"Kau tidak papa?"
Seorang lelaki yang sudah berdiri di samping Luna sambil memberikan sapu tangan miliknya itu.
Ia hanya terdiam sambil menatap lelaki yang tak di kenal dan yang sedang bertanya itu.
Hal ini membuat lelaki itu tersenyum manis dan segera duduk di sebuah bangku tamu yang ada di sebelahnya.
"Jangan menangis,tak baik seorang perempuan menangis di acara bahagia seperti ini,ini .. juga akan menghalangi kecantikan mu"
Masih belum terseyum juga Luna mendengar perkataannya,ia juga tidak peduli siapa lelaki yang sedang berbicara ini, yang jelas perasaannya sedang tidak karuan sekarang.
"Ini ambilah..!, hapus air matamu dengan ini, nanti orang-orang mengira aku yang membuatmu menangis malah..."memaksa Luna agar menerimanya dan terus menyodorkan sapu tangannya itu.
"Terimakasih..,tapi aku tidak perlu.."Mengusap air matanya sendiri dengan kedua tangannya.
"Penampilan mu akan berantakan, percayalah.. pake ini saja"Terpaksa mengambil tangan Luna dan meletakkan sapu tangan itu di atas telapak tangannya.
"Kenapa kau melakukan ini?"menatap sapu tangan itu, sebenarnya ia enggan untuk memakainya.
"Aku hanya tidak suka melihat perempuan menangis.."
Kemudian dengan lembut Luna mengusapkan sapu tangannya itu ke pipinya,ada sedikit isak-kan tangis kecilnya yang di dengar oleh lelaki itu.
kenapa dengan perempuan ini, kenapa ia terlihat sedih sekali melihat pengantin itu?,apa ia terharu, ataukah ia itu pacarnya..
"Apa yang membuatmu menangis?"Tidak tega lelaki ini melihat Luna menangis.
Terlebih ia terlihat sendirian dan tidak ada yang menemaninya seperti keluarga atau teman-teman yang ia miliki.
"Tidak ada,aku hanya ingin menangis saja.."
Bohong sekali,ia bahkan terlihat sangat sedih sekarang,
Melihat kedua mempelai yang akan bersiap-siap dan berfoto romantis oleh fotografer itu membuatnya merasa begitu berat dan tidak ingin melihatnya.
"Terimakasih atas sapu tangannya,aku pasti akan mengembalikannya kepadamu nanti, permisi..."berdiri dari duduknya untuk pergi meninggalkan tempat.
"Kau mau kemana Nona..?"
Tak menjawab lelaki itu, tiba-tiba langkahnya terhenti dan berusaha untuk menatap sekitaran yang terasa buram dan semakin gelap secara tiba-tiba.
Lalu kemudian ia jatuh pingsan dan terlihat begitu lemas, untung saja lelaki ini dengan sigap menangkap dan menahan tubuhnya sebelum ia terbentur ke lantai.
Hey..dia ini kenapa?
"Ya ampun pucat sekali?,apa dia sedang saki?"
Tanpa pikir panjang lelaki ini merasa panik dan langsung menggendong Luna yang pingsan itu.
Ia berusaha menjauh dari kerumunan pesta
Sepertinya lelaki yang satu ini benar-benar berhati baik dan berhati mulia,ia terlihat tulus menolong wanita yang belum ia kenali kali ini.
Kemudian dengan segera ia membawanya ke rumah sakit terdekat di antar oleh seorang supir pribadinya.
Alfian sedikit melihat sekilas seseorang lelaki yang menggendong perempuan keluar dari ruangan acara pesta itu, namun ia tak menyadari yang di gendong lelaki itu adalah Luna istrinya.
Karena ia sendiri sedang sibuk merayakan acara resepsi pernikahan, jadi ia tidak menyadari hal ini.
"Bagaimana keadaanya Dok?,apa dia baik-baik saja?,tadi dia terlihat pucat sekali..?,aku berat-berat khawatir jadinya.."
"Tenang saja Pak, Istri anda baik-baik saja"
Istri dari mana,aku saja baru bertemu dengannya di pesta pernikahan tadi,
bagiamana dengan PD-nya kau bilang ia itu Istriku..
"Oh..iya untuk kandungannya juga sehat Pak, sepertinya ia hanya kecapean Pak,jadi jangan membuatnya stress atau banyak beban dan pikiran,ini akan menganggu ketenangan dan kandungannya...."
"Apa?..."Merasa kaget, saat mendengar perkataan sang dokter, bahwa perempuan cantik ini sedang hamil.
Manangis?,hamil..., sebenarnya ada apa dengan perempuan itu,
"Apa penjelasan saya kurang jelas pak?"
"Oh.. tidak-tidak,aku mengerti,aku pasti akan menjaga istriku dengan baik nantinya.."
