsan begitu pucat.

Dia terlihat khawatir sekali, bahkan panggilan sayangnya terlihat begitu tulus dan lembut, sedangkan kepada diriku saja ia masih memanggilku nama...

Swara merasa sedikit iri sebenarnya antara Alfian dan Luna saat ini, namun ia harus tahu akan posisinya siapa yang lebih dulu mengisi hati suaminya ini.

"Iya ampun pucat sekali,Luna..."Panik, lalu menggendong istrinya dan menidurkannya di atas sofa yang dekat dari ruangan ini.

Suhu badannya pun mulai hangat dan semakin panas.

"Akan aku panggilkan dokter kemari, tenanglah!,dia pasti baik-baik saja..."menuju kearah telepon rumah untuk segera memanggil dokter agar segera datang ke rumah.

"Luna...,kau baik-baik saja kan, muach..."Terlihat begitu panik sambil membelai kepalanya dengan lembut berulang-ulang.

Terlebih keadaan istrinya yang sedang mengandung membuatnya semakin tidak tenang.

Terlihat juga jemari tangannya yang panjang mengelus-elus lembut perut istrinya.

Kenapa dia begitu lembut saat bersikap,aku kan jadi ingin dia menyentuhku begitu, kenapa bukan aku saja yang sakit tadi,

Tak lama kemudian Dokter pun segera datang dan mengecek keadaannya.

Luna belum sadar dari pingsanya,imun kekebalan tubuhnya juga menurun, bahkan tensi darahnya begitu rendah di bawah normal.

"Sepertinya Nona muda kurang tidur,ia juga kecapean, sepertinya ia juga banyak beban dan pikiran yang sedang ia rasakan sekarang ini, sebaiknya jaga kesehatan dan bantuannya agar istirahatnya lebih cukup dan terjaga, terlebih ia juga sedang hamil muda, ini akan mempengaruhi kehamilannya dan bersifat buruk, tidak baik untuk ibu hamil jika banyak pikiran..."

Apa.. dia sedang hamil...,

Pantas saja Alfian terlihat begitu khawatir kepada Luna,

Swara yang mematung dan terdiam memperhatikan suaminya dan dokter yang sedang berbicara itu.

Sesekali juga ia menatap Luna yang terbaring pingsan.

"Baiklah Dok,kedepannya aku akan menjaga istriku dengan baik..."

"Baiklah, saya hanya bisa memberikan ini, semoga bisa membantu kesembuhan Nona dan cepat pulih,ini juga ada vitamin khusus untuknya dan jangan lupa di minum, agar lekas sembuh, permisi.."

"Baik, makasih banyak Dok.."

"Sama-sama"

Alfian Langsung memindahkan Luna ke dalam kamarnya, agar ia bisa istirahat dengan nyaman saat ini.

Ia juga berusaha untuk mengompres istrinya yang panas tinggi agar panasnya segera menurun.

Terpopuler

Comments

Tri Widayanti

Tri Widayanti

Luna juga oon,ngapain ikut pindah

2022-08-04

1

tati dodo

tati dodo

menyebalkan banget si luna

2022-07-01

0

nesya

nesya

Luna bodoh, dia lebih memilih makan hati berulam jantung, dgn bersedia di ajak pindah rmh seatap dgn madunya, knp dia tdk memilih tinggal aja sendiri di rmh nya, kan di rmh itu jg ada PRT yg bs nemanin dia. setidaknya dia bs lebih tenang dan bs menjaga kehamilan nya yg masih rentan.

2022-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 Meminta Menikah Lagi
2 Pernikahan
3 Bertemu Seseorang
4 Pertemuan Mereka
5 Luna Sakit
6 Luna Sakit 2
7 Di Balik Sikap Suami
8 Pelakor VS Istri Pertama
9 Sikap Swara
10 Bertemu lagi
11 Posisi Yang Sama
12 Di salahkan
13 Bertemu Dokter
14 Suapan Dokter
15 Alfian gelisah
16 Edward Vs Alfian
17 Kabur
18 Bawa Ke Rumah
19 Istri Tak Becus
20 Jangan Pergi
21 Mencari Kebenaran
22 Suasana di meja makan
23 Pencarian
24 Kedatangan Omah
25 Ke rumah
26 Debat
27 Edward Panik
28 Hamil
29 Jalan-jalan
30 Ketahuan
31 Tragedi
32 Rumah Sakit
33 Alfian dan Swara
34 Suasana ruangan
35 Kantor polisi
36 Masih berdebat
37 Amnesia
38 Di kira suami
39 Permintaan Alfian
40 Belajar Memasang Dasi
41 Menuju ke rumah sakit
42 Mereka Bertemu
43 Edward Vs Alfian
44 Khawatir
45 Kedatangan Orang Tua
46 Makan Bersama
47 Kedatangan Wanita
48 Kedatangan Polisi
49 Luna Terjatuh
50 Luna Sadar
51 Bertemu
52 Cerai
53 Menangkan Diri
54 Akan Bekerja
55 Susana kantor
56 Rencana Swara
57 Luna dan Demian
58 Kedatangan Edward
59 Pengakuan Cinta
60 Perhatian Edward
61 Gara-gara Cincin
62 Melamar
63 Alfian Pergi
64 Balas dendam
65 Kejutan Pagi
66 Lamaran Resmi
67 Persiapan Pernikahan
68 Pernikahan
69 Malam pertama
70 Suasana Rumah Sakit
71 Keputusan Mantap
72 Kepergian Alfian
73 kepergian Alfian 2
74 Swara Terpuruk
75 Kehangatan malam
76 Rumah Baru & Kabar Bahagia
77 season 2. Pisang Goreng
78 Bertemu Demian
79 Perhatikan Edward
80 Perubahan fisik
81 Kebaikan Luna
82 Edward sibuk
83 Salah paham
84 Istri Edwin sakit
85 ujian
86 Persalinan Luna
87 Menikahlah lagi!
88 Bahagia
89 Pengumuman
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Meminta Menikah Lagi
2
Pernikahan
3
Bertemu Seseorang
4
Pertemuan Mereka
5
Luna Sakit
6
Luna Sakit 2
7
Di Balik Sikap Suami
8
Pelakor VS Istri Pertama
9
Sikap Swara
10
Bertemu lagi
11
Posisi Yang Sama
12
Di salahkan
13
Bertemu Dokter
14
Suapan Dokter
15
Alfian gelisah
16
Edward Vs Alfian
17
Kabur
18
Bawa Ke Rumah
19
Istri Tak Becus
20
Jangan Pergi
21
Mencari Kebenaran
22
Suasana di meja makan
23
Pencarian
24
Kedatangan Omah
25
Ke rumah
26
Debat
27
Edward Panik
28
Hamil
29
Jalan-jalan
30
Ketahuan
31
Tragedi
32
Rumah Sakit
33
Alfian dan Swara
34
Suasana ruangan
35
Kantor polisi
36
Masih berdebat
37
Amnesia
38
Di kira suami
39
Permintaan Alfian
40
Belajar Memasang Dasi
41
Menuju ke rumah sakit
42
Mereka Bertemu
43
Edward Vs Alfian
44
Khawatir
45
Kedatangan Orang Tua
46
Makan Bersama
47
Kedatangan Wanita
48
Kedatangan Polisi
49
Luna Terjatuh
50
Luna Sadar
51
Bertemu
52
Cerai
53
Menangkan Diri
54
Akan Bekerja
55
Susana kantor
56
Rencana Swara
57
Luna dan Demian
58
Kedatangan Edward
59
Pengakuan Cinta
60
Perhatian Edward
61
Gara-gara Cincin
62
Melamar
63
Alfian Pergi
64
Balas dendam
65
Kejutan Pagi
66
Lamaran Resmi
67
Persiapan Pernikahan
68
Pernikahan
69
Malam pertama
70
Suasana Rumah Sakit
71
Keputusan Mantap
72
Kepergian Alfian
73
kepergian Alfian 2
74
Swara Terpuruk
75
Kehangatan malam
76
Rumah Baru & Kabar Bahagia
77
season 2. Pisang Goreng
78
Bertemu Demian
79
Perhatikan Edward
80
Perubahan fisik
81
Kebaikan Luna
82
Edward sibuk
83
Salah paham
84
Istri Edwin sakit
85
ujian
86
Persalinan Luna
87
Menikahlah lagi!
88
Bahagia
89
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!