Muncul berbagai pertanyaan yang mengintari keningnya ini,tapi hal ini tidak berlangsung lama, kemudian beberapa pesan masuk masuk ke dalam ponselnya dan hal ini membuatnya terhibur dan fokus ke arah ponsel.
aku dimana?
Bertanya sendiri di dalam hatinya setelah melihat ruangan yang terlihat begitu asing.
Kemudian matanya berkeliaran kesana kemari melihat sekitar lingkungan yang ada di sampingnya itu.
"Aku dimana..?"beranjak berdiri dari tidurnya dan terduduk penuh dengan kebingungan,hal ini membuat lelaki itu langsung tersadar dari layar ponselnya.
"Hey...kau sudah bangun?"mendekat ke arah Luna yang tampak bingung itu.
"Kau.."Langsung teringat lelaki itu yang berada di pesta tadi."kenapa aku ada disini?,apa yang aku dan kau lakukan disini?"
"Cih..,Perkenalkan aku Edwin...,kau lupa apa yang terjadi padamu tadi?"
"Aku Luna..."
Luna nama yang indah..,
Luna memang mengingatnya, tapi yang diinginkannya saat ini adalah pergi meninggalkan ruangan ini sekarang juga, bukan mengingat-ingat hal tadi.
"Baiklah, duduklah. , keadaanmu masih lemas,kau harus Istirahat.."
"Tidak mau,aku mau pulang saja.."menatap lelaki ini dengan sedikit rasa takut yang menyelimutinya, karena sejak tadi sikap lelaki ini begitu baik kepadanya,ini membuatnya tidak nyaman dan merasa aneh sendiri.
"Kau sedang hamil,kau harus Istirahat!,ini juga perintah Dokter...,hehe tenganlah!, kenapa kau menatapku seperti itu?,aku ini bukan orang jahat, duduklah..!."
Akhirnya Luna pun menurut dan duduk di tepian ranjang rumah sakit ini dan tepat berada di sampingnya yang terduduk juga.
"Kau sedang hamil begini?, dimana suamimu?, kenapa kau pergi ke pesta sendirian?, bahkan kau sampai pingsan kan..."
Mendengar perkataannya ini benar-benar membuat Luna menjadi berkaca-kaca lagi dan ingin sekali ia menangis kembali.
Ia benar-benar tidak bisa menahan air matanya,air mata ini mengalir begitu saja tanpa menunggu perintah darinya terlebih dahulu.
"Eh... kenapa kau menangis lagi?, apa kau masih sakit..?, maaf mungkin aku banyak pertanyaan..."Menjadi tidak enak sendiri jadinya melihat perempuan ini yang menangis kembali.
"Tidak,aku tidak sendirian di pesta, justru aku sedang bersama suamiku dan istri barunya yang ada di pesta tadi,ia sedang sibuk melaksanakan resepsinya,
Jadi... ia tidak mungkin mengurus dan menemaniku saat di pesta tadi, karena ini adalah pesta pernikahannya, jadi ia sibuk menikmatinya dengan istri barunya..."
"Hah?,apa...?, maksudmu dia itu suami mu?, yang menikah itu suami mu?"
Menganggukan kepalanya dengan lembut sambil mengusap air matanya kembali.
"Iya, dia itu suamiku.."
"Di saat kau sedang hamil begini?,dia menikah lagi hah?,eh... maaf, maksudku bagaimana bisa kau menyetujui hal ini...."kenapa Edwin yang jadi geregetan sendiri mendengarnya.
Wajar saja dia terlihat sangat sedih, bagaimana bisa dia sudah memiliki istri tapi menikah dengan wanita lain,
terlebih wanita yang ia nikahi bukanlah wanita biasa, melainkan Nona muda Putri pemilik perusahaan yang begitu besar di kota ini.
Pantas saja gadis ini terlihat sangat sedih,aku tahu sepertinya ia benar-benar tidak mau untuk di duakan..
"Tidak ada wanita yang ingin di duakan di dunia ini oleh pasangannya, aku bisa apa.., mungkin inilah jalan hidup dan tadir ku yang terbaik, mulai sekarang aku harus tinggal satu atap dengan suami dan madukku,aku harus belajar menerima semua ini, Pasti inilah yang terbaik untuk ku..."
Aku tidak tahu mau sampai kapan aku akan bertahan, mungkin setelah melahirkan nanti aku akan meminta cerai dengannya,
baru melihat keduanya sehari saja hatiku sudah sangat sakit sekali,
apalagi setiap hari nantinya,apa aku akan gila..
"Semoga tadir baik akan selalu menyertaimu..., percayalah"
Lelaki ini mencoba menenangkan Luna agar tidak bersedih terus menerus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Kusmiati
kenapa gk minta tolong sama edwin aja luna buat pergi dari hidup satu atap lebih baik pergi
2022-02-16
1
Desvilla
smoga laki laki baik hati itu jodohnya luna amin
2022-01-20
1
Misnah Ariani
sakit aku bacanya 😭😭😭
2022-01-16
1